A. Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa
B. Prinsip
Sukrosa dihidrolisis oleh asam akan menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa)
C. Dasar Teori
Karbohidrat adalah polihidroksidehida dan keton polihidroksil atau
turunannya. Selain itu juga dsususun oleh dua sampai delapan monosakarida yang
dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum berupa
CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidratasi. Di
alam, karbohidrat merupakan hasil sintesa CO2 dan H2O dengan pertolongan sinar
matahari dan hijau daun (klorofil). Hasil fotosintesis ini kemudian mengalami
polimerisasi menjadi pati dan senyawa-senyawa bermolekul besar lain yang
menjadi cadangan makanan pada tanaman. Organisme yang dapat mensintesa
makanan pada tanaman.
a. Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena
mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Di
alam glukosa terdapat pada buah-buahan dan madu lebah.
b. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar
cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut levulosa. Fruktisa
Page 1
???
mempunyai rasa manis lebih dari glukosa, juga lebih manis dari pada
gula tebu atau sukrosa.
2. Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono
dan oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri
atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu
macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang
menagdung senyawa lain disebut heteropolisakarida.
2. Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air,
dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O
terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh disakarida, dengan
anggapan bahwa konsentrasi mopnosakarida dan disakarida dalam larutan
Beberapa contoh diberikan sebagai berikut:
1. Pereaksi Benedict
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,
natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari
kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O.
Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat
basa lemah. Endapat yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah
bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang
diperiksa. Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan pada pemeriksaan
glukosa dalam urine daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan.
Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyaea ini dapat
mereduksi pereaksi Fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi Benedict.
Page 3
???
Di samping itu pereaksi Benedict lebih peka daripada pereaksi Fehling.
Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu
macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan.
2. Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air,
dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O
terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh disakarida, dengan
anggapan bahwa konsentrasi mopnosakarida dan disakarida dalam larutan tidak
berbeda banyak. Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi
ini, yaitu dengan jalan mengganti asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+
yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan
warna biru adanya monosakarida.
Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Perbedaan antara
pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict ialah bahwa pereaksi Barfoed
digunakan pada suasana asam. Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam,
karbohidrat ini akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam
monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktonat,
sedangkan glukosa akan menjadi asam glukonat.
E. Prosedur
1.Dimasukkan 5 ml larutan sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi.
2.Ditambahkan 5 tetes HCl pekat, kemudian panaskan selama 30 menit.
3.Didinginkan, setelah dingin netralkan dengan larutan NaOH dan ujilah dengan kertas
lakmus.
4.Ujilah dengan benedict, seliwanoff, barfoed dan iodium.
5.Amati perubahan warna yang terjadi.
F. Hasil Percobaan
G. Pembahasan
Pada uji benedict (untuk menentukan gula pereduksi) pada larutan uji
terbentuk endapan merah bata, yang menunjukkan positif (+) mengandung gula
pereduksi. Pada uji seliwanoff (untuk menentukan ketosa) larutan uji berwarna
orange, yang menunjukkan positif (+) mengandung ketosa. Uji barfoed (untuk
menentukan disakarida dan monoskarida) pada larutan uji terbentuk endapan
merah bata. Dan pada uji iodium (untuk menentukan polisakarida) larutan uji
berwarna kuning, menunjukkan hasil negatif (-) karena sukrosa bukan merupakan
polisakarida.
H. Kesimpulan
Hasil uji hidrolisis sukrosa positif (+) adalah pada uji benedict, uji
seliwanoff dan uji barfoed, sedangakan hasil negatif (-) adalah pada uji iodium.
DAFTAR PUSTAKA
http://yukiicettea.blogspot.com/2009/10/biochemistry-laporan-biokimia.html
http://www.gudangmateri.com/2010/02/biokimia-karbohidrat.html
http://www.x3-prima.com/2009/08/laporan-biokimia.html
http://barbienetter.blogspot.com/2010/01/laporan-hidrolisis-sukrosa-dan-pati.html
http://sebuahtulisan.wordpress.com/2009/05/03/laporan-karbohidrat/
http://id.shvoong.com/tags/laporan-hidrolisis-sukrosa
http://arifqbio.multiply.com/journal/item/15/Seri_Pengantar_Biokimia
Page 5