Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KIE

GUSTI PRABOWO
3351162160
APOTEKER B

ANGKATAN XXII
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2016
KASUS 1

Dr. Reza, SpPJ


SIP : DU/66/I/2009
Alamat : Jl Manggis No 1 Bandung

Bandung, 27/11/2016

R/ Aspirin tab 100 mg No XXX


S 1 dd 1
Ђ

R/ Lisinopril tab No XXX


S 1d d I
Ђ
R/ Bisoprolol tab 2,5 mg No XXX
S 1 dd 1
Ђ
R/ ISDN tab NO X
S 1 dd 1 SL prn

Pro : tuan BA
Diagnose : CAD
Umur : 70 tahun
Alamat : Jl Seroja 5

Tugas :
a) Analisa kasus ini dengan metoda PAM termasuk kajian resep secara farmasetik &
klinisnya
b) Membuat poin-poin untuk konseling pasien
c) Bagaimana konseling untuk pasien ini (buat skenarionya)
Jawaban :

A. Pengkajian Resep
1. Informasi Pasien

No Kriteria Keterangan
1 Data Pasien Nama : Tuan BA
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Seroja 5
No. Hp : -
BB/TB : -/-
Pekerjaan : -
Diagnosa : Coronary Artery Disease
2 Riwayat Penyakit -
3 Riwayat Pengobatan -
4 Keadaan Khusus Pasien Geriatri

2. Skrining Resep
a. Kesesuaian Administratif

Keterangan
No Uraian
Ada Tidak
1 Nama Dokter 
2 SIP Dokter 
3 Alamat Dokter 
4 Nomor Telepon 
5 Paraf Dokter 
6 Tempat dan Tanggal Penulisan 
Resep
7 Tanda R/ Pada Resep 
8 Nama Pasien 
9 Jenis Kelamin 
10 Umur Pasien 
11 Berat Badan 
12 Tinggi Badan 
13 Alamat Pasien 

b. Kesesuaian Farmasetik

Keterangan
No Kriteria
Sesuai Tidak Sesuai
1 Nama Obat 
2 Kekuatan Obat 
3 Bentuk Sediaan 
4 Cara pemberian 
5 Jumlah dan Aturan Pakai 
c. Kesesuaian Klinis

Keterangan
No Kriteria Tidak
Tepat/Ada
Tepat/Ada
1 Ketepatan Indikasi 
2 Ketepatan Dosis Obat 
3 Ketepatan Aturan 
Penggunaan
4 Ketepatan Cara Penggunaan 
5 Ketepatan Lama Penggunaan 
6 Ada Duplikasi 
7 Ada Polifarmasi 
8 Ada Alergi 
9 Ada Efek Samping Obat 
10 Ada Kontra Indikasi 
11 Ada Interaksi Obat 

B. Poin-poin konseling
No Kriteria Informasi Isi Informasi
1 Nama Obat Aspirin
Bisoprolol
Lisinopril
ISDN
2 Kegunaan/ Outcome Aspirin : mengencerkan darah dan mengurangi
terapi yang kemungkinan gumpalan darah terbentuk pada ujung
diharapkan arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
resiko serangan jantung.

Bisoprolol : membantu untuk mengurangi detak


jantung dan tekanan darah, sehingga menurunkan
gejala angina juga melindungi jantung.

Lisinopril : memungkinkan aliran darah ke jantung


lebih mudah, dan juga membantu menurunkan tekanan
darah.

ISDN : membuka arteri jantung, dan kemudian


meningkatkan aliran darah ke otot jantung dan
mengurangi gejala nyeri dada.

3 Aturan pakai Aspirin : 1x1, sesudah makan (Jangan dikunyah)

Bisoprolol : 1x1, 1 jam sebelum makan (jangan


dikunyah) pada pagi hari . diusahakan diminum pada
jam yang sama setiap hari

Lisinopril : 1x1 , 1 jam sebelum tidur (dapat


menyebabkan pusing pada awal pemakaian)

ISDN : 1x1 , 1 jam sebelum makan (jangan dikunyah)


pada pagi hari . diusahakan diminum pada jam yang
sama setiap hari. Obat diminum jika terasa nyeri dada
4 Waktu minum obat Aspirin : Dapat diberikan sesudah beres makan untuk
menghindari nyeri pada bagian lambung
Bisoprolol : Diberikan baik 1 jam sebelum atau 1 jam
sesudah makan
Lisiniopril : diberikan 1 jam sebelum tidur karena dapat
menyebabkan sakit kepala
ISDN : diberikan 1 jam sebelum atau 1 jam sesudah
makan. Obat diminum jika terasa nyeri dada
5 Cara pakai Semua obat diminum dengan air putih , tidak boleh
dikunyah
6 Durasi Pengunaan 30 hari
obat
7 Efek Samping Aspirin dapat menyebabkan pendarahan

