Anda di halaman 1dari 72

UNIVERSITAS INDONESIA

Tugas Protap

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semestrer


Mata Kuliah Terapi Modalitas

Disusun oleh :

GHINA AMALIA MARTA (1806236601)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke-Hadirat Allah SWT berkat limpahan berkah
dan rahmat-Nya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan tugas ini bertujuan menyelesaikan tugas mata pelajaran Terapi
Modalitas. Selain itu, tugas ini juga sebagai acuan untuk mengetahui Alat Modalitas
Fisioterapi
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tak luput untuk berterima kasih kepada :
1. Allah SWT. yang sudah memberikan penulis masih bisa berpikir dan kesehatan,
2. Dosen Mata Kuliah Terapi Modalitas, Pak Riza Pahlawi, S.Tr.Ftr., M.Kes dan Bu Mita
Noviana S.Ft., M.Kes yang telah memberikan dukungan,
3. Orang Tua yang sudah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada penulis,
4. Serta teman-teman yang sudah mendukung penulis.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penyusun
mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
tugas ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................3

THERMOTHERAPY............................................................................................................................................4

CRYOTHERAPY | COLD THERAPY | TERAPI DINGIN ..........................................................................................9

INFRARED RADIATION THERAPY ....................................................................................................................13

ULTRAVIOLET / UVR ............................................................................................................................................ 18

MICROWAVE DIATHERMY / MWD ................................................................................................................19

SHORT WAVE DIATHERMY / SWD ..................................................................................................................22

LASER.............................................................................................................................................................25

ULTRA SOUND / US........................................................................................................................................29

TENS ..............................................................................................................................................................36

ELECTRICAL MUSCLE STIMULATION ...............................................................................................................40

MAGNETIC FIELD............................................................................................................................................43

TERAPI INHALASI ...........................................................................................................................................46

BANDAGING ..................................................................................................................................................51

HYDROTHERAPY ............................................................................................................................................54

KINESIOTAPING .............................................................................................................................................60

TRAKSI ...........................................................................................................................................................64

PHYSIOLOGY OF SPINAL DECOMPRESSION ...................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................................72


THERMOTHERAPY

Thermotherapy merupakan terapi dengan menggunakan suhu panas biasanya


dipergunakan dengan kombinasi dengan modalitas fisioterapi yang lain seperti exercise dan
manual therapy.

Tujuan utamanya adalah mengahantarkan panas


o Memanfaatkan Gelombang Inframerah
o Pemindahan panas dapat berupa radiasi, konduksi, dan konveksi
o Suhu optimal untuk mencapai efek therapeutic adalah 41-45⁰C (106-113⁰F)
o Peningkatan suhu tersebut dapat dicapai daam 9-10 menit.
o Dalam waktu 30 menit, tubuh akan mencapai thermal equilibrium
o Pemanasan lebih lanjut tidak akn menimbulkan efek yang bermanfaat
o Cenderung akan merusak bila suhu semakin meningkat

Efek Fisiologis
o Peningkatan metabolisme di dalam jaringan
o Peningkatakan tekanan oksigen berbanding lurus dengan peningkatan suhu jaringan
o Vasodilatasi local
o Relaksasi otot
o Meredakan nyeri
o Peningkatakan ekstensibilitas jaringan
o Penurunan tekanan darah

• Indikasi
o Kondisi subakut dan kronik • Kontraindikasi
o Osteoarthritis dan Rhematoid o Inflamasi akut
Arthritis o Perdarahan aktif
o Kekakuan jaringan o Keganasan
o Disminorhea o Setelah pembedahan
o Sebelum aplikasi stimulasi listrik o Tromboflebitis
o Koma
o Defisit sensori o Jaringan yang dimatikan dengan
o Demam sinar X
• Perhatian Khusus
o Pemanasan pada daerah abdomen dan pinggan selama kehamilan
o Lansia dan anak usia kurang dari 4 tahun
o Insufisiensi jantung
o Edema
o Diatas area yang telah dioleskan counterirritant local
o Diatas logam yang tertanam didalam kulit

Petunjuk Umum :
o Instruksikan pasien mengenai apa yang akan dilakukan, apa tujuan terapi, dan yang
harus pasien lakukan
o Minta pasien untuk melepaskan seluruh pakaian dan perhiasan dari area yang akan di
terapi
o Posisikan pasien secara nyaman
o Tutupi area yang tidak diterapi
o Periksa sensasi suhu pasien dan keutuhan kulit

Teknik Aplikasi
- Petunjuk umum
- Pilih dosis yang sesuai
- Rapihkan kembali
Hot Pack (Kompres Panas)
Terbuat dari kanvas berisi gel silica. Dipanaskan dengan cara direndam dalam air pada suhu
77⁰C dalam waktu 10-20 menit.

Hot Pack (Hydrocollator) - Hot Pack (Gel)

Dosis :
Intensitas
o Kuatnya pemanasan dapat dimodifikasi dengan tebalnya lapisan handuk yang digunakan.
o Mengalami penurunan panas setelah 10 menit

Durasi
o Durasi 15-30 menit
o Jika dipalikasikan sebelum stimulasi listrik, durasi yang dipakai adalah 10-15 menit

Frekuensi
o Dapat digunakan setiap hari
o Frekuensi berkurang setelah mengalami perbaikan.

Prosedur :
o Petunjuk umum terlebih dahulu
o Tutupi area yang akan diterapi menggunakan handuk. Hotpack dapat diaplikasikan diatas
pasien, atau pasien yang berbaring diatas hotpack.
o Angkat hotpack dari unit pemanas
o Bungkus dengan handuk
o Bawa hotpack ke pasien, dan letakan dengan hati-hati
o Periksa laporan sensai pasien secara berkala setiap 5 menit
o Angkat hotpack setela selasai terapi. Dan kembalikan pada unit pemanas.
Parafin Bath

Tangki yang berisi campuran parafin medik dan minyak mineral yang berfungsi untuk
menurunkan titik leleh.Parafin dilelehkan dan suhu dipertahankan pada 50-53⁰C.

Teknik Penggunaan
1. Immersion Bath
Pasien menahan bagian tubuh di dalam bak selama durasi terapi

2. Dip-Immersion
Psien mencelupkan bagian tubuh yang akan diterapi satu-dua kali kemudia bagian tubuh
tersebut direndam

3. Dip-Wrap
- Sebelum melakaukan perendaman, siapkan kertas lili, dan handuk.
- Intruksikan pasien untuk mencelupkan bagian tubuh 6-12 kali sampai lapisan lilin terlihat
tebal dan tidak mengkilap
- Kemudian bungkus dengan kertas lilin dan handuk
Dosis :
Intensitas
o Tergantun dari metode
o Immersion bath > dip-immersion>dip-wrap

Durasi
o Durasi 15-20 menit

Frekuensi
o Dapat digunakan setiap hari
o Untuk masalah sub akut atau kronik

Prosedur:
o Petunjuk umum
o Periksa suhu paraffin
o Cuci bagian tubuh yang akan dipanaskan
o Rendam bagian tubuh yang akan dipanaskan, dan intruksikan pasien untuk tidak
melakukan gerakan yg dapat meretakkan lapisan paraffin
o Pada akhir intervensi, lepaskan paraffin yang menempel pada bagian tubuh, kemudian
kembalikan paraffin ada paraffin bath
CRYOTHERAPY | COLD THERAPY | TERAPI DINGIN

Cryotherapy adalah aplikasi dingin pada area radang dapat mengurangi kepekaan syaraf
yang pada gilirannya akan mengurangi rasa nyeri. Metode ini paling sering dipergunakan
pada keadaan akut sebagai bagian dari sistem RICE (Rest-Ice-Compression-Elevation).

