Anda di halaman 1dari 34

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25


Unit
Lokasi Pekerjaan : SP II – Distrik Senggi, Kabupaten Keerom
Tahun Anggaran : Tahun 2017
Penawar :

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transmigrasi sebagai model pembangunan komunitas masyarakat mempunyai tiga sasaran
pokok. Pertama, meningkatkan kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi
(transmigrasi dan masyarakat sekitar permukiman transmigrasi). Kedua, membangun
kemandirian (transmigran dan masyarakat sekitar permukiman transmigrasi), dan ketiga,
mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi, sehingga ekonomi dan social budaya
mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Esensi dari ketiga sasaran tersebut
diharapkan dapat membangun komunitas masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan
pengembangan potensi sumber daya wilayah dan pengarahan perpindahan penduduk.
Artinya pembangunan transmigrasi merupakan suatu proses yang tidak henti-hentinya
yang melibatkan (minimal) dua pemerintah daerah, untuk mewujudkan suatu komunitas
tumbuh dan berkembang secara dinamis, produktif, maju, dan mandiri dalam suasana yang
harmonis dan sejahtera.
Pemerintah kota/kabupaten bekerjasama dengan pemerintah pusat selalu berupaya untuk
menangani masalah kenaikan jumlah penduduk di kota-kota besar dewasa ini. Namin di sisi
lain, keuangan Negara / APBN terbatas untuk menangani masalh ini. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah adalah dengan program transmigrasi dan melakukan proyek-proyek
padat kaya untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Ikut berkontribusi dalam hal yang diuraikan diatas, pemerintah keerom mengeluarkan
proyek pekerjaan PEMBANGUNAN RUMAH TRANSMIGRASI & JAMBAN KELUARGA (RTJK)
sebanyak 25 UNIT, di distrik Senggi, Kampung Woslay dengan titik lokasi pekerjaan masih
berupa hutan primersekunder. Lokasi pekerjaan konstruksi berada pada Senggi SP II Distrik
Senggi, kabupaten Keerom perkiraan 175 km dari kota Jayapura.

1.2. Maksud dan Tujuan; Target dan Sasaran


 Maksud dari pekerjaan ini adalah menjamin dan memastikan bahwa pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan arahan
teknis sehinga pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat mutu dan
tepat sasaran.
 Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersedianya kebutuhan sarana permukiman di wilayah
transmigrasi Senggi SP II, berupa RUmah Transmigrasi & Jamban Keluarga (RTJK).
 Target dari pekerjaan ini adalah tersedianya sarana permukiman transmigran berupa
Rumah Transmigran dan Jamban Keluarga (RTJK) Type 36+ M2 sebanyak 25 Unit.
 Sasaran yang ingin dicapa dalam pekerjaan konstruksi ini adalah terbangunnya sarana
dan prasarana permukiman transmigrasi di Senggi SP II sehingga dapat di huni secara
layak dan dimanfaatkan oleh transmigran yang baru baik local ataupun luar sebanyak
±25 KK.

1.3. Pemberi Tugas


Pemberi Tugas (Owner) adalah : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Keerom

1.4. Sumber Dana


Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan pada : DIPA Kementrian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2017 Nomor : SP
DIPA – 067.07.4.350377/2017 tanggal 19 Juni 2017 dan DPA APBD Kabupaten Keerom
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2017 Nomor : DPA
2.01.01.1/DPA-SKPD/2017 tanggal 09 Januari 2017.

1.5. Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pekerjaan terletak di Senggi SP II Distrik Senggi, Kabupaten Keerom (perkiraan ±175
km dari kota jayapura)

1.6. Waktu Pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah 95 (Sembilan Puluh Lima) hari kalender dengan masa
Pemeliharaan sesuai yang dipersyaratkan dalam Tender Dokumen.

1.7. Pengendalian Waktu Pelaksanaan


Jadwal Waktu Pelaksanaan menggunakan Kurva S (S-Curve).

1.8. Hari Kerja Efektif


 Secara Umum, Hari kerja efektif perbulan ditetapkan 25 hari kerja
 Jam kerja efektif per hari:
- Jam kerja efektif normal = 7 Jam/har ± 1 Jam istirahat
- Jam kerja efektif lembur = 10 Jam/hari ± 2 Jam istirahat
- Jam kerja efektif 2 shift = 14 Jam/hari ± 2 Jam istirahat
1.9. Pengendalian Mutu Pelaksanaan
Untuk menjamin mutu pekerjaan maka dalam pelaksanaanya akan mengacu pada
spesifikasi teknis yang ada didalam dokumen tender, Berita acara rapat tinjauan lapangan,
dan addendum (jika ada).
Persiapan pelaksanaan merupakan bagian yang penting untuk dilakukan adalah melakukan
koordinasi dengan polisi, peraturan yang berkaitan tatacara dan Pengendalian Traffic
kendaraan/peralatan proyek dan penjaminan kemanan dan keselamatan oleh team K-3
proyek.

2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang menjadi tugas penyedia jasa:
 Pekerjaan Pendahuluan

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 2|Halaman


 Pekerjaan Tanah dan Pondasi
 Pekerjaan Atap, Rangka Atap, Kusen Pintu, Jendela, Tiang, Rangka
 Pekerjaan Dinding dan Lantai
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Sanitair dan Septitank
 Pekerjaan Instalasi Listrik
 Pekerjaan Kunci dan Pintu

2.2. Daftar Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan (sesuai
permintaan dokumen tender)
No. Jenis Jumlah
1. Dump Truck 3,5 Ton 1 Unit
2. Pick Up 1 Unit
3. Concrete Mixer 350 Liter 1 Unit
4. Generator Set 13.5KVa 1 Unit
5. Alat Pertukangan Lengkap 3 Unit
6. Alat Bantu Lengkap 3 Unit
Peralatan kerja yang digunakan (jenis dan jumlah) sebenarnya sesuai dengan Lampiran
“Daftar Peralatan Utama” untuk pelaksanaan yang merupakan satu kesatuan dengan
Dokumen Penawaran.

2.3. Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan (sesuai permintaan
dokumen tender)
No. Personil Keahlian Jumlah
1. Project Manager SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung 1 Orang
2. Kepala Pelaksana SKA Ahli Muda Bangunan 1 Orang
SKT Tukang Kayu
3. Pelaksana Lapangan SKT Tukang Batu 3 Orang
SKT Tukang Besi
4. Mandor Lapangan SKT Mandor Tukang Kayu/Batu 1 Orang
5. Petugas K-3 SKA K3 Konstruksi 1 Orang
6. Administrasi dan Keuangan Berijazah 1 Orang
7. Logistik dan Peralatan Berijazah 1 Orang

3. PENGENDALIAN TEKNIS
Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu hasil
pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan di dalam dokumen kontrak. Kepuasan suatu hasil
pekerjaan untuk selanjutnya diwujudkan dalam bentuk diterbitkan Berita Acara Serah Terima
Pertama (PHO) dan Serah Terima Terakhir (FHO).
Dalam pelaksanaan pengendalian teknis, sebelum – selama – sesudah pelaksanaan pekerjaan,
mengacu pada:

3.1. Dokumen Kontrak Pekerjaan


Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill of Quantity, Gambar kontrak, Spesifikasi
Teknis, Tata cara pembayaran, dan Addendum Kontrak (jika ada).