Bisopropol dapat menyebabkan jari tangan – kaki


terasa dingin, sembelit, diare, mual, pusing, mengantuk.
Detak jantung lambat

Lisinopril dapat menyebabkan batuk kering, diare,


mual muntah, sakit kepala,kelelahan, pusing

ISDN dapat menyebabkan sakit kepala, mual, sakit


perut, palpitasi, takikardi, hipotensi
8 Penyimpanan Simpan tablet ditempat yang kering pada suhu kamar
(25oC), terlindung dari cahaya matahari langsung.

KARTU MINUM OBAT


OBAT JAM MINUM OBAT
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Apirin
Bisoprolol
ISDN ISDN DIMINUM JIKA TERASA NYERI
Lisinopril

CATATAT : OBAT DIMINUM SESUAI DENGAN KOTAK HITAM


C. Analisa kasus dengan metoda PAM :
Problem
 Pasien didiagnosa mengalami Coronary Artery Disease.
 Lisinopril dapat menyebabkan batuk kering, diare, mual muntah, sakit
kepala,kelelahan, pusing
 Terjadi interaksi antara aspirin – bisoprolol dimana aspirin dapat menurunkan
kadar bisoprolol dengan cara aspirin mempengaruhi kecepatan aliran darah ke
ginjal (Adanya kontriksi).
 Terjadi interaksi antara aspirin – lisinopril dimana aspirin dapat menurunkan
kadar lisinopril. Mekanisme aspirin menghambat sintesis prostaglandin yang
menentang efek ACE Inhibitor.
 Interaksi ISDN dengan Lisinopril dimana ISDN dapat menurunkan efek dari
lisinopril.

Assessment
 ISDN (isosorbit dinitrat) digunakan untuk pengobatan angina pectoris dan
digunakan untuk dosis pemeliharaan.
 Aspirin sebagai pengencer darah.
Aspirin diganti clopidogrel karena menyebabkan interaksi secara
farmakodinamik dimana mekanisme dari aspirin berlawanan dengan kerja dari
lisinopril.. selain itu aspirin juga berinteraksi dengan bisoprolol.
 Lisinopril digunakan untuk hipertensi.
 Terapi non farmakologi :
- Modifikasi gaya hidup dan banyak berolahraga min 30 menit/hari seperti
lari, bersepeda, berenang.
- Menghindari/mengurangi konsumsi alkohol dan merokok.
Monitoring
 Monitoring tekanan darah
 Monitoring kondisi jantung
 Monitoring non farmakologi
 Hindari faktor yang dapat memicu naiknya tekanan darah seperti menjaga
asupan garam per hari dalam makanan.
 Monotorong efek samping dari lisinopril (batuk)
TUGAS K.I.E NOMOR 2

R/ Clarithromycin 500 mg no XXVIII

S. 2 dd 1

R/ Metronidazole 500 mg no XXVIII

S. 2 dd 1

R/ Lansoprazole 30 mg no XXVIII

S. 2 dd 1 14 days

Pro : Bapak Tb (42 tahun)

PROBLEM

1. Keabsaham dan Kelengkapan Resep


NO EVALUASI KETERANGAN
1. Keabsahan Resep
Nama dokter Tidak ada
Nomor ijin praktek dokter Tidak ada
Alamat dan nomor telepon dokter Tidak ada
Tanda tangan / Paraf dokter Tidak ada
2. Kelengkapan Resep
Inscriptio
a. Nama dokter Tidak ada
b. Tempat/ tanggal penulisan resep Tidak ada
c. Tanda R/ Ada
Ordinatio
a. Nama obat Ada
b. Kadar obat Ada
c. Jumlah obat Ada
d. Bentuk sediaan Ada
Signatura
a. Aturan pakai Ada
b. Nama pasien Ada
c. Umur pasien Ada
Subscriptio
a. Tanda tangan dokter Tidak ada

