Anda di halaman 1dari 7

CREATIVE THINKING

TUGAS UTS MEMBUAT ARTIKEL

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas UTS dari mata kuliah Creative Thinking yang
dibimbing oleh Bpk. Dr. Ahmad Sastra, MM.

Oleh :
Muhammad Afnan Fairuz (181105030150)

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2019
JANGAN TAKUT DAN SEDIH : SUNGGUH ALLAH
BERSAMA PARA PEJUANG AGAMANYA

Oleh : *Ahmad Sastra*

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah


menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah)
sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata
kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah
menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu
tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat
Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS At Taubah : 40)

Maksudnya ayat ini adalah bahwa orang-orang kafir telah sepakat hendak membunuh Nabi
SAW, Maka Allah SWT memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi SAW.
Karena itu beliau keluar dengan ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah dalam perjalanannya ke
Madinah beliau bersembunyi di suatu gua di bukit Tsur. Nabi Muhammad dan Abu Bakar
mendapat pertolongan Allah di saat genting disebabkan oleh keduanya sebagai hamba-hambanya
yang beriman.

Allah selalu bersama orang-orang mukmin yang berjuang membela agamaNya.


Kebersamaan Allah maknanya adalah pertolongan, penguatan, penjagaan, dan perlindunganNya
bagi mereka. Kebersamaan dalam ayat ini bisa dalam makna kebersamaan umum atau
kebersamaan khusus. Surat At Taubah ayat 40 adakah kebersamaan khusus, yakni pertolongan
kepada Rasulullah dan Abu Bakar, sebagaimana ayat tentang kebersamaan Allah kepada Musa
dan Harun.

Allah berfirman: " Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya aku beserta kamu
berdua, aku mendengar dan melihat ".(QS Thahaa : 46).

Kebersamaan Allah juga meliputi seluruh kaum mukmin yang patuh tunduk kepada syariat
Allah dan berjuang menegakkan agama Allah. Allah menegaskan kebersamaan dalam arti
pertolongan dalam firmanNya : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad : 7).

Adalah sunnatullah ketika seorang muslim memilih untuk menapaki jalan perjuangan
Islam, maka akan banyak halangan dan rintangan yang menghadangnya. Seluruh Nabi dihadapkan
dengan musuh-musuh Allah dari kalangan jin dan manusia. Orang-orang kafir, musyrik, munafik,
fasik dan zolim tidak akan pernah suka dengan dakwah Islam.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan
Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al Baqarah : 120)

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-
saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya Kamipun
akan keluar bersamamu; dan Kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk
(menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti Kami akan membantu kamu." dan Allah
menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. (QS Al Hasyr : 11)

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah
telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang munafik menghalangi
(manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS An Nisaa’ : 61)

Tidaklah mengherankan jika Rasulullah mendapatkan tindakan penghadangan dan


persekusi dari kaum kafir dan munafik sepanjang perjalanan dakwah di Makkah. Segala macam
bentuk persekusi, dari penghinaan, penyiksaan, pengusiran hingga pembunuhan terjadi dalam
perjalanan dakwah Rasulullah.

Semua persekusi dakwah terjadi hanya karena Rasulullah berpegang teguh kepada kalimat
tauhid dan tidak mau berkompromi dengan kekufuran dan kemunafikan. Dalam QS Al Kafirun,
Rasulullah dengan tegas berpegang pada prinsip tauhid ini. Beliau memilih mati atau menang dari
pada menghentikan dakwah tauhid ini, serta menolak seluruh tawaran duniawi dari kaum kafir.

Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari orang-orang yang
berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong. (QS Al Furqon : 31).
Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis)
manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) (QS Al An’am : 112)

Semua Nabi diutus oleh Allah membawa petunjuk dan agama yang benar agar manusia
mengetahui akan kesesatan jalan yang selama ini mereka tempuh. Meskipun untuk perjuangan
dakwah ini, para Nabi harus mendapat penentangan dan permusuhan dari kaum kafir, munafik,
musyrik dan zolim. Begitu juga kita saat ini, jika memilih jalan perjuangan agama ini, maka
bersiaplah untuk berhadapan dengan berbagai rintangan dan halangan dari musuh-musuh Allah.

