Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN (LOG BOOK)

PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL

1. Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan :


Pemeriksaan Tanda Vital (Pengukuran suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah).

Nama pasien : Ny.L


Diagnosa medis : Hipertensi Urgency

2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit

3. Prinsip-Prinsip Tindakan Dan Rasional :


3.1 Tahap Prainteraksi
a. Mengecek program terapi
R: memastikan pasien dan terapi yang akan diberikan sudah benar.
b. Menyiapkan alat
R: mempermudah dalam melakukan tindakan.

3.2 Tahap Orientasi


a. Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
c. Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.

3.3 Tahap Kerja


A. Pengukuran Suhu
1. Mencuci tangan.
R: Mencegah infeksi nosokomial.
2. Kaji keadaan aksila.
R: Gesekan mengakibatkan peningkatan suhu.
3. Lakukan kalibrasi thermometer.
R: Memastikan termometer siap, dan mengurangi terjadinya kesalahan
pembacaan suhu.
4. Letakkan bagian kepala thermometer ditengah-tengah aksila.
R: Memastikan termometer diletakkan pada titik/tempat yang tepat.
5. Anjurkan klien menyilangkan tangan di dada.
R: Menjaga termometer terjepit dan tidak berubah posisi.
6. Baca termometer setelah waktu yang ditentukan.
R: Pengukuran suhu tubuh selesai termometer bisa diambil kembali.
7. Dokumentasi.
B. Pengukuran Nadi
1. Tentukan titik nadi yang akan dikaji, pada nadi radialis.
R: Nadi radialis mudah dibaca.
2. Tempatkan 2 jari diatas titik nadi.
R: Mendapatkan hasilp erhitungan kecepatan nadi yang tepat.
3. Kaji ritme dan kecepatan nadi 1 menit penuh.
R: Mendapatkanhasilperhitungankecepatannadi yang tepat
4. Dokumentasi.

C. Pengukuran Pernafasan
1. Observasi/palpasi pergerakan dada pasien.
R: Memastikan dan menilai seberapa bermakna perubahan pernafasan.
2. Periksa tanda vital lain seperti nadi/suhu sebelum menghitung laju
pernafasan.
R: Menjaga agar pasien tidakt ahu/tidak sadar, agar didapatkan hasil yang
akurat.
3. Kaji kedalaman dan ritme respirasi 1 menit penuh.
R: Mendapatkan dan mengetahui kecepatan respirasi yang tepat.
4. Dokumentasi

D. Pengukuran Tekanan Darah


1. Posisikan pasien senyaman mungkin.
R: Memberikan rasa nyaman pada pasien.
2. Luruskan tangan pasien sejajar jantung.
R: Memastikan posisi tangan pasien rileks.
3. Palpasi arteri brachialis.
R: Memastikan letak manset yang tepat.
4. Tutup kunci pompa manset.
R: Agar manset dapat dipompa.
5. Palpasi arteri radialis, pompa manset sampai arteri radialis tidak teraba 30
mmHg
R: saat denyut nadi muncul adalah tekanan sistolik.
6. Letakkan stetoskop pada arteri brachialis.
R: Memastikan hasil pengukuran yang tepat.
7. Mengempiskan manset, perhatikan bunyi dan lidak jarum menunjuk angka.
R: Saat bunyi menghilang adalah tekanan diastolik.
8. Kempiskan kembali manset, lepaskan.
R: pengukuran tekanan darah selesai.
9. Dokumentasi.
3.4 Tahap Terminasi
a. Ucapkan hamdalah dan evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
b. Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
c. Cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit.
d. Dokumentasikan.
R: mencatat yang sudah dilakukan.
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
a. Infeksi Nosokomial
Pencegahan: cuci tangan dengan 6 langkah, sebelum dan sesudah melakukan
tindakan.
Bersihkan termometer dengan kapas alkohol sebelum dan sesudah pemeriksaan
suhu.
b. Refleks penurunan tekanan darah / kecepatan denyut nadi.
Pencegahan: hindari menekan kedua arteri carotis secara bersamaan.

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


Memonitor status kesehatan pasien

6. Hasil yang didapat dan maknanya :


Hasil:
Suhu : 36,0 ̊C Pernafasan : 22 x/m
Nadi : 80 x/m Tekanandarah : 140/90 mmHg
Maknanya: status kesehatan / kondisi pasien dalam keadaan normal.

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/diagnosa tersebut :
Mandiri :
 Kaji nyeri pasien dengan PQRST
 Ajarkan teknik relaksasi.
 Ajarkan teknik nafas dalam.
Kolaborasi : kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi nyeri.

Anda mungkin juga menyukai