PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang harus diperhatikan dan dijaga
kebersihannya karena merupakan faktor yang dapat menentukan kesehatan secara umum.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan berbagai cara, secara mekanis
dengan menyikat gigi, sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan obat kumur. Sikat
gigi memainkan peran penting dalam menjaga kebersihan mulut pribadi dan menghilangkan
plak, tetapi mempertahankan dan menyimpan sikat gigi secara higienis biasanya diabaikan.1
Sikat gigi adalah bantuan kebersihan mulut yang paling umum untuk mempromosikan
kesehatan mulut dan mencegah penyakit gigi. Sikat gigi ini dapat terkontaminasi
mikroorganisme yang ada dalam rongga mulut. Retensi dan kelangsungan hidup mikro-
organisme pada sikat gigi setelah menyikat menunjukkan kemungkinan penyebab kontaminasi
ulang mulut. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan sikat gigi dalam
jangka waktu yang lama memfasilitasi kontaminasi berbagai mikroorganisme seperti
Streptococcus, Staphylococcus, lactobacilli, Pseudomonas, Klebsiella, Escherichia coli dan
Candida. Pada orang dewasa yang sehat, kontaminasi sikat gigi terjadi setelah penggunaan
awal dan meningkat dengan penggunaan berulang. Sikat gigi bisa terkontaminasi dari rongga
mulut, lingkungan, tangan, kontaminasi aerosol, dan wadah penyimpanan. Bakteri yang
menempel, menumpuk, dan bertahan pada sikat gigi dapat ditularkan ke individu yang
menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Sikat gigi terkontaminasi dengan bakteri patogen dari
plak gigi, lingkungan atau kombinasi berbagai faktor.2,3
Prosedur untuk dekontaminasi sikat gigi akan mencegah risiko infeksi ulang oleh
mikroorganisme patogen lain dari suatu lingkungan. Bertahun-tahun beberapa metode sanitasi
sikat gigi telah dianjurkan, seperti sinar ultraviolet, tablet desinfektan, dan pencelupatan
kedalam larutan seperti kloroheksidin dan agen antimikroba lainnya. Di antara agen kimia,
chlorhexidine (CHX) glukonat solution (0,12%) telah terbukti merupakan desinfeksi sikat gigi
yang efisien. Telah dilaporkan berhasil menghilangkan spesies mikroba seperti Streptococcus
mutans, Candida albicans, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes dalam 10
menit.4
Dewasa ini, Alkaline Ionized Water (AIW) yang dihasilkan oleh elektrolisis air telah
menjadi perhatian karena menunjukkan banyaknya manfaat yang dihasilkan dalam pengobatan
dan pencegahan penyakit. AIW menunjukkan sifat khusus yaitu tingkat pH yang tinggi pada
kisaran 8 atau lebih. 5 Yuchiro Nakano dkk telah meneliti penggunaan alkaline water pH 11,9
untuk desinfeksi pada pembersihan alat biokontaminasi stainless steel dan menunjukkan hasil
yang efektif menghilangkan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, dan
jamur Candida albicans.6
Pengetahuan mengenai bagaimana sikat gigi harus disimpan dengan tepat, didesinfeksi,
dan diganti secara berkala harusnya sudah menjadi hal yang harus diperhatikan saat ini, selain
pentingnya penggunaan instrumen untuk membersihkan mulut seperti sikat gigi dan benang
gigi. Meskipun metode untuk menyikat gigi telah banyak dijelaskan dalam literatur, prosedur
untuk menjaga kebersihan instrumen kebersihan gigi misalnya sikat gigi masih jarang dibahas.4
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas larutan Chlorhexidin
0,2% dan Alkaline Ionized Water (AIW) pH 9,5 sebagai bahan desinfeksi sikat gigi.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perbedaan jenis bakteri antara sikat gigi yang direndam dalam larutan
chlorexidine 0,2% dan AIW pH 9,5 pada sikat gigi terkontaminasi?
2. Bagaimana perbedaan jumlah koloni bakteri antara sikat gigi yang direndam dalam larutan
chlorexidine 0,2% dan AIW pH 9,5 pada sikat gigi terkontaminasi?
3. Apakah larutan chlorexidine 0,2% dan AIW pH 9,5 dapat dijadikan sebagai bahan
alternatif dekontaminasi sikat gigi?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui perbedaan jenis bakteri antara sikat gigi yang direndam dalam larutan
chlorexidine 0,2% dan AIW pH 9,5 pada sikat gigi terkontaminasi.
2. Untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni bakteri antara sikat gigi yang direndam dalam
larutan chlorexidine 0,2% dan AIW pH 9,5 pada sikat gigi terkontaminasi.
3. Untuk mengetahui apakah larutan chlorexidine 0,2% dan AIW pH 9,5 dapat dijadikan
sebagai bahan alternatif dekontaminasi sikat gigi.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Desain Penlitian
Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre and post test
Populasi target pada penelitian ini adalah mahasiswa koas IKGM yang sesuai dengan
kriteria penelitian.
(t-1) (r-1)≥15
Ket :
t = perlakuan
r = sampel
(4-1)(r-1) ≥15
3(r-1) ≥15
3r-3≥15
3r≥18
r≥6
a. Inklusi
1. OH baik
b. Eksklusi
Variabel Penelitian
Variabel bebas :
Chlorhexidine 0.2%
AIW 9.5
Variabel terikat:
Jenis bakteri
Jumlah koloni
Definisi Operasional
a. Sikat gigi merupakan alat yang digunakan untuk menyikat gigi yang merupakan media
b. Alkaline water (AIW) merupakan larutan yang digunakan untuk merendam sikat gigi
dengan pH 9.5
c. Chlorhexidine merupakan larutan yang digunakan untuk merendam sikat gigi, yang
berguna untuk mencegah terjadinya baktrimia dengan kuman anarob dalam rongga mulut
Kriteria Penilaian
Dalam penelitian ini dilakukan penghitungan jumlah dan jenis bakteri pada sikat gigi
a. Alat :
1. Sikat gigi
2. Plastik sterilisasi
4. Tabung reaksi
5. Colony counter
b. Bahan :
2. Chlorhexidine
3. Pasta gigi
Prosedur penelitian
1. Pada awal minggu, setiap peserta diberikan sikat gigi untuk menyikat giginya
Sikat gigi harus secara eksklusif digunakan oleh peserta dan tidak diboleh digunakan
2. Setelah 3 hari, peserta diinstruksikan untuk memasukkan sikat gigi ke plastik steril
kemudian diberikan ke peneliti dan dibawa ke laboratorium untuk diteliti jenis bakteri
3. Selanjutnya diberikan sikat gigi yang baru kepada peserta dan diinstruksikan lagi untuk
Sikat gigi harus secara eksklusif diguakan oleh peserta dan tidak boleh digunakan oleh
orang lain
4. Setelah 3 hari, peserta diinstruksikan untuk memasukkan sikat gigi kedalam plastik
steril, kemudian diberikan kepada peneliti dan dibawa ke laboratorium untuk diteliti