1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transmigrasi sebagai model pembangunan komunitas masyarakat mempunyai tiga sasaran
pokok. Pertama, meningkatkan kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi
(transmigrasi dan masyarakat sekitar permukiman transmigrasi). Kedua, membangun
kemandirian (transmigran dan masyarakat sekitar permukiman transmigrasi), dan ketiga,
mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi, sehingga ekonomi dan social budaya
mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Esensi dari ketiga sasaran tersebut
diharapkan dapat membangun komunitas masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan
pengembangan potensi sumber daya wilayah dan pengarahan perpindahan penduduk.
Artinya pembangunan transmigrasi merupakan suatu proses yang tidak henti-hentinya
yang melibatkan (minimal) dua pemerintah daerah, untuk mewujudkan suatu komunitas
tumbuh dan berkembang secara dinamis, produktif, maju, dan mandiri dalam suasana yang
harmonis dan sejahtera.
Pemerintah kota/kabupaten bekerjasama dengan pemerintah pusat selalu berupaya untuk
menangani masalah kenaikan jumlah penduduk di kota-kota besar dewasa ini. Namin di sisi
lain, keuangan Negara / APBN terbatas untuk menangani masalh ini. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah adalah dengan program transmigrasi dan melakukan proyek-proyek
padat kaya untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Ikut berkontribusi dalam hal yang diuraikan diatas, pemerintah keerom mengeluarkan
proyek pekerjaan PEMBANGUNAN RUMAH TRANSMIGRASI & JAMBAN KELUARGA (RTJK)
sebanyak 25 UNIT, di distrik Senggi, Kampung Woslay dengan titik lokasi pekerjaan masih
berupa hutan primersekunder. Lokasi pekerjaan konstruksi berada pada Senggi SP II Distrik
Senggi, kabupaten Keerom perkiraan 175 km dari kota Jayapura.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang menjadi tugas penyedia jasa:
Pekerjaan Pendahuluan
2.2. Daftar Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan (sesuai
permintaan dokumen tender)
No. Jenis Jumlah
1. Dump Truck 3,5 Ton 1 Unit
2. Pick Up 1 Unit
3. Concrete Mixer 350 Liter 1 Unit
4. Generator Set 13.5KVa 1 Unit
5. Alat Pertukangan Lengkap 3 Unit
6. Alat Bantu Lengkap 3 Unit
Peralatan kerja yang digunakan (jenis dan jumlah) sebenarnya sesuai dengan Lampiran
“Daftar Peralatan Utama” untuk pelaksanaan yang merupakan satu kesatuan dengan
Dokumen Penawaran.
2.3. Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan (sesuai permintaan
dokumen tender)
No. Personil Keahlian Jumlah
1. Project Manager SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung 1 Orang
2. Kepala Pelaksana SKA Ahli Muda Bangunan 1 Orang
SKT Tukang Kayu
3. Pelaksana Lapangan SKT Tukang Batu 3 Orang
SKT Tukang Besi
4. Mandor Lapangan SKT Mandor Tukang Kayu/Batu 1 Orang
5. Petugas K-3 SKA K3 Konstruksi 1 Orang
6. Administrasi dan Keuangan Berijazah 1 Orang
7. Logistik dan Peralatan Berijazah 1 Orang
3. PENGENDALIAN TEKNIS
Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu hasil
pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan di dalam dokumen kontrak. Kepuasan suatu hasil
pekerjaan untuk selanjutnya diwujudkan dalam bentuk diterbitkan Berita Acara Serah Terima
Pertama (PHO) dan Serah Terima Terakhir (FHO).
Dalam pelaksanaan pengendalian teknis, sebelum – selama – sesudah pelaksanaan pekerjaan,
mengacu pada:
Sosialisasi dan koordinasi tetap dilakukan selama jalannya proyek sehingga dapat
meperoleh informasi dan masukan dari masyarakat serta pemecahan masalah yang timbul
selama pelaksanaan proyek.
START
Dokumen Kontrak
Pemborongan
NO
PELAKSANAAN
PEKERJAAN OK
OK
NO
Request Item Pekerjaan
Berikutnya OK
NO
= Cek :
OK - BQ
- Spek Tek
- Konsultan
Pengawas
- Owner
1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi
badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang
kurang sehat atau yang bisa melukai badan.
Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang
pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras
maka selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga
tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh
karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang
mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan
sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi
mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang
berterbangan ditiup angina. Mengingat partikel-
partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang
tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu
diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas
4. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa
jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung
tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda
keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya.
Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan
adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan
yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak
secara terus menerus dapat mengakibatkan lecet
pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada
gerobak.
5. Helm
Helm sangat penting digunakan sebagai pelindung
kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap
pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan
benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk
melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari
atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau
material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang,
sering kita lihat kedisplinan pera pekerja untuk
menggunakannya masih rendah yang tentunya
dapat membahayakan diri sendiri.
4.2.5. Pasangan pondasi umpak/titik, cor beton tumbuk 1PC : 3Psr : 5Kr
Pada bangunan rumah tinggal sederhana, umumnya menggunakan pondasi
umpak/titik sebagai system pondasinya. Bentuk/ukuran dari pondasi tersebut
biasanya tidak terlalu besar mengingat beban untuk rumah sederhana tidak
sebesar dibandingkan bangunan bertingkat 2 atau lebih.
4.2.6. Pekerjaan Pasangan Sloff Beton 15/20, Campuran Beton Bertulang 1:2:3
Sloff adalah rangka besi kearah horizontal yang dipasang setelah pondasi batu
selesai. Tepatnya di atas pondasi batu. Sloff biasanya menyambungkan antara
kolom yang satu dengan yang lainnya. Fungsi sloff adalah untuk mengikat dan
menyalurkan beban secara merata yang dipukul oleh kolom. Sloff akan mengikat
4.3. Pekerjaan Atap, Rangka Atap, Kusen Pintu, Jendela, Tiang, Rangka
4.3.1. Pekerjaan Pemasangan Tiang Kolom 10/10, Kayu Klas I
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya seluruh struktur bangunan. Oleh karena
itu, dalam pembangunan rumah ini, kayu yang digunakan harus dipilih dengan
seksama dan yang dipakan adalah kayu kelas I dengan ukuran 10/10.
4.3.8. Nok atap, papan 2/20 kayu klas II + Seng Plat BJLS 0.20
Nok atap yang akan digunakan terbuat dari seng plat BJLS 0.20 dengan ukuran 45
cm, dan pada bagian bawah seng plat akan dipasn papan kayu kelas II dengan
ukuran 2/20 sebanyak 2 buah.
4.4.4. Plester Dinding, campuran 1PC : 4Psr, tebal 1,5 cm (Bag Dlam Rumah & KM/WC)
Dinding batu tela di plester pada kedua sisinya. Campuran yang digunakan untuk
pekerjaan plester ini adalah 1PC : 4Psr, dengan ketebalan plesteran 1,5 cm.
4.4.5. Cor Lantai, Beton Tumbuk 1PC : 3Ps : 5 Kr (Beton K 100) tebal 3,5cm
Lantai pada rumah sederhana ini terbuat dari beton tumbuk setebal 35mm dengan
adukan 1PC : 3Psr : 5 Kr.
4.5.2. Cat Kilat Kayu (Kusen, Jalusi, List Plafond & Lisplank)
Cat Kilat yang akan digunakan untuk permukaan kusen, jalusi, list plafond & Lisplank
adalah setara Glotex.
5. PENUTUP
Untuk pekerjaan yang tidak diuraikan dalam Makalah Metode kerja ini, akan dilaksanakan sesuai
dengan;
a. Seluruh detail dan tahapan pelaksanaan akan mengacu dan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan yang dijelaskan di dalam “spesifikasi teknis” yang ada dalam dokumen
pelelangan termasuk dokumen tambahan / addendum (jika ada) yang merupakan bagian
dari dokumen pelelangan.
NIKSON LALY
Direktur