• Indikasi • Kontraindikasi
o Spastisitas penyebab SSP o Angina pectoris
o Cedera akut inflamasi o Luka terbuka
o Kondisi nyeri kronis o Insufiensi arteri (penyakit Raynaud)
o Pertolongan darurat untuk luka -> air o Urtikaria dingin
dingin (jangan gnakan es) o Pasien gangguan sensoris
o Edema o Regenerasi sarat tepi

• Efek Fisiologis
o Vasokontriksi o ^^ ambang nyeri
o || Metabolisme local -> respon cedera o Pelepasan endorphin
akut / inflamasi o || aktivitas gelondong otot
o || Permeabilitas pembuluh darah -> || o || torsi otot
edema o ^^ frekuensi napas dan jantung
o || Metabolisme jaringan articular dan o ^^ tonus dan spastisitas
aktivitas enzim-enzim pengurai o ^^ metabolisme pada aplikasi waktu
kartilago lama -> panas
o || konduksi saraf

TEKNIK APLIKASI
- Petunjuk umum
- Pilih dosis yang sesuai
- Rapihkan kembali
Dosis dan Tujuan :

o Untuk mengurangi pembengkakan dan memperlambat metabolisme


§ Suhu < 15oC , disertai elevasi dan kompresi
§ Waktu 4-20 menit
o Untuk menghambat nyeri
§ Gunakan teknik ice pack atau ice massage suhu 13.6oC
§ Waktu 4.5 -15 menit
o Untuk mendinginkan otot atau sendi
§ Gunakan yang sangat dingin ice pack atau ice massage
§ 15-30 menit
o Untuk mengurangi spastisitas
§ Gunakan ice pack
§ Waktu 20-45 menit

Metode aplikasi :

• ICE CUBE (ES BATU)

ØCocok untuk injury pada tangan, jari2, elbow & kaki.

Ø Dapat dikombinasikan dgn es massage untuk mempercepat penurunan nyeri.

• ICE STICK

ØEs dibentuk seperti tongkat

ØCocok untuk bagian tubuh yang sulit dicapai seperti antara jari2 tgn dan kaki.à khususnya
yg sering mengalami resiko kerobekan kapsul
• ICE BLOCK

ØAplikasi ini untuk hematoma yg sedang & besar, seperti memar

ØDapat dibuat dgn membekukan air kedalam plastik dgn sebuah stick ditengahnya.

ØDapat dikombinasikan dgn ice massage pada kondisi yg berat.

• ICE BAG

ØIce bag adalah es batu yg dimasukkan kedalam kantong/tas plastik

ØKantong tersebut diletakkan melintang diatas area injuryàdapat juga digunakan secara
bersamaan dgn elastis perban.

• COLD TOWEL (HANDUK DINGIN)

ØSebuah handuk yang direndam kedalam ember yg terisi penuh dgn es batu.

ØAplikasi ini dapat menyesuaikan dengan bentuk tubuh sehingga memiliki keuntungan
untuk aplikasi circumferential.

• ICE BATH (RENDAMAN ES)

ØTerdiri atas parsial ice bath & full ice bath ØParsial ice bath menggunakan kontainer (spt
ember) yg terisi dgn air & es.àarea yang injury dicelup masuk kedalam kontainer tersebut.

ØFull ice bath menggunakan bak mandi.

• COOLANT SPRAY

ØCoolant spray & chlorethyl cocok untuk aplikasi cold therapy spesifik & lokal pada
permukaan kulit.
ØAplikasi ini menggunakan unsur/zat kimia yang memiliki efek dingin.

ØAntara permukaan tubuh dgn alat spray dipertahankan pada jarak 30 – 40 cm selama
pengobatan.

ØUntuk mencegah kerusakan kulit, sebaiknya semprotan selama 3 detik.

• COOL PACK

ØCool Pack memiliki bentuk seperti lemari es/freezer

ØDapat dipertahankan letaknya diatas permukaan tubuh dengan elastis perban.

Prosedur :

o Petunjuk umum
o Siapkan ice
o Pilih dosis yang sesuai
o Pilih metode aplikasi yang sesuai
o Posisikan pasien dengan kondisi yang nyaman
o Letakkan ice pada area otot atau sendi yang ingin diterapi
o Diamkan sesuai dosis yang di inginkan
o Angkat , keringkan pasien dan periksa kulit dan respon fisiologis pasien.
INFRARED RADIATION THERAPY

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang


dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Bila suatu obyek lebih
panas dari sekitar à keluar sinar infrared ke sekitarnya.

Sumber Inframerah :

× Segala obyek dgn suhu lebih tinggi dari sekitar akan memancarkan infrared.
× Matahari adalah sumber radiasi infrared natural terbesar

Tujuan :

o Lokal: hiperemis, relaksasi jaringan, berkurangnya nyeri


o Penggunaan sistemik: ↑metabolisme, ↑ sirkulasi, efek sedatif à membantu resorpsi
produk akibat trauma dan dalam reaksi inflamasi, membantu pertahanan tubuh &
pemulihan, serta menimbulkan relaksasi
o Infra red juga dipakai sebagai modalitas awal sebelum terapi lainnya.

Efek Fisiologis

o Penyinaran jaringan tubuh superfisial akan menmbulkan efek secara local/sistemik


o Tergantung dari : Luas area, intensitas, dan lamanya paparan
o Efek Lokal yang timbul :
§ Meningkatkan suhu local
§ Meningkatkan metabolisme jaringan
§ Vasodilatasi

o ↑ aliran darah àterdistribusinya panas, tapi bila sistem vaskularisasi tdk dpt berespon
dgn baik à panas akan terakumulasi & terkonsentrasi di area ini à terbentuknya
wheal formation jaringan , melepuh atau malah terbakar
• Indikasi o Sebagai modalitas pemanasan
o Trauma & inflamasi pendahuluan
subakut/kronik
o Berbagai jenis Arthritis & kondisi
rheumatoid yang sendinya
• Kontraindikasi
mengalami nyeri & harus
o Terganggunya sensasi suhu/nyeri
dihindari penekanan.
o Terganggunya sirkulasi
o Pengeluaran cairan/lendir akut,
o Edema non-inflamasi
subakut, kronis pada membran
o Usia ekstrim (sangat muda &
mukus, terutama pada episiotomi
sangat tua)
o Infeksi kulit: furunkulosis,
o Keganasan
folikulitis, abses.

IRR :

• Durasi 20-30 Menit


• Jarak lampu dengan area terapi 40 – 50 cm ( kalau kepanasan jaraknya d tambah)
• Ketika aliran darah naik dan bila sistem vaskularisasi tdk dpt berespon dgn baik à panas
akan terakumulasi & terkonsentrasi di area ini à terbentuknya wheal formation jaringan ,
melepuh atau malah terbakar

Perlu Diperhatikan

• Kondisi kulit pada area yang diterapi


• Tanakan pada pasien apakah suhu terlalu panas
• Apabila terlalu panas, jarak lampu ditambah
• Apabila penggunaan IR pada area wajah, tutupi mata dengan googles, atau kapas
basah
1. Low Temperature/ non-luminous/Infrared Radiators

- Pada non-luminous perlu waktu 10-15 menit untuk


mencapai suhu yang diinginkan.
- Dihasilkan oleh aliran listrik melalui kawat/karbon yg
dibungkus oleh materi yg tdk menghantar panas
- Memancarkan sinar merah
- Kedalaman penetrasi < 2 mm
- Dipasarkan dlm unit kecil: 50-300 watt, dan besar, hingga
1500 watt.

2. High temperature/luminous/heat lamp

- Sumber luminous: dapat mencapai suhu maksimum secara


cepat
- Lampu pijar terdiri dari filamen kawat yg tertutup dalam
bola kaca
- Filamennya:gulungan kawat, dari tungsten
- Kedalaman penetrasi 5-10 mm
- Jumlah watt : 60-1.000 watt, tapi penggunaan watt tinggi
tdk dianjurkan (bisa meledak)
Prosedur INFRA RED SUMBER LUMINOUS:

o Persiapan Alat
§ Periksa kabel IR dan Lampu
§ Cek kondisi lampu
o Persiapan Pasien
§ Pasien dalam posisi nyaman dan rileks
§ Lepaskan pakaian pada area yang akan di terapi
§ Bersihkan area yang akan diterapi
§ Cek sensibilitas kulit
o Aplikasi
§ Petunjuk umum
§ Letakan lampu IR tegak lurus pada area yang akan diterapi
§ Jarak lampu dengan area terapi adalah 40-50 cm
§ Tekan tombol ON
§ Durasi 20-30 Menit
§ Jika selesei tekan off
§ Rapihkan kembali

Prosedur INFRA RED SUMBER NON LUMINOUS:

o Persiapan Alat
§ Periksa kabel IR dan Lampu
§ Cek kondisi lampu
o Persiapan Pasien
§ Pasien dalam posisi nyaman dan rileks
§ Lepaskan pakaian pada area yang akan di terapi
§ Bersihkan area yang akan diterapi
§ Cek sensibilitas kulit
o Aplikasi
§ Petunjuk umum
§ Colokkan kabel
§ Panaskan dg cara diamkan 10-15 menit utk mencapai suhu yang di inginkan
§ Jarak lampu dengan area terapi adalah 40-50 cm
§ Durasi 20-30 Menit
§ Cabut colokkan
§ Rapihkan kembali
Ultraviolet / UVR

Ultraviolet radiation (UVR) adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang berada
antara 2000-4000 Angstrom, dan dibatasi oleh X-ray (<2000 A) dan visible light (>4000A)

UVR dibagi menurut spektrum elektromagnetik menjadi:

o UV-A (near UV), 3200-4000 Aà belum diketahui efek fisiologisnya secara pasti
315-380 nm
o UV-B (middle UV, the sunburn spectrum), 2900-3200 Aà diasosiasikan dengan
sunburn dan perubahan kulit akibat usia 280-315 nm
o UV-C (shortwave UV, extreme UV, far UV), 2000-2900 Aà bakterisidal 100-280
nm

UVR

- Alat UVR yang dipakai saat ini à UV-B atau UV-C atau keduanya
- Menentukan Minimal Erythemal Dose
- Bila lampu didekatkan ke arah pasien à dosis meningkat
- Bila dijauhkan à dosis berkurang
- Ketinggian lampu 24 - 40 inch
- Sumber radiasi harus tegak lurus dg absorpsi (pasien)
- Deviasi 10 derajat akan menyebabkan perubahan jumlah energi yang diabsorpsi
- Area terapi harus hangat dan menyediakan privasi masksimum
- Goggle, stopwatch,meteran & selimut harus tersedia
- Area-area yang tidak boleh terkena UV: mata, putting, dan genitalia
- Lampu yang sama sebaiknya digunakan pada setiap sesi terapi
Microwave Diathermy / MWD

Teknik aplikasi terapeutik menggunakan gelombang elektromagnetik yang dikonversi


menjadi energi panas. Frekuensi yang digunakan 915 MHz, 2456 MHz.

• Efek Fisiologis
o Mempunyai efek absorpsi selektive panas terhadap jaringan baik kulit, subcutis dan
otot .
o Efek lokal akan terjadi perubahan panas jaringan yang meningkatkan metabolisme
setempat , vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah terhadap area
yang diterapi
• Efek Sistemik
o Peningkatan aliran darah, volume darah dan cardiac out put
o Vasodilatasi pembuluh darah
o Pemanasan ringan akan menyebabkan tekanan darah menurun seedangkan pemanasan
habat akan meningkatkan takanan sistolik 10 – 20 mmHg

• Indikasi
o Indikasi
o Kasus reumatologi
o Kasus neuromuskuloskeletal
o Efektif untuk sendi IP, MCP dan pergelangan tangan
• Kontra indikasi
o Kehamilan
o Keganasan
o Menstruasi
o Inflant metal
o Edema dan perdarahan jaringan
o Media cairan mata
o Alat elektronik ( pace maker )
o Gangguan sensibilitas
o Tanda inflamasi/infeksi akut

• Precaution
o Pasien merasa sangat kepanasan
o Pasien mengeluh nyeri berlebihan
o Untuk lemak yang tebal tidak efektif

Prosedur :

- Petunjuk umum
- Jarak aplikator kekulit 1 – 2 inch
- Lamanya aplikasi 20 – 30 menit
- Persipan alat dan pasien harus seksama

1. Direct contact aplikator/ kontak langsung

- Frekuensi radiasi 915 MHz


- Mempunyai copling yang lebih baik
- Radiasi tak terarah lebih kecil dari aplikator non kontak
- Dapat dilengkapi dengan pendingin udara
2. Non contact applicator / kontak tidak langsung

- Frekuensi 2456 MHz


- Pengarah/ direktor A , B , C , E
- Antena dengan reflektor hemisferik , diameter 9,3 cm
- Batang antena dengan reflektor hemisferik , diameter 15,3 cm
- Batang antena dengan corner reflector, panjang gel. ½ lamda
- Antena dipole, diameter 12,2 cm, panjang gel. 1 lamda

• Dosimetri
o Efek terapi tercapai pada 50 watt dengan rata2 intensitas 500 mW /cm2
o Aplikator non kontak tidak dapat menunjukkan dosimetri akurat
Short Wave Diathermy / SWD

Short Wave Diathermy adalah aplikasi terapeutik arus frekwensi tinggi menggunakan
energi elektromagnetik dan rekwensi gelombang radio.

Efek fisiologis

• Termal • Non Termal


o Peningkatan Metabolisme o Peningkatan Jumlah sel darah
o Peningkatan Kerinat putih
o Vasodilatasi o Penyerapan Hematom
o Relaksasi otot o Penurunan Inflamasi
o Peningkatan permeabilitas sel o Percepatan sistem saraf tepi
o Penurunan kekakuan otot

• Komponen dasar
o Power suplai
o Sirkuit osilasi
o Sirkuit pasien

• Penempatan susan elektroda


o Kontraplanar o Koplanar
§ Paling memuaskan § Letak berdampingan
§ Penetrsi panas kejaringan lebih § Lebih memanaskan jaringan
awal superfisial
§ Elektroda ditempatkan § Jarak kedua elektroda harus
berlawanan/berhadapan pada lebih besar dari lebar area terapi
bagian yang akan diterapi
• Indikasi • Kontra Indikasi
o LBP subakut dan kronik o Alat pacu jantung
o LGS terbatas o Kehamilan
o Sprain o Logam dalam tubuh
o Strain o Perdarahan aktif, menstruasi
o OA o Keganasan

Dosimetri :

Dosis terapi tergantung :

⬗ Besarnya faktor biologi tubuh, terapis menguidence sampai suhu cukup hangat
⬗ Respon fisiologi hangat (cukup) jika efek panas minimal
⬗ Lamanya 5 – 30 menit
⬗ Paling akurat dengan termometer (mengukur suhu panas)

Ukuran Elektroda :

⬗ Harus lebih besar dari struktur yang diterapi, karena medan elektrik cenderung menyebar
sehingga konsentrasi medan elektrik pemanasan selektif tercapai
⬗ Ukuran elektroda harus sama, jika tidak maka bebanpun tidak sama sehingga mesin
⬗ sulit tuning

Spacing Elektroda / Pengaturan Jarak :

⬗ Tujuan untuk menghindari muatan berlebih dikulit / jaringan superfisial


⬗ Dapat memakai plastik, kaca, handuk kering (terry cloth)
⬗ Biasanya jarak sama 1-2 inch, bagian tertentu tidak bisa sama karena konsentrasi
pemanasan lebih dibawah elektroda terdekat
Prosedur :

- Petunjuk umum
- Jarak aplikator kekulit 1 – 2 inch
- Lamanya aplikasi 20 – 30 menit
- Persipan alat dan pasien harus seksama
Laser

Light Applification by Stimulated Emission of Radiation adalah sinar


monokromatik pada satu panjang gelombang tertentu yang berkasnya terfokus.

Jenis Laser :

• Solid-State laser

: material telah dikuatkan terdistribusi dalam matriks padat Laser neodymium- yang
memancarkan cahaya inframerah pada 1.064 nanometer (nm).

• Laser Gas

: (helium dan helium-neon, hene, merupakan laser gas yang paling umum) memiliki
output utama dari lampu inframerah. CO2 laser memancarkan energi jauh dari
inframerah, dan digunakan untuk memotong material keras.

• Laser Excimer

: (nama ini berasal dari istilah excited dan dimers) menggunakan gas reaktif, seperti
klorin dan fluorin, dicampur dengan gas inert seperti argon atau kripton

• Dye laser

: menggunakan pewarna organik kompleks, seperti rhodamine 6g, dalam larutan cair atau
suspensi sebagai media penguat.

• Semiconductor laser

: kadang-kadang disebut dioda laser, laser yang tidak solid- state. Perangkat elektronik
yang menggunakan ini umumnya sangat kecil dan menggunakan daya yang rendah.
Mereka dapat dibangun menjadi array yang lebih besar, seperti sumber penulisan dalam
beberapa printer laser
SIFAT LASER :

— Koheren
Arah gelombang sinar memberi energi yang kontinue, sehingga energi yang dihasilkan sangat
berpengaruh terhadap sel.

— Monochromatis
Sifat gelombang laser yang Tunggal dapat memberikan efek terhadap sel.

— Frekuensi Tinggi
Dengan frekuensi yang tinggi tersebut maka LASER sering digunakan untuk terapi dengan
Micro tissue Damage effect.

— Polaritas dan Intensitas

Gelombang laser menunjukan satu arah dengan intensitas yang tinggi dan bersifat
Continue.

Klasifikasi Laser :

- Kelas I (tidak merusak).


- Kelas II (merusak setela 1000 detik kontak).
- Kelas III (merusak mata pada radiasi langsung).
- Kelas IV ( merusak mata dan kulit baik maupun tidak).

Dosis :

1. Energi Densitas ( J/cm2).

Secara umum Energi densitas dibagi menjadi :

• Minimal : (0,05 – 2) Joule/cm2


• Sub maksimal - Maksimal : (lebih dari 2 Joule/cm2)
Indikasi Kontra Indikasi

• Kerusakan kulit • Penyinaran langsung pada mata


• Kondisi reumatoid (terutama pada • Minimal 4-6 bulan setelah
soft tissue) pemberian radioterapi
• Kelainan post traumatic • Kelenjar endokrin
• Gangguan sirkulasi (meningkatkan • Epilepsi
suplai darah baru) • Demam
• Kelainan dari indikasi terapi • Tumor
melalui trigger point • Kehamilan
• Mengurangi nyeri akut dan kronik • Lempeng pertumbuhan tulang
• Mengurangi respon inflamasi dan
mempercepat waktu pemulihan
• Merangsang sistem imun
• Penyembuhan luka
• Produksi kolagen

Prosedur :

• Lakukan evaluasi menyeluruh pada pasien untuk menentukan intervensi terapeutik


yang tepat
• Tentukan jika laser merupakan modalitas yang tepat untuk memenuhi tujuan
terapeutik
• Periksa adanya kontraindikasi atau kewaspadaan terhadap LLLT
• Lakukan pemeriksaan sensasi dan kulit yang tepat pada area yang akan diterapi
• Bersihkan kulit pada area yang ingin diterapi
• Jelaskan prosedur kepada pasien
• Tentukan aplikator laser yang tepat
• Nyalakan unit
• Kenakan kacamata pelindung khusus laser, berikan juga kepada pasien
• Tekan tombol mulai, dan tekan injakan bawah
• Teknik kontak langsung, atau non kontak (melayang)
• Petunjuk waktu pada alat akan menghitung waktu mundur
• Matikan unit
• Periksa kembali kulit pada area yang diradiasi dan lakukan evaluasi terapi dan
dokumentasikan terapi LLT dosis frekuensi
Ultra Sound / US

Ultra Sound Therapy adalah Usaha Pengobatanà Get. Mekanik, Gel.Suara Frek : >
20.000 Hz. Dlm FT digunakan0,7–3MHzàEfek Terapeutik & Fisiologik melalui proses
tertentu.

Macam2 Gel.SuaraàFrek :
- Sub Sonic : < 20 Hz, tdk didengar
- Sonic : 20 – 20.000 Hz, didengar
- Ultra Sonic : > 20.000 Hz, tdk didengar

Konsepsuara: Get.ygterjadipdmediumyg mudah berubah bentuk frek. 20 – 20.000 Hz.

Perbedaan dlm perambatan :

• Gel. Suara perlu media tertentu (PZT) dlm perambatan Gelà Kompressi / Refraksi.

• Gel. Elektro – Mag. tdk memerlukan selain udara (Gel. Radio).

Bio Fisika US :

1. Pengaruh kecepatan penyebaran Gel. US

Pengaruh kecepatan penyebaran medan, berbeda antara 1 MHz – 3 MHz, shg berbeda
panjang gelombang

Frek. Panjang Gel.

- 1 MHz 1,5 mm dlm Jar. Lunak

3,0 mm dlm Jar. Tulang

- 3 MHz 0,5 mm dlm Jar. Lunak

1,0 mm dlm Jar. Tulang

Penetrasi US. 1 MHz > dalam 3 MHz


2. Kerapatan Massa (KM & Spesific Acustic Impedance (SAI).
* KM & SAI menentukan besarnya tahanan (R) dlm tiap jaringan yg dilalui gelombang US.
* KM menentukan kecepatan penyebaran ; semakin rapat KM, semakin cepat penyebaran
Gel. US dlm jaringan tsb.

3. Semakin dlm letak Jar, kompressi semakin kecil, krn berkas Gel.US semakin lemah akibat
fenomena Interferensi pd Nier Field & Refleksi Interferensi Gel. US antar jarak à ­
Mekanisme kompressi jaringan.

Fisiologi US :

1. Micro Massage (Efek Mekanik) :

- Perubahan volume cell 0,02 %


- ­ Vermeabilitas membran cell. Jar
- ­ proses metabolik lokal
* Semua efek US timbul dr Micro Massage
* Efek US dpt menguntungkan & sebaliknya, tergantung pd :

- Frek. yg dipilih 1 – 3 MHz

- Besarnya Intensitas yg digunakan

- Pemilihan IUS - CUS

2. Energi US, mendepolarisasikan serabut saraf afferent :

- ­ Termosensor kulit
- Efek langsung & tdk langsung lokal segmental

3. Micro Massage à ­ Suhu Jaringan :

a. Jar. Panas, jika Tranducer panasàTranducer Rusak


b. Tiap Jar. panasnya tdk sama :

- Bentuk aplikasi CUS – IUS


- Besarnya Intensitas yg dipilih - Lamanya terapi
- Koefisien absorbsi tiap Jar.

c. Lehmann : Dosis US 1 watt/cm2 ERA sec. kontinu dlm otot, akan terjadi
peningkatan suhu 0,07 oC / detik.

d. Di klinik jika ­ 0,07 oC / detik dlm otot, maka Jar. Otot tsbàIschemic

e. ­ Temperatur dlm Jar. Lunak sangat kecil dibanding di sendi, meski letak sendi >
dalam.

4. Sejumlah Efek Biologik akibat jawaban sec. fisiologik dari pengaruh mekanik & thermal
US :

- ­ sirkulasi darah
- ­ relaxasi otot
- ­ vermeabilitas membran cell

* USà* Stimulasi ­ kemampuan regenerasi Jar. Cedera * ¯ nyeri kronik

àBio Terapeutik Effect US

5. Efek lain US :

- Kerusakan Jaringan (Coagulasi – Cavitasi) - Keguguran


- Anoreksia
- Obstivasi, dll.
LEHMANN : waktu max 15’ , luas area 75 -100 cm2

Pedoman : Luas area 1 cm2 , maksimal terapi US = 4 menit

Frekuensi terapi US :
- Aktualitas tinggi, US tiap hari satu kali

- Aktualitas rendah, US 2 – 3 kali seminggu.

** Lama terapi US, tergantung pada :

- Luas daerah yg diobati


- Luas ERA Tranducer

Durasi / Treatment Time

:Luas daerah yang diterapi (p x l) x 1-2 menit

Luas permukaan

Max : 15 menit

Persiapan Alat :

• Persiapan alat
• Tentukan Prosedur yang digunakanF

– Intensitas : 0.3-3 watt/cm2

– Teknik aplikasi US : kontak langsung, under water


• Pemeriksaan alat

– Mengetahui cara mengoperasikan alat (lihat manual)

– Peralatan harus beroperasi dengan aman

• Peralatan harus digrounded


• Kabel listrik dalam keadaan baik (tidak sobek dan rusak)
• Semua steker, kabel penghubung dan transducer dalam keadaan baik]
• Permukaan tranduser harus bersih
• Semua pengatur alat bekerja dengan baik

Persiapan pasien

• Perhatian khusus harus diberikan terhadap pasie baru dan selama terapi pertama
• Pasien ditempatkan dengan nyaman dalam posisi relaksasi yang disesuaikan dengan
area yang diterapi, apakah posisi duduk, berbaring, terlentang atau tengkurap
• Pemeriksaan area terapi

– Kulit harus kering dan bersih

– Periksa sensasi kulit, jika mengalami defisit sensori gunakan intensitas


rendah

– Hindari terapi diatas jaringan parut baru

– Hati-hati terapi ditonjolan

– Jika pasien menggunakan pace maker jantung , tidak boeh melakukan terapi

Prosedur :

• Terangkan prosedur kepasien

– Berapa lama terapi

– Sensasi yang dirasakan: dapat tidak merasakan apa-apa, rasa hangat ringan atau
sensasi prickling yang minimal
– Jika timbul rasa tidak enak, panas yang menyakitkan / nyeri diarea
terapuàberitahu segera

• Catatan :

– Hindari tranduser jatuh, karena dapat menyebabkan kerusakan kristal

– Tidak boleh mengoperasikan tranduser dalam kondisi “idling” (tanpa kontak


dengan jaringa tubuh, air atau medium lainnya)

Prosedur kontak langsung Ultra Sound

• Teknik ini :

– Digunakan relatif pada permukaan halus dan tekanan ringan

– Tranducer berkontak dengan kulit area terapi secara baik

– Media coupling diberikan diantara kulit dengan tranducer

• Jika area terapi luas, bagi area dalam beberapa bagian dan terapi satu persatu
• Aplikasi media coupling

– Beritahu pasien : kulit pasien akan diberi media coupling

– Beri media coupling kearea terapi (bebas dari pakaian)

– Sebarkan media coupling secara merata diatas kulit denan tranducer. Jangan mengenai
pakaian

Nyalakan peralatan
• Atur time (sebagian alat atur intensitas)

– Catatan :beritahu pasien bahwa tranducer terasa dingin, pegang tranduser dengan palmar
• Catatan :
– Teknik stroking / dinamis

• Yakinkan terdapat banyak media coupling diarea terapi dan permukaan tranduser
• Aplikasikan tranduser kekulit dengan tekanan yang baik, tidak terlalu kuat
• Pegang tranduser tegak lurus area terapi
• Stroking longitudinal dan sirkular
• Dengan gerakan konstan dan kontak baik

– Teknik statis : tranduser ditempatkan diarea selama terapi

• Mulai terapi tekan STAR dan atur Intensitas perlahan

Catatan

• Tidak memegang transducer diudara dengan intensitas meningkat dari nol karena
permukaan transducer akan panas

– Saat transducer diletakkan ke kulit dapat terjadi luka bakar

– Kontrol dapat rusak


• Media coupling harus dipertahankan dikulit area terapi
TENS

TENS adalah metode stimulasi listrik yang terutama bertujuan untuk memberikan tingkat
pereda nyeri simtomatik dengan saraf sensorik yang menarik dan dengan demikian
merangsang mekanisme gerbang nyeri dan / atau sistem opioid.

TENS - Mekanisme Kontrol Gerbang


• Eksitasi serat sensorik A beta (Aβ)
• Mengurangi transmisi stimulus berbahaya dari serat ‘C’
• Serat Aβ nampak menghargai distimulasi pada tingkat yang relatif tinggi (dalam
urutan 80 - 130 Hz atau pps).

TENS – The Opoid Mechanisme


• Menstimulasi serat A delta (A in) pada tingkat stimulasi yang lebih rendah (dalam
urutan 2 - 10Hz)
• Aktifkan Mekanisme Opioid
• Berikan pereda nyeri dengan menyebabkan pelepasan opiat endogen (encephalin) di
sumsum tulang belakang
• Kurangi aktivasi jalur sensorik berbahaya

TENS – Burst Mode


• Untuk merangsang kedua jenis saraf secara bersamaan
• Output stimulasi frekuensi yang lebih tinggi (biasanya sekitar 100Hz) terganggu (atau
meledak) dengan laju sekitar 2 - 3 semburan per detik
• Mengaktifkan serat Aβ dan mekanisme gerbang nyeri, tetapi berdasarkan laju
ledakan, setiap ledakan akan menghasilkan eksitasi dalam serat Aδ, oleh karena itu
merangsang mekanisme opioid.

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation

TENS – Indication
Soft Tissue Injuries
• Cervical radiculopathy
• Bursitis or Hip Pain
• Carpal Tunnel
• Plantar Fasciitis
• Lateral epicondylitis or Tennis Elbow
• Frozen Shoulder
• Sciatica
Chronic Conditions
• Arthritis
• Multiple Sclerosis
• Fibromyalgia
• Migraines
• Temporomandibular joint disorder or dysfunction (TMD)

TENS – Kontraindication
• Cardiac pacemaker
• Kehamilan
• Sinus karotoid, laryngeal, faringeal, area mata
• Nyeri yang etiologinya tidak diketahui\
TENS Electrode Placement
Ide yang kompleks dapat disampaikan hanya dengan satu gambar diam, yaitu memungkinkan
untuk menyerap data dalam jumlah besar dengan cepat.

Teknik Aplikasi

Persiapan Alat
1. Siapkan alat
2. Periksa kabel, jangan sampai ada yang terlilit atau terkelupas
3. Siapkan pad elektroda
4. Basahi busa pad elektrode/siapkan gel
5. Siapkan perekat/plester
6. Hubungkan kabel lead elektroda pada TENS
Persiapan Pasien
1. Lepaskan benda yang berbahan logam yang menempel pada tubuh pasien
2. Jauhkan alat elektronik dari tubuh pasien
3. Bebaskan area yang akan di terapi dari pakaian
4. Bersihkan area yang akan diterapi
5. Cek sensibilitas (bandingan dengan sisi yang sehat)
Aplikasi
1. Letekan pad elektroda pada bagian yang akan di terapi
2. Rekatkan pad, agar tidak bergeser
3. Nyalakan TENS
4. Atur mode pada tens
5. Atur waktu
6. Naikkan intensitas sampai batas toleransi pasien
7. Cek secara berkala selama masa terapi
8. Bila sudah selesai, putar knop intensitas kembali ke 0, lepaskan pad elektroda.
Rapihkan kembali pad elektroda. Evaluasi pasien pasca terapi.
9. Rapihkan alat
Electrical Muscle Stimulation
Stimulasi listrik diberikan dengan tujuan untuk mengeksitasi saraf dan jaringan otot.
Sehingga metode ini dapat digunakan untuk memperbaiki performa otorik, dengan cara
melatih kontraksi otot.

Tujuan :

- Meningkatkan kekuatan otot, mencegah atrofi, dan dapat digunakan untuk hipertrofi
otot.
- Memfasilitasi peningkatan rekrutmen motoric (reedukasi)
- Menurunkan spastisitas
- Mempertahankan dan meperbaiki lingkup gerak sendi melalui gerakan yang berulang
- Mengurangi pembengkakan dan meningkatkan sirkulasi perifer melalui aktivasi
pompa otot

Indikasi

· Meningkatkan kekuatan otot pada kondisi post op ligament


· Meningkatkan kekuatan otot pada kondisi post op penggantian sendi
· Kasus RA dan OA
· Kasus cedera saraf tepi
· Bell’s Palsy
· Erb’s palsy
· Pencegahan subluksasi bahu pada pasien stroke
· Memperbaiki fungsi pada pasien deficit sensoris

Kontraindikasi

· Pada kondisi gerakan aktif menjadi kontraindikasi (fraktur, bedah saraf)


· Pace maker
· Stimulasi langsung diatas implant logam
· Perdarahan aktif
· Keganasan
· Aplikasi di dekat uterus
Perhatian Khusus

· Terapi pada kulit anestetik


· Luka terbuka
· Edema
· Jaringan parut
· Pengaturan intensitas sampai pasien merasa tidak nyaman

Prosedur :

Persiapan Alat

1. Siapkan alat
2. Periksa kabel, jangan sampai ada yang terlilit atau terkelupas
3. Siapkan pad elektroda
4. Basahi busa pad elektrode
5. Siapkan perekat/plester
6. Hubungkan kabel lead elektroda

Persiapan Pasien

1. Lepaskan benda yang berbahan logam yang menempel pada tubuh pasien
2. Jauhkan alat elektronik dari tubuh pasien
3. Bebaskan area yang akan di terapi dari pakaian
4. Bersihkan area yang akan diterapi
5. Cek sensibilitas (bandingan dengan sisi yang sehat)

Aplikasi

1. Letekan pad surface elektroda pada bagian yang paling dekat dengan area yang akan
di terapi
2. Rekatkan pad, agar tidak bergeser
3. Nyalakan ES
4. Letakan pad elektroda (mobile) sesuai dengan motor point
5. Naikkan intensitas sampai menimbulkan kontraksi
6. Bila sudah selesai pada satu titik, pindahkan ke titik yang lain. Dengan menurunnkan
intensitas terlebih dahulu
7. Cek secara berkala selama masa terapi
8. Bila sudah selesai, putar knop intensitas kembali ke 0, lepaskan pad elektroda.
Rapihkan kembali pad elektroda. Evaluasi pasien pasca terapi.
9. Rapihkan alat
Magnetic Field
Dampak :
• MF menyebabkan pergerakan ion di dalam sel
• Hiperpolarisasi membran sel
• Akselerasi metabolisme
• Merangsang proses energi
• Meningkatkan penggunaan oksigen
• Stimulan terhadap proses proliferasi
MF memiliki efek menguntungkan pada mekanisme regeneratif yang terjadi di jaringan dan
merangsang hormon dan aktivitas kekebalan tubuh di seluruh organisme.
Terapi Inhalasi
Cara pemberian dalam bentuk aerosol, langsung ke target organ di saluran
pernapasan. Terapi inhalasi lebih efektif dibandingkan dengan terapi obat oral. Dengan
inhalasi obat dapat langsung bekerja pada target terapi dengan efek sistemik yang minimal.

Obat Inhalasi :
➜ Bronkodilator
➜ Antiinflamasi
➜ Antibiotik
➜ Mukolitik
➜ Nacl 3%

Macam Terapi Inhalasi :

Inhaler Dosis Terukur (IDT)


IDT dengan alat bantu (Spacer)
Nebulizer
Inhalasi Melalui Tekanan Positif Intermitten (IPPB)

Keuntungan Terapi Inhalasi VS Oral

Inhalasi Oral

Dosis Kecil Besar

Mulai Kerja Obat Cepat Lambat

Efek Samping Sedikit Banyak

Tempat Kerja Obat Langsung Tidak

Mencegah EIA* Baik Tidak

Lama Kerja obat sama sama

➜ EIA = Exercise Induced Asthma


Inhaler Dosis Terukur (IDT) / Meter Dose Inhaled (MDI)

Bila di semprotkan > akan mengeluarkan partikel


aerosol dalam dosis tertentu dengan kecepatan tinggi
(30m/detik)

➜ Penggunaan alat yang benar


akan memberikan dosis obat
yang tepat ke jalan napas
➜ Pentingnya teknik yang benar
➜ Penggunaan alat bantu (spacer)
diperlukan untuk memperbaiki
penghantaran obat ke paru
➜ Praktis dan mudah dibawa

• Keuntungan
o Dosisi obat lebih kecil
o Efek samping hamper tidak
ada
o Kerja cepat
o Tidak tergantung absorpsi
o Tidak mengiritasi lambung

• Kerugian
o Teknik teknik harus benar
o Perlu kordinasi cerma
Meter dose Inhaler with Spacer

• Aerosol lebih lambat dihirup


• Pengendapan di orofaring berkurang
• Obat mencapai paru lebih banyak
Nebulizer

Nebulizer adalah suatu cara pemberian obat dengan cara penghirupan setelah obat tersebut
terlebih dahulu dipisahkan menjadi partikel yang lebih kecil melalui cara aerosol,
humidifikasi.
➜ Aerosol adalah suatu sistem dimana molekul yang ukurannya lebih besar diuraikan
dalam satu/medium lain dengan alat nebulizer.
➜ Humidifikasi adalah pelembaban

Macam Nebulizer :
Jet Nebulizer
➜ Partikel lebih besar
➜ Suara bising
➜ Aerosol dingin
➜ Mudah dibawa dan diganti
Ultrasonik Nebulizer
➜ Partikel lebih kecil
➜ Suara mesin lebih rendah
➜ Ukuran alat besar

Keuntungan & Kekurangan - Nebulizer

Jet Ultrasound

Perawatan Mudah Lebih Rumit


Mudah Media Air
Bidang Datar

Harga Murah Mahal


Suara Kasar Halus
Partikel Lebih Kasar Lebih Halus

Obat yang diberikan dengan Inhalasi


1. Adregenik Bronkodilator
➜ Salbutamol (ventoline)
➜ Fenoterol
➜ Tarbutaline
➜ Orciprenaline
2. Kortikosteroid
➜ Flixotide
➜ Budenosine (Pulmicort)
3.Antikolinergik
➜ Ipratropium Bromide (Atrovent)
4.Mukolitik
➜ Acetyl Cystein
➜ Bromhexine HCL
Prosedur :
Persiapan Alat
1. Semua peralatan, dosis obat, obat-obatan, tempat sputum/bengkok, tissue, plastik.
2. Alat harus lebih rendah dari pasien supaya selang nubulizer tidak horizontal, sehingga
mengarah ke atas.
3. Air sebagai mediator penghantar gelombang ultrasonic.
4. Masukkan larutan NaCl (untuk mengencerkan obat 5 cc) dan obat, kemudian tutup.
5. Nyalakan alat, naikan intensitas sampai asap keluar
Persiapan Pasien
1. Posisi sebaiknya duduk tegak diajarkan deep breathing thoracoabdominal, pernafasan
hidung untuk saluran nafas atas, pernafasan mulut untuk saluran nafas bawah dan
ditahan 5-10 detik (toleransi) ekspirasi pelan-pelan.
2. Tarik nafas melalui mulut (bila pusing, mual, suruh laporkan).
Pelaksanaan
1. Pasang masker & intensitas dinaikkan lagi
2. Instruksikan, latihan nafas tadi.
3. Lamanya 15 menit atau sampai obat habis.
4. Perhatikan gejala klinis atau tanyakan keluhan subjektif.
5. Jika ada keluhan intensitas diturunkan & masker dibuka sampai keluhan hilang lalu
diteruskan lagi.
6. Setelah selesai pasien dibantu dibersihka atau dibersihkan sendiri oleh pasien
disekitar mulutnya dengan lap tissue.
7. Alat dibersihkan & disterikan.
Bandaging
Tiga jenis utama perban adalah: perban rol, perban tubular dan perban segitiga. Mereka
diperlukan untuk:
• Menutupi luka,
• Menerapkan tekanan mengendalikan pendarahan, atau
• Mendukung ketegangan atau keseleo.

Pada dasarnya ada dua jenis perban rol:


• Perban rol elastis digunakan untuk memberikan dukungan pada regangan atau keseleo
dan dililitkan pada sendi atau anggota gerak berkali-kali. Ini harus diterapkan dengan
kuat, tetapi tidak cukup erat untuk mengurangi sirkulasi.
• Perban kapas atau linen digunakan untuk menutupi pembalut kasa. Mereka ada dalam
berbagai lebar dan dapat ditahan dengan selotip, klip atau pin.

Digunakan pada jari tangan dan kaki karena area tersebut sulit dibalut dengan kain kasa.
Mereka juga dapat digunakan untuk menjaga pembalut pada bagian tubuh dengan banyak
gerakan, seperti siku atau lutut.
Perban segitiga terbuat dari katun atau kertas sekali pakai. Mereka memiliki berbagai
kegunaan:

• Ketika dibuka, mereka membuat gendongan untuk mendukung, mengangkat atau


melumpuhkan anggota tubuh bagian atas. Ini mungkin diperlukan dengan patah
tulang atau ketegangan, atau untuk melindungi anggota tubuh setelah operasi.
• Terlipat dengan sempit, perban segitiga menjadi kompres dingin yang dapat
membantu mengurangi pembengkakan.

Setiap teknik perban terdiri dari berbagai bentuk dasar perban.


Lima bentuk perban dasar berikut dapat digunakan untuk menerapkan sebagian besar jenis
perban:
1. Circular bandaging
2. Spiral bandaging
3. Figure-of-eight bandaging
4. Reverse spiral bandage

Circular Bandaging

Perban melingkar digunakan untuk menahan pembalut pada bagian tubuh seperti lengan,
kaki, dada atau perut atau untuk memulai teknik perban lainnya.
Untuk perban bundar, kami menggunakan potongan kain atau perban kasa
Spiral bandaging
Spiral Bandaging biasanya digunakan untuk bagian tubuh
yang berbentuk silinder. Perban elastis juga dapat digunakan
untuk menerapkan perban spiral ke bagian tubuh yang
meruncing. Meskipun diameter tubuh semakin meningkat,
elastisitas akan memungkinkan perban menempel erat ke kulit.

Figure-of-eight bandaging
Figure-of-eight bandaging perban melibatkan
dua belokan, dengan strip perban saling
bersilangan di sisi tempat sambungan melipat atau
memanjang. Biasanya digunakan untuk mengikat
sendi yang melenturkan atau bagian tubuh di bawah
dan di atas sendi.

Reverse spiral bandage


Reverse spiral bandage adalah perban spiral di mana
balutan dilipat kembali dengan sendirinya sebesar 180 °
setelah setiap belokan.Lipatan berbentuk-V ini memungkinkan
perban agar pas dengan bentuk meruncing bagian tubuh
sepanjang jalan.
Hydrotherapy
Hidroterapi dianggap sebagai metode terapi tertua, digunakan sebagai obat untuk
berbagai penyakit umum sejak budaya Yunani kuno, Jepang, Rumania.
Hidroterapi adalah metode terapi yang menggunakan air pada suhu yang berbeda dan
dalam keadaan agregasi yang berbeda (cair, padat atau gas) untuk mengobati penyakit tertentu.
Itu memfasilitasi penerapan berbagai intervensi terapi yang telah mapan, termasuk peregangan,
penguatan, mobilisasi sendi, pelatihan keseimbangan dan gaya berjalan, serta pelatihan
ketahanan.
Prinsip :
Daya Apung
Daya apung adalah gaya ke arah atas yang bekerja berlawanan dengan gravitasi.

Tekanan Hidrostatik
- Peningkatan tekanan mengurangi atau membatasi efusi, membantu pengembalian
vena, menimbulkan bradikardi, dan memutuskan aliran darah perifer
- Kedalaman dan tekanan yang proporsional memungkinkan pasien untuk melakukan
latihan secara lebih mudah ketika mendekati permukaan.

Viskositas
Viskositas adalah friksi yang terjadi antara molekul cairan yang menghasilkan tahanan aliran.

Tegangan Permukaan
Gaya tahanan tegangan permukaan berubah secara proporsional sesuai ukuran objek yang
bergerak melalui permukaan cairan

Metode Hidroterapi

Metode Ring Bad Ragaz


-Metode Ring Bad Ragaz adalah kumpulan teknik terapi di dalam air yang telah
dikembangkan selama bertahun-tahun di perairan termal Bad Ragaz, metode yang digunakan
secara internasional untuk re-edukasi otot, penguatan, traksi/elongasi tulang belakang,
relaksasi dan inhibisi tonus otot di dalam air.

- Memasukkan banyak prinsip dasar PNF yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan
lingkungan air.
▻ Isokinetically, terapis memberikan fiksasi sementara pasien bergerak melalui air baik
gerakan menjauh dari atau di sekitar terapis. Resisten yang di berikan menentukan
kecepatan gerakan di dalam air.
▻ Isotonically, terapis bertindak sebagai titik movable fixation.
▻ Isometrically, pasien memegang posisi yang tetap ketika sedang didorong melalui air oleh
terapis. Tindakan ini meningkatkan kontraksi yang seimbang.
Metode Halliwick
-Metode Halliwick menggunakan teori general system, konsep ini memiliki dua unsur yaitu:
berenang dan terapi, metode ini memiliki dua tujuan utama: untuk mengajarkan perenang
tentang diri mereka sendiri dan kontrol keseimbangan dalam air dan mengajarkan untuk
berenang
▻ Adaptasi Mental
Melibatkan dua gaya yang bekerja pada di dalam air: gravitasi dan gaya bouyancy, efek
gabungan dari kekuatan-kekuatan ini menyebabkan gerakan rotasi
▻ Restorasi Balance
Menekankan pada penggunaan pola gola gerakan yang besar terutama dengan lengan untuk
menjaga keseimbangan
▻ Inhibisi
Kemampuan untuk untuk berada pada posisi yang diinginkan atau postur.
▻ Fasilitasi
Kemampuan untuk membuat gerakan yang diinginkan dan dikendalikan secara fisik dengan
menggunakan alat bantu apung.

Indikasi :
Tujuan khusus latihan akuatik adalah untuk memfasilitasi pemulihan fungsional dengan
menyediakan lingkungan yang menambah kemampuan pasien dan / atau praktisi untuk
melakukan berbagai intervensi terapeutik.
▰ Memfasilitasi latihan lingkup gerak sendi
▰ Mengawali latihan tahanan
▰ Memfasilitasi aktivitas menumpu beban
▰ Meningkatkan pelaksanaan teknik manual
▰ Memberikan akses 3 dimensi ke tubuh pasien
▰ Memfasilitasi latihan kardiovaskular
▰ Mengawali replikasi aktivitas fungsional
▰ Meminimalkan risiko cedera atau cedera ulang selama rehabilitasi
▰ Meningkatkan relaksasi pasien
Perhatian Khusus

Takut akan Air


-Ketakutan akan air dapat membatasi keefektifan kegiatan apa pun yang terbenam. Pasien
yang ketakutan sering mengalami peningkatan gejala selama dan setelah perendaman karena
menjaga otot, respons stres, dan bentuk yang tidak tepat dengan berolahraga.

Kelainan saraf
-Pasien ataxik mungkin mengalami peningkatan kesulitan mengendalikan gerakan yang
disengaja.
-Pasien dengan multiple sclerosis yang tidak toleran terhadap panas dapat mengalami
kelelahan dengan pencelupan pada suhu lebih dari 33⁰C
Kejang
-Pasien dengan epilepsi terkontrol memerlukan pemantauan ketat selama perawatan terendam
dan harus mematuhi pengobatan sebelum perawatan

Disfungsi Jantung
-Pasien dengan angina dan tekanan darah abnormal juga memerlukan pemantauan ketat.
Untuk pasien dengan penyakit jantung, olahraga akuatik intensitas rendah dapat
mengakibatkan permintaan jantung lebih rendah daripada latihan darat serupa.

Luka dan Garis Kecil Terbuka


-Luka kecil dan terbuka dan trakeotomi dapat ditutupi oleh pembalut air.
-Pasien dengan jalur intravena, jalur Hickman, dan jalur terbuka lainnya membutuhkan
penjepitan dan fiksasi yang tepat.

KONTRAINDIKASI
▰ Disfungsi respirasi, kapasitas vital kurang dari 1 liter
▰ Penyakit vaskuler perifer yang berat.
▰ Resiko perdarahan.
▰ Penyakit ginjal yang berat (pasien tidak mampu menyesuaikan terhadap
hilangnya cairan selama imersi)
▰ Luka terbuka tanpa balutan oklusif, kolostomi, dan infeksi kulit, seperti tinea pedis
dan kurap.
▰ Inkontinensia urin atau defekasi (pada kejadian mengompol dibutuhkan evakuasi
kolam, penanganan kimia, dan mungkin dikeringkan.
▰ Menstruasi
▰ Infeksi atau penyakit yang menyebar melalui air atau udara (misalnya, influenza,
infeksi gastrointestinal, tifoid, kolera, dan poliomielitis.
▰ Kejang yang tidak terkontrol selama setahun terakhir ( akan membahayakan
keselamatan terapis dan pasien jika diperlukan pengeluaran dari kolam secara
mendadak.

SPECIAL EQUIPMENT

Stretching Exercise
Strengthening Exercise
KINESIOTAPING
K-Tapes adalah teknik perekaman rehabilitatif definitif yang dirancang untuk
memfasilitasi proses penyembuhan alami tubuh sambil memberikan dukungan dan stabilitas
pada otot dan sendi tanpa membatasi rentang gerak tubuh. K-Tapes mengikuti jalur otot atau
saraf, dapat diterapkan secara bebas ke bagian tubuh mana pun, dan tidak membatasi kebebasan
bergerak pasien.

Fungsi Dasar dan Efek Kinesiotaping


Dengan menargetkan berbagai reseptor dalam sistem somatosensori, Kinesiotape mengurangi
rasa sakit dan memfasilitasi drainase limfatik dengan mengangkat kulit secara mikroskopis.
Pengangkatan ini mempengaruhi pembentukan konvolusi pada kulit sehingga meningkatkan
ruang interstitial dan memungkinkan penurunan peradangan pada area yang terkena.

Peningkatan Fungsi Otot


Aplikasi dalam cedera otot, aplikasi dalam pemendekan otot, aktivasi otot yang tidak
berfungsi

Eliminasi Gangguan Peredaran Darah


Aplikasi K-Taping dapat mengangkat kulit di area ini, menambah ruang, dan dengan
demikian berdampak pada penurunan tekanan dan peningkatan sirkulasi getah bening.
Pengurangan rasa sakit
Adhesi K-Tape ke kulit, dan perpindahan mekanis yang dihasilkan yang disebabkan oleh
gerakan tubuh, mengarah pada stimulasi mekanisme reseptor di kulit.

Dukungan fungsi gabungan


Fungsi gabungan dapat didukung menggunakan berbagai aplikasi K-Tape. Dengan
mempengaruhi tonus otot, ketidakseimbangan dapat diperbaiki dan keseimbangan
dikembalikan ke kelompok otot.

Prinsip Dasar
• Meniru kualitas kulit
• Taping ini tidak mengandung gel pereda nyeri
• Taping ini di desain sangat baik supaya kulit tetap mendapatkan ventilasi
• Efektif digunakan jangka waktu 3-5 hari
Aplikasi Arah Kinesiotaping
Insersio ke Origo
§ Digunakan untuk menginhibisi Otot Ketarik atau Overused
§ Stretch ringan wajib digunakan untuk mendapatkan Hasil maksimal
Origo ke Insersio
§ Digunakan untuk memfasilitasi otot yang lemah atau performa menurun
§ Stretch dari light ke moderate di perlukan
Tipe dari aplikasi Stretch
• Full- 100%
• Severe-75%
• Moderate- 50%
• Light- 15-25%
• Zero/ None- 0%
• persentase peregangan mengacu pada persentase peregangan yang tersedia (LGS)
Bentuk pola potongan kinesio tape

Perhatian dan Kontra indikasi


• Kulit sensitif atau kulit sedang dalam pemulihan
• Kulit yang selesai di terapi sinar
• Daerah yang mendekati Cancer
• Daerah yang mengalami selulit/sensitif
• Jika setelah pemasangan mengalami alergi dan gatal gatal

Indikasi
Frozen shoulder Patellar tendinitis

Tennis Elbow Low back pain


Ankle sprain Hamstring strain

Muscle Aplication

Ligament Aplication

Tendon Aplication
TRAKSI
Traksi: proses menarik untuk meregangkan jarak antar suatu bagian.

Traksi :

- Manual (traksi manual)


- Mekanis (traksi mekanis).

Traksi mekanis pd vertebra cervical (cervical traction) dan vertebra lumbal (lumbar traction).

PHYSIC THEORY

PHYSIC THEORY

Decompression

SPINAL DECOMPRESSION/TRACTION

• Traksi spinal: tarikan untuk meregangkan jarak antar vertebra yang bertujuan untuk
mengurangi tanda atau gejala kompresi spinal servikal atau lumbal.

ANATOMY OF SPINE
PHYSIOLOGY OF SPINE COMPRESSIO

Cervical

PHYSIOLOGY OF SPINAL COMPRESSIO

Lumbal

AKIBAT TEKANAN BERLEBIHAN TERHADAP DISCUS DAN AKAR SYARAF


SPINAL
Cervical

PHYSIOLOGY OF SPINAL DECOMPRESSION

TUJUAN DAN EFEK

Mobilisasi facet joint

Efek mobilisasi dr variasi posisi & beban tarikan:

- Translasi permukaan facet


- Distraksi permukaan facet
- Kompresi permukaan facet
- Thoracal & upper lumbale
- Cervical & lower lumbal
- Lower cervical & mid thoracal

Mobilisasi diskus

- Mengurangi beban intra discal


- Dorongan nucleus ketengah

PENGARUH PENGULURAN SECARA MEKANIK PADA SPINE

- Peregangan otot spinal


- Regangan ligamenta dan kapsul facet joint
- Melebarkan for. intervertebra
- Koreksi kurva spine
- Translasi facet joint
- Meratakan tonjolan discus
CERVICAL DECOMPRESSION

Persiapan Alat
• Periksa alat yang akan digunakan

• Pastikan peralatan beroperasi dengan aman


• Tidak menggunakan peralatan listrik yanng berbahaya • Semua tombol berfungsi
dengan baik
• Periksa cervical sling/ board

• Pasang cervical sling/ board


• Pastikan tombol emergency bisa digunakan

Persiapan Pasien

- Anamnesa
o Identitas
o Keluhan Riwayat Penyakit
o Riwayat Pengobatan
- Assessment
• General Condition
• VAS
• Posture Check
• Objective Test
• PFGD
• Specific Test : Neurologic Sign, Functional Test, etc
- Diagnosa
- Goal Treatment
- Treatment Explain
Prosedur :

• CervicalSling:

Posisikan pasien dalam posisi yang tepat.

• Duduk : kursi ditempatkan pada posisi yang tepat dan cervical sling
ditempatkan tepat diatas kursi.
• Terlentang : posisikan pasien tidur terlantang dengan bantal dibawah lutut.
• Pasang cervical sling pada pasien
• Hubungkan cervical sling ke spreader bar, hubungkan spreader bar ke unit traksi.
• Beri pasien tombol emergency
• Mulai terapi :
• Periksa posisi leher 20-30 derajat fleksi
• Tekan tombol “on”
• Pilih mode traksi : intermittent atau continues
• Atur beban tarikan
• Atur hold dan rest sesuai indikasi
• Atur lama terapi
• Double check posisi pasien dan mesin
• Tekan tombol start
• Berikan tombol emergency pada pasien dan jelaskan kegunaan tombol
tersebut.
• Mengakhiri terapi, peralatan akan turn off secara otomatis, lepaskan cervical sling,
evaluasi pasien dan berikan latihan

Pelaksanaan :

• Cervicalboard:

• Posisikan pasien dalam posisi terlentang


• Kencangkan cervical board, tonjolan cervical board harus menyentuh occipital
dengan gentle.

• Hubungkan cervical board ke unit traksi.


• Beri pasien tombol emergency
• Mulai terapi :
• Periksa posisi leher 20-30 derajat fleksi
• Pilih mode traksi : intermittent atau continues
• Atur beban tarikan
• Atur hold dan rest sesuai indikasi
• Atur lama terapi
• Double check posisi pasien dan mesin
• Tekan tombol start
• Berikan tombol emergency pada pasien dan jelaskan kegunaan tombol
tersebut.
• Mengakhiri terapi, peralatan akan turn off secara otomatis, lepaskan cervical sling,
evaluasi pasien dan berikan latihan

LUMBAR DECOMPRESSION

Persiapan alat :
• Pastikan alat berfungsi dengan baik
• Nyalakan alat dengan menekan tombol “on”
• Pasang strap dada dan strap pinggang di tempat tidur • Pasang penyanggah lengan
• Tempatkan bantal di posisi leher
• Siapkan bantal sanggahan lutut

Persiapan Pasien

- Anamnesa

• Identitas
• Keluhan
• Riwayat Penyakit
• Riwayat Pengobatan

- Assessment
• General Condition
• VAS
• Posture Check
• Objective Test
• PFGD
• Specific Test : Neurologic Sign, Functional Test, etc
- Diagnosa
- Goal Treatment
- Treatment Explain

LUMBAR DECOMPRESSION

Pelaksanaan :

Mulai Terapi

• Posisikan pasien tidur terlantang diatas strap dada dan pinggang.


• Check posisi SIAS sebagai patokan dari pemasangan strap pinggang
• Pasangkan strap pinggang, kencangkan strap dan kaitkan
• Pasang strap dada tepat dibawah iga ke 6-8
• Pastikan pasien tetap dapat bernafas dengan normal
• Kaitkan strap pinggang dengan unit traksi
• Pasang sanggahan lutut
• Pastikan posisi pasien lurus
• Atur mode alat, lama terapi, HR
• Tekan “Start”
• Berikan tombol emergency pada pasien dan jelaskan kegunaannya

Selesai terapi:

• Alat akan otomatis berhenti bekerja ketika selesai.


• Matikan mesin
• Lepaskan strap dan sanggahan lutut
• Berikan beberapa latihan
CAUTION

• Pasien dalam kondisi akut, bisa diposisikan berdiri dalam pemakaian strap pinggang.
• Berikan stretching setelah treatment.
• Jangan terburu-buru meminta pasien untuk duduk/ jalan setelah treatment.
• Ada beberapa sensasi yang akan dirasakan pasien selama treatment : kesemutan,
kelistrikan, pusing, mual, sesak, kebas, dsb
• Berikan home program/ exercise agar membantu proses terapi lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132300162/1.%20Dasar%20%20Dasar%20Fisioterapi
%20Pada%20Cedera%20Olahraga.pdf

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-terapi-dingin-pada-fisioterapi/12962

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132300162/penelitian/2.+Terapi+dingin++(cold+therapy)+d
alam+penanganan+cedera+olahraga.pdf

Anda mungkin juga menyukai