ES
T H
F T
A
DR
JUDUL
”Pengembangan E-Modul Berorietasi Scince
Entrepreneurship Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berfikir Kretif Dan Minat Wirausaha Siswa”.
PENDAHULUAN
Rendahnya
pengangguran di kemampuan siswa Tantangan kurikulum
indoensia meningkat berpikir kreatif (nilai abad 21
PISA yang rendah
Pendekatan science
E-modul entrepreneurship Siswa/I memiliki
kecakapan dan
kreativitas dalam
Pengembangan E-Modul Berorietasi dunia kerja
Scince Entrepreneurship Untuk
Bahan ajar berbasis Meningkatkan Kemampuan Berfikir
teknologi
Kretif Dan Minat Wirausaha Siswa”.
Peranan penting
Penggunaan bahan Guru mempersiapkan lembaga pendidikan
ajar pembelajaran
PENDAHULUAN
Dewasa ini jumlah pengangguran di Indonesia
semakin meningkat berdasarkan data pusat
statistic jumlah pengangguran di Indonesia pada
tahun 2021 meningkat dibulan agustus dari
8.746.008 dibulan Februari meningkat 9.102.052
dibulan Agustus (Badan Pusat Statistik). Selain itu,
Hasil PISA Indonesia menduduki peringkat 64 dari
65 negara peserta tahun 2012 dan peringkat 66 dari
74 negara pada tahun 2015. Nilai PISA tersebut
menjadi bukti rendahnya tingkat berpikir kreatif
siswa Indonesia yang berubah dari 382 pada tahun
2012 dan 386 pada tahun 2015 (PISA, 2012).
Tantangan kehidupan abad 21 menuntut siswa memiliki
keterampilan hidup (life skill) dan kemampuan berpikir kreatif
yang meningkatkan kemampuan siswa bekerja dimasa depan..
Keterampilan life skill siswa yaitu kecakapan vokasional untuk
bekerja atau usaha mandiri dapat ditumbuhkan melalui
pendidikan berbasisi kewirausahaan (Ulfiatun, 2017).
Berpikir kreatif mengandung empat aspek yang meliputi
kelancaran, keluwesan, orisinalitas, dan elaborasi (Anwar,
Syamim-ur-Rasool, & Haq, 2012). Choridah (2013)
memberikan gambaran rinci tentang karakteristik berpikir
kreatif termasuk proses orisinalitas (kemampuan untuk
membuat ide-ide baru); kelancaran (kemampuan untuk
mengungkapkan lebih dari satu ide); fleksibilitas (kemampuan
untuk menghasilkan ide yang berbeda); elaborasi (kemampuan
untuk merinci ide).
Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditanamkan disekolah.
sekolah diharapkan mampu mengajarkan dan menilai kreatifitas
siswa, oleh karena itu siswa harus mampu berpikir kreatif. Berpikir
kreatif tergolong keterampilan tingkat tinggi dan dapat dilihat sebagai
kelanjutan dari keterampilan dasar (Rudyanto, 2016). Kemampuan
berpikir kreatif sangat membantu untuk menciptakan suatu ide atau
mencari alternatif pemecahan masalah yang terjadi di masa depan,
salah satu kemampuan yang diinginkan oleh dunia kerja. Hal ini
sejalan dengan peningkatan life skill siswa, sehingga keterampilan
berpikir kreatif dan minat wirausaha itu sangan penting dalam
menjawab tantangan kurikulum abad 21. Berpikir kreatif dan minat
wirausaha dapat ditumbuhan melalui pendidikan
Pada proses pembelajaran guru memiliki peranan yang
sangat penting dalam mempersiapkan bahan ajar, bahan
ajar yang perlu dipersiapkan guru adalah bahan ajar yang
dapat membangun keterampilan di abad 21 termasuk yang
berkaitan dengan keterampilan teknologi informasi dan
komunikasi. Bahan ajar yang dibutuhkan saat ini yaitu
bahan ajar berbentuk elektronik, salah satu bahan ajar
yang dapat digunakan guru yakni modul. Modul lebih
disukai karena bersifat self-instructional, self-contained,
stand-alone, adaptif, dan user-friendly. Ciri-ciri karakter
tersebut bermanfaat bagi kemandirian belajar siswa dan
relevan dengan semangat kemandirian, percaya diri, serta
berorientasi pada tugas dan hasil yang diperlukan. Modul
yang diperlukan saat ini yakni modul yang berbentuk
elektronik atau yang disebut dengan e-modul.
Pembelajaran IPA tidak hanya melihat bagaimana hukum alam
bekerja, tetapi juga untuk dapat menjelaskan bagaimana
fenomena alam terjadi dan bagaimana kelanjutannya di masa
yang akan datang. Pembelajaran IPA memiliki kerakteristik
tersendiri, karena menghubungkan antara sikap maupun
proses sains dan penyelidikan terhadap fenomena yang ada
dialam. Agar pembelajaran IPA dapat dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari dan mempersiapkan peserta didik
dengan keterampilan dalam dunia kerja (vokasional skill)
diperlukan kemampuan berpikir kreatif. Meletarbelakangi
permasalahn diatas penulis tertarik mengambil judul penelitian
”Pengembangan Pengembangan E-Modul Berorietasi Scince
Entrepreneurship Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Kretif Dan Minat Wirausaha Siswa”.
VARIABEL
E-modul,science entrepreneurship,
berfikir kreatif,minat wirausaha, life
skill
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana e-modul berorientasi science entrepreneurship
dapat meningkatkan minat wirusaha siswa
2. Bagaimana e-modul berorientasi science entrepreneurship
dapat meningkatkan kamampuan berpikir kreatif siswa
3. Apakah e-modul berorientasi science entrepreneurship
valid berdasarkan aspek self-instructional, self-contained,
stand alone, adaptive, user
friendly,chemoentrepreneurship , pedagogik, dan
kegrafisan?
METODE PENELITIAN