KESIMPULAN : kelengkapan resep belum lengkap

2. Indikasi dan Kontraindikasi Obat dalam Resep


a. Clarithromycin
Indikasi : Infeksi saluran nafas, otitis media akut, infeksi kulit dan struktur kulit
K.I : Hipersensitivitas pasien dengan gangguan jantung atau elektrolit
yang sedang mendapat terapi terfenadin. Hindari penggunaan bersama
dengan sisaprid, pimozid, terfenadin, dan astemizol.
Dosis : Tablet salut selaput dewasa 500 mg dua kali per hari pada infeksi
berat. Infeksi legionella pnemophila 500 mg dua kali perhari selama 4
minggu.
P.O : Harus diberikan bersama makanan. Telan utuh, jangan
dikunyah atau dihancurkan.
Peringatan : Gangguan fungsi hati atau ginjal. Hamil dan laktasi.
Efek samping : Diare, mual, nyeri dan rasa tidak enak pada perut, gangguan
pengecapan pada lidah, dyspepsia; sakit kepala.
b. Metronidazole
Indikasi : Pencegahan infeksi anaerob pasca operasi. Uretritis dan vaginitis,
amubiasis, giardiasis.
K.I : Kehamilan trisemester pertama
Dosis : Amubiasis hati / intestinal : Dosis dewasa 500-750 mg 3 kali per hari
selama 5-10 hari. Trikomoniasis : dewasa 2 g dosis tunggal atau 500
mg 2 kali per hari atau 250 mg 3 kali per hari selama 7 hari.
Giardiasis : 250-500 mg 3 kali per hari selama 5-7 hari atau 2 g dosis
tunggal selama 3 hari. Infeksi karena bakteri anaerob : 7,5 mg/kg BB 4
kali per hari selama 7-10 hari.
Maksimal : 4 gram per hari. Pencegahan infeksi pasca operasi karena bakteri
anaerob : 1 g 2-4 jam sebelum operasi, hingga pemberian dosis oral
dimungkinkan.
P.O : Telan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan.
Peringatan : Penyakit SSP, gangguan fungsi hati; hamil dan laktasi.
Lakukan tes darah selama penggunaan jangka lama.
Efek samping : mual, anoreksia, nyeri epigastrium, kejang dan neuropati perifer;
rasa tidak enak pada pengecapan, lidah berbulu, muntah atau gangguan
GI lain; urtikaria , ruam kulit, pruritus, angioedema. Jarang :
anafilaksis, mengantuk, pusing, sakit kepala, ataksia, urin berwarna
gelap. Leukopenia ringan yang reversibel.
c. Lansoprazole
Indikasi : Pengobatan tukak duodenum, tukak lambung, dan refluk eksofagitis.
K.I :-
Dosis : Tukak duodenum dan refluks esophagitis 30 mg 1 kali per hari
selama 4 minggu. Tukak lambung 30 mg 1 kali per hari selama 8
minggu. Pasien dengan gangguan fungsi hati dosis harian maksimal :
30 mg per hari.
P.O : Berikan sebelum makan
Peringatan : Kemungkinan adanya keganasan lambung harus disingkirkan
sebelum dilakukan terapi. Anak. Hamil, laktasi.
Efek samping : sakit kepala, diare, nyeri perut, dyspepsia, mual, muntah, mulut
kering, konstipasi, kembung, pusing, kelelahan, ruam kulit, urtikaria,
pruritus, peningkatan sementara hasil tes fungsi hati. Arthralgia, edema
perifer, depresi. Perubahan nilai hematologi (misalnya
trombositopenia, eosinophilia, leukopenia)

K.I = Kontra Indikasi ; P.O = Pemberian Obat


3. Interaksi Obat
a. Clarithromycin
Interaksi dengan : Theophyllin, Carbamazepin
b. Metronidazole
Alkohol dapat menyebabkan reaksi yang menyerupai disulfiram. Meningkatkan
efek antikoagulan warfarin dan kumarin. Simetidin dapat memperpanjang kadar
bersihan metronidazole dalam plasma.
c. Lansoprazole
Interaksi dengan : Diazepam, warfarin, fenitoin, kontrasepsi oral, teofilin, antacid,
sukralfat, ketokonazol, ampicillin ester, garam Fe.

ASSESMENT

1. Konfirmasi keabsahan resep. Tanyakan pada pasien resep tersebut dari dokter mana.
2. Lakukan langkah Three Prime Question.
3. Kemungkinan adanya pemberian obat berlebih : Lansoprazole seharusnya 30 mg per
hari, atau sehari hanya satu kali pemakaian. Diberikan sebelum makan. Sebaiknya
konfirmasi ke dokter.
4. Pemberian kartu minum obat
Obat Jam
6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
Clarith. X X
Metroni
d.
Lansop. X X X
Makan X X X
berat
5. Konfirmasi penggunaan alkohol pada pasien : karena adanya interaksi dengan obat
dalam resep (yaitu Lansoprazole)
6. Pemberian informasi obat :
a. Yang diminum minimal satu jam sebelum makan : Lansoprazol
b. Yang diminum bersama makanan : Clarithromycin
c. Metronidazol sebaiknya diminum satu setengah sampai dua jam setelah makan.
d. Obat tidak boleh dikunyah dan tidak boleh dihancurkan.
e. Hati- hati efek samping mengantuk dan urin berwarna gelap (metronidazole).
Informasikan kepada pasien agar tidak panik saat urin berwarna gelap karena
merupakan efek samping dari metronidazole. Hindari aktivitas yang memerlukan
konsentrasi yang tinggi seperti menyetir karena ada efek samping mengantuk dari
metronidazol.
7. Lakukan repetisi dan verifikasi

MONITORING

1. Lakukan monitoring efek samping


2. Lakukan tes darah untuk metronidazole jika penggunaannya untuk jangka
panjang.
3. Monitoring adanya interaksi obat
Kasus nomer 3

Dr. Raihan
SIP : DU/27/I/2005
Alamat : Jl Harum 01 Bandung
Telp. 081555666777
Bandung, 27/11/2016

R/ Ranitidin tab No LX
S 2 dd 1
Ђ

R/ Antasidasyr No IV
S 3 d d CI
Ђ
R/ Sucralfate tab No XC
S 3 dd 1
Ђ

Pro : tuan HS
Umur : 68 tahun
Alamat : JlBintang No 3

1. Kelengkapan Resep
a. Kajian Administratif
No Kajian Administratif Keterangan
1 Nama pasien Ada
2 Umur pasien Ada
3 Jenis kelamin pasien Ada
4 Berat badan pasien Tidak ada
5 Tinggi badan pasien Tidak ada
6 Nama dokter Ada
7 Nomor surat izin praktik (SIP) Ada
dokter
8 Alamat praktik dokter Ada
9 Nomor telepon dokter Ada
10 Paraf dokter Ada
11 Tanggal penulisan resep Ada

b. Kajian Kesesuaian Farmasetik


No Kajian Administratif Keterangan
1 Nama obat Ada
2 Bentuk sediaan Ada
3 Kekuatan obat Tidak ada
4 Jumlah obat Ada

c. Kajian Pertimbangan Klinis


No Kajian Administratif Keterangan
1 Ketepatan indikasi Tidak ada indikasi pada resep
2 Ketepatan dosis obat Tepat
3 Ketepatan aturan penggunaan obat Penggunaan sucralfate tidak tepat
4 Ketepatan cara penggunaan obat Tepat
5 Ketepatan lama penggunaan obat Tepat
6 Terdapatnya duplikasi Terdapat
7 Terdapatnya polifarmasi Tidak tepat
8 Terdapatnya alergi Tidak terdapat
9 Terdapatnya efek samping Tidak terdapat
10 Terdapatnya kontra indikasi Terdapat
11 Terjadinya interaksi obat Terdapat

2. Penyelesaian masalah dengan metode PAM


a. Problem
- Tidak ada diagnosa dari dokter
- Terjadinya interaksi obat antara antasida dengan ranitidin
- Terjadinya interaksi obat antara antasida dengan sucralfate
- Aturan penggunaan obat sucralfate tidak tepat
- Adanya duplikasi obat antasida dan obat sucralfate
b. Action
- Antasida digunakan pada pengobatan unutk meringankan gejala-gejala yang
muncul pada penyakit despepsia tukak.
- Ranitidin digunakan pada pengobatan untuk tukak lambung dan tukak
duodenum.
- Sucralfate digunakan pada pengobatan untuk tukak lambung dan tukak
duodenum
- Interaksi obat antara antasida dengan ranitidin sebaiknya diberikan jeda waktu
pada saat minum obat tersebut yaitu ranitidin diminum 2 jam sebelum makan
pada pagi hari dan malam hari, dan antasida diminum 1 jam sesudah makan
pada pagi hari, siang hari dan malam hari.
- Interaksi obat antara antasida dan sucralfatesebaiknya diberikan jeda waktu
pada saat minum obat tersebut yaitu sucralfat diminum 1 jam sebelum makan
pada pagi hari dan malam hari, dan antasida diminum 1 jam sesudah makan
pada pagi hari, siang hari dan malam hari.
- Merekomendasikan kepada pasien untuk hidup lebih sehat dan konsumsi
makanan yang sehat dan bergizi.
- Merekomendasikan kepada pasien untuk tidak terlalu stress.
- Sucralfate dalam resep memiliki aturan pakai 3x sehari selama 1 bulan,
seharusnya sucralfate digunakan 2x sehari selama 1 bulan.
c. Monitoring
- Pemantauan (evaluasi) perilaku/pola hidup sehat pasien
- Komplikasi penyakit lain
- Rutin cek-up ke dokter
- Kepatuhan pasien
3. Point-point KIE
a. Perkenalan apoteker dan pasien.
b. Mengidentifikasi efek-efek yang timbul setelah konsumsi obat.
c. Menanyakan kepada pasien tentang resep yang diberikan oleh dokter.
d. Menanyakan kepada pasien tentang cara pemakaian obat.
e. Menanyakan kepada pasien tentang harapan yang diperoleh setelah minum obat.
f. Menanyakan riwayat penyakit pasien apakah memiliki riwayat gangguan ginjal
atau gangguan hati karena ranitidin harus mengurangi dosis pada pasien dengan
gangguan ginjal dan gangguan hati.
g. Pasien harus meminum obat teratur:
- Ranitidin 2x1 diminum pagi dan malam
- Antasida 3x1
- Sucralfate 2x1 diminum pagi dan malam
KASUS NO 4

KLINIK RHEUMATOLOGY
Dr Simon
SIP : DU/55/I/2006
Alamat : Jl Indah No 20Bandung
Telp. 2005010
Bandung, 27/11/2016

R/ Metilprednisolon 16 mg tab No XXI


S 1 dd 1 pagi
Ђ
R/ Calos tab No XLII
S 2 dd 1 pc
Ђ
R/ Captopril tab 12,5 mg No LXIII
S 3 dd 1
Ђ
R/ Azathioprine 50 mg No XXI
S 1 dd 1
Ђ

Pro : Ny T
Umur : 38 tahun
Diagnosa : SLE
Alamat : JlRiang 10
A. KAJIAN FARMASETIK

Nama obat
Bentuk sediaan Tidak ada (Azatioprin)

Kekuatan obat Ada

Jumlah obat Ada

B. KAJIAN KLINIK

Ketepatan indikasi

Ketepatan dosis obat Ada

Ketepatan aturan penggunaan obat Ada

Ketepatan cara penggunaan obat ada

Ketepatan lama penggunaan obat Tidak ada

Terdapat duplikasi Tidak ada

Terdapat polifarmasi Tidak ada

Terdapat alergi -

Efek samping obat Ada

Kontraindikasi Tidak ada

Interaksi obat Ada


C. STUDI KASUS MENGGUNAKAN METODE PAM

PROBLEM
Diketahui,
Nama : Ny. T
Usia : 38 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Masalah yang terkait :
1. ny.t menderita penyakit sle
2. Efek samping dari metilprednisolon adalah hipertensi dan osteoporosis
3. Ada obat,tidak ada indikasi : penggunaan calos belum jelas indikasinya, diduga pasien
mengalami osteoporosis karena efek samping dari metilprednisolon
4. Ada obat tidak ada indikasi : penggunaan captopril belum jelas untuk apa indikasinya
diduga pasien mengalami hipertensi akibat efek samping dari metil prednisolon
5. interaksi obat Captopril – Azatioprin
6. Interaksi obat captopril – calos
7. Interaksi obat metilprednisolon – calos

ASSESMENT AND ACTION


Assesment
1. Azatioprin digunakan untuk imunosupresan bagi penyakit SLE
2. Metilprednisolon digunakan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi akibat SLE
3. Calos (calcium carbonate) untuk mengurangi efek samping dari metilprednisolon
4. Captopril digunakan untuk hipertensi
Action
1. Menanyakan kepada pasien keluhan yang dirasakan ( onset, durasi,frekuensi dan
keparahan )
2. Apabila obat diresep tidak sesuai dengan keluhan pasien, maka konsultasi ke dokter
mengenai resep yang diberikan.
3. Terapi non farmakologi
Hindari hal-hal yang dapat mnyebabkan stres
Istirahat dan olahraga ringan yang teratur dan seimbang.
Hindari paparan sinar matahari langsung
Hindari merokok
MONITORING
1. Monitoring farmakologi
a. Efek samping metilprednisolon
Retensi cairan tubuh, alkalosis hipokalemik, kehilangan ion K, gagal jantung
kongestif; miopati steroid; pankreatitis, distensi abdomen, esofagitis ulseratif,
peningkatan enzim hati; luka lambat sembuh, kulit tipis dan rapuh, eritema pada
wajah, keringat berlebihan; peningkatan TIK dg pseudotumor serebri; gangguan
metabolisme atau endokrin; peningkatan tekanan intraokular, katarak subkapsular
posterior, eksoftalmus.
b. Efek samping calos
Efek sampingnya jarang, kembung, diare atau konstipasi.
c. Efek samping captopril
Proteinuria, sindrom nefrotik, neutropenia, agranulositosis, kepala terasa
ringan; ruam kulit dengan pruritus, demam, eosinofilia; hipotensi, nyeri dada,
palpitasi, angina pektoris, infark miokard, penyakit jantung kongestif; angioedema
termasuk pada ekstremitas, wajah, bibir, selaput mukosa, lidah, laring.
d. Efek samping azathioprine
Intoleransi GI seperti mual, muntah, anoreksia, pankreatitis. Tukak
gastroduodenal, perdarahan usus, nekrosis usus dan perforasi usus. Infeksi
oportunistik terutama pada pasien penerima transplantasi yang mendapatkan
imunosupresan lain secara bersamaan. Depresi sumsum tulang, leukopenia,
trombositopenia, anemia.

D. POIN-POIN KONSELING
a. Memastikan bahwa resep sesuai dengan pasien yang dimaksud
b. Menyampaikan cara pakai dan aturan pakai obat.
c. Menyampaikan efek obat dan kemungkinan efek samping yang terjadi
d. Menyampaikan cara penyimpanan obat.
e. Menyampaikan terapi non farmakologi
f. Umpan balik pasien dengan mengulang instruksi penggunaan obat.
KASUS 5
Anak CA 5 tahun laki-laki, 17 kg dengan keluhan sesak disertai bengi dengan intensitas 3
hari dalam seminggu dan mengalami gangguan tidur malam karena sesak 4x/bulan. Resep
dokter :

R/ Budesonide 100 mcg inh No I


S 2 dd 1 puff
R/ Albuterol inhaler PRN
S prn

ANALISIS RESEP
• PROBLEM
1. Pasien masih berumur 5 tahun
2. Sesak disertai bengi dengan intensitas 3 hari dalam seminggu.
3. Sesak 4x / bulan.
Dari segi obat :
1. Dosis Albuterol tidak ditentukan dalam resep.
2. Obat yang diresepkan adalah golongan kortikosteroid.
• ASSESMENT
1. Derajat asmanya termasuk persisten ringan
Siang hari ˃ 2 kali per minggu, tetapi ˂ 1 kali per hari. Malam hari ˃ 2 kali perbulan.
Serangan dapat mempengaruhi aktivitas.
2. Hindari/ kurangi pencetus alergen asma
3. Saat serangan asma instruksikan pasien untuk beristirahat dan segera gunakan obat
4. Terapi untuk persisten ringan dengan menggunakan kortikosteroid atau
menggunakan Kromolin, Teofilin lepas lambat oral atau antileukotrin dan sebagai
terapi pelegah menggunakan Beta 2 agonis kerja singkat (Prn / jika dibutuhkan).
 Budesonide
a. Persyaratan Farmasetik
• Bentuk sediaan : inhaler
• Kekuatan Sediaan : 100 mcg/semprot
• Stabilitas penyimpanan : dalam suhu kamar terkontrol 20-25oC (inhaler)
b. Persyaratan Klinis
• Indikasi : terapi profilaksis dan pemeliharaan asma
• Dosis : 180 mcg 2 kali sehari, maksimal 360 mcg 2 kali sehari (<6 tahun,
DIH)
• Efek samping : sakit kepala, mual, infeksi pernapasan, rinitis
• Kontraindikasi : hipersensitivitas, asma episode akut, tidak untuk mengobati
bronkopasme akut
• Interaksi Obat : amfoterisin b, antasida, agen antidiabetes, antifungi (turunan
azol), diuretic tiazid, dasatinib, inhibitor protease.
 Albuterol
a. Persyaratan Farmasetik
• Bentuk sediaan : inhaler
• Kekuatan Sediaan : 90 mcg/puff
• Stabilitas penyimpanan : suhu 15-25oC
b. Persyaratan Klinis
• Indikasi : bronkodilator pada asma dan COPD, mencegah bronkopasme
• Dosis : anak-anak ˂ 4 tahun 1-2 puff setiap 4-6 jam atau saat dibutuhkan
(saat sesak)
• Efek samping : mual, sakit kepala, palpitasi, tremor, vasodilatasi perifer,
takikardi
• Kontraindikasi : hipersensitivitas albuterol, amin adrenergik
• Interaksi Obat : Beta-blocker (propranolol), obat adrenergic, inhibitor
monoaminooksidase, atau antidepresan trisiklik

• MONITORING (Parameter yang harus dipantau)


