Anda di halaman 1dari 4

I.

Pengantar

A. Latar Belakang
Raja Ampat adalah Kabupaten kepulauan yang
merupakan salah satu kabupaten baru hasil
pemekaran dari Kabupaten Sorong yang dibentuk
berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002. Wilayah
kabupaten ini secara geografis berada pada koordinat
20 25`LU_4025`LS & 1300_132055`BT dengan luas lebih
dari empat juta hektar yang meliputi areal darat dan
laut. Kabupaten ini memiliki lebih dari 600 pulau
dengan empat pulau besar yaitu Batanta, Salawati,
Waigeo dan Misool (Widyatun dan Agustina 2011).
Wilayah kepulauan memiliki panjang garis pantai
sekitar 753 km dan luas wilayah 4,6 juta ha.
Kepulauan Raja Ampat dikenal memiliki kekayaan dan
keunikan spesies yang tinggi dengan ditemukannya
1104 jenis ikan, 699 jenis molluska (hewan lunak) dan
537 jenis hewan karang. Selain biota laut, Kabupaten
Raja Ampat juga kaya akan terumbu karang, hamparan
padang lamun, hutan mangrove dan pantai tebing yang
berbatu indah ( Pemerintah Kabupaten Raja Ampat
2006).
Dilihat dari karakteristiknya, pantai di Kabupaten
Raja Ampat terdiri dari pantai berpasir, pantai
bertebing, pantai berlumpur dan pantai kerikil pasiran.
Pantai berpasir ditemukan di kampung-kampung
antara lain Saonek, Waisai, Urbinasopen, Kapadiri,
Selpelele, Mutus, dan Arborek di Pulau Waigeo serta
Waigama, Atkari, Tomolol dan Lilinta di Pulau Misool.
Pantai bertebing sebagian besar ditemukan di Pulau
Waigeo dan sekitarnya memanjang dari teluk Kabui,
Teluk Mayalibit, daerah antara Urbinasopen hingga
Selpelele. Juga dominan mengelilingi P. Batanta, P.
Batangpele, P. Kawe, P. Gag, P. Mansuar, P. Misool
bagian selatan. Pantai berlumpur antara lain
ditemukan di Kalitoko di Teluk Mayalibit, Kabare di
Pulau Waigeo, dan pantai antara Waigama hingga
Atkari di Pulau Misool. Di pantai seperti ini yang
1
dominan adalah proses pengendapan dan hutan
mangrove. Adapun pantai kerikil ditemukan di
Yensawai, Arefi, dan Wailebet di Pulau Batanta, dan
Kalyam di Pulau Salawati (Widyatun dan Agustina
2011).
Salah satu keanekaragaman hayati laut yang
cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah
padang lamun. Padang lamun merupakan salah satu
mata rantai bagi kehidupan akuatik. Beberapa biota
akuatik hidup tergantung pada padang lamun, baik
sementara maupun sepanjang hidupnya. Padang lamun
merupakan habitat berbagai biota bernilai ekonomi
tinggi, seperti ikan, teripang, kima, kerang dara, siput,
dan bulu babi.
Distrik Misool Utara memiliki jenis pantai yang
beragam yaitu pantai berpasir, pantai kerikil dan pantai
berlumpur dengan hamparan padang lamun.
Hamparan ini menutupi beberapa bagian pantainya.
Keberadaan lamun di lokasi ini menyebabkan
beberapa organisme hidup berasosiasi dengan jenis-
jenis lamun tersebut, termasuk bulu babi Tripneustes
gratilla.
Bulu babi T. gratilla sering dikonsumsi oleh
masyarakat pesisir Distrik Misool Utara. Organ bulu
babi yang biasa dimanfaatkan adalah telurnya. Telur
yang dimaksud sebenarnya gonad bulu babi (jantan
atau betina). Menurut Lee dan Haard (1982 dalam
Kordi 2011), gonad bulu babi merupakan komoditas
pangan yang dikenal secara luas dan merupakan
makanan yang mengandung gizi tinggi. Dari analisis
protein beberapa spesies bulu babi, diketahui ada
sekitar 28 jenis asam amino yang penting untuk
pertumbuhan dan kesehatan manusia. Selain itu,
gonad bulu babi juga kaya akan vitamin B komplek,
vitamin A, dan mineral (Kordi 2011).
Selanjutnya Kordi (2010) mengatakan juga bahwa
karena komposisi gizinya yang lengkap dan ditunjang
dengan rasa yang lezat, gonad bulu babi cocok sebagai
menu makanan. Di pasar internasional gonad bulu

2
babi mempunyai nilai perdagangan yang tinggi. Negara
yang paling banyak memroduksi dan mengonsumsi
gonad bulu babi adalah Jepang. Sehari gonad bulu babi
diperkirakan mencapai 3_5 ton (Ward 1975 dalam
Kordi 2011).
Gonad bulu babi biasanya dipasarkan di Jepang
dalam bentuk beku, segar atau kering. Pemasok gonad
bulu babi terbesar ke Jepang adalah Amerika Serikat
sekitar 90 ton/tahun, kemudian disusul Mexiko,Chili
dan Cina masing-masing 83,8 ton/tahun, 82,67
ton/tahun, dan 50,63 ton/tahun (Kordi 2010).
Pengambilan bulu babi T. gratilla oleh masyarakat
yang tinggal di daerah pesisir Distrik Misool Utara
dilakukan saat musim selatan. Menurut pengalaman
mereka, musim ini merupakan musim yang paling
banyak ditemukannya populasi bulu babi. Populasi
bulu babi yang ditemukan bahkan dalam jumlah yang
melimpah. Namun kini kelimpahan populasi itu
cenderung berkurang jika dibandingkan dengan
kelimpahan populasinya beberapa tahun lalu.
Berdasarkan realita tersebut,maka perlu diketahui
informasi mengenai Kelimpahan Bulu babi T. gratilla di
Daerah Padang Lamun Distrik Misool Utara Kabupaten
Raja Ampat mengingat penelitian-penelitian seperti ini
belum pernah dilakukan.

B. Perumusan Masalah
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem
yang paling produktif dan mempunyai peranan baik
secara ekologis maupun ekonomis.Salah satu di
antaranya adalah sebagai produsen primer bagi
bermacam-macam biota laut.
Sebagai habitat bagi beberapa biota laut, padang
lamun menyediakan makanan, tempat berlindung,
memijah dan tempat untuk asuhan anak. Beberapa
jenis bulu babi sangat tergantung kepada berbagai jenis
lamun seperti lamun dari marga Thallasia,
Syringodium, Thalassodendron dan Cymodocea.

3
Keberadaan lamun inilah yang menyebabkan
adanya bulu babi T. gratilla yang hidup berasosiasi
dengan jenis-jenis lamun tersebut. Bulu babi jenis ini
sering dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Distrik
Misool utara untuk dikonsumsi. Biasanya saat yang
paling tepat untuk pengambilan bulu babi T. gratilla
adalah musim selatan.
Secara turun temurun masyarakat pesisir Distrik
Misool Utara telah mengetahui bahwa musim selatan
adalah musim yang paling tepat untuk pengambilan
bulu babi T. gratilla. Musim selatan biasanya
berlangsung dari bulan April sampai Sepetember.
Beberapa tahun lalu saat musim selatan, populasi
bulu babi ditemukan dalam jumlah yang melimpah.
Kelimpahan ini ditandai dengan banyaknya bulu babi
T. gratilla saat panen di area-area tertentu. Namun
sekarang, populasi itu cenderung menurun dan
penyebabnya belum diketahui.Untuk memperoleh
jawaban terhadap permasalahan di atas, perlu
diadakan penelitian mengenai Kelimpahan bulu babi T.
gratilla di Daerah Padang Lamun Distrik Misool, Utara
Kabupaten Raja Ampat.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah
untuk mengetahui Kelimpahan Bulu Babi T. gratilla di
Daerah Padang Lamun Distrik Misool Utara Kabupaten
Raja Ampat

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai :
1. Kelimpahan bulu babi T. gratilla di Distrik Misool
Utara Kabupaten Raja Ampat
2. Waktu panen bulu babi T. gratilla yang optimal

Anda mungkin juga menyukai