Anda di halaman 1dari 5

NAMA :

KELAS :

NO. URUT :

LIMA UNSUR KALIMAT

1. Subjek

Subjek adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Subjek dapat
berbentuk kata benda, frasa kata benda, atau kata kerja.

Contoh:

 Rafi sedang membaca. (kata benda)


 Pacar Rafi cantik. (frasa kata benda)
 Memancing hobi Rafi. (kata kerja)

2. Predikat

Predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang
subjek. Predikat biasanya berbentuk kata kerja, frasa kata kerja, frasa numeral (bilangan),
kata benda, frasa kata benda, frasa preposisi (kata depan), kata sifat, atau frasa kata sifat.

Contoh:

 Jack makan. (kata kerja)


 Jack sedang makan. (frasa kata kerja)
 Adik Jack tiga orang. (frasa numeral)
 Jack pengusaha. (kata benda)
 Jack pengusaha properti. (frasa kata benda)
 Jack ke kantor. (frasa preposisi)
 Jack tampan (kata sifat)
 Jack tampan sekali (frasa kata sifat)

3. Objek

Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja. Objek dapat berbentuk kata benda
atau frasa kata benda. Bagian kalimat ini terletak setelah predikat berkata kerja aktif transitif
(-kan, -i, me-).

Contoh:

 Jack mencintai Maya. (kata benda)


 Jack telah memasukkan laptop barunya ke dalam tas itu. (frasa kata benda)
 Jack memerankan Sang Kodok. (frasa kata benda)
4. Pelengkap

Pelengkap atau komplemen sering disamakan dengan objek. Padahal, pelengkap beda dengan
objek karena tidak dapat menjadi subjek jika kalimat dipasifkan. Pelengkap mengikuti
predikat yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus (merupakan,
berdasarkan, dan menjadi).

Contoh:

 Jack bertubuh kekar.


 Jack tersandung batu.
 Jack bercucuran keringat.
 Kamar Jack berhiaskan lampu warna-warni.
 Jack merupakan warga negara Korea.
 Keputusan Jack berdasarkan hukum.
 Jack menjadi manajer.

5. Keterangan

Keterangan adalah bagian kalimat yang berfungsi meluaskan atau membatasi makna subjek
atau predikat.

Contoh:

 Jack tinggal di Jakarta.


 Setiap hari Sabtu Jack berwisata kuliner.

Ciri keterangan

Posisinya dapat dipindahkan ke awal, tengah, atau akhir kalimat.

Contoh:

 Jack menonton berita politik dengan serius.


 Jack dengan serius menonton berita politik.
 Dengan serius Jack menonton berita politik.
KALIMAT MAJEMUK

Kalimat majemuk adalah sebuah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih. Setiap
kalimat selalu memiliki klausa yang merupakan paduan antara satu subjek dan predikat, serta
bisa ditambahi objek, pelengkap, maupun keterangan. Jadi, kalimat ini merupakan sebuah
kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Teman-
teman bisa menemukan adanya penggabungan ataupun perluasan di salah satu bagian kalimat
tersebut.
Untuk menandai antarklausa, biasanya yang bersifat penggabungan akan ditemukan
keberadaan kata hubung (konjungsi). Namun, teman-teman mungkin juga tidak menemukan
keberadaan kongjungsi di sebuah kalimat majemuk yang sifatnya perluasan.

Jenis-jenisnya di bahasa Indonesia pun tidak terbatas pada sifatnya yang


menggabungkan atau memperluas. Dilihat berdasarkan hubungan antarklausa, berikut ini
lima pengklasifikasiannya yang ada di pelajaran Bahasa Indonesia.

1. Kalimat Majemuk Setara


Kalimat ini memiliki dua klausa yang sifatnya sederajat yang digabungkan melalui
konjungsi. Artinya, kedua klausa bersifat koordinatif sehingga masing-masing dapat berdiri
menjadi kalimat sendiri apabila konjungsinya dilepaskan. Konjungsi yang biasa
menggabungkan dua atau lebih klausa pada kalimat ini di antaranya dan, sementara, dan lalu.
Contoh Kalimat Majemuk Setara:
Klausa 1 : kakak bertanding sepak bola
Klausa 2 : adik menonton di pinggir lapangan
Gabungan : Kakak bertanding sepak bola, sementara adik menonton di pinggir lapangan.

Baik Klausa 1 maupun Klausa 2 merupakan bentuk klausa utuh yang setidaknya
memiliki subjek dan predikatnya masing-masing. Karena itu, kalaupun tidak dihubungkan
dengan konjungsi sementara, keduanya masih dapat berdiri menjadi kalimat yang sempurna.

