By.
Ns. Rossy J.H. Abdulgani, S.Kep., MMRS
Anak merupakan persoalan yang selalu menja
di perhatian berbagai elemen
masyarakat, bagaimana kedudukan dan hak-
haknya dalam keluarga dan bagaimana
seharusnya ia diperlakukan oleh kedua
orang tuanya, bahkan juga dalam kehidupan
masyarakat dan negara melalui kebijakan-
kebijakannya dalam mengayomi anak
• Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri atau suami isteri dan anaknya
atau
• ayahdan anaknya atau ibu dan anaknya atau keluarga
sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai
dengan derajat ketiga.
• Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai keturunan, anak juga mengandung pengertian
sebagaimanusia yang masih kecil. Selain itu, anak pada
hakekatnya seorang yang berada pada satu
masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi
untuk menjadi dewasa
Perlukah orang tua terlibat dalam merawat anak
saat anaknya sedang dirawat ?
Mengapa harus melibatkan orang tua?
“Hai orang-orang beriman , janganlah hartamu
dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah, siapa yg berbuat demikian
maka mereka itulah orang yg merugi (QS, Al
Munafiqun :9)
• hubungan anak dan orang tua bukan hanya
sebatas hubungan darah saja, namun juga
berkaitan dengan keimanan dan
ketaqwaan. Hadist nabi SAW :
• “Apabila manusia mati, maka putuslah semua
amalnya kecuali 3 perkara : sedekah jariyah,
ilmu yg bermanfaat, dan anak yg sholeh yg
mendoakan orang tuanya” (HR. Bukhori
Muslim).
Pengertian
• Family Centered Care (FCC) atau perawatan
yang berpusat pada keluarga didefinisikan
sebagai filosofi perawatan berpusat pada
keluarga, mengakui keluarga sebagai
konstanta dalam kehidupan anak.
• Family Centered Care meyakini adanya
dukungan individu, menghormati, mendorong
dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi
keluarga.
• Intervensi keperawatan dengan menggunakan
pendekatan family centered care menekankan
bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan
program perawatan, perancangan fasilitas
kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara
klien dengan tenaga kesehatan harus
melibatkan keluarga.
• Keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat
dalam perawatan klien, yang berarti keluarga
dengan latar belakang pengalaman, keahlian
dan kompetensi keluarga memberikan
manfaat positif dalam perawatan anak.
• Memberikan kewenangan kepada keluarga
berarti membuka jalan bagi keluarga untuk
mengetahui kekuatan, kemampuan keluarga
dalam merawat anak.
Manfaat Penerapan Family Centered
Care (FCC
• Anak Tunggal
• Anak Sulung
• Anak tengah
• Anak bungsu
Anak Tunggal
Seorang anak saja dalam keluarga memang keuntunganya
terlihat dari pengetahuan umum dan kemampuan
berbicaranya. Sering pula orang tua merasa cemas yang luar
basa. Anak memperlihatkan beberapa sifat:
a. Anak menjadi manja, mungkin juga penurut (tidak mau
mengecewakan orang tua)
b. Takut, menyendiri, tidak ada teman-teman karena selalu
dikelilingi orang dewasa, yang tidak sebanding umurnya.
c. Menarik perhatian dengan cara kekanak-kanakan, tidak
sesuai dengan umur.
d. Kurang disenangi teman sebaya, karena anak tunggal tidak
bisa bergaul dengan teman sebaya, tidak tahu bagemana
bertingkah laku. Sering kali terlihat bahwa orang tua
dalam hubunganya dengan anak tunggal memperlihatkan
sikap perfek.
• Sifat anak yang dibebani tanggung jawab lebih dari
kematangan perkembanganya, akan nampak lebih matang,
lebih diam, dan tekun dalam pekerjaanya. Sebaliknya,
kadang-kadang memperlihatkan sifat kekanak-kanakanya:
a. Kebiasaan menghisap jari, gangguan tidur, dan bermain
permainan anak-anak.
b. Ajak kali menolak tanggung jawab dan pura-pura tidak
sanggup melaksanakan tugas sederhana.
c. Anak-anak yang dibesarkan tanpa disiplin, tanpa
bimbingan, tetap diharapkan bertanggung jawab, harus
menentukan sendiri sampai dimana batas-batas tanggung
jawab.
d. Apabila ia tidak dapat menentukan apa yang sebaliknya
dilakukan, ia menjadi binggung dan cemas dengan
penjelmaan kecemasan: tidak dapat tidur, mimpi cemas,
ketegang-ketegangan dan perasaan tidak puas dengan
dirinya sendiri.
