Anda di halaman 1dari 2

Dampak Bullying

Bullying merupakan bagian dari kekerasan secara verbal. Bullying merupakan


perbuatan yang mengucilkan, menjelek-jelekan seseorang maupun kelompok. Bullying dan
kekerasan hampir memiliki persamaan yaitu sudah sangat jelas bahwasannya bullying adalah
bagian dari tindakan kekerasan yang terjadi pada anak. Sedangkan perundungan merupakan
bullying dalam media sosial.
Dampak yang dialami korban bullying tersebut bukan hanya dampak fisik tapi juga
dampak psikis. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim, dampak fisik ini dapat menyebabkan
kematian. Bullying juga tidak hanya berdampak terhadap korban saja, tapi juga terhadap pelaku
(Andi, 2010).
Dampak psikologis
Sedangkan psikologis berarti sesuatu yang berkenaan dengan psikologi atau bersifat kejiwaan.
Jadi dampak psikologis dapat diartikan sebagai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat
negatif ataupun positif dalam kejiwaan seseorang.
Dampak psikologis ini sifatnya ada 2 yakni positif fan negatif. Hal ini muncul sebagai akibat
reaksi individu terhadap masalah yang dihadapinya, selain itu terdapat faktr-faktor yang
mempengaruhi munculnya dampak psikologis adalah faktor internal yang berupa konsep diri,
emosi, dan motivasi. Faktor ini berkaitan dengan kondisi dari dalam individu itu sendiri. Faktor
lain adalah faktor eksternal yang berasal dari dukungan sosial yang diterima dari individu
sekitar dari aktivitas-aktivitas sosial serta lingkungan yang terwujud dalam lingkungan fisik,
pendidikan, serta kebudayaan (Sarwono, 1995).
Dampak terhadap korban bullying antara lain yaitu : menurunanya kecerdasan dan
kemampuan analisis siswa yang menjadi korban, depresi, gangguan pengendalian diri bahkan
sampai berusaha bunuh diri karena secara mental telah terganggu parah akibat bully. Bullying
juga berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik.
Dan juga berpengaruh terhadap terganggunya kesehatan fisik juga seperti menurunnya nafsu
makan, lemah, sakit kepala dsb. Sedangkan bagi para korban bullying yang mengalami perilaku
agresif langsung mungkin akan mengalami luka-luka pada fisik mereka.
Dampak lain yang kurang terlihat namun berefek jangka panjang adalah menurunnya
ksejahteraan psikologis dan penyesuaian sosial yang buruk. Dari penilelitian yang dilakukan
oleh Riauskina dkk. Ketika mengalami bullying korban merasakan banyak emosi negatif (
marah, dendam, kesal ,tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam ). Namun tidak
berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang, emosi-emosi ini dapat berujung pada
munculnya perasan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga.
Hal paling ekstrem dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya
gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut,
depresi, ingin bunuh diri dan gejala-gejala gangguan stres pasca trauma atau post traumatic
stress disorder (Riauskina, 2005).
Dampak sosial
yang ditimbulkan terhadap anak korban bullying yaitu, kesulitan menyesuaikan diri dengan
lingkungan anak cenderung menutup diri dari lingkungan sosialnya, tidak percaya diri serta
lebih memilih menyendiri dan tidak mau bergabung dengan teman lainnya (Yudrik, 2011).
Pelaku Bullying
Seseorang yang melakukan tindakan bullying akan spontan mengulangi tindakannya
lagi, dorongan/stimulus tersebut sangat mengganggu psikologis pelaku bullying meskipun
pelaku sendiri tidak merasakan gangguan tersebut. Selain itu pelaku akan melakukan tindakan
sebagai berikut :
 Sering terlibat perkelahian, pelaku bullying biasannya sering berkelahi dan
mencari-cari masalah dengan temannya
 Pelaku bullying cenderung memaksa korban untuk melakukan apa yang disuruh
misalkan merokok
 Melakukan tindakan pencurian
 Menjadi sebab masalah. (Andi, 2010).

Daftar pustaka
Yudrik J. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Charisma Putra Utama.
Andi P. 2010. Let’s End Bullying memahami, mencegah, dan mengatasi bullying. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
Riauskina I I, Djuwita R, Soesetio S R. 2005. Gencet-gencetan di mata siswa/siswi kelas 1
SMA: Naskah kognitif tentang arti, skenario dan dampak gencet-gencetan. Jurnal psikologi
sosial, 12(01), 1-13.
Sarwono Sarlito W. 1995. Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai