Berdasarkan jumlah atom C, monosakarida terdiri dari biosa (2 atom C), triosa (3
atom C), pentosa (5 atom C), dan heksosa (6 atom C).
Monosakarida yang Termasuk Pentosa
Struktur molekul monosakarida secara terbuka disebut rumus proyeksi dari Emil
Fischer.
Monosakarida yang Termasuk Heksosa
D-glukosa L-glukosa
Bentuk sederhana
D-glokosa β-D-glokosa
Disakarida
Ikatan glukosida
Perbandingan Tingkat Kemanisan Beberapa Gula
▪ Maltosa (gula gandum) tidak terdapat bebas di alam, melainkan diperoleh dari
hasil hidrolisis amilum dengan katalis diastase atau hasil hidrolisis glikogen
dengan katalis amilase.
▪ Hidrolisis maltosa akan menghasilkan dua satuan glukosa dengan menggunakan
katalis enzim maltase atau katalis asam.
Ikatan glukosida
Laktosa (C12H22O11)
▪ Laktosa (gula susu) terdapat dalam air susu. ▪ Galaktosa dalam tubuh segera diubah
▪ ASI mengandung 5-8% laktosa, sedangkan sapi menjadi glukosa dengan enzim tertentu.
mengandung 4-6% laktosa. ▪ Galaktosa dalam darah jika tidak
▪ Hidrolisis laktosa dengan katalis enzim laktase diubah menjadi glukosa bisa
akan menghasilkan glukosa dan galaktosa. menimbulkan kekerdilan,
keterbelakangan mental, dan kematian.
Reaksi hidrolisis galaktosa: ▪ Laktosa merupakan gula pereduksi
karena dapat mereduksi pereaksi
Fehling, Benedict, atau pereaksi
C12H22O11 + H2O → C6H12O6 + C6H12O6 Fehling.
Laktosa glukosa galaktosa
a. Amilum (C6H10)5)n
Zat ini terbentuk pada proses fotosintesis dalam klorofil daun dengan bantuan energi matahari.
Hidrolisis amilum dengan katalis enzim amilase atau enzim diastase akan menghasilkan
sejumlah satuan maltosa. Selanjutnya, maltosa dihidrolisis dengan katalis enzim maltase
menghasilkan dua satuan glukosa.
diastase
(C6H10O5)n + n/2 H2O → n/2 C12H22O11
maltase
C12H22O11 + H2O → C6H10O5
Susunan satuan glukosa dalam molekul amilum
Satuan glukosa
Satuan glukosa
▪ Glikogen atau pati hewan atau gula otot adalah karbohidrat yang menjadi
gudang energi pada manusia dan hewan.
▪ Di dalam air, glikogen bersifat koloid dan memberikan warna cokelat merah
dengan larutan iodin.
Buah-buahan
Susu dan jaringan
Umbi-umbian hewan
Jaringan
struktural
-Karamelisasi
Non Enzimatik -Reaksi Mailard
- Akibat Vitamin C
Reaksi Enzimatik
• Proses browning enzimatis disebabkan karena adanya aktivitas enzim pada
bahan pangan segar, seperti pada susu segar, buah-buahan dan sayuran.
Pencoklatan enzimatik terjadi pada buahbuahan yang banyak mengandung
substrat fenolik, di samping katekin dan turunnya seperti tirosin, asam
kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosiain dapat menjadi substrat proses
pencoklatan.
• Senyawa fenolik dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling
berdekatan merupakan substrat yang baik untuk proses pencoklatan.
Reaksi ini dapat terjadi bila Menyebabkan enzim dapat
substrat fenolik pada tanaman
jaringan tanaman terpotong, kontak dengan substrat yang
akan dihidroksilasi menjadi
terkupas dan karena kerusakan biasanya merupakan asam
3,4-dihidroksifenilalanin (dopa)
secara mekanis yang dapat amino tirosin dan komponen
dan dioksidasi menjadi kuinon
menyebabkan kerusakan fenolik seperti katekin, asam
oleh enzim phenolase
integritas jaringan tanaman. kafeat, dan asam klorogena
Dampak yang menguntungkan, misalnya enzim polifenol oksidase bertanggung jawab terhadap
karakteristik warna coklat keemasan pada buah-buahan yang telah dikeringkan seperti kismis, buah
prem dan buah ara.
Dampak merugikannya adalah mengurangi kualitas produk bahan pangan segar sehingga dapat
menurunkan nilai ekonomisnya. Sebagai contoh, ketika memotong buah apel atau pisang. Selang
beberapa saat, bagian yang dipotong tersebut akan berubah warna menjadi coklat
https://quizizz.com/admin/quiz/5e4c1f45c7cce9001d
28366e/kuis-browning-kimia-pangan-genap-2020
Reaksi NON Enzimatik
Proses Browning non Enzimatis disebabkan oleh reaksi pencoklatan tanpa pengaruh
enzim, biasanya terjadi saat pengolahan berlangsung. Contohnya proses karamelisasi
pada gula, yaitu 5 proses pencokelatan yang disebabkan karena bertemunya gula reduksi
dan asam amino (penyusun protein) pada suhu tinggi dan waktu lama
Karamelisasi : bila gula yang telah mencair dipanaskan terus sehingga suhu
melampaui titik leburnya.