1. Pemberian Budesonide harus dipantau karena Bodesonide adalah kortikosteroid.
Pada anak-anak, kortikosteroid dosis tinggi menunjukkan pertumbuhan anak yang
sedikit lambat.
2. Setelah penggunaan kortikosteroid, pantau frekuensi terjadinya sesak.
3. Pantau fungsi paru
4. Memastikan lingkungan terhindar dari paparan alergen
5. Monitor penggunaan obat, jika setelah 15-30 menit pemberian tidak terdapat
perubahan atau terjadi relaps, segera di bawa ke rumah sakit.
Kesimpulan Analisis Resep
Dari analisi resep yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa obat yang diresepkan
dokter sudah sesuai dengan kondisi pasien.
POINT-POINT KONSELING
• Memastikan identitas pasien
• Menanyakan keadaan pasien (mulai kapan pasien sakit)
• Sebutkan nama obat dan Cara penggunaan obat / inhaler (rute pemberian, dosis
pemberian)
• Jelaskan indikasi obat
• Waktu pemberian obat
• Efek samping obat
• Interaksi obat yang mungkin terjadi jika pasien menggunakan obat lain
• Jelaskan cara penyimpanan obat
• Cek pemahaman pasien dengan menanyakan lebih lanjut agar pasien dapat mengulang
info kunci yang telah diberikan apoteker.
Kasus 6

Ibu K 55 tahun, mengambil resep dari dokter untuk bulan ini, sbb :

R/ Aspilet 80 mg No XXX
S 1 dd 1
R/ simvastatin 10 mg NO XXX
S0–0–1
R/ Captopril 12,5 mg No X
S 2 dd 1
R/ Allopurinol 100 mg No XXX
S 1 dd 1

Pengkajian Resep

a. Kesesuaian Farmasetik
1. Aspilet
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan sediaan : 80 mg/tablet
Stabilitas penyimpanan : suhu kamar (18-25◦C) (FI V, hal 775)

2. Simvastatin
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan sediaan : 10 mg/tablet
Stabilitas penyimpanan : suhu kamar (15-25◦C) (FI V, hal 775)

3. Captopril
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan sediaan : 12,5 mg/tablet
Stabilitas penyimpanan : suhu kamar (18-25◦C) (FI V, hal 775)

4. Allopurinol
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan sediaan : 100 mg/tablet
Stabilitas penyimpanan : Ditempat sejuk (18-25◦C) (FI V, hal 775)
b. Kesesuaian Klinis
1. Aspilet
 Indikasi : Pencegahan dan pengobatan infark miokard dan stroke iskemik juga
sebagai analgesik, antiinflamasi,antiplatelet.
 Dosis obat :
 Infark miokard : 80 mg/hari (Mims ed 15, hal 118).
 dosis oral analgesik : 325-650 mg setiap 4-6 jam maks 4 g/hari.
 Dosis oral Antiinflamasi : 240-360 mg/hari dosis terbagi.
 Stroke iskemik akut(oral): 150 – 325 mg sekali sehari.
 Antiplatelet : 50- 100 mg sekali sehari (DIH ed 17th).
 Aturan Pakai : Sesudah makan atau bersamaan dengan makanan.
 Interaksi Obat : ACE inhibitor, alkohol, antikoagulan (warfarin,
heparin), antikonvulsan, antikonvulsan, antidiabetik, carbonic anhydrase inhibitor
(acetazolamide), β-adrenergic blocking agents, diuretik, metoreksak, uricosurik
(probenesid, sulfinpyrazone). (AHFS Drug Information 2011).
 Efek Samping :
 GI : Dispepsia, pendarahan pada GI.
 HEMA : anemia, meningkatnya waktu pendarahan.
 Kontra Indikasi : Hipersensitivitas obat salisilat, NSAID lain, asma,
rinitis, riwayat penyakit pendarahan, tidak untuk pengobatan gout. (DIH ed 17th)

2. Simvastatin
 Indikasi : Menurunkan kolesterol dalam darah (dyslipidemia)
 Dosis obat :
 Dosis awal 5-10 mg/hari dosis tunggal pada malam hari, dosis bisa 40 mg/hari
(Mims ed 15 hal 58)
 Dosis oral orang dewasa 5 – 40 mg/hari setiap malam (A to Z drug fact)
 Aturan Pakai : Digunakan pada malam hari 1 tablet.
 Interaksi Obat : Amiodarone, CCB (verapamil), kolkisin, flukonazol,
gemfibrozil, antibiotik makrolid (azitromisin, dirithromisin), fenitoin, rifampisin,
antagonis vit K (warfarin). (DIH, 17th edition)
 Efek Samping : Sakit kepala, gangguan pencernaan, konstipasi/diare,
gangguan tidur (insomnia), trombositopenia (DIH, 17th edition)
 Kontra Indikasi : Hipersensitivitas simvastatin, gangguan hati akut,
wanita hamil dan menyusui.

3. Captopril
 Indikasi : Hipertensi ringan sampai sedang, hipertensi berat, gagal
jantung kongestif (CHF), infark miokard, nefropati diabetik (AHFS drug information
essentials, 2011).
 Dosis obat :
 Hipertensi dosis awal PO 12,5 - 25 mg 2-3 kali sehari. Maks 150 mg 3 kali sehari.
 CHF dosis awal PO 6,25 – 12,5 mg x kali sehari.
 Diabetik nefropati PO 25 mg 3 kali sehari.
 Aturan Pakai : Sebelum makan atau 2-3 jam setelah makan.
 Interaksi Obat : Allopurinol, antasida, indometasin, probenesid,
digoxin, makanan akan mengurangi bioavailabilitas captopril (A to Z drug fact).
 Efek Samping : Hipotensi, pusing, sakit kepala, batuk kering yang
persisten.
 Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap penghambat ACE.

4. Allopurinol
 Indikasi : Profilaksis gout dan batu asam urat dan kalsium
oksalat di ginjal, hiperurisemia.
 Dosis obat : 100 mg/Tablet, 300 mg/Tablet.
 Aturan Pakai :
 Dewasa 100 mg/hari, maksimal 800 mg/hari.
 Pasien dengan gangguan fungsi ginjal : 100-200 mg/hari.
 Anak 6 tahun : dosis maksimal 150 mg/hari.
 Anak 6-10 tahun : dosis maksimal 500mg/hari.
 Interaksi Obat : Penghambatan ACE : Captopril akan menaikkan
resiko keracunan, terutama pada gangguan ginjal.
 Efek Samping : Ruam, gangguan saluran cerna, jarang malaise, sakit
kepala, vertigo, ngantuk, gangguan pengecapan, hipertensi.
 Kontra Indikasi : Bukan pengobatan untuk gout akut tetapi teruskan jika
terjadi serangan ketika susah memakai allopurinol dan atasi serangan secara khusus.

POIN-POIN KONSELING

a. Memastikan bahwa resep sesuai dengan pasien yang dimaksud


b. Menyampaikan cara pakai dan aturan pakai obat.
c. Menyampaikan efek obat dan kemungkinan efek samping yang terjadi
d. Menyampaikan jika pasien lupa minum obat, pada waktu minum obat berikutnya
tidak perlu minum 2 dosis obat.
e. Menyampaikan cara penyimpanan obat.
f. Menyampaikan terapi non farmakologi (pola hidup) seperti mengurangi makan yang
berlemak, kacang, bayam yang memiliki kadar purin yang tinggi dan mengurangi
makanan yang asin-asin, menyarankan untuk berolahraga dengan berjalan kaki ±
selama 30 menit sehari atau 3 kali seminggu.
g. Umpan balik pasien dengan mengulang instruksi penggunaan obat.

METODE PAM
1. PROBLEM
 Terdapat interaksi antara Allopurinol + Aspilet →memperburuk pirai dan
menurunkan khasiat dari obat allopurinol.
 Allopurinol + captopril → penggunaan bersamaan meningkatkan resiko keracunan,
terutama pada gangguan ginjal.
 Tidak terdapat data klinis pasien.
 Pasien mengalami pra menopause karena umur pasien 55 tahun.

2. ACTION
 Penggunaan aspilet dan allopurinol tidak boleh diberikan dalam waktu bersamaan.
Aspilet diberikan pada pagi hari dan allopurinol malam hari 2 jam sebelum minum
simvastatin.
 Captopril dan allopurinol tidak boleh diberikan karena dapat meningkatkan potensi
hipersensitivitas dari allopurinol. Sehingga dilakukan modifikasi terapi mengganti
captopril dengan propanolol dimulai dosis 40 mg 2 kali sehari.
 Menyarankan untuk melakukan olahraga ringan, dan melakukan diet makanan tinggi
protei, lemak dan garam atau melakukan perbaikan LIFE STYLE.

3. MONITORING
 Monitoring tekanan darah pasien setelah 5 hari (setelah captopril habis).
 Monitoring kadar LDL dan Lipid total.
 Monitoring reaksi alergi, jika ada.
 Pantau fungsi ginjal (Kreatinin).
 Monitoring efek samping hipersensitivitas.
 Monitoring kepatuhan pasien meminum obat.
 Gaya hidup.

Anda mungkin juga menyukai