Anda di halaman 1dari 206

K ATA N A

Modul Panduan JuRRagan

1
Pengarah
Dony Monardo (Kepala BNPB)
Lilik Kurniawan (Deputi Bidang Pencegahan)

Penanggung Jawab
Pangarso Suryotomo (Plt. Direktur Pemberdayaan Masyarakat)

Tim Penyusun:
Firza Ghozalba
Wartono
Iis Yulianti
Nurul Maulidhini
Revanche Jefrizal
Ika syatriea merdeka
Paulina laurentia diana
Tasril Mulyadi
Multazam F. Ardi
Saena Sabrina
Risky Hidayat
Trinirmalaningrum

Desain dan Tata Letak


Box Breaker
2
Identitas JuRRagan
Nama : _______________________________________
No ID : _______________________________________
Alamat : _______________________________________
_______________________________________
TLP : _______________________________________
Email : _______________________________________

3
Daftar Isi

Modul Umum 1

Modul 1. Pengenalan Risiko Bencana 15

Modul 2. Pengenalan Rumah Aman Bencana 103

Modul 3. Rencana Siaga Keluarga 129

Modul 4. Peringatan Dini Bencana 149

Modul 5. Evakuasi 169

4
5
6
NORMA & ETIKA
PENGANTAR
KATANA
KATANA (Keluarga Tangguh Bencana) adalah keluarga yang
terdaftar di BNPB karena telah memenuhi standar ketangguhan
keluarga berupa kesadaran, pengetahuan, keterampilan yang
terus dikembangkan untuk mengurangi korban jiwa pada saat
terjadi bencana.

Pengembangan Ketangguhan keluarga diwujudkan dengan


melaksanakan seluruh rangkaian peningkatan kapasitas
sesuai dengan lima modul teknis yaitu :
• Modul 1 : Pengenalan Risiko Bencana
• Modul 2 : Pengenalan Rumah Aman Bencana
• Modul 3 : Rencana Siaga Keluarga
• Modul 4 : Peringatan Dini Bencana
• Modul 5 : Evakuasi Mandiri

Keluarga yang telah mengikuti seluruh rangkaian peningkatan


kapasitas, mendapatkan nomor seri KATANA yang dikeluarkan
oleh BNPB.

Prospek keuntungan masa depan KATANA


1. Setiap anggota KATANA memiliki kesempatan untuk
menjadi nominator dalam tangguh award.
2. Setiap anggota KATANA dapat mengikuti acara tahunan
KATANA dalam skala nasional.
3. Setiap KATANA mendapatkan pembaharuan informasi
bulanan dalam bentuk media yang ditetapkan.
4. Setiap KATANA mendapatkan tanda pengenal KATANA di
setiap rumah.
1
JuRRagan
JuRRagan (Juru Keluarga Tangguh Bencana) adalah fasilitator
yang terdaftar di BNPB dan berasal dari KATANA yang bertugas
untuk mendampingi proses pembentukan KATANA baru

JuRRagan memiliki jenjang karir sesuai tingkatan dan


pengembangan jejaring KATANA yang dimilikinya

Tugas dan fungsi JuRRagan:


1. Memberikan pendampingan secara berkala dan terus-
menerus kepada KATANA dan calon KATANA
2. Memberikan mentoring dan asistensi bagi JuRRAgan
dibawah jaringannya.
3. Memberikan penilaian terhadap KATANA dan JuRRagan
dibawah jaringannya.

Program ini mendukung wanita dan penyandang disabilitas


untuk ikut serta menjadi JuRRagan

Jenjang karir & penghargaan JuRRagan

2
JuRRagan
Fresh Graduate
J Reward > No seri Katana
BNPB

JuRRagan Tanah
K K K K K
J K K K K K
Reward > Sertifikat Penghargaan Katana

JuRRagan Perak

J J J J
Pemda Kab/Kota

Reward > Sertifikat penghargaan dari Kaban BNPB


& Prov

JuRRagan Emas

J J J J
Reward > kursus tingkat nasional + akses K/L &
Kepala daerah

JuRRagan Platinum

J J J J
BNPB

Reward > kursus tingkat internasional + akses


menteri & Kepala BNPB

Boss JuRRagan Syarat JuRRagan Platinum 2 tahun berturut-turut

J J J J
Reward > akses Presiden (tamu kehormatan)

3
4
STRATEGI
Kolaborasi sebagai strategi yang tepat dalam mengembangkan
program KATANA harus memiliki komitmen yang kuat dan
kesepahaman antara JuRRagan dan mitra lokal.

Program KATANA berkolaborasi intensif dengan kementerian/


Lembaga, NGO/INGO, Filantropi lainnya yang memiliki
program/dampingan di tingkat keluarga.

Pola Operasi
Progam KATANA dikelola dengan menggunakan B-Plan

B-Plan terdiri dari 2 siklus pengelolaan yaitu siklus pengelolaan


sistem pendukung dan siklus pengelolaan taktis lapangan

5
IMPLEMENTASI
TRAINING DAN
PENDAMPINGAN

TAKTIS
LAPANGAN

INISIASI
JURRAGAN
(KOLABORASI/
REKRUTMEN)
TAKTIS
LAPANGAN
MENTORING
PENILAIAN DAN
KEMAJUAN ASISTENSI
DAN
REWARDS

PEMELIHARAAN
IMPLEMENTASI LAPANGAN

SISTEM PENDUKUNG

KOLABORASI DAN
SISTEM PENDUKUNG

KEMITRAAN LEMBAGA

KOLABORASI DAN
KEMITRAAN LEMBAGA

PEMBARUAN SISTEM
PENDUKUNG

RANCANG
BANGUN AWAL
SISTEM
PENDUKUNG
IDENTIFIKASI
SISTEM
PENDUKUNG

6
IDENTIFIKASI
SISTEM PENDUKUNG
Memastikan ketersediaan sistem pendukung
• Ketersediaan stakeholders dan mitra-mitra pendukung

Prioritas model pengelolaan yang akan diterapkan


• Model 1: Pengelolaan pada daerah yang telah memiliki
program pendampingan kebencanaan (baik dari K/L
maupun Ormas)
• Model 2: Pengelolaan pada daerah yang telah memiliki
program pendampingan tapi bukan bidang kebencanaan
(baik dari K/L maupun Ormas)
• Model 3: Pengelolaan pada daerah yang belum memiliki
program pendampingan

Gunakan Form ISP untuk memandu identifikasi sistem


pendukung

7
RANCANG
BANGUN AWAL
SISTEM PENDUKUNG
Menetapkan mekanisme pengelolaan KATANA di suatu
wilayah.

Merancang sistem pendukung berdasarkan mekanisme


pengelolaan KATANA yang telah ditetapkan.

Merancang penghargaan dari daerah

Memastikan ketercapaian target Outcome dan Impact yang


dihasilkan

Gunakan Form RB untuk memandu rancang bangun awal


sistem pendukung

PEMELIHARAAN
SISTEM PENDUKUNG
Menjaga komitmen dan penyelenggaraan sistem pendukung

Koordinasi dan evaluasi tahunan antar sistem pendukung

8
PEMBARUAN
SISTEM
PENDUKUNG
Pembaruan sistem pendukung sesuai perkembangan dan
perubahan konstelasi sumber daya yang tersedia

Penyesuaian sistem pendukung yang disebabkan adanya


perubahan kebijakan

Gunakan form RB untuk memperbaharui sistem pendukung

INISIASI
JuRRagan

Rekrutmen JuRRagan baru

Kolaborasi dengan fasilitator/sumber daya yang sudah ada

9
TRAINING
JuRRagan
JuRRagan baru:
• Minimal pelatihan dilakukan menggunakan modul teknis
• JuRRagan yang bisa menjadi trainer minimal JuRRagan
Perak

Kolaborasi:
• Gunakan modul-modul mitra dengan mengacu pada
Modul Umum dan Modul Teknis JuRRagan

IMPLEMENTASI &
PENDAMPINGAN
Lakukan sesuai dengan rangkaian proses dan prosedur (lihat
Form IMP)

Pola pendampingan KATANA non JuRRagan:


• Nomor Seri JuRRagan
• Nomor Seri KATANA
• Pola dampingan periodik kepada KATANA non JuRRagan

10
MONITORING
DAN ASISTENSI
Pertemuan rutin (perbulan) untuk konsultasi dan evaluasi
JuRRagan di tingkat Kabupaten/Kota

Pertemuan triwulan untuk konsultasi dan evaluasi JuRRagan


di tingkat Provinsi

Pemberian majalah/buletin bulanan JuRRagan

PENILAIAN
KEMAJUAN DAN
REWARDS
Penilaian kemajuan selama satu tahun

Pemberian Rewards tahunan

Pemberian majalah/buletin tahunan JuRRagan

Data base nomor seri JuRRagan & jaringan di bawahnya.

11
12
Modul 1
MODUL 1

PENGENALAN
RISIKO
BENCANA

15
PENGENALAN

MODUL 1
RISIKO BENCANA
PENGENALAN RISIKO
Setiap anggota keluarga
BENCANA perlu mengetahui risiko
bencana yang berpotensi
terjadi di lingkungannya.
Setiap anggota keluarga perlurisiko
Tidak hanya mengetahui
bencanarisiko
bencana yang berpotensi terjadi
di rumahnya, di
namun juga
lingkungannya. Tidak
risikohanya
bencanarisiko bencana
yang di
ada pada
rumahnya, namunlingkungan
juga risikoaktivitas
bencanaharian
yang ada
pada lingkungan aktivitas
tiap-tiap harian
anggota tiap-tiap
keluarga,
anggota keluarga,baik
baikaktivitas
aktivitasrutin,
rutin,atau
ataupun
pun
aktivitas temporer, sepertitemporer,
aktivitas liburan, kunjungan
seperti
keluarga dan sebagainya.
liburan, kunjungan keluarga
dan sebagainya.

PELAKU LOKASI WAKTU


Fasilitator : JuRRAgan Rumah Calon 30-45
Peserta : Seluruh KATANA MENIT
Anggota
Keluarga

BAHAN
16 BANTU JURRAGAN
BAHAN BANTU JURRAGAN

1. Pamflet 1.1: Pengenalan Skema dan kegiatan KATANA


2. Pamflet 1.2: Pengenalan Risiko Bencana Berbasis
Kawasan.
3. Aplikasi inaRisk yang terpasang di telepon genggam
JuRRagan.
4. Kartu Identitas Resmi JuRRagan
5. Surat Tugas (bila ada)
6. Katalog Pengurangan Risiko Bencana
7. Laptop (tidak diwajibkan)

Tujuan Modul
Aktivitas
Modul ini dirancang agar JuRRAgan
dapat membantu kepala keluarga 1. Perkenalan
mengidentifikasi risiko-risiko bencana yang 2. Pengantar
berpotensi terjadi di lingkungan aktivitas 3. Konsepsi risiko
tiap-tiap anggota keluarganya.
bencana
Pada akhir sessi ini, Calon KATANA mampu
untuk: 4. Kegiatan:
1. Memahami konsep risiko bencana Identifikasi
2. Mengidentifikasi risiko-risiko bencana risiko bencana
yang ada di lingkungan tempat aktivitas
tinggalnya keluarga
3. Mengidentifikasi risiko-risiko bencana
5. Rangkuman
yang ada di lingkungan aktivitas
hariannya
4. Mengidentifikasi risiko-risiko bencana
yang ada di lingkungan aktivitas
temporer yang akan dikunjungi dalam 3
bulan ke depan.

17
ISTILAH PENTING

BENCANA: RISIKO BENCANA:


peristiwa atau rangkaian potensi kerugian yang
peristiwa yang ditimbulkan akibat
mengancam dan bencana pada suatu
mengganggu kehidupan wilayah dan kurun
dan penghidupan waktu tertentu yang
masyarakat yang dapat berupa kematian,
disebabkan, baik oleh luka, sakit, jiwa
faktor alam dan/atau terancam, hilangnya rasa
non-alam maupun faktor aman, mengungsi,
manusia sehingga kerusakan atau
mengakibatkan kehilangan harta, dan
timbulnya korban jiwa gangguan kegiatan
manusia, kerusakan masyarakat (UU
lingkungan, kerugian 24/2007)
harta benda, dan dampak
psikologis (UU 24/2007)

18
1 PERKENALAN
PENGENALAN RISIKO BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah pengumuman resmi dari pemerintah tentang


dimulainya pelaksanaan KATANA pada suatu daerah
Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


Membangun kepercayaan Calon KATANA 1. Kartu Identitas Resmi
terhadap kapasitas JuRRagan dalam JuRRagan
membangun ketangguhan bencana 2. Surat Tugas (bila ada)

Catatan untuk JuRRagan


1. Perkenalkan diri Anda dan berikan informasi tentang latar
belakang dan pengalaman terkait KATANA atau pun di
bidang penanggulangan bencana.
2. Perlihatkan Kartu Identitas Resmi JuRRagan kepada
Calon KATANA
3. JuRRagan memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang dirinya.
4. Bila calon KATANA adalah tetangga dekat Anda, perlu
untuk tetap menjaga sikap profesionalisme sebagai
JuRRagan.

19
2 PENGANTAR
PENGENALAN RISIKO BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah Aktivitas Perkenalan


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Ceramah, diskusi dan penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi waktu : 5 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


1. Memperkenalkan Program KATANA, Pamflet 1.1. Pengenalan Skema
benefit, dukungan, dan mekanisme nya. dan kegiatan KATANA.
2. Memberikan pemahaman kepada calon
KATANA tentang peluang menjadi
JuRRagan KATANA.

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif


terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.
2. Pelajari bersama Skema Kemitraan KATANA dengan
kepala keluarga Calon Anggota KATANA.
3. Bersikap terbuka terhadap diskusi dengan calon anggota
KATANA.
4. Tanamkan kepada calon KATANA ajakan untuk tidak
hanya menjadi KATANA, namun juga menjadi JuRRagan.

20
3 KONSEPSI RISIKO BENCANA
PENGENALAN RISIKO BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah Aktivitas Pengantar


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Presentasi, diskusi dan penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi waktu : 10 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat membedakan 1. Pamflet 1.2. Pengenalan
pengertian bahaya, bencana, dan risiko Risiko Bencana Berbasis
bencana. Kawasan
2. Calon KATANA memahami prinsip 2. Laptop (tidak diwajibkan)
untuk mengurangi risiko bencana dan 3. Katalog PRB
strategi pengurangan risiko bencana

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif


terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.
2. Interaktif dan berikan contoh-contoh penjelasan yang
sesuai dengan risiko bencana di daerah calon KATANA.

21
4 KEGIATAN: IDENTIFIKASI RISIKO
PENGENALAN RISIKO BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah Aktivitas Konsepsi Risiko Bencana


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Presentasi, diskusi dan penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi waktu : 10 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat membedakan 1. Katalog PRB
pengertian bahaya, bencana, dan risiko
bencana.
2. Calon KATANA memahami prinsip
untuk mengurangi risiko bencana dan
strategi pengurangan risiko bencana

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif


terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.
2. Interaktif dan berikan contoh-contoh penjelasan yang
sesuai dengan risiko bencana di daerah calon KATANA.

22
5 RANGKUMAN
PENGENALAN RISIKO BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah Aktivitas Identifikasi risiko bencana aktivitas


keluarga
Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Presentasi, diskusi dan penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi waktu : 5 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat membedakan 1. Pamflet 1.1. Pengenalan
pengertian bahaya, bencana, dan risiko Skema dan kegiatan KATANA
bencana. 2. Pamflet 1.2. Pengenalan
2. Calon KATANA memahami prinsip Risiko Bencana Berbasis
untuk mengurangi risiko bencana dan Kawasan
strategi pengurangan risiko bencana 3. Katalog PRB

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif


terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.
2. JuRRagan memberikan kesimpulan tentang proses
yang sudah dilaksanakan pada hari ini kepada anggota
keluarga.
3. Ajak calon KATANA untuk menyimpulkan pembahasan
materi hari ini bersama-sama.
4. JuRRagan mendiskusikan jadwal pelaksanaan tahap
selanjutnya dengan anggota keluarga.

23
Alat Bantu
Ajar
Modul 1
KATALOG PRB
1 Apa itu Pengurangan Risiko Bencana (PRB)?

Pengertian bencana menurut UU no 24 tahun 2007

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 


Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya


yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi. (Perka BNPB no3 th 2012)

Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana


pada suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa
kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
(Perka BNPB no3 th 2012)

Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,


hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi,
dan teknologi pada suatu kawasan untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan,
dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu. (Perka BNPB No.3 th 2012)

27
2 Siklus penanganan bencana

Bencana TANGGAP
DARURAT

KESIAPSIAGAAN

MITIGASI

PEMULIHAN

PENCEGAHAN

3 Manajemen bencana

Bencana

Tanggap
Kesiapsiagaan Darurat

Pencegahan Pemulihan
dan Mitigasi

28
4 Siklus PB

Kesiapsiagaan Tanggap
Kajian Darurat Darurat
Rencana Operasional

Perencanaan Siaga Bantuan Darurat

Peringatan Dini
Pengkajian
Koordinasi
Manajemen Informasi Pemulihan
Mobilisasi Sumber
Mitigasi Keterkaitan Nas & Int’l Rehabilitasi

Perencanaan Kesiapan
Penuntasan
Pencegahan

Pencegahan & Pasca


Mitigasi Pembangunan Kembali Darurat

Mitigasi atau meminimalkan dampak


5 terhadap bencana dilakukan secara fisik
struktural/ bangunan, sedangkan mitigasi
terhadap pola perilaku yang rentan melalui
non struktural, seperti penyuluhan, relokasi
permukiman, peraturan-peraturan bangunan
dan penataan ruang.

6 Bencana berkaitan dengan manusia dan komunitasnya dalam


menghadapi ancaman atau bahaya alam.
Jika lingkungan alam tidak mengancam jiwa / kehidupan manusia,
maka fenomena alam itu sekedar peristiwa biasa.

29
7
Fenomena Alam
Proses alam (geologis, klimatologis) yang
tidak menimbulkan ancaman apapun

8
Kejadian yang jarang atau ekstrim
yang dari alam atau ulah manusia
mengancam kehidupan manusia,
properti dan lingkungan.

9 Perbedaan
KECELAKAAN BENCANA

KARAKTERISTIK BENCANA DI INDoNESIA


Banjir Kebakaran Hutan dan Lahan
Gempa bumi Kebakaran Rumah
Tsunami Banjir Bandang
Letusan Gunung Api Abrasi
Tanah Longsor
Puting Beliung
Kekeringan

30
1 BANJIR

Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang


biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya
terjadi karena curah hujan turun terus menerus dan mengakibatkan
meluapnya air sungai, danau, laut atau drainase karena jumlah air yang
melebihi daya tampung media penopang air dari curah hujan tadi.

Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga
terjadi karena ulah manusia. Contoh, berkurangnya kawasan resapan air
karena alih fungsi lahan, penggundulan hutan yang meningkatkan erosi
dan mendangkalkan sungai, serta perilaku tidak bertanggung jawab seperti
membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di bantaran sungai.

31
Kejadian bencana banjir sangat bersifat lokal. Satu daerah bisa terlanda
banjir dan daerah lainnya aman. Oleh sebab itu, informasi mengenai banjir
yang resmi biasanya berasal dari institusi di daerah yang bertanggung jawab,
seperti BPBD.

Anda yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya


dan Bandung dapat berpartisipasi untuk memberikan informasi ketinggian
genangan air dan banjir melalui media sosial dan akan dipetakan melalui laman
PetaBencana.id.

Kendati sifatnya bencana lokal, namun terkadang banjir juga dapat meluas
dan melumpuhkan kehidupan perkotaan seperti yang pernah terjadi di
Jakarta. Oleh sebab itu, langkah antisipasi harus dilakukan baik sebelum, saat,
dan pascabencana banjir.

PENYEBAB BANJIR
Curah hujan di atas normal

Saluran pembuang / sungai tak mampu menampung sehingga air meluap

Penyempitan sungai akibat pembangunan

Pendangkalan karena sedimentasi

Kepadatan bangunan di permukiman

Jebolnya bangunan air ( bendungan / waduk / dam)

32
Parameter Kerusakan
Luas genangan (km2, hektar)

Kedalaman atau ketinggian air (meter)

Kecepatan aliran air (m/detik, km/jam)

Kepekatan air / tebal lumpur (meter)

Lama waktu genangan (hari)

Mekanisme Perusakan
Aliran arus air yg cepat dan turbulen, menghanyutkan manusia dan benda-benda lain.

Banjir yg membawa material lumpur & batu dapat merusakkan bangunan


dan pondasi jembatan.

Genangan air yg berlangsung lama akan merusak harta benda

Material yg diendapkan waktu surut merusak lahan pertanian


dan menimbulkan penyakit

Upaya pencegahan dan mitigasinya

Pengendalian tata ruang dan penggunaan lahan

Pengelolaan DAS bagian hulu (penghijauan)

Peningkatan kewaspadaan (peringatan dini)

33
Pembuatan bangunan penahan/tanggul sungai

Pembuatan rumah/bangunan yang ‘akrab’ banjir

Pelatihan cara-cara penyelamatan dan evakuasi

Penyiapan sarana penyelamat (perahu karet dll)

Prabencana
Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya
banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan.

Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal kita, apakah berada di zona


rawan banjir.

Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir.

Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa
dampaknya untuk rumah kita.

Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk memahami rute


evakuasi dan daerah yang lebih tinggi.

Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman


banjir dan merencanakan tempat pertemuan apabila anggota
keluarga terpencar-pencar.

34
Mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota
keluarga yang terkena banjir.

Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan


tetangga apabila banjir terjadi.

Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari,


misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air
minum.

Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik, dan gas.

Mempertimbangkan asuransi banjir.

Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka Anda bisa membuat


catatan harta kita, mendokumentasikannya dalam foto, dan simpan
dokumen tersebut di tempat yang aman.

Menyimpan berbagai dokumen penting di tempat yang aman.

Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya penguatan dan
peninggian bangunan rumah.

Perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat bersentuhan
dengan air banjir.

Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum.

35
Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan.

Menggunakan air bersih dengan efisien.

36
Saat Bencana

Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah informasi dari berbagai
media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan


tempat-tempat lain yang tergenang air.

Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya banjir bandang dapat
terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa peringatan pada saat hujan biasa atau deras.

Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda. Apabila masih
tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di tempat yang aman dari
banjir. Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang lebih tinggi di
dalam rumah.

Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang.
Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh
peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas/dalam air.

37
Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah: Jangan berjalan di
arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh.

Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak.
Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak.

Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik,


abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini
tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.

Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya


kehabisan air bersih.

Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan akan dilalui oleh
arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba tanpa peringatan.

38
Pascabencana
Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat
berbahaya dan ancaman kesetrum.

Waspada dengan instalasi listrik.

Hindari air yang bergerak.

Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa saja
keropos dan ambles.

Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak yang
berwenang membutuhkan sukarelawan.

Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak


yang berwenang.

Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air.

Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang


tidak terlihat seperti pada fondasi.

39
Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih jika Anda terkena air banjir.

buang makanan yang terkontaminasi air banjir.

dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air,


serta di mana mendapatkan bantuan perumahan/shelter,
pakaian, dan makanan.

dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.

Bersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran


setelah banjir.

Lakukan pemberantasan sarang nyamuk Pemberantasan Sarang


Nyamuk (PSN).

Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.

Terlibat dalam perbaikan jamban dan Saluran Pembuangan Air


Limbah (SPAL).

40
2 GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan


oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas
gunungapi, atau runtuhan batuan.

Jenis bencana ini bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung
dalam waktu singkat. Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan, jalan,
jembatan, dan sebagainya dalam sekejap.

Sampai saat ini, belum ada ahli dan institusi yang mampu memprediksi
www.bmkg.go.id kapan terjadinya gempa bumi. Institusi yang berwenang untuk
mengeluarkan informasi kejadian gempa bumi adalah BMKG.
Anda dapat mengetahui informasi dari
berbagai parameter mengenai besaran
suatu gempa bumi, titik pusat gempa bumi, kedalaman,dan
potensi tsunami dari laman (www.bmkg.go.id) atau pun
aplikasi gawai BMKG berbasis android atau IOS.

41
PENYEBAB GEMPA BUMI
Pelepasan energi secara geofisika dalam bumi

Proses tektonik pergerakan lempeng bumi

Pergerakan geomorfologi lokal

Aktivitas gunung api

Kondisi Saat Terjadi Bencana

Kejadian mendadak

Belum ada metode pendugaan yang akurat

Parameter
Skala Magnitude (Richter, Moment Seismic), yaitu besarnya energi yang
dilepaskan oleh pusat gempa (epicenter).

Skala Intensitas (Modified Mercalli Intensity, MSK) yaitu menunjukkan


kerusakan akibat getaran pada lokasi

Kerusakan disebabkan oleh goncangan dari pusat gempa, jarak dan


kondisi tanah di lokasi.

42
Mekanisme Perusakan:
Energi getaran merambat ke seluruh permukaan bumi dan meruntuhkan
bangunan, sehingga menimbulkan korban bagi penghuninya.

Getaran dapat memicu terjadinya tanah longsor, reruntuhan batu, kerusakan


permukiman, kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi, juga banjir
(jika menghancurkan dam atau bendungan).

Upaya pencegahan dan mitigasinya


Membuat peta rawan gempa dan hindari permukiman pada zona/kawasan tersebut.

Pembuatan standar / desain bangunan tahan gempa dan kualitas bangunan.

Pengaturan dalam ijin mendirikan bangunan.

Pelatihan penanggulangan dan peningkatan kewaspadaan


masyarakat di daerah rawan gempa.

43
Prabencana

Menyiapkan rencana untuk


penyelamatan diri apabila
gempa bumi terjadi.

Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi


reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan
terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di
bawah meja.

Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan


standar, dan persediaan obat-obatan.

Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap


guncangan gempa bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu,
Anda bisa merenovasi bagian bangunan yang sudah rentan.

Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar


penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Saat Bencana
Di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat:

Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu,


upayakan keselamatan diri Anda dengan cara berlindung di bawah meja
untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca.
Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah
di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari keluar rumah.

Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta


mencabut dan mematikan semua peralatan yang
menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.

44
Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca,
genteng, atau material lain. Tetap lindungi kepala dan segera
menuju ke lapangan terbuka, jangan berdiri dekat tiang,
pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.

Jangan gunakan lift apabila


sudah terasa guncangan.
Gunakan tangga darurat
untuk evakuasi keluar
bangunan. Apabila sudah
di dalam elevator, tekan
semua tombol atau gunakan
interphone untuk panggilan
kepada pengelola bangunan.

Kenali bagian bangunan yang


memiliki struktur kuat, seperti
pada sudut bangunan.

Apabila Anda berada di dalam


bangunan yang memiliki petugas
keamanan, ikuti instruksi evakuasi.

Di dalam mobil:
Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan
kehilangan kontrol terhadap mobil.

Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil


Anda di kiri bahu jalan dan berhentilah.

Ikuti instruksi dari petugas berwenang


dengan memerhatikan lingkungan
sekitar atau melalui alat komunikasi
lainnya seperti radio atau gawai.

PERINGATAN TSUNAMI PASCA GEMPA BUMI:


Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera lakukan evakuasi
menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.

45
Pascabencana
Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.

Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri Anda setelah gempa


bumi berhenti. Perhatikan reruntuhan maupun benda-benda yang
membahayakan pada saat evakuasi.

Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.

Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.

Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan


instalasi listrik dan air. Apabila di luar bangunan dengan
tebing di sekeliling, hindari daerah yang rawan longsor.

Jika di dalam mobil, berhentilah tetapi tetap berada


di dalam mobil. Hindari berhenti di bawah atau di
atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.

46
3 TSUNAMI

Tsunami terdiri dari rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar


dengan kecepatan mencapai lebih dari 900 km/jam atau lebih di tengah
laut. Jenis bencana ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain gempa
bumi yang terjadi di dasar laut, runtuhan di dasar laut, atau karena letusan
gunungapi di laut.

47
Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk, atau muara sungai, kecepatan
gelombang tsunami akan menurun, namun ketinggian gelombang akan
meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.

Institusi yang berwenang untuk memberikan peringatan


bencana tsunami adalah BMKG.
Seperti gempa bumi, belum ada ahli dan institusi yang mampu memprediksi
dengan tepat kapan tsunami akan terjadi. Anda dapat mengenali suatu wilayah
yang berpotensi terdampak tsunami dengan rambu peringatan bahaya tsunami.

48
Berikut ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk
menghadapi bencana tsunami.

Prabencana

Ketahui tanda-tanda sebelum tsunami terjadi, terutama setelah gempa bumi


(intensitas gempa bumi lama dan terasa kuat, air laut surut, bunyi gemuruh dari
tengah lautan, banyak ikan menggelepar di pantai yang airnya surut, dan tanda-
tanda alam lain).