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 3|Halaman


3.2. Engineering
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran / perhitungan bersama, pengecekan
kesiapan Lahan, proses Approved Shop Drawing dan Asbuilt Drawing, proses usulan /
persetujuan material konstruksi, dokumentasi, Quality Control Plan (QCP), test, inspeksi &
cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan dan pengadaan barang / bahan, peraturan dan
perijinan yang berlaku.

3.3. Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan


Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen proyek yang terdiri
dari personil inti. Team manajemen proyek yang membuat rancangan urutan pekerjaan
mengacu pada denah pentahapan yang ada di dalam dokumen kontrak. Untuk selanjutnya
berdasar pada urutan pelaksanaan pekerjaan tersebut dibuat metode kerja sesuai dengan
item pembayaran sesuai bill of quantity (daftar kuantitas) dimaksudkan untuk
mendapatkan suatu cara pelaksanaan yang efektif dan efisien berdasarkan kondisi
lapangan yang ada dengan tetap mengendalikan resiko selama pelaksanaan hingga selesai
pekerjaan.
3.3.1. Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan, bahan dan tenaga yang
disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang diterapkan.

3.3.2. Urutan Pekerjaan


Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan
dan sangat penting dan sebagai dasar untuk memobilisasi / demobilisasi tenaga,
alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat dibutuhkan.

3.3.3. Metode Kerja


Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode kerja secara
rinci sesuai dengan persyaratan teknis konstruksi dan persyaratan lain yang
dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode kerja ini dimaksudkan untuk
menentukan keperluan alat, material dan tenaga untuk mencapai suatu target
produktivitas yang telah dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian
mutu dan pengendalian waktu untuk memenuhi target komitmen kontrak.

3.3.4. Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)


Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan
maka dibuatlah pedoman pengendalian mutu pekerjaan yaitu Rencana Kendali
Mutu yang dimulai dari proses kegiatan pembuatan shop drawing, proses
pengadaan dan mobilisasi material, alat dan proses pemilihan tenaga pelaksana
terampil.

3.3.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)


Keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga kerja proyek maupun pihak lain harus
dijamin yaitu dengan mengadakan team K-3 proyek.

3.4. Pengendalian Waktu

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 4|Halaman


Berdasar metode kerja yang telah dipilih maka baik keterurutan, produkstivitas dan
keperluan alat, bahan dan tenaga dapat dikendalikan sehingga waktu yang telah dirancang
juga secara otomatis dapat dikendalikan dengan benar.

3.5. Pemeliharaan pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO)


Sesuai dengan ketentuan didalam dokumen lelang maupun dokumen kontrak maka
pekerjaan dapat diserah terimakan jika telah selesai dan sesuai dengan persyaratan
teknisnya.
Tahapan serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima Pertama (PHO) kemudian diikuti
dengan pemeliharaan dan perbaikan minor pekerjaan untuk selanjutnya sesuai dengan
batas waktu masa pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan baik oleh
pemilik proyek maka akan dilakukan Serah Terima Kedua (FHO). Dengan telah
diterbitkannya sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab telah diserahkan kepada
pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala macam tuntutan.

3.6. Sosialisasi dan Koordinasi


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor bersama – sama konsultan pengawas
dan pemilik pekerjaan beserta instansi terkait melakukan sosialisasi kepada masyaratak
setempat agar masyarakat bisa memahami kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga
dapat meminimalisir timbulnya konflik atau persepsi – persepsi negative dari masyarakat.

Sosialisasi dan koordinasi tetap dilakukan selama jalannya proyek sehingga dapat
meperoleh informasi dan masukan dari masyarakat serta pemecahan masalah yang timbul
selama pelaksanaan proyek.

METODE SOSIALISASI DAN KOORDINASI


1. MASYARAKAT DI SEKITAR LOKASI PEKERJAAN
1.1. Sosialisasi dapat dilakukan melalui tatap muka langsung di lokasi proyek dengan
melibatkan tokoh masyarakat setempat, perangkat desa atau kecamatan.
1.2. Hari pertemuan dipilih pada hari dimana masyarakat kurang melakukan aktivitas
sehari- hari dan diinformasikan 7 (tujuh) hari sebelum acara sosialisasi dimulai,
tempatnya di balai pertemuan di tingkat Kecamatan atau di Balai Desa, dengan
kata lain tempat acara sosialisasi harus mudah dicapai tanpa menggunakan
kendaraan, sehingga masyarakat dapat hadir untuk mendengarkan penjelasan.
1.3. Sosialisasi mengenai pengadaan Material Pekerjaan, Alat Kerja dan Lokasi
Pekerjaan
1.4. Dukungan masyarakat akan diminta secara tertulis pada saat itu juga, yang
ditanda tangani oleh Kepala Desa atas nama masyarakat.
1.5. Masyarakat akan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan
pendapat atau pandangannya pada acara sosialisasi tersebut.
1.6. Apabila terjadi pertentangan/perbedaan pendapat akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat dengan melibatkan berbagai untur terkait, termasuk
tokoh masyarakat.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 5|Halaman


Flow Chart Pengendalian Teknis

START

Dokumen Kontrak
Pemborongan

Koordinasi/rundingan Pemahaman Ketentuan Perijinan dgn Pihak


dgn DIreksi Pengawas & Dokumen Kontrak Terkait
Konsultan Pengawas

Survey Bersama & Pengukuran

Engineering & Addendum Pelaksanaan Item Pekerjaan dan


Kontrak seterusnya

NO
PELAKSANAAN
PEKERJAAN OK

Request For Inspection/work FINISH

Pelaksanaan Item Pekerjaan


Keterangan :
NO Pelaksanaan Item Pekerjaan

OK
NO
Request Item Pekerjaan
Berikutnya OK

NO

= Cek :
OK - BQ
- Spek Tek
- Konsultan
Pengawas
- Owner

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 6|Halaman


4. METODE KERJA / METODOLOGI
4.1. Pekerjaan Pendahuluan / Persiapan
4.1.1. Jalan kerja Sementara
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, terlebih dahulu meminta ijin
memanfaatkan jalan akses yang ada ke lokasi dengan lebar jalan dimana
dimaksudkan peralatan dan material dapat mencapai ke lokasi pekerjaan.
Pemanfaatan jalan ini seijin pihak terkait.

4.1.2. Mobilisasi dan Demobilisasi


Kegiatan mobilisasi meliputi:
 Mobilisasi personil kontraktor yang cakap dan berpengalaman baik staf kantor
maupun pelaksana lapangan yang diusulkan.
 Mobilisasi peralatan kerja dan material ke lokasi proyek.
 Demobilisasi lapangan pada akhir kontrak juga merupakan bagian dari
mobilisasi yaitu meliputi kegiatan: pembongkaran semua instalasi dan peralatan
yang sudah tidak digunakan, serta pemulihan lokasi pekerjaan seperti kondisi
semula. Pekerjaan ini dilaksanakan secara bertahap, untuk peralatan yang
sudah tidak dibutuhkan dalam pelaksanaan akan segera dikembalikan ke pool
dengan persetujuan Direksi.
Uraian:
a. Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap baik jumlah maupun
kualifikasi/kompetensi disesuaikan dengan jadwal proyek dan persyaratan.
b. Mobilisasi peralatan kerja dilakukan sesuai kebutuhan pelaksanaan.
c. Jadwal mobilisasi peralatan serta jumlah peralatan yang dibutuhkan disesuaikan
dengan Time Schedule.