2. Kalimat Majemuk Rapatan


Hampir sama seperti bentuk sebelumnya, klausa-klausanya sebenarnya dapat berdiri
sendiri-sendiri. Hanya saja, pada jenis ini, akan ditemukan unsur klausa yang berulang.
Perulangan unsur tersebut biasa dipisahkan dengan konjungsi dan, serta, atau juga; ataupun
tanda koma (,).
Contoh:
Klausa 1 : Indra menghadiri konferensi ilmiah tersebut
Klausa 2 : Ratih menghadiri konferensi ilmiah tersebut
Gabungan : Indra dan Ratih menghadiri konferensi ilmiah tersebut.

Klausa 1 dan Klausa 2 sebenarnya memiliki predikat dan objek yang sama, namun
subjeknya ( Indra, Ratih) berbeda. Karena itulah, dalam penggabungannnya, hanya subjeknya
yang dirapatkan dengan konjungsi dan.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Pernah mendengar ada induk kalimat dan anak kalimat? Di jenis kalimat majemuk
bertingkat, teman-teman akan menemukannya, yaitu kalimat yang memiliki dua klausa atau
lebih yang hubungannya tidak sejajar. Karena ketidaksejajaran tersebut, salah satu klausa
tidak dapat berdiri sendiri.

Bagian klausa inilah yang akan menjadi anak kalimat dalam kalimat tersebut.
Sementara itu, klausa yang mampu berdiri sendiri kalaupun dipisahkan dari kalimat majemuk
tersebut disebut sebagai induk kalimat. Kedua bagian kalimatnya biasanya dihubungkan
dengan konjungsi, seperti ketika, walaupun, sebab, karena, dan meskipun.

Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat:


Klausa 1 : Lia kerap terlambat datang ke sekolah
Klausa 2 : rumahnya jauh
Gabungan : Lia kerap terlambat datang ke sekolah karena rumahnya jauh.

Klausa 1 merupakan induk kalimat karena memiliki unsur klausa yang lengkap, yakni
subjek (Lia) dan predikat (terlambat). Karena hal tersebut jugalah, Klausa 1 dapat berdiri
sendiri menjadi sebuah kalimat utuh. Sementara itu, Klausa 2 hanya memiliki predikat
(rumahnya) sehingga tidak dapat menjadi kalimat utuh yang membutuhkan subjek.

4. Kalimat Majemuk Perluasan


Selain bentuk sebelumnya yang salah satu klausanya tidak memiliki unsur yang
sempurna, ada juga kalimat majemuk perluasan yang anak kalimatnya merupakan perluasan
dari salah satu bagian unsur klausa yang ada. Anak kalimat tersebut biasanya dihubungkan
dengan konjungsi yang.

Contoh:
Klausa 1 : laptopnya mulai rusak
Klausa 2 : laptopnya dibeli pada lima tahun lalu
Gabungan : Laptopnya yang dibeli pada lima tahun lalu mulai rusak.

Kedua klausa di atas sebenarnya memiliki unsur yang sempurna, minimal subjek dan
predikat. Namun, Klausa 2 dapat dipakai untuk menjelaskan subjek pada Klausa 1. Untuk
menggabungkannya, diberikan konjungsi yang setelah subjek yang serupa dari kedua klausa
tersebut (laptop).

5. Kalimat Majemuk Campuran


Sesuai dengan namanya, jenis kalimat yang satu ini memiliki penggabungan antara
bentuk kalimat setara ataupun rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Di dalamnya,
teman-teman bisa menemukan dua buah konjungsi atau lebih yang sifatnya menjadi kata
hubung koordinatif maupun bukan. Jumlah klausanya pun lebih dari dua.

Contoh Kalimat Majemuk Campuran:


Klausa 1 : aku bermain basket di lapangan terbuka
Klausa 2 : rayi bermain basket di lapangan terbuka
Klausa 3 : anto bermain basket di lapangan terbuka
Klausa 4 : hujan
Gabungan : Aku, rayi, dan anto bermain basket di lapangan terbuka, meskipun hujan.

Klausa 1-3 merupakan induk kalimat yang dapat digabung menjadi kalimat majemuk rapatan
sebab memiliki predikat, objek, dan keterangan yang sama. Sementara itu, hujan yang
merupakan klausa tidak sempurna menjadi anak kalimat.

Anda mungkin juga menyukai