Memantau informasi dari berbagai media resmi


mengenai potensi tsunami setelah gempa bumi
terjadi.

Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan


berdiam diri di sana untuk sementara waktu
setelah satu gempa bumi besar mengguncang.

Segera menjauhi pantai dan tidak perlu


melihat datangnya tsunami atau menangkap
ikan yang terdampar di pantai karena air
surut.

Mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggal


akan bahaya tsunami dan jalur evakuasi
tercepat ke dataran yang lebih tinggi.

Saat Bencana

Setelah gempa bumi berdampak pada


rumah Anda, jangan berupaya untuk
merapikan kondisi rumah.
Waspada gempa bumi susulan!

Jika Anda berada di rumah, usahakan untuk


tetap tenang dan segera membimbing keluarga
untuk menyelamatkan diri ke tempat yang
lebih tinggi dan aman.

49
Tidak semua gempa bumi memicu tsunami.Jika mendengar
sirine tanda bahaya atau pengumuman dari pihak berwenang
mengenai bahaya tsunami, Anda perlu segera menyingkir dari
daerah pantai.Perhatikan peringatan dan arahan dari pihak
berwenang dalam proses evakuasi.

Jika telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah disana karena


gelombang tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar
dari gelombang pertama serta dengarkan informasi dari pihak yang
berwenang melalui radio atau alat komunikasi lainnya.

Jangan kembali sebelum


keadaan dinyatakan aman
oleh pihak berwenang.

Tsunami tidak datang sekali, tetapi bisa sampai lima


kali. Oleh karena itu, sebelum ada pengumuman
dari pihak berwenang bahwa kondisi telah aman,
janganlah meninggalkan tempat evakuasi karena
seringkali gelombang yang datang kemudian justru
lebih tinggi dan berbahaya.

50
Hindari jalan melewati jembatan. Anda
dianjurkan untuk melakukan evakuasi
dengan berjalan kaki.

Bagi Anda yang melakukan evakuasi menggunakan


kendaraan dan terjadi kemacetan, segera kunci dan
tinggalkan kendaraan serta melanjutkan evakuasi
dengan berjalan kaki.

Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah


berlayar, upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari
wilayah pelabuhan.

Pascabencana
Tetap utamakan keselamatan dan bukan barang-barang
Anda.Waspada dengan instalasi listrik dan pipa gas.

Anda dapat kembali ke rumah setelah keadaan


dinyatakan aman dari pihak berwenang.

Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai


ada informasi aman dari pihak berwenang.

Hindari air yang menggenang karena kemungkinan kontaminasi


zat-zat berbahaya dan ancaman tersengat aliran listrik.

Hindari air yang bergerak karena arusnya


dapat membahayakan Anda.

Hindari area bekas genangan untuk menghindari


terperosok atau terjebak dalam kubang.

Jauhi reruntuhan di dalam genangan air karena sangat berpengaruh


terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.

Bersihkan sarang nyamuk dan serangga lainya.

51
Berpartisipasi dalam kaporisasi sumber-sumber air bersih,
perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah.

Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali


jika pihak berwenang membutuhkan relawan.

Tetap di luar gedung yang masih dikelilingi genangan air.

Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman


kerusakan yang tidak terlihat seperti pada fondasi.

Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan


menggunakan sabun dan air bersih jika Anda terkena air genangan tsunami.

Buanglah makanan yang terkontaminasi air genangan.

Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana


mendapatkan bantuan tenda darurat, pakaian, dan makanan.

Apabila Anda terluka, dapatkan perawatan


kesehatan di pos kesehatan terdekat.

Tsunami biasanya terjadi menyusul gempabumi tektonik/vulkanik yang sangat besar.

Daerah rawan:
Pantai barat Sumatra

Pantai selatan Jawa

Sekitar laut Banda

Pantai utara Maluku

Pantai utara Papua

52
4 LETUSAN GUNUNG API

Bahaya erupsi gunungapi memiliki dua jenis bahaya berdasarkan waktu


kejadian, yaitu bahaya primer dan sekunder. Berikut ini bahaya dari
erupsi gunungapi.

53
PENYEBAB
Pancaran magma dalam perut bumi yang berasosiasi dengan arus konveksi panas.

Proses tektonik dari pergerakkan dan pembentukan lempeng / kulit bumi

Peringatan Dini:

Aktivitas terjadi secara gradual atau tiba-tiba

Belum ada metode pendugaan yang akurat

Dapat dipantau perkembangannya setiap jam

Evakuasi penduduk dapat dilakukan

Parameter:
Volume material yg dimuntahkan (m3)

Ledakan dan lama letusan (hari)

Radius jatuhan material (km)

Ketebalan endapan debu (cm)

54
Potensi untuk pengurangan bencana:
Aliran lava dan material padat dalam batas tertentu dapat dibendung dan dialihkan
menjauhi permukiman.

Mekanisme Perusakan:
Letusan melontarkan gas beracun, awan panas dapat menimbulkan korban jiwa.

Tekanan ledakan dapat meruntuhkan bangunan

Aliran lahar yang dapat menghancurkan struktur bangunan, hutan dan


infrastruktur dilaluinya.

Abu vulkanik yg terbawa angin akan mencemari udara yg jauh dari pusat letusan.

Upaya Pencegahan dan Mitigasi:

Peningkatan kewaspadaan dan pengenalan sifat gunung api serta sistem peringatan dini

Perencanaan tata ruang daerah sekitar gunung api, hindari radius letusan.

Perencanaan bangunan saluran pengendali lava atau lahar, agar tidak


melanda permukiman.

Penerapan desain bangunan yang tahan terhadap akibat


beban abu volkanik dan tahan api.

55
1 Awan panas adalah aliran material vulkanik panas yang terdiri atas
batuan berat, ringan (berongga) lava masif dan butiran klastik yang
pergerakannya dipengaruhi gravitasi dan cenderung mengalir melalui
lembah. Bahaya ini merupakan campuran material erupsi antara
gas dan bebatuan (segala ukuran) yang terdorong ke bawah akibat
densitas tinggi. Suhu material bisa mencapai 300 – 700°C, kecepatan
awan panas lebih dari 70 km/jam.

2 Aliran lava adalah magma yang meleleh ke permukaan bumi melalui


rekahan, suhunya >10.000°C dan dapat merusak segala bentuk
infrastruktur.

3 Gas beracun adalah gas vulkanik yang dapat mematikan seketika


apabila terhirup dalam tubuh. Gas tersebut antara lain CO2, SO2,
Rn, H2S, HCl, HF, H2SO4. Gas tersebut biasanya tidak berwarna dan
tidak berbau.

4 Lontaran material (pijar). Lontaran material terjadi ketika letusan


magmatic berlangsung. Suhu mencapai 200°C, diameter lebih dari 10
cm dengan daya lontar ratusan kilometer.

5 Hujan abu. Material abu tampak halus dan bergerak sesuai arah angin.

6 Lahar Letusan, lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang


mempunyai danau kawah, terjadi bersamaan saat letusan. Air
bercampur material lepas gunung berapi mengalir dan bentuk banjir
lahar.

56
Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai ancaman bahaya erupsi
gunungapi yaitu tingkat status gunungapi (level) dan Kawasan Rawan
Bencana (KRB).

Tingkat Istilah
Penjelasan
Status dalam
(Level) bahasa

Tingkatan yang menunjukkan jelang letusan utama,


letusan awal mulai terjadi berupa abu atau asap.
IV Awas Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan
diikuti letusan utama.

Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual atau


pemeriksaan kawah, kegempaan dan metode lain saling
mendukung. Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan
III Waspada cenderung diikuti letusan.

Peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak


secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan
II Siaga dan gejala vulkanik lain.

Aktivitas gunungapi, berdasarkan pengamatan hasil visual,


kegempaan, dan gejala vulkanik lain, tidak memperlihatkan
I Normal adanya kelainan.

57
Berikut ini penjelasan mengenai Kawasan Rawan Bencana (KRB).

Tingkat Penjelasan

KRB III adalah kawasan yang sangat berpotensi terlanda


KRB awan panas, aliran lava, guguran lava, lontaran batu (pijar),
dan/atau gas beracun. Kawasan ini meliputi daerah pucak
III dan sekitar.

KRB II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan


panas, aliran lava, lontaran batu (pijar) dan/atau guguran
lava, hujan abu lebat, hujan lumpur panas, aliran lahar,
dan gas beracun. Kawasan ini dibedakan menjadi dua,
yaitu:
KRB 1) Kawasan rawan terhadap awan panas, aliran lava,
II guguran lava, aliran lahar, dan gas beracun terutama
daerah hulu.

2) Kawasan rawan terhadap hujan abu lebat, lontaran


batu (pijar) dan/atau hujan lumpur panas.

KRB I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar,


tertimpa material jatuhan berupa hujan abu, dan/atau
air dengan keasaman tinggi. Apabila letusan membesar,
kawasan ini berpotensi terlanda perluasan awan panas
dan tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat,
serta lontaran batu (pijar).
Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
KRB
I 1) Kawasan rawan terhadap lahar. Kawasan ini terletak
di sepanjang lembah dan bantaran sungai, terutama
yang berhulu di daerah puncak.

2) Kawasan rawan terhadap hujan abu tanpa


memperhitungkan arah tiupan angin.

58
Institusi teknis terkait dengan kegunungapian adalah
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG). Informasi terkait gunungapi dapat dilihat
pada laman berikut:http://www.vsi.esdm.go.id/

PVMBG juga memiliki produk aplikasi MAGMA


Indonesia yang dapat diakses pada gawai, dengan basis
Android dan IOS.

Jika Anda berada di kawasan pegunungan,


perhatikan apabila Anda melihat rambu
berikut ini yang berarti kawasan tersebut
memiliki ancaman erupsi gunungapi.
Langkah-langkah jika terjadi erupsi
gunungapi sebagai berikut:

Prabencana
Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan
aktivitas gunungapi.

Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi


debu vulkanik.

Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan


oleh pihak berwenang.

Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan


meluas di luar prediksi ahli.

Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji,


lampu senter dan baterai cadangan, uang tunai yang cukup
serta obat-obatan khusus sesuai pemakai.

59
Saat Bencana

Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan.

Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai.

Hindari tempat terbuka. Lindungi diri dari abu letusan gunungapi.

Gunakan kacamata pelindung.

Jangan memakai lensa kontak.

Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung.

Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti, baju lengan


panjang, celana panjang, dan topi.

Pascabencana

Kurangi terpapar dari abu vulkanik.

Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu


vulkanik sebab bisa merusak mesin kendaraan.

Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa


merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan.

Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda


bahaya lahar pada musim hujan.

60
5 TANAH LONGSOR

Bencana tanah longsor seringkali dipicu karena kombinasi dari curah


hujan yang tinggi, lereng terjal, tanah yang kurang padat serta tebal,
terjadinya pengikisan, berkurangnya tutupan vegetasi, dan getaran.

Bencana longsor biasanya terjadi begitu cepat sehingga menyebabkan


terbatasnya waktu untuk melakukan evakuasi mandiri. Material longsor
menimbun apa saja yang berada di jalur longsoran.

61
Penyebab:
Gaya gravitasi / beban material melampaui kuat geser tanah

Penambahan air memperbesar beban dan menurunkan kuat geser

Sudut lereng, semakin tegak semakin tak stabil

Adanya pemicu berupa getaran alam (hujan, badai, gempa bumi), atau
ulah manusia (transportasi, mesin industri, ledakan dsb).

Parameter:
Volume material yang bergerak / longsor (m3)

Luas daerah yang tertimbun (m2)

Kecepatan gerakan (cm/hari, m/jam)

Ukuran bongkah batuan (diameter, berat, vol)

Peringatan dini:
Sebagian besar tanah bergerak perlahan

Reruntuhan kecil material dapat dipakai sebagai indikator akan terjadi longsor.

62
Upaya Pencegahan dan Mitigasi:
Pengenalan & hindari daerah yang rawan longsor

Relokasi permukiman di tempat yang aman

Pondasi tiang pancang untuk menghindari liquifaction.

Stabilisasi lereng (dg teras dan penghijauan)

Pembuatan tanggul penahan dan reruntuhan

Penutupan rekahan di atas lereng

63
Prabencana

Mengurangi tingkat keterjalan lereng permukaan maupun air tanah.


(Perhatikan fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng,
menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam
lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai
tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).

Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.

Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan


fasilitas utama lainnya.

Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras
dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).

Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak


tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih
dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat
serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan, di
bagian dasar ditanam rumput).

Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.

Melakukan pemadatan tanah di sekitar perumahan. Pengenalan daerah


rawan longsor.

64
Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).

Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara


cepat ke dalam tanah.

Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya


liquefaction (infeksi cairan).

Utilitas yang ada di dalam tanah harus bersifat fleksibel.

65
Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan. Menanami kawasan
yang gersang dengan tanaman yang memiliki akar kuat, banyak dan
dalam seperti nangka, durian, pete, kaliandra dan sebagainya.

Tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah


yang tidak stabil (tanah gerak).

Membuat selokan yang kuat untuk mengalirkan air hujan.

Waspada ketika curah hujan tinggi.

Jangan menggunduli hutan dan menebang pohon sembarangan.

Saat Bencana
Segera evakuasi untuk menjauhi suara gemuruh
atau arah datangnya longsoran.

Apabila mendengar suara sirine peringatan longsor, segera evakuasi


ke arah zona evakuasi yang telah ditentukan. (Beberapa wilayah di
Indonesia telah terpasang Sistem Peringatan Dini Longsor).

Pascabencana

Hindari wilayah longsor karena kondisi tanah yang labil.

Apabila hujan turun setelah longsor terjadi, antisipasi


longsor susulan.

66
6 ANGIN PUTING BELIUNG

Bencana puting beliung sebagai akibat dari peristiwa hidrometeorologis


meningkat intensitas kejadiannya pada masa peralihan musim.

Jenis bencana ini menjadi bagian dari proses pertumbuhan awan hujan
cumulus nimbus yang terbentuk akibat pemanasan intensif. Ancaman
puting beliung sulit diprediksi karena merupakan fenomena atmosfer skala
lokal. Beberapa akibat bencana puting beliung adalah kerusakan rumah dan
pohon tumbang.

67
PENYEBAB
Perbedaan tekanan udara, dari daerah tekanan udara tinggi ke rendah. Jika melalui
daerah yg sempit akan menimbulkan pusaran angin yg bersifat menghancurkan.