Anak sulung
Tingkah laku negatif ini tidak selalu menetap, tetapi biasa
menjadi baik lagi. Sifat-sifat yang terlihat pada anak:
1. Bertanggung jawab terhadap, adik-adiknya disertai
perasaan berkuasa terhadap adik-adik.
2. Adanya pandangan kedepan, pengertian tentang
kehidupan dan proses-prosesnya.
3. Senang bersikap mengajar orang lain karena biasa
mengajar adik-adiknya.
4. Berfikir mendalam, berkesungguhan, lebih matang
dan kurang bersika humor.
5. Selalu merasa diri tidak aman dan cemas akan
dikesampingkan lagi.
6. Mencari kedudukan pemimpin dan bila menikah
mencari partner yang dapat dikuasainya
Anak tengah
• Anak antara anak sulung dan bungsu, anaka kedua dan anak-anak
lain, akan dididik dengan lebih meyakinkan. Orang tua sudah lebih
banyak pengalaman dan tidak mencoba-coba dalam mengasuh dan
merawat anak.
• Anak tidak disalurkan dari dokter yang satu ke dokter yang lainnya,
orang tua lebih tegas dalam tindakan dan sikapnya. Karena sudah
tau bagaimana cara-cara membesarkan anak. Orang tua lebih yakin
akan dirinya. Anak yang kedua menerima segalanya sebagai nomor
dua, mungkin juga bekas-bekas kakaknya.
a) Pakaian, mainan kakaknya diteruskan keanak kedua.
b) Dalam pendididkan anak-anak sulung menentukan arah dan
kecepatan pendidikan.
c) Anak kedua mungkin ingin mendapat “perlakuan”, dengan cara
menggabungkan diri dengan adik-adiknya, tidak mengganggu
adik-adiknya bahkan sebaliknya, bersikap baik terhadap adik-adik
dan menjauhkan diri dari ibu dan ingin bersama ayah.
Sebaiknya orang tua dalam mengatasi persoalan
anak tengah ini :
a) Berusaha bersama-sama dengan anak
menyenangi hobi, kesenangan yang sama.
b) Berdiskusi dan membicarakan pandangan-
pandangan tertentu dengan anak yang sudah
remaja.
Anak bungsu
Biasanya anak bungsu cenderung akan dimanja
dianggap bayi terus. Bukan saja orang tua
memanjakan anak bungsu, tetapi kakak-kakaknya
juga turut memanjakan sibungsu. Ia seolah-olah
dimanja dan dididik oleh orangtuanya sendiri
ditambah dengan ayah atau ibu sebanyak jumlah
kakak-kakaknya. Pemanjaan maupun pendidikan
yang beraneka ragam coraknya baik dari orang tua
maupun dari kakak-kakaknya, tentu saja dapat
mengakibatkan ketidak tegasan (inkonsistensi)
dalam pendidikan.
Sikap anak sulung dan anak bungsu menunjukan banyak
persamaan. Anak sulung sering menunjukan sifat-sifat
khas:
a) Kegelisahan dan kesulitan makan.
b) Merasa diri kurang dari anak-anak yang lain, tetapi
ingin dipujinya.
c) Kurang mendapat kesempatan untuk belajar
bertanggungjawab.
d) Optimis, karena merasa semua akan berjalan dengan
mudah dan baik, semua akan dibereskan, dibantu
oleh orang lain (kakak-kakaknya).
e) Akan memilih pasangan yang ada persamaan dengan
sikap orangtuanya.
Persaingan Antar Anak
• Setiap anak selalu ingin meminta perhatian
orangtuanya. Setiap menginginkan kasih
sayang orang tuanya. Hanya cara menuntut
porsi kasih sayang orang tua tidak selalu sama
bagi masing-masing anak. Anak tunggal tidak
perlu memperjuangkan kasih sayang orang
tua. Sebaliknya, anak-anak lain dalam keluarga
yang besar perlu berjuang untuk memperoleh
kasih sayang.
• Acapkali anak-anak keluarga yang besar bersaing dalam
menuntut kasih sayang orang tua. Bila mereka merasa
tidak berhasil, maka mulai timbul iri hati. Iri hati antar
anak-anak merupakan suatu gejola yang umum. Hanya
dalm beberapa hal dimana ia memperoleh perhatian
orang tua sepenuhnya, sampai kelahiran adiknya.