4.1.3. Pembuatan Kantor Direksi


Kantor proyek (direksi keet) dan Gudang Material berupa bangunan sementara.
Untuk bangunan sementara dibuat bangunan yang cukup mudah dalam
pembongkarannya jika proyek telah selesai.
Kantor direksi dan Gudang Material harus dirundingkan dengan direksi mengenai
pembagian halaman untuk bangunan sementara. Bangunan ini terdiri dari tempat
penimbunan barang-barang, gudang, ruang direksi, ruang kontraktor, kamar
mandi/WC dan ruang-ruang lain yang dianggap perlu.. Kantor direksi minimal 20
m2 dan dilengkapi panil-panil untuk menempel gambar-gambar.Sebisa mungkin
bangunan-bangunan ini dibuat rangka dan kuda-kuda dari kayu, dinding dari
triplek, atap dari seng gelombang dan lantai dari beton rabat. Pelaksanaannya
dibuat dengan tenaga orang serta alat bantu antara lain gergaji, palu meteran,
pahat dan lainnya. Setelah jadi dilengkapi dengan meja, kursi, whiteboard, dan
sebagainya sesuai kebutuhan yang diperlukan.

4.1.4. Pembuatan Papan Nama Proyek


Setelah Direksi keet selesai selanjutnya dipasang papan nama proyek yang terbuat
dari papan Playwood 5 mm diwarnai dasar putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m
x 1,00 m. Tertuliskan nama proyek, nomor proyek, Biaya proyek, Tahun Anggaran
dan nama kontraktor pelaksana dengan tulisan warna hitam. Pemasangan papan

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 7|Halaman


nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup stabil dan
dipasang dilokasi yang disetujui Direksi.

4.1.5. Penyediaan Air Kerja dan Listrik Kerja


Penyediaan air kerja dengan membuat Sumur pantek / sumur bor atau air PAM
sesuai petunjuk Direksi, untuk keperluan air kerja dan dalam lingkungan Base
Camp, air harus bersih dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya untuk
keperluan MCK pekerja. Pengolahan Limbah buangan / kotoran, dengan
mengalirkan limbah buangan ke dalam Septi Tank
Penyediaan listrik dari penyambungan sementara PLN setempat selama masa
pekerjaan dengan daya cukup atau pengadaan listrik swadaya dengan
menggunakan Genset yang akan dimobilisasi dengan daya yang cukup selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
4.1.6. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja harus diutamakan dengan menyediakan sarana pengamanan
kerja baik itu berupa helm, sepatu, kaca mata, dan pengaman lain yang diperlukan.
Harus diadakan tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan cukup
serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan
dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup bagi lalu lintas harus dilindungi
dengan perintang yang cukup, perintang tersebut diberi penerangan atau kampu
dan dinyalakan mulai sejak matahari terbenam hingga matahari terbit.
Pihak penyedia jasa perlu berkoordinasi dengan pihak kemananan setempat untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Lingkungan kerja harus dijaga
kebersihannya agar menjamin kesehatan para pekerja. Kotak obat lengkap dengan
obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang
sakit harus disediakan. Para tenaga kerja dari pemborong pekerjaan harus
diasuransikan tenaga kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan dua hal yang sangat penting. Oleh
karena itu, kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan /
perlengkapan perlindungan diri untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu:

1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi
badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang
kurang sehat atau yang bisa melukai badan.
Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang
pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras
maka selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga
tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh
karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang
mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan
sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 8|Halaman


2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan
terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu
memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh
benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran
dari bagian bawah, Bagian muka sepatu harus cukup
keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda
dari atas.

3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi
mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang
berterbangan ditiup angina. Mengingat partikel-
partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang
tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu
diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas

4. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa
jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung
tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda
keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya.
Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan
adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan
yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak
secara terus menerus dapat mengakibatkan lecet
pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada
gerobak.

5. Helm
Helm sangat penting digunakan sebagai pelindung
kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap
pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan
benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk
melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari
atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau
material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang,
sering kita lihat kedisplinan pera pekerja untuk
menggunakannya masih rendah yang tentunya
dapat membahayakan diri sendiri.

6. Alat Pemadam Api Ringan


Apabila terjadi kebakaran di lokasi kerja, segera
dilakukan tindakan dengan memadamkan alat
pemadam ringan sebagai tindakan awal. Jika tidak
memadai, segera hubungi Pihak pemadam
Kebakaran.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 9|Halaman


7. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat
ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah
seharusnya dilakukan pertolongan pertama di
proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib
menyediaan obat-obatan yang digunakan untuk
pertolongan pertama.

4.1.7. Dokumentasi dan Administrasi Proyek


Selama pelaksanaan proyek perlu dokumentasi foto yang menggambarkan
pekerjaan dari 0% sampai 100%, yang terkumpul dalam album untuk laporan
Mingguan dan Bulanan atau ditentukan sesuai spesifikasi teknis dan akan
diserahkan kepada pemilik proyek. Segala aktivitas yang dilakukan di lokasi
pekerjaan patut di dokumentasikan dalam bentuk foto dan laporan tertulis.
Semua administrasi proye dari; KOntrak kerja, perijinan, Shop drawing, Request
Pekerjaan, progress pekerjaan berupa harian, mingguan dan bulanan, surat-
menyurat, Asbuild drawing, pengarsipan, dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan kelancaran proses pekerjaan dilaksanakan oleh pihak kontraktor secara
sistemmatis, rapi dan akurat.

4.1.8. Tanggap lingkungan


Kontraktor akan melakukan ijin-ijin yang berkaitan langsung dan tidak langsung ke
Pihak Terkait, baik itu Pihak Instansi Pemerintah dan Pihak swasta / di luar instansi
pemerintah, ini penting dilakukan untuk menjamin kelancaran proses pelaksanaan
pekerjaan agar dapat dicapai tepat waktu sesuai jadwal / schedule pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan perijinan ini, kontraktor akan meminta kerjasama dan bantuan
dari Pihak pemilik Proyek untuk memudahkan Proses perijinan terkait.
a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan kami di sini Juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai
dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan / ijin setiap akan
melaksanakan tahapan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan serta untuk menghindari terjadinya pekerjaan bongkar pasang
yang berakibat pada keterlambatan dan penambahan biaya.
b. Gambar kerja (shop drawing), as built drawing dan dokumentasi
- Pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan diawali dengan pembuatan usulan
shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing dibuat oleh Site Engineer dan disetujui oleh DIreksi sebelum
diserahkan ke Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing yang telah disetujuin Konsultan Pengawas didistribusikan ke
pelaksana proyek untuk dijadikan acuan pelaksanaan tiap jenis pekerjaan.
- Hasil pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan dituangkan dalam as built
drawing
- Setiap tahapan suatu jenis pekerjaan dibuat dokumentasinya untuk
keperluan laporan pelaksanaan proyek

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 10 | H a l a m a n


- Kegiatan pembuatan shop drawing, as built drawing, dokumentasi
berlangsung sejak proyek dimulai hingga berakhirnya masa pelaksanaan
proyek.
c. Material/Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material / bahan yang akan
dipergunakan dijadikan contoh untuk mendapat persetujuan dari MK /
pengawas.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan
spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada
persyaratan / RKS dan ketentuan teknik.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan diberikan sample yang dipersiapkan
sesuai dengan standard yang dipersyaratkan.