Peringatan Dini
Terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar terbentuk melalui proses yg dapat
diikuti perkembangannya dengan citra satelit cuaca.

Parameter:
Kecepatan angin (km/jam)

Mekanisme Perusakan:

Hembusan angin yang sangat kuat dapat merobohkan bangunan, antena, papan reklame

Angin topan sering disertai hujan badai yang dapat menyebabkan banjir dan longsor.

Badai di lautan dapat menenggelamkan kapal dan anjungan (rig).

68
Upaya Pencegahan dan Mitigasi
Identifikasi daerah rawan angin topan

Memilih lokasi yang terlindung dari topan

Membuat struktur bangunan tahan angin topan

Penetapan standar bangunan yg memperhitungkan beban akibat angin topan

Menyiapkan bangunan yang luas untuk dapat menampung sementara bagi orang
maupun barang selama serangan angin topan.

69
Prabencana

Membuat rumah/bangunan yang kokoh.

Meningkatkan pengetahuan tentang angin puting beliung dan


cara penyelamatan diri.

Memperhatikan tanda-tanda terjadinya angin puting beliung, seperti


udara terasa panas, kemudian muncul awan gelap yang berlangsung
hingga sore hari.

Saat Bencana

Bawa masuk barang-barang ke dalam rumah, agar tidak terbawa angin.

Tutup jendela dan pintu lalu kunci.

Matikan semua aliran listrik dan peralatan elektronik.

70
Jika ada potensi petir akan menyambar, segera membungkuk, duduk dan
peluk lutut ke dada.

Jangan tiarap di atas tanah.

Segera masuk ke dalam rumah atau bangunan yang kokoh.

Jangan berlindung di bawah pohon besar dan papan reklame.

71
Pascabencana

Pastikan tidak ada anggota keluarga yang cedera.

Bila jatuh korban, segera berikan pertolongan darurat.

Laporkan segera kepada yang berwenang jika ada kerusakan yang


berhubungan dengan listrik, gas, dan kerusakan lainnya.

Jika dalam perjalanan, teruskan kembali dengan berhati-hati.

72
7 KEKERINGAN

Kekeringan merupakan kondisi kekurangan pasokan air dari curah hujan


dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu musim atau lebih, yang
berakibat pada kekurangan air untuk beberapa sektor kegiatan, kelompok
atau lingkungan (UNISDR, 2019)

73
PENYEBAB
Kemarau yang panjang dan hujan yang singkat

Anomali cuaca / iklim (El-Nino dan La-Nina)

Parameter:

Tingkat curah hujan (mm)

Periode / lama kekeringan (bulan)

Luas areal yang terlanda kekeringan (ha)

Mekanisme Perusakan:
Kekeringan menyebabkan tanaman mati, sehingga berkurangnya pangan.

Dampak berikutnya terhadap kesehatan manusia dan hewan / ternak.

Daerah yang gundul rentan terhadap banjir.

74
Peringatan Dini:
Terjadinya kekeringan dapat
diprediksi

Kejadian berjalan lambat, sehingga


dapat diantisipasi sejak dini.

Upaya Pencegahan dan Mitigasi:


Pengelolaan DAS secara bijaksana

Konservasi tanah dan air

Pengaturan pola tanam dan jenis tanaman

Pembangunan chek dam, waduk dan reservoir

Pengembangan industri alternatif non pertanian

Penghijauan, reboisasi dan rehabilitasi lahan

Teknologi modifikasi cuaca (hujan buatan)

75
Prabencana

Menjaga sumber/mata air.

Menggunakan air dengan bijak.

Tidak merusak hutan/kawasan cagar alam.

Secara kolektif membuat waduk atau embung untuk menampung air


hujan dan dipergunakan saat musim kemarau.

Dalam konteks pertanian, memanfaatkan mulsa. Mulsa adalah


material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban
tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga
tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Memenuhi kebutuhan keluarga, membuat tandon air di sekitar


pekarangan rumah untuk menampung air hujan.

76
Kurangi
pemakaian
air yang berlebih
MATIKAN
AIR
bila tidak
digunakan

Saat Bencana

Melapor dan meminta bantuan air bersih pada pihak yang berwenang.

Mengatur jadwal penggunaan air yang masih ada.

Pelaksanaan hujan buatan/TMC.

Simak informasi terkini dari radio, televisi, media online dan sumber
informasi resmi pemerintah.

77
Pascabencana

Membuat sumur resapan/biopori.

Membuat waduk/bendungan untuk menampung air hujan.

78
8 KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah keadaan pada lahan dan
hutan yang dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan serta dampak
yang merugikan.

79
Anda perlu memperhatikan kualitas udara di wilayah yang
terdampak karhutla atau informasi konsentrasi partikulat (PM10).
Berikut keterangan mengenai indikator kualitas udara.

Informasi kualitas udara di


BAIK beberapa tempat dapat diakses
0 - 50
di laman berikut:
http://www.bmkg.go.id/
kualitas-udara/informasi-
partikulat-pm10.bmkg

SEDANG TIDAK
50 - 150 SEHAT
150 - 250

SANGAT
TIDAK SEHAT BERBAHAYA
250 - 350 >350

80
Kebakaran Hutan dan Lahan Terjadi setiap tahun (Maret s.d Oktober)

Daerah rawan:
Sumatera Kalimantan

Sumatera Utara Kalimantan Barat

Riau Kalimantan Tengah

Sumatera Selatan Kalimantan Selatan

Pantai utara Papua Kalimantan Timur

Penyebab:
Faktor Cuaca yang sangat kering

Cara pembukaan lahan dengan pembakaran

Jenis tanaman yang mudah terbakar

Angin yang dapat mengobarkan api

Parameter:

Luas areal yang terbakar (hektar)

Luas areal yang tertutup kabut asap (km2)

81
Mekanisme Perusakan:
Cuaca yg sangat kering dapat mudah terbakar (sengaja atau tidak) dan cepat meluas.

Kebakaran akan menghabiskan flora dan fauna, permukiman, prasarana dan


fasilitas umum.

Asap yang ditimbulkan akan mengganggu :

- Kesehatan manusia (saluran pernafasan)


- Penerbangan / transportasi udara, darat dan laut

Upaya Pencegahan dan Mitigasi:

Membuat peraturan larangan pembakaran lahan

Melakukan sosialisasi dan penegakan hukum

Melakukan pengawasan dan pemadaman dini

Membuat barier penghalang, waduk kecil untuk


pemadaman dini.

Membentuk pasukan pemadam kebakaran dan sarana / pasarana


yang lengkap.

82
Data kebencanaan 2015 – 2018
Luas Bahaya (Ha
Potensi Dampak

Jiwa Terpapar
70,000,000 Fisik (Rp. Milyar)
Ekonomi (Rp. Milyar)
Lingkungan (Ha)
60,000,000

50,000,000

40,000,000

30,000,000

20,000,000

10,000,000

0
i i
eh ara rat iau b tan ulu ng ng iau rta rat ah rta ur ten al rat ur rat ah tan ur ara ara ah tan ara alo rat ku ara rat
Ac Ut Ba R Jam ela ngk pu litu n R aka Ba eng aka Tim an B Ba Tim Ba eng ela Tim Ut i Ut eng ela ngg ont i Ba alu Ut Ba
a a S m e J a T B ra ara tan n T n S tan tan es si T si S Te or es M ku ku
er ter ra Be La a B laua KI aw wa ogy awa a i u
at a
at
e k u D J Ja a Y J g g n a a n n w e e
ng eng ima ant ant ma ima ula law law wes
G aw
ul alu Mal
u m um
m a ng ep w Te l
T a lim lim a a l i l S u a S M
S S K e u ul
Su B m s a s a K a a K K S S
an Isti u
N Nu K K S
lau h
pu ra
Ke ae
D

Luas Bahaya Jiwa Fisik Ekonomi Lingkungan


Jenis Bencana
(Ha) Terpapar (Rp. milyar) (Rp. milyar) (Ha)
Banjir 39.371.167 100.814.666 176.329.821 140.520.440 12.135.957
Banjir Bandang 2.733.966 8.637.161 44.679.539 15.358.006 1.056.365
Cuaca Ekstrim 106.582.476 244.295.774 11.972.702 3.088.869 0
Gelombang Ekstrim
1.888.085 4.917.327 22.042.350 1.290.842 460.252
dan Abrasi
Gempa
52.374.614 86.247.258 466.689.834 182.185.171 0
bumi
Kebakaran Hutan
86.457.259 0 0 59.036.830 41.856.289
dan Lahan
Kekeringan 46.735.107 48.491.666 0 192.737.143 29.820.457
Letusan Gunung Api 1.162.220 3.910.775 2.695.427 12.613 139.676
Tanah Longsor 57.418.460 14.131.542 78.279.825 75.870.343 41.337.707
Tsunami 961.133 3.702.702 71.494.821 7.976.358 119.688

Sumber: Inarisk – info grafis http://inarisk.bnpb.go.id/infografis

83
Berada di kawasan hutan, perhatikan apabila Anda
melihat rambu berikut ini yang berarti kawasan tersebut
memiliki ancaman atau rawan kebakaran hutan.

Prabencana

Memberikan peringatan. Masih banyak warga yang tinggal disekitar hutan


yang masih belum mempunyai pengetahuan yang memadai tentang hutan dan
menyebabkan kerusakan ekosistem yang fatal. Masih banyak warga yang membakar
rumput saat musim kemarau yang disertai angin kencang. Sehingga penyebaran api
akan mudah dan meluas. Sehingga memang perlu memberikan pemahaman kepada
masyarakat di sekitar hutan untuk tidak membakar rumput dan puing puing.

Melakukan aktivitas pembakaran minimal dengan jarak yang telah ditentukan


Seperti diketahui, Jarak minimal yang harus diperhatikan untuk melakukan
pembakaran terhadap sampah atau puing-puing adalah minimal 50 kaki dari
bangunan dan 500 kaki dari hutan. Hal tersebut harus bisa diterapkan oleh warga
yang ingin membakar rumput di area hutan.

Pastikan api sudah mati. Sebelum warga pergi meninggalkan tempat pembakaran,
sangat disarankan untuk membersihkan area tersebut dari bahan bahan yang
mudah terbakar.

Hindari membakar ketika cuaca berangin. Angin kencang menjadi faktor


utama kebakaran hutan semakin meluas. Api akan semakin kencang dan besar
dan tentu ini sangat berbahaya.

84
Saat Bencana
Apabila tidak memiliki kepentingan, jangan keluar rumah.

Tinggal di dalam rumah. Tutup segala akses udara berasap yang bisa
masuk ke dalam rumah dan jaga udara dalam ruangan sebersih mungkin.

Nyalakan Air Conditioner (AC) atau filtrasi udara. Jika tidak memiliki
AC dan terlalu pengap untuk tinggal di dalam rumah, carilah
perlindungan di pusat.

Segera periksa ke dokter bila memiliki gangguan


jantung atau paru-paru.

Cukupi asupan air putih, buah dan makanan bergizi.

Lindungi lubang pernafasan dengan masker/kain setiap kali beraktivitas


di luar ruangan. Gunakan masker N95 untuk perlindungan lebih baik.
Cuci tangan dan wajah sesudah beraktivitas di luar ruangan. Bila api terus
menjalar, segera laporkan kepada Posko Kebakaran atau pihak terkait.

85
9 KEBAKARAN RUMAH

Kebakaran adalah musibah yang cukup dikhawatirkan karena dapat


mengakibatkan berbagai kerugian bagi pihak yang mengalaminya.

Tak hanya materi, pihak yang mengalaminya bisa kehilangan anggota keluarga
atau menderita cacat permanen akibat musibah ini. Bangunan rumah dan
perabotan hangus, hingga berbagai dokumen penting ikut terbakar.

Sumber : https://www.chubb.com/id-id/articles/cegah-kebakaran-rumah-dengan-cara-ini.aspx

86
Untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh human error, sebagai
pemilik rumah Anda dapat melakukan beberapa langkah sederhana berikut ini:

• Jika listrik di rumah Anda sering turun tiba-tiba tanpa ada pemicu segera lakukan
pengecekan. Apabila Anda tidak berhasil menemukan titik yang bermasalah,
sebaiknya segera panggil pihak yang berpengalaman untuk memeriksa seluruh
instalasi listrik di rumah Anda. Langkah ini sangat krusial untuk dilakuakn karena
korsleting listrik merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran.
• Jauhkan berbagai benda yang memiliki sifat mudah terbakar dari segala sumber
api. Kebakaran rumah bisa disebabkan oleh bermacam-macam hal, misalnya
puntung rokok, lilin yang dinyalakan saat listrik padam, atau kompor yang
digunakan untuk memasak.
• Selain tidak baik untuk kesehatan, rokok juga bisa menjadi pemicu terjadinya
kebakaran. Perokok seringkali membuang puntung rokoknya secara langsung ke
tempat sampah saat rokok tersebut masih dalam keadaan menyala, tanpa melihat
apakah ada benda yang mudah terbakar di dalamnya. Sebaiknya beri larangan
merokok di dalam maupun di sekitar rumah Anda.

Jangan memasak sembari mengerjakan pekerjaan lain karena fokus Anda akan
teralihkan. Bisa-bisa Anda lupa bahwa kompor sedang dinyalakan. Hal ini sangat
berbahaya, karena suhu di sekitar kompor akan terus meningkat dan memicu
munculnya api.

Pemilik rumah yang cerdas juga akan mempersiapkan dirinya dengan


mengasuransikan rumah tinggal yang mereka miliki. Selain menjamin bangunan
rumah tinggal, asuransi kebakaran rumah juga menanggung barang-barang yang
terdapat di dalam bangunan rumah tinggal, misalnya perabotan, dokumen serta
mesin dan persediaan. Meski tidak bisa mencegah terjadinya kebakaran, namun
asuransi ini dapat meminimalisir beban kerugian materi yang Anda tanggung saat
kebakaran terjadi.

87
Penyebab Kebakaran Rumah
Kebakaran merupakan salah satu bencana yang masih sering kita temukan di kota
Jakarta. Dari serangkaian kebakaran baru-baru ini terjadi, korban tentu berjatuhan,
sekalipun bukan korban jiwa. Masyarakat yang jadi korban pun merugi, seperti
yang ditemui di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara yang rumahnya
hangus dilalap si jago merah. Salah satu faktor kebakaran yang terjadi di Jakarta
akibat keteledoran masyarakatnya sendiri. Kita sebagai warga Jakarta, tentunya
ingin berada di lingkungan yang nyaman, aman, dan jauh dari bencana. Untuk
menghindari terjadinya kebakaran, sebaiknya Anda perlu mengetahui beberapa hal
yang dapat menyebabkan kebaran.

BERIKUT 4 PENYEBABNYA:
Beban stop kontak yang terlalu berat Stop kontak dibebani dengan berbagai peralatan
sehingga dapat hangus dan gosong. Untuk itu, Anda harus lebih memahami peralatan
listrik yang digunakan sehari-hari. Jangan biarkan stop kontak di rumah Anda
terhubung dengan banyak peralatan elektronik. Hal ini dapat menyebabkan korsleting
dan terjadi kebakaran.

Sistem kabel tidak layak Jangan biarkan kabel yang sudah rusak tetap Anda gunakan
karena serabut-serabut yang ada di dalam kabel tersebut sudah putus. Agar kabel awet
dan bisa digunakan lama, sebaiknya jangan sering menggulung kabel.

Cairan yang mudah terbakar Solar, minyak tanah, dan bensin merupakan jenis cairan
yang mudah terbakar. Tidak hanya itu, ternyata lem dan parfum Anda pun bisa
membuat kebakaran menjadi lebih besar.

Perlengkapan masak Kebakaran yang terjadi di Jakarta, seringkali akibat kompor dan
gas yang meledak di dapur rumah. Untuk itu, Anda harus perhatikan dan berhati-
hati dalam menggunakannya. Namun, tidak hanya itu yang perlu diperhatikan,
perlengkapan masak lainnya seperti wajan dan panci juga dapat menyebabkan
kebakaran karena akan sangat panas bila terlalu lama kontak langsung dengan api.
Untuk para wanita, sebaiknya apabila memasak harus tetap berada di dapur dan jangan
ditinggal-tinggal. Selain itu, perhatikan juga pemasangan gas pada kompor Anda.

Sumber :: https://www.alatpemadamkebakaran.co/penyebab-kebakaran-rumah/

88
Apa TINDAKAN KELUARGA pada :
Sebelum terjadi letusan kebakaran
Persiapan didalam rumah :

Tentukan peran dan tugas keluarga (misalnya saat


kebakaran apa peran ayah, ibu, anak , dan asisten
rumah tangga)

Pastikan Gas, kompor dan instalasi listrik


menggunakan Standar Nasional Indonesia dan
rapihkan serta periksa secara berkala, serta
pastikan kondisi aman dengan menggunakan

Biasakan mematikan percikan api untuk


menghindari potensi terjadinya kebakaran.

Jangan meninggalkan kompor ketika masih menyala

Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar

Siapkan tas siaga bencana untuk keluarga yang


diletakan di tempat yang mudah terjangkau dan
terlihat serta dekat akses keluar rumah

Siapkan alat pemadaman api ringan (APAR)


portable atau alat pemadaman api ringan
tradisonal contoh handuk basah

Siapkan tas siaga untuk keluarga yang diletakan di tempat


yang mudah terjangkau dan terlihat serta dekat akses keluar
rumah untuk bertahan di 3 x 24 jam pertama

89
Pastikan jalur evakuasi keluar rumah dalam keadaan kosong,
tidak ada yang menghambat (meja, kursi, lemari, dll).

Memperhatikan keluarga yang sakit dan berkebutuhan khusus

Pastikan rencana keluarga ketika terjadi bencana


banjir (dimana titik kumpul, dimana jalur evakuasi)

mempersiapankan keluarga menghadapi evakuasi mandiri


untuk keluarga (berlatih memadamkan api dengan alat
yang tersedia (apar portable atau handuk basah)

menyimpan nomer penting (pemadam kebakaran, polisi


dan ambulans gawat darurat)

Persiapan di lingkungan:

1
Membuat peringatan dini manual yang diletakan di
depan pintu halaman rumah ,contoh : kentongan
baik bambu atau tiang listrik, bel atau lonceng

2Pastikan kran air dan alat penampungan air berfungsi dengan baik

3
Antisipasi hal-hal yang dapat menimbulkan kebakaran.

4
Menyelaraskan rencana kedaruratan keluarga kita dengan tetangga, lingkungan
RT,RW dan Kelurahan (sistem peringatan dini, jalur evakuasi, titik kumpul, serta
bantuan kedaruratan)

5
Mengadakan pelatihan dan
mensimulasikan bersama keluarga dan
warga sekitar dalam pemadaman dan
penyelamatan kebakaran

90
Saat terjadi kebakaran
Di dalam rumah :

Jangan panik dan berteriaklah sekencang mungkin untuk


meminta bantuan ketika terjadi kebakaran di rumah.

Lakukan tindakan untuk mencegah penyebaran api


(gunakan APAR atau kain tebal/handuk basah)

Hubungi pemadam kebakaran

Selamatkan segera diri dan keluarga secepatnya

menggunakan masker, handuk atau kain basah yang menutupi mulut


dan hidung

Lakukan perlindungan diri dengan


menghindari asap dengan cara merunduk
dan merangkak lebih rendah dari asap dan
keluarlah dari rumah dengan hati-hati

Bila pakaian kita terbakar segera berhenti , jatuhkan diri dan berguling untuk
mematikan api.

Keluarlah melalui jalur yang aman.

91
Setelah terjadi kebakaran

Hitung jumlah keluarga yang berhasil menyelamatkan diri

Nomor telepon penting

Periksa kondisi kesehatan seluruh keluarga

Jauhi rumah yang terbakar guna menghindari kecelakaan

Mengungsilah di tempat yang sudah di sepakati. (misal rumah keluarga


terdekat).

92
10 ABRASI

Abrasi adalah proses terkikisnya batuan atau material keras, misalnya


dinding atau tebing batu yang seringkali disertai dengan longsoran atau
runtuhan material. (Yuwono 2005 dalam Wibowo 2012).

93
PenyebaB
• Faktor alam: pasang surut air laut dan gelombang serta arus laut yang berpotensi
menimbulkan kerusakan sebagai akibat dari angin yang kencang di atas lautan. Faktor
tersebut tidak dapat dihindari karena laut memiliki siklus tersendiri, ada kalanya angin
berhembus kencang dan berpotensi menghasilkan gelombang yang merusak, ada juga
saatnya angin hanya berhembus sewajarnya.

• Faktor ulah manusia: eksploitasi yang berlebihan terhadap kekayaan laut seperti ikan
dan terumbu karang sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem laut. Faktor
lain yang mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem laut yaitu penambangan pasir.
Penambangan pasir yang dilakukan secara berlebihan dengan pengerukan pasir sebanyak
mungkin dengan intensitas yang tinggi dapat mengakibatkan terkurasnya pasir di laut.
Hal tersebut memberikan pengaruh secara langsung terhadap arah dan kecepatan air
laut yang secara otomatis akan langsung menghantam bibir pantai. Air laut akan lebih
ringan jika tidak membawa pasir sehingga air tersebut dapat lebih cepat dan lebih keras
menghantam bibir pantai sehingga kemungkinan terjadinya abrasi akan meningkat.

MEKANISME

Mekanisme abrasi yang terjadi karena faktor alam diawali dengan tiupan angin di atas
lautan yang mengakibatkan arus laut dan gelombang memiliki kekuatan untuk mengikis
bibir pantai. Gelombang yang menerjang bibir pantai mampu menggetarkan tanah maupun
batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan. Abrasi terjadi pada saat angin yang
bergerak di laut mengakibatkan terjadinya arus laut dan gelombang menuju bibir pantai.
Angin dan arus tersebut lama kelamaan mengikis bibir pantai.

Getaran kecil seperti gempa akan terjadi di sepanjang pantai. Gelombang dengan kekuatan
terbesar terjadi bersamaan dengan terjadinya badai sehingga proses abrasi akan semakin
cepat terjadi. Contoh abrasi karena faktor alam antara lain Pura Tanah Lot di Pulau Bali
yang terus terkikis.

Selain itu, faktor manusia juga dapat mengakibatkan abrasi misalnya penambangan
pasir. Penambangan pasir merupakan salah satu kegiatan manusia yang sangat
mempengaruhi abrasi pantai, tidak hanya di tempat penambangan pasirnya tapi juga
berpengaruh terhadap daerah sekitar tambang karena pasir laut yang terkuras akan sangat
mempengaruhi kecepatan dan arah arus laut yang menghantam bibir pantai.

94
PENCEGAHAN

Beberapa usaha pencegahan terjadinya abrasi yang dapat dilakukan antara


lain penanaman kembali hutan mangrove seruas pantai, meniadakan
penggalian pasir pantai, membuat media atau sarana pemecah gelombang
yang terbuat dari beton, dan pelestarian terumbu karang. Pencegahan
abrasi dapat dilakukan dengan merehabilitasi hutan bakau yang sudah
rusak, baik akibat abrasi maupun akibat pembukaan lahan tambak.

Selain itu, dibutuhkan peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat


maupun pemerintah daerah yang mengatur pelarangan penambangan
pasir pantai secara besar-besaran tanpa memperhatikan dampaknya
terhadap lingkungan. Pembuatan pemecah gelombang dan pelestarian
terumbu karang diperlukan untuk mengurangi kekuatan gelombang yang
menghantam bibir pantai.

Pencegahan abrasi secara alami dapat dilakukan dengan penanaman pohon.


Pemilihan jenis tanaman untuk menangani masalah abrasi ini merupakan hal
yang paling penting karena tanaman yang dipilih harus bisa hidup dengan
baik pada kondisi lingkungan asam, salinitas tinggi, tanah pasir, dan sedikit
unsur hara.

Diperlukan upaya yang tepat dan cermat dalam mengatasi abrasi agar
keseimbangan ekosistem daratan dan ekosistem perairan tetap terjaga.

Sumber : https://www.chubb.com/id-id/articles/cegah-kebakaran-rumah-dengan-cara-ini.aspx

95
APA ITU
INARISk PERSONAL?
adalah aplikasi android & ios yang

fase sebelum, saat, maupun pasca bencana. CARA UNDUH


Scan QR code:
Cari “Inarisk Personal”
orang sebagai upaya mempersiapkan diri
dan keluarga dalam menghadapi bencana.

6 LANGKAH PENGGUNAAN :

1 2Buka aplikasinya, Inarisk


3 Pilih 'Info Bahaya'
Download aplikasinya di
Personal akan menunjukkan untuk mengetahui
playstore atau IOS
lokasi kita berada.

4 5 6
Pilih rekomendasi fase
Pilih jenis bencananya
bencananya

97
CHECKLIST
PERLENGKAPAN JuRRagan
STATUS
KETERSEDIAAN
SUDAH BELUM LIST PERLENGKAPAN
Modul KATANA
Aplikasi INARISK Personal pada smartphone

Surat Tugas
Laptop

99
Modul 2
MODUL 2

PENGENALAN
RUMAH AMAN
BENCANA

103
PENGENALAN

MODUL 2
RUMAH AMAN
PENGENALANBENCANA
RUMAH AMAN
BENCANA
Setiap anggota keluarga
perlu mengetahui dan
memperkuat struktur
Setiap anggota keluarga perlu mengetahui dan
bangunan rumahnya. Tidak
memperkuat struktur bangunan rumahnya.
hanya struktur bangunan
Tidak hanya struktur bangunan rumah, namun
rumah, namun juga
juga infrastruktur rumah, fasilitas dan perabot
infrastruktur rumah, fasilitas
yang ada didalam rumah.
dan perabot yang ada
didalam rumah.

PELAKU LOKASI WAKTU


Fasilitator : JuRRAgan Rumah Calon 30-45
Peserta : Seluruh KATANA MENIT
Anggota
Keluarga

BAHAN BANTU JURRAGAN


104
1. Poster/pamflet/brosur 2.1. Rumah Aman Bencana.
BAHAN BANTU JURRAGAN

1. Poster/pamflet/brosur 2.1. Rumah Aman Bencana.


2. Poster/pamflet/brosur 2.2. Tata Ruang Aman Bencana
3. Katalog PRB
4. Formulir Denah Rumah Siaga
5. Kartu checklist Penilaian Mandiri Rumah Aman Bencana

Tujuan Modul
Aktivitas
Modul ini dirancang agar
JuRRAgan dapat membantu kepala 1. Review materi
keluarga mengenal rumah aman sebelumnya
bencana termasuk infrakstruktur 2. Pengantar
rumah,fasilitas dan perabot yang ada
3. Paparan:
didalam rumah.
Pada akhir sessi ini, Calon KATANA Pengenalan rumah
mampu untuk: aman bencana
1. Mengetahui tingkat keamanan 4. Kegiatan:
rumah (infrstruktur rumah, Denah Rumah
fasilitas dan perabot di rumah) Siaga
2. Mengetahui cara memperbaiki
5. Kegiatan:
dan memperkuat tiang dan
struktur rumah secara sederhana Penilaian mandiri
3. Mengetahui cara bertindak sesuai rumah calon
kondisi KATANA
6. Rangkuman

ISTILAH PENTING

RUMAH AMAN BENCANA:


adalah Rumah yang memiliki spesifikasi tahan terhadap ancaman
yang berada di daerahnya masing-masing

105
1 REVIEW MATERI SEBELUMNYA
PENGENALAN RUMAH AMAN BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah mendapatkan materi modul 1


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


Memberikan gambaran kepada JuRRagan 1. Catatan hasil modul 1
sejauh mana penerimaan materi sebelumnya
oleh calon KATANA

Catatan untuk JuRRagan

1. Review dilakukan pada setiap awal pertemuan dalam


pembahasan tema Modul ini.
2. Persilahkan calon KATANA untuk bertanya jika ada materi
pada Modul 1 yang belum dimengerti/belum jelas.
3. Jawab pertanyaan calon KATANA dengan sederhana
tanpa menggurui dan sensitif terhadap harga diri calon
KATANA.
4. Jika ada pertanyaan yang belum dapat terjawab
oleh JuRRagan, janjikan untuk menjawabnya pada
pertemuan berikutnya. Jika dirasa perlu, JuRRagan dapat
mendiskusikan jawaban pertanyaan tersebut dengan
JuRRagan lainnya.

106
2 PENGANTAR
PENGENALAN RUMAH AMAN BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah aktivitas review


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


Mengetahui sejauh mana pengetahuan 1. Katalog PRB
calon KATANA terhadap risiko yang ada di 2. Poster/pamflet/brosur 2.1.
rumahnya Rumah Aman Bencana

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif


terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.
2. JuRRagan diharapkan dapat se-interaktif mungkin
dengan calon KATANA.
3. Setelah selesai diskusi tentang materi sebelumnya,
JuRRagan mensilahkan anggota keluarga mengitari
rumah dan mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat
timbul di area rumah.

107
3 PAPARAN : TATA RUANG AMAN BENCANA
PENGENALAN RUMAH AMAN BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah aktivitas pengantar


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 15 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


Mengetahui sejauh mana pengetahuan calon 1. Katalog PRB
KATANA terkait rumah aman bencana; 2. Poster/pamflet/brosur 2.2.
mengetahui cara merenovasi rumah sesuai Tata Ruang Aman Bencana
dengan SNI rumah aman bencana.

Catatan untuk JuRRagan


1. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif
terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.
2. JuRRagan diharapkan dapat se-interaktif mungkin
dengan calon KATANA.
3. Setelah selesai diskusi tentang materi sebelumnya,
JuRRagan mensilahkan anggota keluarga mengitari
rumah dan mengidentifikasi perabot-perabot yang dapat
menimbulkan risiko di area rumah.
4. JuRRagan harus selalu berupaya agar dapat melibatkan
seluruh anggota keluarga selama proses kegiatan
berlangsung.

108
4 KEGIATAN: DENAH RUMAH SIAGA
RENCANA SIAGA KELUARGA

Syarat Pelaksanaan : Setelah mendapatkan materi Tata Ruang Aman Bencana


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 20 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat menentukan 1. Formulir Denah Rumah
lokasi aman dan lokasi berbahaya di Siaga
lingkungan rumah
2. Calon KATANA dapat menentukan
titik kumpul di lingkungan rumah
dan jalur evakuasi terbaik dari dalam
ke luar rumah
3. Calon KATANA dapat
mengidentifikasi perubahan susunan
dan tata letak perabot agar aman dan
tidak mengganggu proses evakuasi

Catatan untuk JuRRagan

1. Denah Rumah Siaga disusun untuk tiap-tiap jenis potensi


bencana di lingkungan Calon KATANA
2. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu
3. Interaktif dan berikan contoh-contoh penjelasan yang
sesuai dengan kondisi potensi bencana dan kondisi sosial
calon KATANA

109
5 KEGIATAN: PENILAIAN RUMAH SECARA MANDIRI
PENGENALAN RUMAH AMAN BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah aktivitas paparan


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 10- 15 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


Calon KATANA dapat menilai risiko dan 1. Kartu checklist penilaian
tingkat keamanan rumahnya. mandiri rumah aman

Catatan untuk JuRRagan

1. JuRRagan memandu setiap langkah dalam pengisian


kartu checklist penilaian mandiri rumah aman.
2. JuRRagan tanpa memberi kesan menggurui harus
memahami dan mampu menjelaskan secara detail
tentang penilaian mandiri rumah aman yang akan diisi
oleh seluruh anggota keluarga.
3. Setelah selesai menilai, JuRRagan langsung memberikan
masukan terhadap penilaian mandiri rumah aman yang
sudah dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.
4. Gunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami oleh
seluruh anggota keluarga saat berdiskusi.

110
6 RANGKUMAN
PENGENALAN RUMAH AMAN BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah aktivitas kegiatan


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Generik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat menyimpulkan 1. Poster/pamflet/brosur 2.1.
bagaimana tingkat keamanan Rumah Aman Bencana.
rumahnya; 2. Poster/pamflet/brosur 2.2.
2. Calon KATANA mengetahui apa saja Tata Ruang Aman Bencana
yang perlu diperbaiki dari rumahnya;
3. Calon KATANA mengetahui apa yang
yang dilakukan terkait kondisi rumah
saat ini.

Catatan untuk JuRRagan

1. Kesimpulan dilakukan pada akhir setiap pertemuan dalam


pembahasan tema Modul ini.
2. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu.
3. Ajak calon KATANA untuk menyimpulkan pembahasan
materi bersama-sama.

111
Alat Bantu
Ajar
Modul 2
PERSYARATAN POKOK
MEMBANGUN RUMAH YANG LEBIH AMAN
Bangunan tembokan dengan bingkai beton bertulang
The Project On Building Administration and Enforcement Capacity Development for Seismic Resilience

BAGIAN 1. BAHAN BANGUNAN


- Gunakan semen tipe 1
- Gunakan pasir dan kerikil bersih
- Gunakan kayu berkualitas baik dengan ciri-ciri :
keras, kering, berwarna gelap, tidak ada retak dan lurus
- Untuk fondasi gunakan batu yang keras

BETON 1 semen + 2 pasir + 3 kerikil 1 semen + 4 pasir MORTAR

1 Semen 2 Pasir 3 Kerikil 1/2 Air 1 Semen 4 pasir Air


secukupnya
Catatan: Perlu diperhatikan penambahan air
KAYU
dilakukan sedikit demi sedikit dan disesuaikan
agar beton dalam keadaan pulen (tidak terlalu
encer dan tidak terlalu kental).

Pengujian sederhana
Letakkan beton di
tangan seperti
gambar berikut: Syarat kayu: - Berwarna gelap
- Berkualitas baik - Tidak ada retak
- Keras - Lurus
- Kering

Sumber: Poster, Persyaratan Pokok Rumah Aman Bencana, PUPR - JICA

115
BAGIAN 2. STRUKTUR UTAMA

FONDASI DINDING

Gunakan batu kali atau batu gunung yang - Dinding menggunakan pasangan
keras, dengan ukuran sebagai berikut: bata dengan tebal siar 1,5 cm
- Dinding diplaster dengan
campuran 1 semen : 4 pasir
dengan tebal 2 cm
- Jarak maksimum antar kolom
adalah 3 m atau luas maksimum
dinding adalah 9 m2.

116
BETON BERTULANG
(Balok pengikat/ sloof, kolom, balok keliling/ ring, dan bingkai ampig)

Beton bertulang menggunakan tulangan utama diameter 10 mm, dan tulangan


begel diameter 8 mm dengan interval 15 cm. Tebal selimut beton untuk kolom dan
balok pengikat/ sloof adalah 1,5 cm sedangkan untuk balok keliling/ring dan
bingkai ampig adalah 1 cm (lihat gambar).

Balok pengikat Kolom Balok Keliling /Ring Tekukan pada begel Jarak begel
/Sloof dan Bingkai Ampig

Detail 2

KUDA KUDA KAYU

Detail 3

Detail 1

Detail 4

117
BAGIAN 3. IKATAN STRUKTUR UTAMA
FONDASI - BALOK PENGIKAT (SLOOF) BALOK PENGIKAT (SLOOF) - KOLOM

KOLOM - DINDING KOLOM - BALOK KELILING (RING)

BALOK KELILING (RING) - KUDA KUDA

118
GUNUNG GUNUNG (AMPIG) - KOLOM

IKATAN ANGIN

119
BAGIAN 4. PENGECORAN BETON
PENGECORAN KOLOM
- Pastikan cetakan rapat dan kuat/kokoh
- Pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1 m
- Pada saat pengecoran beton dirojok dengan besi tulangan atau
bambu agar tidak ada yang keropos
- Pelepasan bekisting minimal 3 hari setelah pengecoran

PENGECORAN BALOK
- Tulangan dirangkai diatas dinding
- Cetakan pada balok gantung harus diberi penyangga
- Cetakan dapat dilepas setelah 3 hari untuk balok yang menumpu di dinding, dan 14 hari
untuk balok gantung

120
Gempa
bukan lagi Ancaman
dengan
Tata Ruang Aman
Apa itu Tata Ruang Aman (TRA)?

Dapat mengurangi risiko dan


membahayakan serta mempermudah menyelamatkan nyawa.
evakuasi.

Kenali Kenali Tentukan


bahaya dan kapasitas/ jalur
tanggulangi pelindung evakuasi
bahayanya dari setiap
ruangan
menuju
titik
kumpul

Tidak meletakkan benda berat di atas


Menjauhkan lemari dari lemari serta mempeerkuat sandaran
tempat tidur lemari, misalnya dengan siku

Menjauhkan barang pecah belah Menutup bibir sumur atau


dan tempat tidur atau kursi sumber air lain

Memposisikan kamar tidur anggota keluarga Menentukan jalur evakuasi dan Membawa serta alat bantu
yang memiliki hambatan evakuasi mandiri di tempat berkumpul keluarga yang penyandang disabilitas saat evakuasi
ruang terdekat dengan jalur keluar paling aman

121
AYO KENALI
BAHAYA & RISIKO di rumah

Contoh:
kan
Temunyak
b a
Se aknya
Bany

Listrik
Barang yang menggantung
Lemari
Kompor

123
checklist daftar keamanan fasilitas rumah
No Jenis Bahaya / Risiko Lokasi

*Silakan diperbanyak/photocop

124
GAMBAR DENAH
Rumah Siaga Bencana
CONTOH

Kamar
Bapak &
ibu

Ruang Makan

Ruang Tamu Teras

Kamar
Mandi

Kamar Adik

Lapangan Terbuka

Titik Kumpul

: Arah Evakuasi : Kamar Bapak/Ibu

: Kamar Adik : Lapangan


125
GAMBAR DENAH
Rumah Siaga Bencana

LEGENDA
126
Modul 3
MODUL 3

RENCANA
SIAGA
KELUARGA

129
RENCANA SIAGA

MODUL 3
KELUARGA
Setiap keluarga yang
berada di daerah
rawan bencana perlu
merencanakan bagaimana
evakuasi keluarga
dilakukan jika bencana
terjadi. Perencanaan
tersebut disusun dengan
memperhatikan aktivitas
harian tiap-tiap anggota
keluarga.

PELAKU LOKASI WAKTU


Fasilitator : JuRRAgan Rumah Calon 30-45
Peserta : Seluruh KATANA MENIT
Anggota
Keluarga

130
BAHAN BANTU JURRAGAN

1. Pamflet 3.1: Pengantar Rencana Siaga Keluarga.


2. Kartu Tabel Rencana Evakuasi Keluarga.
3. Kartu Check List TAS SIAGA BENCANA

Tujuan Modul
Aktivitas
Modul ini dirancang agar JuRRAgan
dapat membantu anggota keluarga 1. Review materi
KATANA dalam merencanakan sebelumnya
bagaimana evakuasi keluarga dilakukan 2. Pengantar
Pada akhir sessi ini, Calon KATANA
3. Paparan:
mampu untuk:
1. Mengidentifikasi keterbatasan tiap- Pengenalan rumah
tiap anggota keluarga jika harus aman bencana
melakukan evakuasi secara mandiri 4. Kegiatan:
2. Menyepakati rencana siaga keluarga Denah Rumah
berdasarkan aktivitas harian Siaga
anggota keluarga, antara lain:
5. Kegiatan:
a. titik kumpul
b. tempat evakuasi sementara dan Penilaian mandiri
tempat evakuasi akhir rumah calon
c. jalur evakuasi KATANA
d. peran dan tugas tiap-tiap anggota 6. Rangkuman
keluarga
3. Menyiapkan TAS SIAGA BENCANA
4. Mengidentifikasi dan menyiapkan
nomor kontak darurat

ISTILAH PENTING

EVAKUASI:
Proses pemindahan orang
dan/atau barang dari daerah
berbahaya ke daerah aman

131
1 REVIEW MATERI SEBELUMNYA
RENCANA SIAGA KELUARGA

Syarat Pelaksanaan : Setelah mendapatkan materi Modul 2


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Memberikan gambaran kepada JuRRagan 1. Catatan hasil modul 2
sejauh mana penerimaan materi
sebelumnya oleh calon KATANA

Catatan untuk JuRRagan


1. Review dilakukan pada setiap awal pertemuan dalam
pembahasan tema Modul ini
2. Persilahkan calon KATANA untuk bertanya jika ada materi
pada Modul 2 yang belum dimengerti/belum jelas
3. Jawab pertanyaan calon KATANA dengan sederhana
tanpa menggurui dan sensitif terhadap harga diri calon
KATANA
4. Jika ada pertanyaan yang belum dapat terjawab
oleh JuRRagan, janjikan untuk menjawabnya pada
pertemuan berikutnya. Jika dirasa perlu, JuRRagan dapat
mendiskusikan jawaban pertanyaan tersebut dengan
JuRRagan lainnya

132
2 PAPARAN: KONSEPSI RENCANA SIAGA
RENCANA SIAGA KELUARGA

Syarat Pelaksanaan : Setelah Review materi Modul 2


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 10 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat membedakan 1. Pamflet 3.1: Pengantar
evakuasi, pengungsian, jalur evakuasi, Rencana Siaga Keluarga
dan tempat evakuasi
2. Calon KATANA dapat memahami
prinsip-prinsip siaga bencana

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu


2. Interaktif dan berikan contoh-contoh penjelasan yang
sesuai dengan kondisi potensi bencana dan kondisi sosial
calon KATANA.

133
3 KEGIATAN: RENCANA EVAKUASI KELUARGA
RENCANA SIAGA KELUARGA

Syarat Pelaksanaan : Setelah calon KATANA paham konsep Rencana Siaga


Rumah Tangga
Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 20 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat menentukan 1. Pamflet 3.1: Pengantar
lokasi aman sebagai tempat evakuasi Rencana Siaga Keluarga
sementara ataupun akhir 2. Kartu Tabel Rencana
2. Calon KATANA dapat menentukan Evakuasi Keluarga
titik kumpul dan tempat evakuasi
berdasarkan keberadaan anggota
keluarga sesuai aktivitas harian
masing-masing
3. Calon KATANA dapat menentukan
langkah-langkah dan pembagian
tugas dan peran tiap-tiap anggota
keluarga dalam melakukan evakuasi

Catatan untuk JuRRagan

1. Rencana Evakuasi Keluarga disusun untuk tiap-tiap jenis


potensi bencana di lingkungan Calon KATANA
2. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu
3. Interaktif dan berikan contoh-contoh penjelasan yang
sesuai dengan kondisi potensi bencana dan kondisi sosial
calon KATANA

134
4 KEGIATAN: CHECK LIST TAS SIAGA BENCANA
RENCANA SIAGA KELUARGA

Syarat Pelaksanaan : Setelah calon KATANA menyusun Rencana Evakuasi Keluarga


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 20 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat menentukan 1. Pamflet 3.1: Pengantar
isi dan kelengkapan TAS SIAGA Rencana Siaga Keluarga
BENCANA 2. Kartu check list TAS SIAGA
2. Calon KATANA dapat menyiapkan BENCANA
dan menentukan letak TAS SIAGA
BENCANA di rumah

Catatan untuk JuRRagan


1. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu
2. Interaktif dan berikan contoh-contoh penjelasan yang
sesuai dengan kondisi potensi bencana dan kondisi sosial
calon KATANA
3. Lebih ditekankan kepada fungsi TAS SIAGA BENCANA,
meskipun tas nya terbuat dari bahan bekas/memanfaatkan
kantong yang telah ada sebelumnya

135
5 RANGKUMAN
RENCANA SIAGA KELUARGA

Syarat Pelaksanaan : Setelah materi pada tiap-tiap pertemuan disampaikan


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Calon KATANA dapat menarik point- 1. Pamflet 3.1: Pengantar
point utama pada tiap-tiap materi Rencana Siaga Keluarga
pertemuan

Catatan untuk JuRRagan

1. Kesimpulan dilakukan pada akhir setiap pertemuan dalam


pembahasan tema Modul ini.
2. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu
3. Ajak calon KATANA untuk menyimpulkan pembahasan
materi bersama-sama.

136
Alat Bantu
Ajar
Modul 3
Pengantar
rencana siaga keluarga
Rencana kesiapsiagaan keluarga adalah perencanaan
yang dibuat oleh keluarga untuk siap dalam kondisi
darurat akibat bencana baik saat berada di dalam
ataupun di luar rumah.

dan menyetujui rencana tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rencana kesiapsiagaan keluarga adalah:

Mengetahui ancaman bencana


yang dapat terjadi di sekitar
mereka
2 Mengetahui cara melindungi
diri jika terjadi bencana 3 Mengenali bagian dari dalam
rumah yang dapat dijadikan
sebagai perlindungan

4 Menghindari bagian di dalam


rumah yang beresiko
membahayakan
5 Mengetahui jalur evakuasi
6 luar rumah yang telah

7 Menyiapkan perlengkapan
standar keadaaan darurat
bencana untuk keluarga
8 Mencatat nomor telepon
9 Mencatat nomor telepon

10 kesiapsiagaan keluarga yang 11 Memperbaiki kekurangan

rencana kesiapsiagaan
12 Menyesuaikan kembali
perencanaan sesuai kondisi
terakhir ancaman bencana,
keluarga perubahan anggota keluarga
serta kondisi rumah
139
Rencana Evakuasi
Keluarga
Contoh:
Anggota Tempat Lokasi Evakuasi
Keluarga Jam Beraktifitas (Titik Kumpul Keluarga)

07.30-17.00 Kantor Mesjid Raya Sumbar


(Telkom Sumbar) atau Alai Parak Kopi
Ayah
Rumah Escape Kantor Gubernur
17.00-07.30 (Perum. Padang Sumbar atau Lapangan
Pasir) PT KAI

07.30-17.00 Belanja Pasar Inpres atau


(Pasar Raya) Lapangan PT KAI
Ibu
Escape Kantor Gubernur
17.00-07.30 Rumah (Perum. Sumbar atau Lapangan
Padang Pasir) PT KAI

07.30-17.00 Sekolah (SMP 4 SMP 4 Padang atau


Padang) Grand Zuri Hotel
Anak
Escape Kantor Gubernur
07.30-17.00 Rumah (Perum. Sumbar atau Lapangan
Padang Pasir) PT KAI

Rencana Evakuasi Keluarga :

- Ayah menjemput Ibu di Pasar Inpres pada hari pertama.


- Ayah menjemput Anak SMP 4 Padang atau Gedung Grand Zuri pada
hari kedua.
Dan seterusnya.

141
Rencana Evakuasi Keluarga
Anggota Tempat Lokasi Evakuasi
Keluarga Jam Beraktifitas (Titik Kumpul Keluarga)

Rencana Evakuasi Keluarga :

*Silakan diperbanyak/photocopy

142
Kartu CHECKLIST
TAS SIAGA BENCANA

Perlengkapan Kesiapsiagaan Keluarga adalah satu paket perlengkapan kebutuhan dasar yang
dipersiapkan sebelum terjadi bencana untuk dipergunakan pada keadaan darurat bencana
selama 3x24 jam. Perlengkapan ini berguna untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga
(anggota keluarga) pada kondisi tidak adanya bantuan sama sekali / bantuan belum tiba.

Persiapan perlengkapan untuk memenuhi peralatan minimal bertahan hidup pada kondisi darurat

Siapkan dan masukkan dokumen/surat-surat penting ke dalam map plastik tertutup rapat yang
terdiri dari:

Siapkan dan masukkan dokumen/surat-surat penting ke dalam mapplastik tertutup rapat yang
terdiri dari:

Fotokopi/salinan kartu keluarga; KTP/SIM/Paspor/Kartu BPJS/Kartu ATM/buku nikah.

Buku tabungan

Surat berharga seperti sertifikat tanah/BPKB/STNK/Ijasah

Sebaiknya dokumen penting dibuatkan salinannya; masukkan dalam map plastik tertutup rapat
dan dititipkan pada anggota keluarga terdekat (teman) yang dapat dipercaya yang tinggal di
tempat lain (beda kota)

Siapkan dan masukkan ke dalam tas perlengkapan untuk dapat bertahan hidup selama 3x24
jam yang terdiri dari:

Perlengkapan P3K sederhana (eq=batadine, kassa perban, plester obat,


gunting kecil, peniti dan penjepit/pinset) dan obat-obatan umum (obat
batuk, sakit kepala, sakit lambung, diare, minyak kayu putih, dan obat
gosok seperti balsem/remason) yang biasa digunakan oleh keluarga
143
Senter dan cadangan batere

Lilin dan korek api

Peluit

Jas hujan plastik

Buku tulis kecil dan pulpen

Air minum dalam botol minimal 2liter/hari/orang

Makanan yang siap dimakan dan tahan lama seperti biskuit,


cokelat, kue kering, bolu dll

Jika ada bayi; siapkan bubur bayi dan susu bubuk sesuai usianya;
bedak bayi/minyak telon/pampers/perlak

Jika ada orang tua dan dengan sakit yang lama; siapkan obat
-obatan cadangan

Perlengkapan kebersihan pribadi (sabun/sikat gigi/odol/


pembalut wanita/pampers/handuk kecil/perlak/tisu basah)

Piring dan sendok plastik

Jika ada hewan peliharaan; siapkan makanan dan tempat


makan; kalung dan tali tuntun serta obat yang dibutuhkan

Perlengkapan ini perlu diperiksa kembali setiap 3 (tiga) bulan; ganti makanan dan minuman
dengan masa berlaku yang lebih baru

Cocokkan isi perlengkapan ini dengan kondisi anggota keluarga saat itu

Perlengkapan yang sama juga diperlukan untuk tmepat kerja & kendaraan

“Kenali Ancamannya Kurangi Risiko”

144
EMERGENCY PREPAREDNESS KIT/
TAS SIAGA BENCANA
Dokumen / Surat-surat Penting
Air Minum Kemasan
Kotak P3K
Masker
Peluit
Telepon Genggam
Uang Cash
Radio Portable
Pakaian
Senter
Makanan Tahan Lama

Simpan pada tempat yang mudah aksesnya


Cek kadaluarsa obat dan makanan setiap 3 atau 6
bulan sekali
Komunikasikan dengan seluruh anggota keluarga
Gunakan tas tahan air (jika mungkin)

*Silakan diperbanyak/photocopy 145


EMERGENCY PREPAREDNESS KIT/
TAS SIAGA BENCANA
DAFTAR MASA KADALUARSA
No. BARANG TGL KADALUARSA

*Silakan diperbanyak/photocopy
146
Modul 4
MODUL 4

PERINGATAN
DINI
BENCANA

149
PERINGATAN

MODUL 4
DINI BENCANA
Setiap keluarga yang berada
di daerah rawan bencana
perlu memastikan dirinya
memiliki kemampuan dan
fasilitas untuk menerima
informasi peringatan dini.

PELAKU LOKASI WAKTU


Fasilitator : JuRRAgan Rumah Calon 1 pertemuan
Peserta : Seluruh KATANA selama 30-45
Anggota MENIT
Keluarga

150
BAHAN BANTU JURRAGAN

1. Pamflet 4.1: Pengantar Peringatan Dini Bencana


2. Nomor Kontak/Link lembaga layanan peringatan dini
3. Nomor kontak/alamat Pusdalops dan Frekuensi Radio Lokal
untuk mengkonfirmasi informasi peringatan

Tujuan Modul
Aktivitas
Modul ini dirancang agar JuRRAgan
dapat membantu anggota keluarga 1. Review materi
KATANA dalam memahami Sistem sebelumnya
Peringatan Dini Bencana. 2. Konsepsi Sistem
Pada akhir sessi ini, Calon KATANA
Peringatan Dini
mampu untuk:
1. Membedakan antara perintah 3. Sistem Peringatan
evakuasi dan peringatan dini Dini Keluarga
2. Memahami Jenis-jenis peringatan 4. Rangkuman
dini dan statusnya
3. Memahami Rantai peringatan dini
4. Memahami alat desiminasi
peringatan dini
5. Memahami sumber informasi resmi
peringatan dini

ISTILAH PENTING

PERINGATAN DINI:
Serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat
oleh lembaga yang berwenang.
(UU 24/2007-Penanggulangan Bencana).

151
1 REVIEW MATERI SEBELUMNYA
PERINGATAN DINI BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah mendapatkan materi Modul 3


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Memberikan gambaran kepada JuRRagan 1. Catatan hasil modul 3
sejauh mana penerimaan materi sebelumnya
oleh calon KATANA

Catatan untuk JuRRagan


1. Persilahkan calon KATANA untuk bertanya jika ada materi
pada Modul 3 yang belum dimengerti/belum jelas
2. Jawab pertanyaan calon KATANA dengan sederhana
tanpa menggurui dan sensitif terhadap harga diri calon
KATANA
3. Jika ada pertanyaan yang belum dapat terjawab
oleh JuRRagan, janjikan untuk menjawabnya pada
pertemuan berikutnya. Jika dirasa perlu, JuRRagan dapat
mendiskusikan jawaban pertanyaan tersebut dengan
JuRRagan lainnya

152
2 KONSEPSI SISTEM PERINGATAN DINI BENCANA
PERINGATAN DINI BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah Review materi Modul 3


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 10 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat membedakan 1. Pamflet 4.1: Pengantar
antara perintah evakuasi dan peringatan Peringatan Dini Bencana
dini
2. Calon KATANA memahami jenis-jenis
peringatan dini dan statusnya
3. Calon KATANA memahami Rantai
peringatan dini
4. Calon KATANA memahami alat
desiminasi peringatan dini
5. Calon KATANA memahami sumber
informasi resmi peringatan dini

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu


2. Jelaskan dengan pendekatan interaktif
3. Berikan contoh-contoh penjelasan yang sesuai dengan
kondisi potensi bencana dan kondisi sosial calon KATANA

153
3 SISTEM PERINGATAN DINI KELUARGA
PERINGATAN DINI BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah mendapatkan materi Konspesi Sistem Peringatan


Dini Bencana
Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 20 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA mengetahui rantai 1. Pamflet 3.1: Pengantar
peringatan dini di lingkungannya Rencana Siaga Keluarga
2. Calon KATANA mengetahui 2. Nomor Kontak/Link
alat desiminasi peringatan dini di lembaga layanan peringatan
lingkungannya dini
3. Calon KATANA memahami sumber 3. Monor kontak/alamat
informasi resmi peringatan dini di Pusdalops dan Frekuensi
lingkungannya Radio Lokal untuk
mengkonfirmasi informasi
peringatan

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu


2. Ajak calon KATANA untuk menentukan Sistem Peringatan
Dini Keluarga secara bersama-sama
3. Interaktif dan berikan contoh-contoh penjelasan yang
sesuai dengan kondisi potensi bencana dan kondisi sosial
calon KATANA

154
4 RANGKUMAN
PERINGATAN DINI BENCANA

Syarat Pelaksanaan : Setelah calon KATANA menyusun Denah Rumah Siaga


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 20 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


1. Calon KATANA dapat menarik 1. Pamflet 3.1: Pengantar
point-point utama pada materi yang Rencana Siaga Keluarga
didiskusikan 2. Kartu Tabel Rencana
Evakuasi Keluarga

Catatan untuk JuRRagan


1. Kesimpulan dilakukan pada akhir setiap pertemuan dalam
pembahasan tema Modul ini
2. Gunakan bahasa sederhana dan sensitif terhadap isu
3. Ajak calon KATANA untuk menyimpulkan pembahasan
materi bersama-sama

155
Alat Bantu
Ajar
Modul 4
KESIAPSIAGAAN
Dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci keselamatan
Anda. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna.

BNPB Menetapkan sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional


26 APRIL

dan mengharapkan partisipasi Anda dan semua pihak untuk melakukan latihan
kesiapsiagaan.

Banyak upaya kesiapsiagaan bermanfaat dalam berbagai situasi bencana.


Beberapa upaya penting untuk kesiapsiagaan adalah:

1 Memahami bahaya di sekitar Anda.

2 Memahami sistem peringatan dini setempat.


Mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian.

3 Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi


secara cepat dan mengambil inisiatif tindakan untuk
melindungi diri.

4 Memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga


dan mempraktekkan rencana tersebut
dengan latihan.