Tapi, janganlah takut dan sedih, teruslah berjuang, sebab Allah senantiasa akan menolong,
melindungi dan bersama dengan orang-orang yang berjuang di jalanNya. Manusia hanya bisa
berusaha sesuai dengan jalan yang telah ditentukan, Allah lah yang menentukan kemenangan itu.

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu Lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS An Nashr :
1-3).

*[AhmadSastra,KotaHujan,26/08/19 : 13.51 WIB]*


BERJUANG MEMBELA AGAMA ALLAH
Menambahkan, Artikel Oleh Dr. Ahmad Sastra, MM. “JANGAN TAKUT DAN SEDIH:
SUNGGUH ALLAH BERSAMA PARA PEJUANG AGAMANYA”
Oleh: Muhammad Afnan Fairuz (181105030150)

Kekuatan dahsyat Islam tertuju pada seberapa kuat dakwah islam dalam penyebarannya,
disamping dari kekuatan do’a sebagai senjata islam, ada dakwah yang menjadi suatu sarana
ekspresi keimanan untuk mengajak kepada kebenaran, membagikan kenikmatan ber-iman, dan
menyuarakan takbir membela agama Allah. Yakinlah bahwa agama Islam yang kamu pegang itu,
bagai makanan terenak yang pernah kamu makan, dan kamu mempunyai kemampuan bisa
membuat kembali makanan tersebut lalu kamu bagikan kepada saudara-saudaramu akan kelaparan
sebuah kebenaran.

“...Nabi mengajarkan kepada sahabat bukan sekedar berani mati, dan bukan berebut mati,
tapi mereka berebut surganya Allah. Maka dari itu tidak pantas pejuang agama Allah takut kepada
musuh Islam..” (Al Ust. Habib Rizieq bin Husein bin Syihab – Parade Tauhid 2017) Ulama besar
yang berani menggetarkan orang kafir, musyrik, munafik, fasik,dan zolim. Beliau sangat berani
menyuarakan Islam secara terus-menerus meski dalam keadaan serangan beragam fitnah tanpa
mendasar. Orasi yang diberikan berasal dari salah satu kisah Nabi tentang seorang pemuda yang
meninggal ketika sebelum teriakan maju menyerang tetapi dia meninggal sebelum sampai di
barisan musuh, tetapi ia dalam keadaan jaminan Surga Allah.

Perjuangan dan usaha kita dalam membela agama Allah, bisa dinilai melalui kisah seorang
pemuda tersebut, tidak ada yang sia-sia meskipun orang-orang kafir yang nyata musuh Islam terus
ada setiap perkembangan zaman dan tidak mengatas taubat dari perbuatannya. Sungguh di mata
Allah akan terbalaskan yang sangat tinggi dan belum pernah kita rasakan.

Secara penyebarannya, Islam di zaman Rasulullah SAW. tidak dipikul sendirian tetapi
bergotong-royong berbarengan dengan para sahabat beliau ra. Karena kita tahu dan sepakat bahwa
nasib ummat tidak bersedia berubah, maka Allah tidak akan merubah nasib ummat. Tetapi ummat
berjuang merubah nasibnya, maka bersiaplah kemenangan diberikan oleh Allah dengan atas
berniat karena-Nya.
Sikap yang bisa dicontoh oleh kita sebagai pejuang agama Allah, para Salaful Ummah
salah satunya dilakukan oleh Thawus Al Yaman yang mengkritisi Hisyam bin Malik atau Sufyan
Tsauri yang vokal terhadap Abu Ja’far Al Manshur dan juga tidak segan-segan menegur Harun
Al Rasyid ber-oposisi dengan Abdul Malik bin Marwah bahkan bisa menyiksanya 60 kali
cambukan dan ditawari suap 30.000 emas tetapi tidak goyah dalam menegakkan dakwahnya.