4.2. Pekerjaan Tanah dan Pondasi


4.2.1. Pekerjaan Galian Tanah sedalam 1 mtr
Pekerjaan Galian Tanah biasanya dimaksudkan untuk membuat pondasi pada
bangunan, jalur saluran pipa, dan pekerjaan lainnya. Banyak konraktor
menganggap pekerjaan ini mudah namun tidak sedikit yang mengalamai kesulitan,
contoh gangguan alam semisal hujan. Tidak semua pekerjaan galian tanah dapat
dikerjakan dengan alat berat, hal ini dikarenakana wilayah sekitar pekerjaan yang
tidak memiliki ruang yang lebar

Pekerjaan Galian Tanah Menggunakan Excavator Pekerjaan Galian Tanah Manual

Metode pengerjaan Galian Tanah:


 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah
untuk pondasi.
 Persiapan Lahan Kerja
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, dll
 Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna
cat.
 Untuk galian yang berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan turap
untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya
kelongsoran seperti sheet pile, continuous pile, H pile dan lain-lain.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 11 | H a l a m a n


 Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan
belincong, apabila kondisi lahan memungkiknkan pekerjaan galian tanah dapat
menggunakan alat bantu excavator
 Pasang patok dan benang untuk acuan galian
 Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang
 Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan
 Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai
rencana
 Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual
 Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase
secukupnya supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan
 Saat penggalian tanah sangay memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila
hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan penggalian tanah selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya
berkoordinasi kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.2.2. Urugan Kembali (tanah bekas galian)


Tanah yang telah digali layaknya akan diurug kembali setelah pekerjaan pondasi
dan beton pondasi telah mencapai umurnya. Jika memungkinkan, sebagian besar
urugan kembali ini menggunakan tanah bekas galian.

Metode pengerjaan urugan kembali:


 Menyiapkan alat bantu kerja dan peralatan untuk pemadatan seta alat ukur
untuk
 Untuk urugan yang berbatasan dengan lereng perlu disiapkan turap untuk
dapat menahan tanah
 Menyiapkan area urugan
 Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll
 Menyediakan tanah urug
 Lokasi yang akan diurug dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat hubungan
yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan
 Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesigikasi dan setiap lapis
diikuti dengan pemadatan
 Dilakukan tes kepadatan tanah di lapangan sesuai spesigikasi. Kekuatan
penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 12 | H a l a m a n


 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.2.3. Urugan Tanah dari Luar (peninggian lantai)


Setelah melakukan pemasangan pondasi dan pondasi sudah sesuai dengan gambar
dan petunjuk teknis, dilanjutkan dengan urugan untuk peninggian lantai setebal
seperti dalam gambar.

Metode Pengerjaan urugan tanah dari luar:


 Menyiapkan alat bantu kerja dan peralatan untuk pemadatan seta alat ukur
untuk
 Untuk urugan yang berbatasan dengan lereng perlu disiapkan turap untuk
dapat menahan tanah
 Menyiapkan area urugan
 Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll
 Menyediakan tanah urug
 Lokasi yang akan diurug dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat hubungan
yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan
 Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesigikasi dan setiap lapis
diikuti dengan pemadatan
 Dilakukan tes kepadatan tanah di lapangan sesuai spesigikasi. Kekuatan
penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.2.4. Pasang Pondasi Batu Tela 1 : 4


Pemasangan batu tela merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian
lebih. Dalam pemasangannya, disamping kerapian pekerjaan, harus diperhatikan
dari segi kekuatan, kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan
terhadap ruangan dan yang perlu dipehatikan juga adalah keamanan sewaktu
pemasangan dan juga keegesienan pemakaian material.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 13 | H a l a m a n


Pasang Batu Tela

Metode Pengerjaan Pasang pondasi batu tela 1:4:

 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di


lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang batu tela
 Approval material yang akan digunakan
 Persiapan lahan kerja
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur seperti waterpass
 Lokasi ditentukan dan ditandai yang akan dipasang batu
 Batu yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
 Buat Adukan sebagai pasangan yang digunakan seperti yang diperintahkan
adalah 1:4
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding
 Pasang dan susun batu pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan
 Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan
pastikan semua pasangan batu dalam keadaan rata.
 Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingkat
berikutnya.
 Harus dipastikan ketebalan mortar harus tetap sama dan demikian juga
pengisian mortar antar batu harus sama
 Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian batu, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung batu dengan
pelan sampai batu tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi
adukan masih dalam keadaan basah.
 Jika adukan/mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti
dengan adukan baru
 Jika batu sudag diapsangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan ada
yang berlebih atau sampai meleleh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika
itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan
sendok semen supaya permukaan tetap rata. Hang biarkan sempat mongering
karena hal ini sangan mempegaruhi kerapaian dan kerataan

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 14 | H a l a m a n


 Jika pemasangan batu sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan
harus dipelihara dari benturan atau pembebanan smpai kondisi ikatan sudah
benar benar kering.
 Jika ada bekas adukan dibawah pasangan yang menumpuk harus segera
dibersihkan
 Jika pemasangan baru selesai dilakukan, perlu juga membuat pengaman atau
tanda supaya pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.2.5. Pasangan pondasi umpak/titik, cor beton tumbuk 1PC : 3Psr : 5Kr
Pada bangunan rumah tinggal sederhana, umumnya menggunakan pondasi
umpak/titik sebagai system pondasinya. Bentuk/ukuran dari pondasi tersebut
biasanya tidak terlalu besar mengingat beban untuk rumah sederhana tidak
sebesar dibandingkan bangunan bertingkat 2 atau lebih.

Metode Pengerjaan pasangan pondasi umpak/titik:


 Peralatan yang diperlukan harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Galian tanah lobang pondasi umpak/titik berdasarkan volume dan kedalaman
yang telah ditetapkan dalam gambar kerja
 Galian lobang pondasi titik harus tetap kering dan bersih
 Membuat wadah hasil pengecoran yang dibuat dari kayu
 Membuat adukan dengan batuan mollen (mixew) dengan perbandingan !PC : 3
Psr : 5Kr
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna, adukan dituangkan kedalam
kotak spesi
 Dilakukan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk dengan baik
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.2.6. Pekerjaan Pasangan Sloff Beton 15/20, Campuran Beton Bertulang 1:2:3
Sloff adalah rangka besi kearah horizontal yang dipasang setelah pondasi batu
selesai. Tepatnya di atas pondasi batu. Sloff biasanya menyambungkan antara
kolom yang satu dengan yang lainnya. Fungsi sloff adalah untuk mengikat dan
menyalurkan beban secara merata yang dipukul oleh kolom. Sloff akan mengikat

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 15 | H a l a m a n


kolom dan menambah kekuatan pada bangunan anda, sehingga bangunan akan
menjadi stabil.

Sloff pondasi rumah

Metode Pengerjaan Sloff:

 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di


lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Terlebih dahulu menentukan letak dan menghitung volume sloff sesuai dengan
pengukuran bouwplank dan gambar kerja.
 Bekisting sloff dibuat dari papan cor dipasang dengan kokoh dan tegar pada sisi
jalur-jalur sesuai gambar kerja
 Anyaman sloff dibuat langsung diatas pondasi
 Jika papan bekisting telah dibuat, simpanlah papan bekisting diatas pondasi
batu. Posisi besi sloff harus ditengah papan bekisting, sehingga coran bisa
menutupi besi sloof.
 Pergunakan juga papan kaso untuk menyetel posisi papan bekisting sloof dan
semua celah pada bekisting harus ditutup agar coran sloof tidak akan keluar
 Setelah papan bekisting dipasang, selanjutnya adalah membuat coran.
Takarannya adalah 1:2:3 seperti yang diminta pada gambar. Satu untuk semen,
dua untuk split dan 3 untuk pasir. Pergunakan air secukupnya.
 Saat coran masuk kedalam papan bekisting sloof pergunakan palu dari kayu
untuk diketuk-ketuk. Pergunakan pula besi untuk ditusuk-tusuk gunanya agar
coran memasuki setiap ruang dari sloff
 Rencana pengecoran sloff lantai hingga bekistingnya dilepas adalah selama
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 16 | H a l a m a n


 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3. Pekerjaan Atap, Rangka Atap, Kusen Pintu, Jendela, Tiang, Rangka
4.3.1. Pekerjaan Pemasangan Tiang Kolom 10/10, Kayu Klas I
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya seluruh struktur bangunan. Oleh karena
itu, dalam pembangunan rumah ini, kayu yang digunakan harus dipilih dengan
seksama dan yang dipakan adalah kayu kelas I dengan ukuran 10/10.

Metode pemasangan tiang kolom:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Sebeum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-
detail sesuai gambar
 Shop drawing harus di buat terlebih dahulu dan disetujui oleh direksi
 Tiang kolom dari kayu ini harus bediri tegak di atas sloof dan pondasi setempat
 Lalu diberikan angkur ke tulang sloof untuk memperkuat sambungan antara
sloof dan tiang kolom
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.2. Pasang Ring Balok 5/10, Kayu Klas I


Fungsi ring balok adalah sebagai pengikat kolom. Ring balok dipasang melintang
guna menghubungkan tiang-tiang utama dan tiang-tiang penyangga. Dalam
pekerjaan ini, ring balok yang digunakan adalah yang berukuran 5/10 dan
merupakan kayu klas I
Metode Pengerjaan Ring Balok:
 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Sebelum dilanjutkan pekerjaan pemasangan ring balok, perlu disesuaikan
segala ukuran, penempatan, dan sambungan yang akan dilakukan dgn gambar
kerja, dan disetujui oleh pihak direksi.
 Kayu Kelas I dengan ukuran 5/10 diposisikan pada tempatnya untuk mengikat
tiap tiang yang ada

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 17 | H a l a m a n


 Untuk setiap sambungan antara tiang kolom dan ring balok akan menggunakan
minimal 4 buah paku
 Sambungan ring balok dan kolom harus dipastikan kuat sebelum pekerjaan
lainnya dilanjutkan
 Setelah terpasang, kelurusan bidang ring balok dicek dengan bantuan unting-
unting, waterpass dan alat ukur.
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.3. Pasang Kap / Kuda-kuda, Kayu Klas I


Kuda-kuda kayu adalah balok kayu dengan ukuran tertentu yang dirakit dan
dibentuk sehingga membentuk segitiga sama kaki. Kuda-kuda diletakkan pada ring
balok disudut tertentu dengan fungsi sebagai pembentuk model atap bangunan,
tumpuan balok gording, rangka atap kaso, reng dan atap genteng. Dalam hal ini
balok kuda-kuda yang digunakan berukuran 5/10 cm dan merupakan kayu kelas I.

Metode pekerjaan pemasangan wallpaper:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak,
tidak bengkok dan mempunyai derajad kelembaban kurang dari 15%
 Kuda-kuda yang akan dipasang di rangkai sebelum dinaikan ke atas atap
 Rangka kuda-kuda di sambungkan ke kolom dengan angkur
 Kuda-kuda akan diletakkan pada ring balok
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.4. Pasang Gording 5/10, Kayu Klas II


Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi
horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang,
beban angina, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di
atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Kayu yang kana
digunakan untuk gording berukuran 5/10 cm.

Metode pekerjaan pemasangan gording:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 18 | H a l a m a n


 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Kayu yang digunakan sebagai gording diposisikan di atas kuda-kuda
 Bentangan gording sesuai dengan gambar kerja
 Pemasangan gording harus di lakukan secara hati-hati dan memastikan
bentangan antar gording tetap konsisten
 Sambungan antara gording dan kuda-kuda dipastikan harus kuat dan konsisten
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.5. Kusen Pintu & Jendela 5/10, Kayu Klas I


Untuk meletakkan daun pintu atau jendela pada dinding, dipasang rangka yang
disebut kusen. Kusen yang akan digunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari kayu
berukuran 5/10 cm yang merupakan kayu kelas I.

Metode Pekerjaan Pemasangan Kusen Pintu & Jendela:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank
untuk menentukan kedudukan kusen
 Pasang angker pada kusen secukupnya
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan
unting-unting
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi
kokoh
 Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen
 Pasangan batu harus sudah terlebih dahulu ada sebagai dasar dari kusen
jendela
 Tentukan ketinggian kusen jendela sesuai dengan gambar kerja
 Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan unting-
unting
 Pastikan kedudukan kusen jendela sudah sesuai tempatnya, ketinggan dan
ketegakan.
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 19 | H a l a m a n


 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.6. Rangka dinding papan 5/10, Kayu Kelas II


Rumah yang akan dibangun ini merupakan rumah sederhana yang dindingnya
tebuat dari pasangan batu tela dan serangkaian papan. Sebelum dipasangnya
papan-papan kecil yang berguna sebagai dinding, lebih dahulu dipasang rangka
dinding yang tebuat dari kayu 5/10 dan merupakan kayu kelas II.

Metode pekerjaan rangka dinding:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja
 Pontong rangka dinding dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja
 Pastikan permukaan kayu yang dipakau sudah bertekstus halus karena akan
mempengaruhi tingkat kerapian.
 Pasang rangka pada bagian yang sudah ditentukan dalam gambar dengan
bentangan jarak yang sudah disetujui oleh pihak DIreksi
 Pastikan dan cek rangka sudah terpasang tegak lurus menggunakan alat yang
tersedia
 Sambungan antara rangka harus dipastikan sudah kuat dan tidak akan
menimbulkan masalah di kemudian hari.
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.7. Atap Seng Gelombang BJLS 0.20


Dalam Pekerjaan kali ini, jenis atap yang digunakan merupakan atap seng
gelombang BJLS dengan ketebalan 0.20 dengan ukuran 90/180 cm.

Seng Gelombang BJLS

Metode Pekerjaan pemasangan atap seng gelombang:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 20 | H a l a m a n


 Penyambungan penutup atap seng dari kiri dan kanan adalah sekurang-
kurangnya satu setengah gelombang seng dan apabila dilihad dari bawah tidak
ada kelihatan cahaya dari bawah. Sedangkan penyambungan dari atas dan
bawah minimal 15 cm
 Seng akan dipakukan pada gording yang sudah terpasang menggunakan pagu
seng dan dibutuhkan 6 buah pada setiap 1 lembar seng
 Setiap lembaran material atap yang didatangkan kelokasi pekerjaan harus
dalam keadaan baik tidak cacat permukaan dan tidak melengkung
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.8. Nok atap, papan 2/20 kayu klas II + Seng Plat BJLS 0.20
Nok atap yang akan digunakan terbuat dari seng plat BJLS 0.20 dengan ukuran 45
cm, dan pada bagian bawah seng plat akan dipasn papan kayu kelas II dengan
ukuran 2/20 sebanyak 2 buah.

Metode pekerjaan pengecatan kusen:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja
 Sebelum pemasangan seng plat, papan kayu diletakkan di posisi sesuai pada
gambar kerja
 Papan kayu ini akan difungsikan sebagai dudukan nok seng plat
 Nok dipasang di atas papan lalu dipakukan menggunakan paku seng agar tidak
ada kebocoran atau celah untuk air masuk
 Seng plat harus dibentuk oleh para pekerja sebaik mungkin agar papan not tidak
muncul (tertutup/terlindungi)
 Kerapian pemasangan nok harus dijaga agar tidak terjadi kebocoran dan hal
buruk lainnya
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.9. Pemasangan Lisplank 2.5/25, Kayu Klas I


Kayu yang digunakan sebagai lisplank adalah papan berukuran 2.5/25 cm dan
merupakan kayu kelas I.

Metode pekerjaan pasang lisplank:

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 21 | H a l a m a n


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja
 Papan lisplank dipaku pada rangka listplank
 Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus
 Pemakuan dilaksanakan pada setiap jarak 1 m panjang dengan jumlah paku
minimal 2 buah pada setiap tempat pemakuan
 Setelah selesai pemasangan tahap berikutnya yaitu dilakukan pendempulan dan
pengecatan
 Kerapian listplank harus diperhatikan dengan seksama
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.10. Jalusi/Ventilasi Pintu & Jendela Kayu 2/10, Kayu Klas II


Salah satu hal yang tidak kalah penting di dalam sebuah rumah ialah adanya ventilasi
udara atau angina. Ventilasi termasuk kebutuhan utama yang diperlukan oleh setiap
penghuni rumah. Hal ini dikarenakan ventilasi merupakan alur sirkulasi udara
ataupun jalan untuk keluar masuknya udara sehingga penghuni rumah didalmnya
tidak akan kehabisan udara dan tetap sehat. Kayu yang akan digunakan sebagai
ventilasi adalah kayu dengan ukuran 2/10 cm.

Metode pemasangan ventilasi:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Sebelum melangkah ke pemasangan ventilasi, kontraktor harus memperhatikan
gambar kerja untuk menentukan lokasi, ketinggian dan ketegakan dari ventilasi
yang akan di pasang.
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kayu ventilasi terhadap as
bouwplank untuk menentukan kedudukan ventilasi
 Pasang angker pada ventilasi secukupnya
 Dirikan ventilasi dan tentukan tinggi kedudukan ventilasi
 Setel kedudukan ventilasi sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-
unting
 Cek kembali kedudukan ventilasi, apakah sudah sesuai tempatnya, ketinggian
dan ketegakan dari ventilasi
 Rangka dinding, dan kusen harus sudah terlebih dahulu ada sebagai dasar dari
ventilasi
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 22 | H a l a m a n


 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.11. Rangka Plafond 60 x 60, Balok 5/5, kayu klas II


Rangka Plafond yang digunakan adalah kayu balok 5/5, kayu kelas II, untuk balok
pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 5/10. Rangka plafond di
pasang dengan jarak antara as rangka adalah ukuran 60 x 60 cm dan sisi bawah dari
tianp ranka langit-langit tersebut harus halus (diserut) agar pemasangan plafond
menjadi rata.

Metode Pengerjaan Rangka Plafond:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung rangka plafond sesuai dengan
shopdrawing. (untuk menentukan ketinggian plafond)
 Pasang benang nylon dua sisi dan sejajar sebagai pedoman kelurusan &
ketinggian rangka, sesuai elevasi yang telah dibuat
 Pasang instalasi terlebih dahulu sebelum memasang rangka plafond
 Pasang rangka plafond (yang telah dihaluskan & dipotong) sesuai marking yang
telah dibuat
 Periksa kelurusan dan kerataan rangka menggunakan waterpass & siku besi
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.12. Plafond Tripleks 3 mm (Bag Dalam, Teras & KM/WC)


Material plafond adalah tripleks 3mm, yang kemudian di potong-potong dengan
ukuran 60 x 120 cm. jarak antara tiap panel plafond adalah 0,5 cm.

Metode pengerjaan plafond:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu.
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja
 Potong panel plafond dengan gergaji sesuai shopdrawing
 Haluskan bekas potongan dengan amplas
 Pasang panel plafond tersebut dengan mengatur kelurusan & kerataan plafind
 Pemasangan plafond dimulai dari tepi (mengikuti gambar kerja) dan diperkuat
dengan paku yang diketok dengan palu besi.
 Cek kerataan permukaan plafond yang sudah jadi dengan waterpass

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 23 | H a l a m a n


 Rapikan&haluskan permukaan plafond yang telah terpasang dengan amplas
sampai rata
 Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan kain lap
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.3.13. List Plafond Tripleks 3 mm, lbr 4 cm


List Plafond menggunakan potongan tripleks yang dipotong memanjang dengan
lebar potongan ±4 cm, di pasang keliling pada pinggiran plafond yang telah dipasang.

Metode Pengerjaan List Plafond:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu.
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja
 Ukur panjang area yang akan dipasang list. Pastikan ukurannya tepat dan sesuai
dengan shopdrawing karena jika meleset beberapa centimeter bisa
berpengaruh pada saat pemasangan list yang lain )terutama bagian sambungan
pojok)
 Potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi menggunakan gergaji
 Amplas bagian bekas potongan agar permukannya jadi halus
 Pakukan list tripleks ini ke tempat yang sudah ditentukan (sesuai dengan
gambar kerja)
 Pastikan list terpasang dengan rapi, rata dan lurus.
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.4. Pekerjaan Dinding dan Lantai


4.4.1. Pasang Dinding Batu Tela 1Pc : 4 Psr
Dinding pasangan batu ini menggunakan bahan utama batu tela dan akan dipasang
setinggi 95 cm dari sloof.

Metode Pengerjaan Pasang Dinding Batu:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang batu tela
 Approval material yang akan digunakan

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 24 | H a l a m a n


 Persiapan lahan kerja
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur seperti waterpass
 Lokasi ditentukan dan ditandai yang akan dipasang batu
 Batu yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
 Buat Adukan sebagai pasangan yang digunakan seperti yang diperintahkan
adalah 1:4
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding
 Pasang dan susun batu pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan
 Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan
pastikan semua pasangan batu dalam keadaan rata.
 Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingkat
berikutnya.
 Harus dipastikan ketebalan mortar harus tetap sama dan demikian juga
pengisian mortar antar batu harus sama
 Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian batu, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung batu dengan
pelan sampai batu tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi
adukan masih dalam keadaan basah.
 Jika adukan/mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan
adukan baru
 Jika batu sudag diapsangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan ada
yang berlebih atau sampai meleleh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika
itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan
sendok semen supaya permukaan tetap rata. Hang biarkan sempat mongering
karena hal ini sangan mempegaruhi kerapaian dan kerataan
 Jika pemasangan batu sudah selesai sampai level yang diinginkan (sesuai
dengan gambar kerja), pasangan harus dipelihara dari benturan atau
pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.
 Jika ada bekas adukan dibawah pasangan yang menumpuk harus segera
dibersihkan
 Jika pemasangan baru selesai dilakukan, perlu juga membuat pengaman atau
tanda supaya pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.4.2. Dinding Papan Kayu Uk. 2 x 20 cm + Lis 2 x 4 cm, kayu kelas II


Dinding papan satu bidang dari kayu kelas II dengan ukuran 2/20 cm dipasang
vertical / tegak secara teratur mulai dari balok bawah / balok penutup sampai balok

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 25 | H a l a m a n


atas / ring balok. Setelah itu di pasang lis papan pada masing-masing celah papan
yang terpasang terbuat dari kayu kelas II dengan ukuran lis 2/4 cm.

