Anda di halaman 1dari 1

Danau Limboto sebagai lokasi singgah burung migran dunia

Danau Limboto yang terletak di Provinsi Gorontalo menjadi salah satu tempat yang menarik
bagi penyuka kegiatan mengamati burung. Di tempat yang kaya dengan keragaman jenis
burung ini, pengamat burung dapat menikmati berbagai jenis burung, terutama jenis burung
air. Danau Limboto juga menjadi lokasi penting bagi burung yang bermigrasi karena berada di
lintasan terbang Asia Timur-Australia. Posisi tersebut membuat Danau Limboto menjadi lokasi
persinggahan bagi jenis burung migran.
Meski saat ini kondisi danau mulai terdegradasi akibat pendangkalan, namun masih menjadi
lokasi singgah bagi burung pendatang dari utara dan selatan karena ketersediaan pakan yang
cukup. Data dari Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (Biota) menunjukkan, ada 94 spesies
burung yang tercatat di kawasan Danau Limboto. Dari 94 jenis tersebut, 32 jenis di antaranya
adalah jenis burung migran yang mengunjungi Danau Limboto saat musim migrasi.
Jenis-jenis burung migran tersebut datang dari berbagai wilayah di belahan bumi utara maupun
selatan. Jenis gajahan kecil bermigrasi dari Siberia, wilayah Rusia bagian utara. Cerek asia
menetap di wilayah Mongolia. Kedua jenis burung tersebut bermigrasi saat musim dingin di
utara (November – Februari) ke wilayah Australia yang iklimnya lebih hangat. Dalam
perjalanannya, mereka singgah di wilayah nusantara, termasuk di Danau Limboto. Trinil-lumpur
asia bermigrasi dari Kazakhstan, Rusia, dan Tiongkok Ke berbagai wilayah di India dan Asia
Tenggara. Sementara terik australia bermigrasi dari Australia saat awal musim dingin di bulan
Juli ke berbagai tempat di Indonesia. Burung gagang-bayam timur bermigrasi dan menetap di
wilayah tropis, termasuk Indonesia, dan hanya berkembang biak di Eropa, Kazakhstan,
Tiongkok, dan Mongolia.
Danau Limboto memiliki nilai keanekaragaman yang tinggi sebagai habitat penting bagi
berbagai jenis burung penetap, dan menjadi lokasi persinggahan burung-burung migran dunia.
Karenanya, pemerintah daerah maupun masyarakat Gorontalo perlu mempertahankan
kelestariannya. Berbagai tekanan terhadap kelestarian Danau Limboto seperti polusi di badan
airnya diminimalkan demi mempertahankan kualitas air Danau Limboto. Pendangkalan akibat
sedimentasi serta reklamasi di bagian reparian danau untuk komplek permukiman, yang
mengakibatkan luas danau semakin menyempit, harus dicegah demi memertahankan
keberadaan ekosistem danau. Perburuan satwa termasuk penangkapan burung-burung air
harus dihentikan untuk melindungi hidupan liar yang menjadi bagian keanekaragaman hayati
Danau Limboto. Jika tidak dilakukan dari sekarang, keindahan Danau Limboto hanya menjadi
kenangan masyarakat Gorontalo, sebagai Danau Limutu yang disebut-sebut dalam lirik lagu
Hulontalo Lipu’u.

Fahrul Amama
Pengamat burung asal Jakarta
(Pernah bekerja di Burung Indonesia, saat ini bekerja di WCS (Wildlife Conservation Society)

Anda mungkin juga menyukai