Menilik dalam artikel Ahmad Sastra dikatakan, ketika Rasulullah berjuang mendakwahkan
keIslaman terhadap orang-orang kafir, musyrik, munafik, fasik, dan zdolim banyak hambatan
dilalui seperti persekusi dan penghadangan. Tidak sampai disitu saja godaan untuk meredam
dakwah tauhid dengan memberikan harta duniawi oleh orang orang kafir.

Al-Syaukani Ulama besar dari Yaman berkata, “Kami benar-benar memperlakukan kalian
dengan perlakuan orang yang diuji. Hal itu dengan cara Kami memerintahkan jihad kepada kalian,
sehingga Kami mengetahui siapakah yang menjalankan perintah jihad dan bersabar atas agamanya
beserta berbagai kesulitan yang dibebankan kepadanya.” Pernyataan ulama tersebut sejalan atas
surah An-Nisaa ayat 61, sebagaimana yang dimaksud Al-Syaukani kalau dalam diri saudara
terdapat keimanan tanpa ada keraguan niscaya diri saudara akan tergerak semua perintah-perintah
Allah, termasuk dalam perintah Jihad. Al-Syaukani menjadikan perintah Jihad sebagai alat untuk
memfilterisasi apakah saudara termasuk orang yang menjalankan perintah. Beserta saudara
diminta tetaplah bersabar terhadap fitnah dan cacian dari berbagai arah yang fungsinya untuk
melemahkan mental untuk menunda aktivitas dakwah tersebut.

Tugas kita adalah ihktiar, kemenangan hanya pada Allah. Kata-kata berikut diutarakan Koh
Steven Indra seorang mulaf hebat serta pembina mualaf.com adalah seruan pengingat kita bahwa
jangan terlalu ambisi membuat sendiri kemenangan dan janganlah berbangga diri dalam
perjuangan membela agama Allah. Karena keputusan kemenangan yang menentukan hanya Allah
subhanahu wata’ala semata.

Sejarah terus akan berulang ketika saudara memilih jalan menjadi pejuang agama Allah,
konsekuesi dakwah yang dihadapi akan serupa dan sama apa yang terjadi apa yang dihadapi
Rasulullah tetapi yang membedakan dalam konteks zaman saja. Bahkan yang terburuk bisa anda
temui. Maka dari itu Allah memberikan pelajaran dalam QS. Al-Baqarah ayat 120 untuk terus
meminta perlindungan dan penolong dari hal-hal yang tidak di inginkan. Kalau saja saudara
beriman Allah SWT. Berjanji dalam QS.Muhammad ayat 7, bukan saja engkau mendapat
pertolongan tetapi meneguhkan keududukan dirimu sebagai pendakwah, pejuang, dan penegak
Agama Allah SWT.

Hal yang perlu ditanam di benak saudara, Allah SWT. Maha Dzat yang Maha mengetahui
awal, akhir, dan ketika peristiwa. Dan bukan berarti ini Allah tidak memerlukan pertolongan dan
bantuan dari kita, tetapi hakikatnya kitalah yang sesungguhnya memerlukan pertolongan-Nya dan
membutuhkan Allah. Membela Islam dan berjihad yang kita jalani sangat dibutuhkan agar tidak
dalam keadaan kehinaan.

Sebagai konklusi, ajakan kemenangan muncul bukan hanya dari hasil setelah kita berjuang.
“Marilah menuju kemenangan” dikumandangkan muadzin sebanyak 10 kali setiap hari dalam lima
waktu, itu adalah awal kita, cara kita, untuk membujuk Allah agar selalu memenangkan dari
usaha-usaha perjuangan kita.

-Muhammad Afnan Fairuz-Bogor-

Creative Thinking

Kelas: Komunikasi Penyiaran Islam (3C)

Faluktas Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai