1. Pengklasifikasian karbohidrat
a. Berdasarkan gugus aktif (aldosa dan ketosa)
Secara kimia karbohidrat termasuk turunan aldehih dan keton. Aldehid dan keton
merupakan gugus yang menentukan sifat-sifat kimia karbohidrat di laboratorium atau dalam
metabolisme tubuh manusia.
2. Disakarida
3. Oligosakarida
Contoh : maltotriosa
4. Polisakarida
Contoh : pati (amin, kanji, dektrin, amilosa), glikogen, inulin, selulosa, agar-agar.
Pengaruh Alkali
Dalam larutan alkali aldosa dan ketosa akan menjadi bentuk enol yang reaktif. Bentuk
enol dari glukosa, froktusa, dan manias adalah sama. Bila dalam larutan alkali,
dimasukkan salah satu macam gula maka akan diperoleh campuran glukosa, fruktosa,
manosa.
Glukosa + NaCO3 enol reaktif
Reaksi Barfoed
KH + camp CuSO4 + CH3COOH Cu2O (endapan merah bata)
Reaksi Barfoed menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa
Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada
suasana asam.
Reaksi Benedict
Reaksi ini spesifik untuk karbohidrat yang mempunyai gugus karbonil bebas, yaitu
semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trehalosa.Dasar reaksi:
reduksi-oksidasi.
Enol yang reaktif mereduksi Cu2+ dari senyawa kompleks dengan sitrat menjadi Cu+.
Cu+ bersama OH membentuk CuOH (berwarna kuning), yang dengan pemanasan
akan berubah menjadi endapan Cu2O yang berwarna merah. Warna yang terbentuk
bervariasi mulai dari hijau, kuning, orange, merah sampai endapan merah bata,
tergantung jumlah Cu2O yang terbentuk, sehingga reaksi ini dapat digunakan untuk
menentukan adanya gula baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Reaksi Fehling
KH + camp CuSO4 + K-Na-tatrat + NaOH Cu2O endapan merah bata
Reaksi Fehling menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa
Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada
suasana basa .
Siklus Krebs: Asam piruvat hasil glikolisis dioksidasi melalui siklus krebs sehingga menghasilkan
CO2 dan asetil KoA. Asetil KoA teroksidasi sempuna menghasilkan atom hidrogen berenergi tinggi
serta melepaskan O2dan energi dalam bentuk ATP, NADH, dan FADH2.
Transport Elektron : Atom hidrogen berenergi tinggi hasil siklus krebs akan berpisah menjadi proton
berupa ion hidrogen (H+) dan elektron berenergi tinggi. Ion H+ akan menangkap elektron dari oksigen
bebas membentuk senyawa H2O, sedangkan elektron berenergi tinggi akan berpindah ke dalam
molekul pembawa elektron, yaitu NAD dan FAD. Selanjutnya, NAD dan FAD akan masuk ke dalam
rantai transport elektron dan fosfolirasi oksidatif yang akhirnya menghasilkan energi dalam bentuk
ATP. Keseluruhan proses tersebut dibantu oleh enzim sitokom oksidase
Glikogenolisis : Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah
untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk
memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini
spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 1à4 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu
glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang
lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 1à6.
Glikogen Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu cabang ke
cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1à6 terpajan. Hidrolisis ikatan 1à6 memerlukan kerja
enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang
tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.
lebih dari satu macam jenis monosakarida atau turunannya. Contohnya : kitin (Pada kulit Arthropoda)dan
heparin (Dalam sel hati, paru dan arteri)
Selulosa
Amilum
Sukrosa
Maltose
Laktosa
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa