GUSTI PRABOWO
3351162160
APOTEKER B
ANGKATAN XXII
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2016
KASUS 1
Bandung, 27/11/2016
Pro : tuan BA
Diagnose : CAD
Umur : 70 tahun
Alamat : Jl Seroja 5
Tugas :
a) Analisa kasus ini dengan metoda PAM termasuk kajian resep secara farmasetik &
klinisnya
b) Membuat poin-poin untuk konseling pasien
c) Bagaimana konseling untuk pasien ini (buat skenarionya)
Jawaban :
A. Pengkajian Resep
1. Informasi Pasien
No Kriteria Keterangan
1 Data Pasien Nama : Tuan BA
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Seroja 5
No. Hp : -
BB/TB : -/-
Pekerjaan : -
Diagnosa : Coronary Artery Disease
2 Riwayat Penyakit -
3 Riwayat Pengobatan -
4 Keadaan Khusus Pasien Geriatri
2. Skrining Resep
a. Kesesuaian Administratif
Keterangan
No Uraian
Ada Tidak
1 Nama Dokter
2 SIP Dokter
3 Alamat Dokter
4 Nomor Telepon
5 Paraf Dokter
6 Tempat dan Tanggal Penulisan
Resep
7 Tanda R/ Pada Resep
8 Nama Pasien
9 Jenis Kelamin
10 Umur Pasien
11 Berat Badan
12 Tinggi Badan
13 Alamat Pasien
b. Kesesuaian Farmasetik
Keterangan
No Kriteria
Sesuai Tidak Sesuai
1 Nama Obat
2 Kekuatan Obat
3 Bentuk Sediaan
4 Cara pemberian
5 Jumlah dan Aturan Pakai
c. Kesesuaian Klinis
Keterangan
No Kriteria Tidak
Tepat/Ada
Tepat/Ada
1 Ketepatan Indikasi
2 Ketepatan Dosis Obat
3 Ketepatan Aturan
Penggunaan
4 Ketepatan Cara Penggunaan
5 Ketepatan Lama Penggunaan
6 Ada Duplikasi
7 Ada Polifarmasi
8 Ada Alergi
9 Ada Efek Samping Obat
10 Ada Kontra Indikasi
11 Ada Interaksi Obat
B. Poin-poin konseling
No Kriteria Informasi Isi Informasi
1 Nama Obat Aspirin
Bisoprolol
Lisinopril
ISDN
2 Kegunaan/ Outcome Aspirin : mengencerkan darah dan mengurangi
terapi yang kemungkinan gumpalan darah terbentuk pada ujung
diharapkan arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
resiko serangan jantung.
Assessment
ISDN (isosorbit dinitrat) digunakan untuk pengobatan angina pectoris dan
digunakan untuk dosis pemeliharaan.
Aspirin sebagai pengencer darah.
Aspirin diganti clopidogrel karena menyebabkan interaksi secara
farmakodinamik dimana mekanisme dari aspirin berlawanan dengan kerja dari
lisinopril.. selain itu aspirin juga berinteraksi dengan bisoprolol.
Lisinopril digunakan untuk hipertensi.
Terapi non farmakologi :
- Modifikasi gaya hidup dan banyak berolahraga min 30 menit/hari seperti
lari, bersepeda, berenang.
- Menghindari/mengurangi konsumsi alkohol dan merokok.
Monitoring
Monitoring tekanan darah
Monitoring kondisi jantung
Monitoring non farmakologi
Hindari faktor yang dapat memicu naiknya tekanan darah seperti menjaga
asupan garam per hari dalam makanan.
Monotorong efek samping dari lisinopril (batuk)
TUGAS K.I.E NOMOR 2
S. 2 dd 1
S. 2 dd 1
R/ Lansoprazole 30 mg no XXVIII
S. 2 dd 1 14 days
PROBLEM
ASSESMENT
1. Konfirmasi keabsahan resep. Tanyakan pada pasien resep tersebut dari dokter mana.
2. Lakukan langkah Three Prime Question.
3. Kemungkinan adanya pemberian obat berlebih : Lansoprazole seharusnya 30 mg per
hari, atau sehari hanya satu kali pemakaian. Diberikan sebelum makan. Sebaiknya
konfirmasi ke dokter.
4. Pemberian kartu minum obat
Obat Jam
6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
Clarith. X X
Metroni
d.