Metode Pengerjaan Dinding Papan Kayu:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Potong lembaran papan sesuai dengan ukuran di dalam shopdrawing. Harus
dipastikan bahwa sudut pemotongan bersih
 Pastikan terlebih dahulu permukaan rangka yang akan dipasangkan papan
sudah bersih dan halus dan siap dipasangkan papan dinding
 Papan di pakau ke rangka dinding yang sudah tersedia
 Pasangkan dinding papan serapi mungkin untuk menghindari celah yang
terlampau besar
 Lis papan sebesar 2/4 disiapkan untuk menutupi setiap celah hasil pertemuan
antar papan
 Lis papan harus dihaluskan dan harus dipastikan tidak memiliki retakan yang
dapat memperburuk tampak dinding
 Pasang lis papan untuk menutupi tiap celah yang diciptakan oleh pertemuan
dua dinding papan
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.4.3. Top Geuvel papan ukuran 2/20, kayu kelas II


Papan yang digunakan sebagai top geuvel adalah papan kayu kelas II dengan ukuran
2/20 cm.

Metode Pengerjaan Top Geuvel:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Papan yang akan digunakan sebagai top geuvel di bersihkan dan di potong
sesuai dengan ukuran yang di butuhkan (sesuai dalam gambar kerja)
 Bagian bekas potongan di amplas untuk mejaga kerapian papan
 Pemakuan dinding top geuvel dilakukan pada setiap balok kuda-kuda dengan
menggukan paku dengan ukuran minimal 5 cm dan dengan ketentuan minimal 2
buah paku pada setiap pertemuan
 Pastikan pemasangan dinding top geuvel ini rapi dan bersih
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 26 | H a l a m a n


 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.4.4. Plester Dinding, campuran 1PC : 4Psr, tebal 1,5 cm (Bag Dlam Rumah & KM/WC)
Dinding batu tela di plester pada kedua sisinya. Campuran yang digunakan untuk
pekerjaan plester ini adalah 1PC : 4Psr, dengan ketebalan plesteran 1,5 cm.

Metode Pengerjaan Plester Dinding:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Menyiram permukaan batu dengan air sampai basah secara merata
 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah di basahkan dengan jarak
lemparan ± 50 Cm dari permukaan yang di kamprot dengan ketebalan 15-
20mm. setelah bidangn yang dikamprot kering, lakukan penyiraman selama 3
hari
 Setelah itu mulailah membuat adukan 1 Pc : 3 Psr, gunakan pasir yang diayak
(halus)
 Memasang plesteran pada bidang dinding
 Menggunakan jidar untuk meratakan permukaan
 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk menggosok permukaan
dinding sampai halus & rata
 DIlanjutkan dengan penyiraman selama 7 hari sampai permukaan plesteran
benar-benar basah seluruhnya
 Setelah cukup usia penyiraman, keringkan bidang tersebut selama 1 hari
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.4.5. Cor Lantai, Beton Tumbuk 1PC : 3Ps : 5 Kr (Beton K 100) tebal 3,5cm
Lantai pada rumah sederhana ini terbuat dari beton tumbuk setebal 35mm dengan
adukan 1PC : 3Psr : 5 Kr.

Metode Pengerjaan Cor Lantai:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 27 | H a l a m a n


 Memeriksa kebersihan laha cor lantai, tidak boleh ada serbuk kayu, akar-akar,
dan sampah lainnya
 Dilakukan pengukuran untuk menentukan leveling lantai
 Jika belum rata, maka dilakukan perataan dengan tanah urug yang harus
dipadatkan dan diratakan setelahnya
 Buat adukan untuk lantai dengan campuran adukan 1Pc : 3 Psr : 5 Krl
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepaaan
dengan jar per 1 m untuk leveling lantai
 Tuangkan adukan lantai ke area melalui talang cor atau emberk
 Adukan lantai diratakan dengan menggunakan raskam sampai ketinggian yang
telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok level satu
dengan yang lainnya
 Hasil coran ini akan di curing (siram) selama beberapa hari setiap pagi dan sore
dan dilindungi dari sinar matahari
 Lantai untuk kamar mandi akan di buat kedap air
 Permukaan semua lantai harus benar-benar rata, dan pada permukaan lantai
kamar mandi/WC dibuat kemiringan sesuai dengan shopdrawing kea rah
pembuangan air yang telah disiapkan.
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.4.6. Acian Lantai


Lantai yang sudah dicor akan di aci untuk memberikan tampilan yang lebih rapid an
lebih indah.

Metode pengerjaan Acian Lantai:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Setelah lantai agak mongering, anda bisa memulai pekerjaan pengacian
 Oleskan semen yang sudah diencerkan ke permukaan bidang lantai tersebut
dengan merata
 Haluskan dengan jidar panjang
 Ketebalan acian yang disarankan berkisar antara 2-3mm tetapi kembali harus
mendapat persetujuan dari direksi
 Untuk mendapat hasil terbaik, gunakan roskam yang terbuat dari steel atau pvc
untuk penghalusan permukaan acian
 Proses pengeringan lantai acian ini biasanya memakan waktu sekitar seminggu
 Selama proses pengeringan lantai akan mengeluarkan air yang terkandung di
dalamnya

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 28 | H a l a m a n


 Keringkan lantai tersebut secara berkala
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.5. Pekerjaan Pengecatan


4.5.1. Cat Tembok (Dinding Papan Luar, Dinding Dlm, Top Geuvel & Plafond)
Cat Tembok yang akan digunakan berkualitas setara vinilex

Metode Pengerjaan Cat:


 Permukaan yang akan dicat di ratakan menggunakan amplas. Ketika permukaan
rata, hasil pengecatan akan telihat lebih baik. Utumakanlah sudut-sudut yang
melengkung karena ini biasanya yang sering terlupa.
 Keretakan, lubang dan kerusakan lainyya pada dinding segera dempul hingga
rata
 Bersihkan dari debu akibat perataan
 Terlebih dahulu mengecat cat dasar untuk permukaan yang akan di cat
 Sesudah cat dasar terlihat kering maka segera ampelas dengan yang halus
 Memulai proses pengecatan lapisan permukaan dan ulangi sampai ada 2 atau 3
lapisan untuk hasil yang maksimal
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.5.2. Cat Kilat Kayu (Kusen, Jalusi, List Plafond & Lisplank)
Cat Kilat yang akan digunakan untuk permukaan kusen, jalusi, list plafond & Lisplank
adalah setara Glotex.

Metode Pengerjaan Cat:


 Permukaan yang akan dicat di ratakan menggunakan amplas. Ketika permukaan
rata, hasil pengecatan akan telihat lebih baik. Utumakanlah sudut-sudut yang
melengkung karena ini biasanya yang sering terlupa.
 Keretakan, lubang dan kerusakan lainyya pada dinding segera dempul hingga
rata
 Bersihkan dari debu akibat perataan
 Terlebih dahulu mengecat cat dasar untuk permukaan yang akan di cat
 Sesudah cat dasar terlihat kering maka segera ampelas dengan yang halus
 Memulai proses pengecatan lapisan permukaan dan ulangi sampai ada 2 atau 3
lapisan untuk hasil yang maksimal

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 29 | H a l a m a n


 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.5.3. Politur / Teak Oil (Pintu Kamar, Muka & Belakang)


Politur/Teak Oil untuk pintu kamar yang akan digunakan adalah setara Boyo Politur
Vernis.