5 Mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi.

6 Melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan.


159
INFORMASI TERKAIT
PERINGATAN DINI
NO. JENIS BENCANA PIHAK AKSES INFORMASI
BERWENANG

1 Gempa Bumi www.bmkg.go.id


BMKG
2 Tsunami Aplikasi mobile: infobmkg

petabencana.id (jabodetabek)
3 Banjir BPBD
mhews.bnpb.go.id

www.vsi.esdm.go.id
4 Gunung Berapi PVMBG
Aplikasi mobile: MAGMA INDONESIA

5 Tanah Longsor BPBD mhews.bnpb.go.id

6 Puting Beliung BMKG -

KEMENTERIAN
7 Kekeringan -
PERTANIAN
Karhutla monitoring system
aplikasi SIPONGI
8 Karhutla KLHK
Informasi kualitas udara:
aplikasi INFOBMKG

mhews.bnpb.go.id
9 Banjir Bandang BPBD
Curah hujan: aplikasi INFOBMKG

10 Abrasi KKP

11 Kebakaran Rumah -

161
Nomor PENTING
KEDARURATAN BENCANA
No Kontak No. Telepon

0812-1237575
1. Pusdalops BNPB 021-29827666
Fax 021-29827444

2. Polisi 110

Call Center PPPK Hotline 1500-567


3. SMS 0812-81562620
Kementerian Kesehatan

4. Telepon Darurat 112

5. Pemadam Kebakaran 113

6. SAR/Basarnas 115

7. Palang Merah Indonesia 021-4207051

Sentra Informasi 021-4250767


8. 021-4227875
Keracunan (Siker)

9. Penerangan 108

10. PLN 123

11. BMKG 021-6546318

12. PVMBG 022-7272606

13. TNI 021-84595576

0821-11300911
14. Kementerian Sosial 021-5201590

Kementerian Pekerjaan
15. 021-7228497
Umum dan Perumahan Rakyat

16. Ambulans 118 atau 119

163
Selain nomor tersebut beberapa nomor terkait keluarga harus ditulis sehingga
seluruh pihak mengetahui bersama.

No Kontak No. Telepon


1 Kantor bapak
2 Kantor ibu
3 Guru sekolah anak ke-1
4 Satpam sekolah anak ke-1
5 Guru sekolah anak ke-2
6 Satpam sekolah anak ke-2
7 Guru les karate anak ke-1
8 Guru les bulutangkis anak ke-2
No Kontak No. Telepon
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
*Silakan diperbanyak/photocopy

164
Untuk mengetahui perkembangan kejadian bencana di Indonesia,
berikut adalah nomor PUSDALOPS di 34 Provinsi di Indonesia

No. Provinsi Kontak Informasi


0651-34783
0651-34783
0813-60669111
1 Aceh pusdalopsbpba@gmail.com
bpbaceh@gmail.com
pusdatin.bpba@gmail.com
bpba.acehprov.go.id

061-8468469
061-8468015
2 Sumatera Utara
0853-59000878
bpbd.sumutprov.go.id

0751-890720 / 0751-713944
0751-890721
3 Sumatera Barat bpbdsumbar@gmail.com
pusdalopspbsumbar@yahoo.com
bpbd.sumbarprov.go.id
0761-855734
4 Riau bpbd_riau@yahoo.co.id
Bpbd2013@gmail.com
bpbd.riau.go.id
0741-670689 / 0741-5913258
5 Jambi pusdalops.jambi@yahoo.co.id
bpbd.jambiprov.go.id

0711-7353311 / 071-1385108
0711-440524 / 0711-385107
6 Sumatera Selatan
Bpbd.sumsel@yahoo.com
http://bpbd.sumselprov.go.id/

0736-349674 / 0736-7321428
7 Bengkulu 0736-349674
bpbd.bengkuluprov.go.id

0721-240766
8 Lampung 0721-240766
085-269-054307
165
No. Provinsi Kontak Informasi
Kepulauan 0717-438865 / 0717-439371
9. Bangka 0811-7818600
Belitung bpbd.babelprov.go.id

0771-315977 / 0771-316977
10. Kepulauan Riau datadarurat.bpbdkepri@gmail.com
bpbdkepri@gmail.com

021-3822078 / 021-386 5632


021-352-0407
0811-9987164
11. DKI Jakarta bpbddki@jakarta.go.id
bpbd.dki.jakarta@gmail.com
pusdalopsbpbdjkt@gmail.com
bpbd.jakarta.go.id
022-73513621
022-7315274
12. Jawa Barat
0853-2369-986
bpbdprovjabar@gmail.com
bpbd.jabarprov.go.id

024-351-3562 / 024-3519904 /
024-70031333
024-3519186 / 024-70031555
13. Jawa Tengah 0881-3809409
Bpbd_jateng@yahoo.com
poskoaju.bpbdjateng@gmail.com
bpbd.jatengprov.go.id

0254-8243072 / 0254-2289234 /
0254-8243073
14. Banten 0877-72542700
bpbd_banten@yahoo.com
bpbd.banten2014@gmail.com
bpbd.bantenprov.go.id

031-88554893
031-88554895 / 031-8296609
15. Jawa Timur 031-8550101
0813-32009050 / 0812-31780000
Pusdalopsbpbdjatim@gmail.com
bpbd.jatimprov.go.id
166
No. Provinsi Kontak Informasi
0274-555584 / 0274-555585
0274-555326
16. Yogyakarta
pusdalopsdiy@gmail.com
BPBD@jogjaprov.go.id
bpbd.jogjaprov.go.id

0361-251177 / 0361- 245395


0361-245397 / 0361-261238 /
0361-263926
17. Bali
0857-92240799
pusdalopsbali@gmail.com
www.bpbd.baliprov.go.id
0370-646972
18. Nusa Tenggara
Barat ntb_bpbd@yahoo.co.id
bpbd.ntbprov.go.id

0380-832617
19 Nusa Tenggara 0380-832671
Timur bid.kdl.bpbdnttprov@gmail.com
bid_kdl_bpbdprovntt@yahoo.co.id

0561-744219 / 0561-744220
20 Kalimantan darurat.bpbdprovkalbar@yahoo.co.id
Barat
bpbd.kalbarprov.go.id
0536-3232729
0536-3232729
21 Kalimantan 0812-51510110
Tengah
Bpbd.kalteng@yahoo.co.id
pusdalops.bpbpkktg@gmail.com
0511-3307760
22. Kalimantan
0816-4559938
Selatan
bpbdprovkal4.sel@gmail.com
0541-733766 / 0541-7779537
0541-17779537
23. Kalimantan 0541-741040
Timur 0811-5844722
pusdalopsbpbdkaltim@yahoo.co.id
bpbdkaltim.com

167
No. Provinsi Kontak Informasi
0552-21727
24. Kalimantan bpbdkaltara@gmail.com
Utara
bpbdkaltara.wordpress.com
0431-844095 / 0431-844093
0431-844145
25. Sulawesi Utara bpbdsulut@gmail.com
Pusdalops.bpbd.sulut@gmail.com
bpbd.sulutprov.go.id

0411-3633797 / 0411-312523
26. Sulawesi Tengah bpbdkotamksr@gmail.com
pusdalopssulsel@gmail.com
0411-3633797 / 0411-312523
27. Sulawesi Selatan bpbdkotamksr@gmail.com
pusdalopssulsel@gmail.com
0401-3191617 / 0401-3194742
28. Sulawesi
0401-3194742
Tenggara
Provinsi Bpbdprov.sultra@gmail.com
0435-882143
29. Gorontalo
bpbdprovgorontalo@gmail.com
0426-22058 / 0426-21141
30. Sulawesi Barat
pusdatinbpbdsulbar@gmail.com
0911-316042 / 0911-316041
Maluku 0911-316042
31.
0822-4894-5168
bpbd.malukuprov.go.id
0921-31327656 / 0921-3121006
32. Maluku Utara
0921-3121006

0967-588384
0967-588386
33. Papua 0813-33055004 / 0852-32255220
pusdalopsbpbdpapua@gmail.com
bpbdpapua.info
0986-214093
34. Papua Barat 0986-214094
0823-99463564

168
Modul 5
MODUL 5

EVAKUASI
SECARA
MANDIRI

171
EVAKUASI

MODUL 5
MANDIRI
Setiap anggota keluarga
dapat melakukan simulasi
evakuasi secara mandiri.

PELAKU LOKASI WAKTU


Fasilitator : JuRRAgan Rumah Calon 7 - 10 hari
Peserta : Seluruh KATANA
Anggota
Keluarga

172
BAHAN BANTU JURRAGAN

1. Poster/Pamflet/Brosur 5.1 pengenalan dasar simulasi


2. Rencana Siaga Keluarga yang telah disusun pada Modul 3
3. Simulasi Kit
4. Lembar Observasi Evakuasi Mandiri
5. Buku Catatan JuRRagan

Tujuan Modul
Aktivitas
Modul ini dirancang agar JuRRAgan
dapat membantu kepala keluarga 1. Review materi
dalam melakukan simulasi evakuasi sebelumnya
mandiri. 2. Pengantar Simulasi
Pada akhir sessi ini, Calon KATANA
3. Demonstrasi
mampu untuk:
1. Memiliki kemampuan 4. Latihan dengan
penyelamatan diri sendiri dan Dampingan
keluarga. 5. Latihan Tanpa
2. Memiliki keterampilan evakuasi Dampingan
dari daerah berbahaya ke daerah 6. Uji Sistem
aman.

173
ISTILAH PENTING

EVAKUASI MANDIRI: SIMULASI:


UJI SISTEM:
adalah setiap anggota adalah metode
adalah suatu latihan
keluarga termasuk pelatihan yang
yang bertujuan
kelompok rentan memeragakan
untuk menguji
dan penyandang sesuatu dalam bentuk
pengetahuan dan
disabilitas telah tiruan yang mirip
ketrampilan pelaku
memahami teknik dengan keadaan yang
dalam menjalankan
perlindungan diri dan sesungguhnya (KBBI)
fungsi yang
evakuasi (Panduan
diharapkan dari
kesiapsiagaan untuk
pelaku.
Keluarga BNPB,2018)

174
1 REVIEW MATERI SEBELUMNYA
EVAKUASI MANDIRI

Syarat Pelaksanaan : Setelah mendapatkan materi Modul 4


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Memberikan gambaran kepada Catatan hasil materi
JuRRagan sejauh mana penerimaan sebelumnya
materi sebelumnya oleh calon KATANA

Catatan untuk JuRRagan


1. Dalam melakukan review, JuRRagan diharapkan dapat
se interaktif mungkin dengan calon KATANA sehingga
kegiatan ini dapat sebagai ice breaker.
2. Sebelum masuk dalam materi selanjutnya JuRRagan
mempersilahkan calon KATANA bertanya terkait materi
sebelumnya atau tentang program ini.

175
2 PENGANTAR
EVAKUASI MANDIRI
SIMULASI

Syarat Pelaksanaan : SSetelah aktivitas review


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 5 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Mengetahui sejauh mana pengetahuan Poster/Pamflet/Brosur 5.1
calon KATANA mengetahui bagaimana cara Pengenalan Dasar Simulasi
mengevakuasi diri sendiri dan keluarga.

Catatan untuk JuRRagan

1. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif


terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.
2. JuRRagan diharapkan dapat se-interaktif mungkin
dengan calon KATANA.
3. Setelah selesai diskusi tentang materi sebelumnya,
JuRRagan mensilahkan anggota keluarga mengitari
rumah dan mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat
timbul di area rumah.

176
3 DEMONSTRASI
EVAKUASI MANDIRI

Syarat Pelaksanaan : Setelah aktivitas pengantar


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 20 - 25 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Memberikan gambaran bagaimana Simulasi Kit
melakukan kegiatan evakuasi.

Catatan untuk JuRRagan


1. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif
terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.
2. JuRRagan mendemontrasikan terlebih dahulu tentang
tahapan simulasi dan terbuka terhadap pertanyaan dari
calon KATANA.

177
4 KEGIATAN LATIHAN DENGAN DAMPINGAN
EVAKUASI MANDIRI

Syarat Pelaksanaan : Setelah aktivitas demontrasi


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 10 - 15 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Calon KATANA dapat mencontoh 1. Simulasi Kit
kegiatan atau tindakan yang dilakukan 2. Buku Catatan JuRRagan
dalam melakukan suatu evakuasi secara
mandiri.

Catatan untuk JuRRagan


1. JuRRagan mempersiapkan skenario yang akan digunakan
berdasarkan hasil pembelajaran dari modul sebelumnya.
2. Gunakan bahasa sederhana tanpa menggurui dan sensitif
terhadap harga diri kepala keluarga calon KATANA.

178
5 KEGIATAN LATIHAN TANPA DAMPINGAN
EVAKUASI MANDIRI

Syarat Pelaksanaan : Setelah aktivitas kegiatan latihan dengan dampingan


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 10-15 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Mengetahui sejauh mana pengetahuan 1. Simulasi Kit
calon KATANA mengetahui bagaimana 2. Lembar Observasi Simulasi
cara melakukan evakuasi mandiri. Mandiri

Catatan untuk JuRRagan

1. JuRRagan harus memahami dan mampu menjelaskan


secara detail tentang penilaian simulasi mandiri yang
akan dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.
2. JuRRagan harus bisa memposisikan diri hanya sebagai
observer dalam kegiatan simulasi ini.
3. JuRRagan menyiapkan lembar observasi sebagai bahan
evaluasi kegiatan simulasi evakuasi mandiri yang telah
dilakukan oleh calon KATANA.
4. Gunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami oleh
seluruh anggota keluarga saat berdiskusi.

179
6 UJI SISTEM
EVAKUASI MANDIRI

Syarat Pelaksanaan : Setelah aktivitas kegiatan latihan tanpa dampingan


Lokasi : Rumah Calon KATANA
Metode : Persuasif dan Penggunaan alat bantu fasilitasi
Durasi Waktu : 30 - 60 menit
Sifat : Spesifik

Tujuan Bahan Bantu


Mengetahui sistem yang sudah dilakukan 1. Simulasi Kit
berjalan dengan baik 2. Lembar Observasi Simulasi
Mandiri

Catatan untuk JuRRagan


1. JuRRagan harus memastikan calon-calon KATANA yang
berada di kelompok dampingannya dapat melakukan
kegiatan simulasi tanpa dampingan secara benar.
2. JuRRagan harus melakukan pertemuan seluruh calon
KATANA (kelompok dampingan) untuk mendiskusikan
pelaksanaan tahapan uji sistem ini.
3. Gunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami oleh
seluruh anggota keluarga saat berdiskusi.

180
Alat Bantu
Ajar
Modul 5
SIMULASI
KIT
Peluit Tali warna Metaplan

Spidol berwarna Penghitung waktu

Lakban

183
Peninjauan Ulang Rencana
Evakuasi Mandiri
Untuk mengurangi risiko bencana, masyarakat perlu melakukan

kapasitas menghadapi situasi darurat bencana.

1 Kecepatan, keamanan, menghidari ancaman

2 Jumlah anggota keluarga yang akan dievakuasi


serta jenis harta bendanya yang akan dibawa

3 Ketersediaan alat angkut, peralatan


dan operatornya

4 Pembagian tugas dan tanggung jawab


dalam evakuasi

185
Peninjauan Ulang Rencana
Evakuasi Mandiri
CATATAN WAKTU
CATATAN
KEGIATAN
KELUAR KONDISI
RUMAH - TES RUMAH - TEA
RUMAH
Demonstrasi

Demonstrasi

Demonstrasi

Demonstrasi

Demonstrasi

Demonstrasi

*Silakan diperbanyak/photocopy
187
189
190
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Catatan:

Anda mungkin juga menyukai