Lansop. X X X
Makan X X X
berat
5. Konfirmasi penggunaan alkohol pada pasien : karena adanya interaksi dengan obat
dalam resep (yaitu Lansoprazole)
6. Pemberian informasi obat :
a. Yang diminum minimal satu jam sebelum makan : Lansoprazol
b. Yang diminum bersama makanan : Clarithromycin
c. Metronidazol sebaiknya diminum satu setengah sampai dua jam setelah makan.
d. Obat tidak boleh dikunyah dan tidak boleh dihancurkan.
e. Hati- hati efek samping mengantuk dan urin berwarna gelap (metronidazole).
Informasikan kepada pasien agar tidak panik saat urin berwarna gelap karena
merupakan efek samping dari metronidazole. Hindari aktivitas yang memerlukan
konsentrasi yang tinggi seperti menyetir karena ada efek samping mengantuk dari
metronidazol.
7. Lakukan repetisi dan verifikasi
MONITORING
Dr. Raihan
SIP : DU/27/I/2005
Alamat : Jl Harum 01 Bandung
Telp. 081555666777
Bandung, 27/11/2016
R/ Ranitidin tab No LX
S 2 dd 1
Ђ
R/ Antasidasyr No IV
S 3 d d CI
Ђ
R/ Sucralfate tab No XC
S 3 dd 1
Ђ
Pro : tuan HS
Umur : 68 tahun
Alamat : JlBintang No 3
1. Kelengkapan Resep
a. Kajian Administratif
No Kajian Administratif Keterangan
1 Nama pasien Ada
2 Umur pasien Ada
3 Jenis kelamin pasien Ada
4 Berat badan pasien Tidak ada
5 Tinggi badan pasien Tidak ada
6 Nama dokter Ada
7 Nomor surat izin praktik (SIP) Ada
dokter
8 Alamat praktik dokter Ada
9 Nomor telepon dokter Ada
10 Paraf dokter Ada
11 Tanggal penulisan resep Ada
KLINIK RHEUMATOLOGY
Dr Simon
SIP : DU/55/I/2006
Alamat : Jl Indah No 20Bandung
Telp. 2005010
Bandung, 27/11/2016
Pro : Ny T
Umur : 38 tahun
Diagnosa : SLE
Alamat : JlRiang 10
A. KAJIAN FARMASETIK
Nama obat
Bentuk sediaan Tidak ada (Azatioprin)
B. KAJIAN KLINIK
Ketepatan indikasi
Terdapat alergi -
PROBLEM
Diketahui,
Nama : Ny. T
Usia : 38 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Masalah yang terkait :
1. ny.t menderita penyakit sle
2. Efek samping dari metilprednisolon adalah hipertensi dan osteoporosis
3. Ada obat,tidak ada indikasi : penggunaan calos belum jelas indikasinya, diduga pasien
mengalami osteoporosis karena efek samping dari metilprednisolon
4. Ada obat tidak ada indikasi : penggunaan captopril belum jelas untuk apa indikasinya
diduga pasien mengalami hipertensi akibat efek samping dari metil prednisolon
5. interaksi obat Captopril – Azatioprin
6. Interaksi obat captopril – calos
7. Interaksi obat metilprednisolon – calos
D. POIN-POIN KONSELING
a. Memastikan bahwa resep sesuai dengan pasien yang dimaksud
b. Menyampaikan cara pakai dan aturan pakai obat.
c. Menyampaikan efek obat dan kemungkinan efek samping yang terjadi
d. Menyampaikan cara penyimpanan obat.
e. Menyampaikan terapi non farmakologi
f. Umpan balik pasien dengan mengulang instruksi penggunaan obat.
KASUS 5
Anak CA 5 tahun laki-laki, 17 kg dengan keluhan sesak disertai bengi dengan intensitas 3
hari dalam seminggu dan mengalami gangguan tidur malam karena sesak 4x/bulan. Resep
dokter :
ANALISIS RESEP
• PROBLEM
1. Pasien masih berumur 5 tahun
2. Sesak disertai bengi dengan intensitas 3 hari dalam seminggu.
3. Sesak 4x / bulan.
Dari segi obat :
1. Dosis Albuterol tidak ditentukan dalam resep.
2. Obat yang diresepkan adalah golongan kortikosteroid.
• ASSESMENT
1. Derajat asmanya termasuk persisten ringan
Siang hari ˃ 2 kali per minggu, tetapi ˂ 1 kali per hari. Malam hari ˃ 2 kali perbulan.
Serangan dapat mempengaruhi aktivitas.
2. Hindari/ kurangi pencetus alergen asma
3. Saat serangan asma instruksikan pasien untuk beristirahat dan segera gunakan obat
4. Terapi untuk persisten ringan dengan menggunakan kortikosteroid atau
menggunakan Kromolin, Teofilin lepas lambat oral atau antileukotrin dan sebagai
terapi pelegah menggunakan Beta 2 agonis kerja singkat (Prn / jika dibutuhkan).
Budesonide
a. Persyaratan Farmasetik
• Bentuk sediaan : inhaler
• Kekuatan Sediaan : 100 mcg/semprot
• Stabilitas penyimpanan : dalam suhu kamar terkontrol 20-25oC (inhaler)
b. Persyaratan Klinis
• Indikasi : terapi profilaksis dan pemeliharaan asma
• Dosis : 180 mcg 2 kali sehari, maksimal 360 mcg 2 kali sehari (<6 tahun,
DIH)
• Efek samping : sakit kepala, mual, infeksi pernapasan, rinitis
• Kontraindikasi : hipersensitivitas, asma episode akut, tidak untuk mengobati
bronkopasme akut
• Interaksi Obat : amfoterisin b, antasida, agen antidiabetes, antifungi (turunan
azol), diuretic tiazid, dasatinib, inhibitor protease.
Albuterol
a. Persyaratan Farmasetik
• Bentuk sediaan : inhaler
• Kekuatan Sediaan : 90 mcg/puff
• Stabilitas penyimpanan : suhu 15-25oC
b. Persyaratan Klinis
• Indikasi : bronkodilator pada asma dan COPD, mencegah bronkopasme
• Dosis : anak-anak ˂ 4 tahun 1-2 puff setiap 4-6 jam atau saat dibutuhkan
(saat sesak)
• Efek samping : mual, sakit kepala, palpitasi, tremor, vasodilatasi perifer,
takikardi
• Kontraindikasi : hipersensitivitas albuterol, amin adrenergik
• Interaksi Obat : Beta-blocker (propranolol), obat adrenergic, inhibitor
monoaminooksidase, atau antidepresan trisiklik
Ibu K 55 tahun, mengambil resep dari dokter untuk bulan ini, sbb :
R/ Aspilet 80 mg No XXX
S 1 dd 1
R/ simvastatin 10 mg NO XXX
S0–0–1
R/ Captopril 12,5 mg No X
S 2 dd 1
R/ Allopurinol 100 mg No XXX
S 1 dd 1
Pengkajian Resep
a. Kesesuaian Farmasetik
1. Aspilet
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan sediaan : 80 mg/tablet
Stabilitas penyimpanan : suhu kamar (18-25◦C) (FI V, hal 775)
2. Simvastatin
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan sediaan : 10 mg/tablet
Stabilitas penyimpanan : suhu kamar (15-25◦C) (FI V, hal 775)
3. Captopril
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan sediaan : 12,5 mg/tablet
Stabilitas penyimpanan : suhu kamar (18-25◦C) (FI V, hal 775)
4. Allopurinol
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan sediaan : 100 mg/tablet
Stabilitas penyimpanan : Ditempat sejuk (18-25◦C) (FI V, hal 775)
b. Kesesuaian Klinis
1. Aspilet
Indikasi : Pencegahan dan pengobatan infark miokard dan stroke iskemik juga
sebagai analgesik, antiinflamasi,antiplatelet.
Dosis obat :
Infark miokard : 80 mg/hari (Mims ed 15, hal 118).
dosis oral analgesik : 325-650 mg setiap 4-6 jam maks 4 g/hari.
Dosis oral Antiinflamasi : 240-360 mg/hari dosis terbagi.
Stroke iskemik akut(oral): 150 – 325 mg sekali sehari.
Antiplatelet : 50- 100 mg sekali sehari (DIH ed 17th).
Aturan Pakai : Sesudah makan atau bersamaan dengan makanan.
Interaksi Obat : ACE inhibitor, alkohol, antikoagulan (warfarin,
heparin), antikonvulsan, antikonvulsan, antidiabetik, carbonic anhydrase inhibitor
(acetazolamide), β-adrenergic blocking agents, diuretik, metoreksak, uricosurik
(probenesid, sulfinpyrazone). (AHFS Drug Information 2011).
Efek Samping :
GI : Dispepsia, pendarahan pada GI.
HEMA : anemia, meningkatnya waktu pendarahan.
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas obat salisilat, NSAID lain, asma,
rinitis, riwayat penyakit pendarahan, tidak untuk pengobatan gout. (DIH ed 17th)
2. Simvastatin
Indikasi : Menurunkan kolesterol dalam darah (dyslipidemia)
Dosis obat :
Dosis awal 5-10 mg/hari dosis tunggal pada malam hari, dosis bisa 40 mg/hari
(Mims ed 15 hal 58)
Dosis oral orang dewasa 5 – 40 mg/hari setiap malam (A to Z drug fact)
Aturan Pakai : Digunakan pada malam hari 1 tablet.
Interaksi Obat : Amiodarone, CCB (verapamil), kolkisin, flukonazol,
gemfibrozil, antibiotik makrolid (azitromisin, dirithromisin), fenitoin, rifampisin,
antagonis vit K (warfarin). (DIH, 17th edition)
Efek Samping : Sakit kepala, gangguan pencernaan, konstipasi/diare,
gangguan tidur (insomnia), trombositopenia (DIH, 17th edition)
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas simvastatin, gangguan hati akut,
wanita hamil dan menyusui.
3. Captopril
Indikasi : Hipertensi ringan sampai sedang, hipertensi berat, gagal
jantung kongestif (CHF), infark miokard, nefropati diabetik (AHFS drug information
essentials, 2011).
Dosis obat :
Hipertensi dosis awal PO 12,5 - 25 mg 2-3 kali sehari. Maks 150 mg 3 kali sehari.
CHF dosis awal PO 6,25 – 12,5 mg x kali sehari.
Diabetik nefropati PO 25 mg 3 kali sehari.
Aturan Pakai : Sebelum makan atau 2-3 jam setelah makan.
Interaksi Obat : Allopurinol, antasida, indometasin, probenesid,
digoxin, makanan akan mengurangi bioavailabilitas captopril (A to Z drug fact).
Efek Samping : Hipotensi, pusing, sakit kepala, batuk kering yang
persisten.
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap penghambat ACE.
4. Allopurinol
Indikasi : Profilaksis gout dan batu asam urat dan kalsium
oksalat di ginjal, hiperurisemia.
Dosis obat : 100 mg/Tablet, 300 mg/Tablet.
Aturan Pakai :
Dewasa 100 mg/hari, maksimal 800 mg/hari.
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal : 100-200 mg/hari.
Anak 6 tahun : dosis maksimal 150 mg/hari.
Anak 6-10 tahun : dosis maksimal 500mg/hari.
Interaksi Obat : Penghambatan ACE : Captopril akan menaikkan
resiko keracunan, terutama pada gangguan ginjal.
Efek Samping : Ruam, gangguan saluran cerna, jarang malaise, sakit
kepala, vertigo, ngantuk, gangguan pengecapan, hipertensi.
Kontra Indikasi : Bukan pengobatan untuk gout akut tetapi teruskan jika
terjadi serangan ketika susah memakai allopurinol dan atasi serangan secara khusus.
POIN-POIN KONSELING
METODE PAM
1. PROBLEM
Terdapat interaksi antara Allopurinol + Aspilet →memperburuk pirai dan
menurunkan khasiat dari obat allopurinol.
Allopurinol + captopril → penggunaan bersamaan meningkatkan resiko keracunan,
terutama pada gangguan ginjal.
Tidak terdapat data klinis pasien.
Pasien mengalami pra menopause karena umur pasien 55 tahun.
2. ACTION
Penggunaan aspilet dan allopurinol tidak boleh diberikan dalam waktu bersamaan.
Aspilet diberikan pada pagi hari dan allopurinol malam hari 2 jam sebelum minum
simvastatin.
Captopril dan allopurinol tidak boleh diberikan karena dapat meningkatkan potensi
hipersensitivitas dari allopurinol. Sehingga dilakukan modifikasi terapi mengganti
captopril dengan propanolol dimulai dosis 40 mg 2 kali sehari.
Menyarankan untuk melakukan olahraga ringan, dan melakukan diet makanan tinggi
protei, lemak dan garam atau melakukan perbaikan LIFE STYLE.
3. MONITORING
Monitoring tekanan darah pasien setelah 5 hari (setelah captopril habis).
Monitoring kadar LDL dan Lipid total.
Monitoring reaksi alergi, jika ada.
Pantau fungsi ginjal (Kreatinin).
Monitoring efek samping hipersensitivitas.
Monitoring kepatuhan pasien meminum obat.
Gaya hidup.