Metode Pengerjaan Cat:


 Permukaan yang akan dicat di ratakan menggunakan amplas. Ketika permukaan
rata, hasil pengecatan akan telihat lebih baik. Utumakanlah sudut-sudut yang
melengkung karena ini biasanya yang sering terlupa.
 Keretakan, lubang dan kerusakan lainyya pada dinding segera dempul hingga
rata
 Bersihkan dari debu akibat perataan
 Pakailah masker agar aroma vurnis tidak terhirup
 Tuangkan cairan plitur secukupnya ke dalam wadah. Tambahkan campuran
kedalam untuk mengencerkan sebagai lapisan plitur dasar
 Usapkan cairan dasar ini menggunakan kuas secara merata. Kerjakan dengan
rapi. Apabila ada cairan yang menumuk di pinggiran, hapuslah segera memakai
kain lap.
 Setelah lapisan plitur dasar tersebut telang mongering, biasanya serat-serat
akan timbul keluar permukaan. Gunakan ampelas untuk menghaluskannya
sekali lagi
 Untuk mengaplikasikan finishing vurnis, tidak akan menggunakan kuas
melainkan dengan baintuan kain vurnis. Gulung-gulung kain tersebut lalu
celupkan ke dalam cairan politer murni. Kemudian usapkan secara merata ke
seluruh permukaan yang akan di politer. Tekan-tekan sedikit agar cairan keluar
dapat menempel sempurna
 Haluskan kembali dengan ampelas. Tujuannya untuk memastikan permukaan
kayu tersebut telah sangat halus, sehingga memungkinkan hasil akhirnya pun
telrihat sempurna
 Terakhir, bisa mengoleskan kembali politer ke permukaan kayu. Buatlah
beberapa lapisan politer sampai mendapatkan warna kayu yang sesuai dengan
keinginan.
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 30 | H a l a m a n


4.6. Pekerjaan Sanitair dan Septitank
4.6.1. Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan sanitair dalam hal ini meliput pemasangan kloset jongkok porselen,
pemasangan pipa PVC AW 4”, Pemasangan Pipa PVC AW 2”, Pemasangan Floor Drain
KM/WC.

Metode Pekerjaan Sanitair:


 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Sebelum pemasangna dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai shopdrawing
 Sebelum di pasang pipa pembuangan air kotor terlebih dahulu dilakukan
penggalian tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya
tehrindar dari timpaan benda-benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air
bersih ditanam dalam dinding batu.
 Pada system penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem
dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan
lem pipa
 Pipa dipasang harus ada kemiringa kea rah pembuangan air.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
 Kloset jongkok yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
konsultan management konstruksi.
 Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass.
 Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh
ada kebocoran-kebocoran
 Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor
drain) supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa
mengakibatkan penyumbatan
 Floor drain di pasang di sudur ruangan dengan letaknya pada sudut kloset
jongkok (sesuai dengan gambar)
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.6.2. Pek. Septic Tank uk 1 x 1 x 1.5 mtr


Ukurang septic tank yang akan dibuat memeliki ukuran kosong 1 x 1 mtr, dengan
kedalaman 1,5 mtr

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 31 | H a l a m a n


Metode Pengerjaan Septic Tank:
 Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di
lokasi pekerjaan terlebih dahulu
 Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
 Tentukan lokasi septic tank sesuai dengan shopdrawing
 Dinding Septic tank akan dibuat dari pasangan batu tela dengan campuran 1Pc :
4 Psr
 Sebagai penutuk septic tank, akan dicor beton bertulang dengan campuran
spesi 1Pc : 2 Psr : 3 Krl. Ketebalan sesuai dengan shopdrawing dan spesifikasi
teknis
 Dipasangkan pipa penghawaan dari dalam septic tank dan diujungnya akan
berbentuk T untuk menghindari masuknya air hujan, dll
 Pasang pipa penghubung dari lubang jamban untuk pembuangan limbah.
 Bagian dasar septic tank, akan diisi dengan sirtu setebal 5 cm yang bertindak
sebagai penyaring
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi
kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung
4.7. Pekerjaan Instalasi Listrik
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi listrik dalam pekerjaan ini adalah pemasangan
sekring khas 1 Group, Stop kontak biasa, Saklar Ganda, Saklar Tunggal, Lampu SL 12 Watt,
dan Lampu SL 18 Watt.

Metode pengerjaan instalasi listrik:


 Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cableduct harus diusahakn tidak
tampak dari penghuni rumah
 Sirkuit listrik yang akan melintas pasangan dinding batu, dipasang sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan)
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh.
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
 Pada hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding pada shaft harus diklem atau
dengan papan dan kabeltrey bila harungan terlalu rumit
 Pemasangan stop kontak sesuai dengan shopdrawing sirkuit listrik. Pemasangan stop
kontak dan saklar harus rata dengan dinding,
 Instalasi lampu harus dilakukan sehati-hati dan serapi mungkin dan lampu akan ditutup
menggunakan kap lampu

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 32 | H a l a m a n


 Setelah selesai instalasi listrik, dilakukan pengujian untuk mengetahui semuanya
berfungsi dengan baik.
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi kembali
dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

4.8. Pekerjaan Kunci dan Pintu


Pekerjaan pintu dan kunci dalam hal ini adalah pintu rangka dobel teakwood, pintu
KM/WC, jendela kaca nako, engsel pintu ring nylon, dan pemasangan kunci pintu.

Metode Pekerjaan Kunci dan Pintu:


 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi)
 Masukkan daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran
3-5 mm, baik kea rah lebar maupun kea rah tinggi
 Lepaskan daun pintu, pasang engsel dengan jarak yang sudah disetujui pihak direksi
 Masukkan lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian
beri tanda pada tian kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada pintu
 Lepaskan sebelah bagina engsel pada daun pintu
 Pasang kembai daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup
 Bila masih dianggap kurang pas, stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan
menutup dengan baik, rata dan lurus dengan kusen
 Pasang rumah kunci pada masing-masing pintu
 Tandai pada kusen jendela bagian mana yang akan dipasangkan tiap klip kaca nako
(setelah dilakukan pengukuran klip nako tersebut)
 Pasangkan tiap klip kaca nako secara hati-hati dan memastikan ketegakan, kelurusan
dan kerapian tiap klip
 Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja.
 Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi kembali
dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
 Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
berlangsung

5. PENUTUP
Untuk pekerjaan yang tidak diuraikan dalam Makalah Metode kerja ini, akan dilaksanakan sesuai
dengan;
a. Seluruh detail dan tahapan pelaksanaan akan mengacu dan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan yang dijelaskan di dalam “spesifikasi teknis” yang ada dalam dokumen
pelelangan termasuk dokumen tambahan / addendum (jika ada) yang merupakan bagian
dari dokumen pelelangan.

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 33 | H a l a m a n


b. Seluruh pekerjaan, dengan bentuk, dimensi, jenis, detail, mengacu pada Gambar Kerja /
Shop Drawing
c. Seluruh pekerjaan mengacu dan menggunakan serta akan memenuhi seluruh standard yang
ditentukan dalam “Spesifikasi Teknis” yang ada dalam dokumen pelelangan termasuk
dokumen tambahan / addendum (jika ada) dan standar lain yang berlaku di lingkungan
Negara Republik Indonesia.
d. Pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya
e. Pekerjaan akan menghasilakan hasil yang maksimal, presisi dan rapih sesuai dengan
Spesifikasi teknis dan Gambar Kerja

Jayapura, 07 Agustus 2017

CV. GOLDEN SASABILA

NIKSON LALY
Direktur

Pembangunan Rumah Transmigran & Jamban Keluarga (RTJK) 25 Unit 34 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai