3 Tugas Swot Puskesmas Gatak
3 Tugas Swot Puskesmas Gatak
ASI EKSKLUSIF
DI PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO
Disusun Oleh :
Rifqi Alfian (J230185037)
Hasti Marlina (J230181059)
Faridah Miftakhul M (J230181042)
Nauval Landis Iqbal (J230181024)
Septya Erlangga W (J230181013)
Afrida Novitasari (J230181036)
Muh Rossy Rachasiwi (J230181011)
Annisa Ratna Mahanani (J230185056)
Eko Suprapto (J230185035)
Siti Mufidah (J230181015)
Novi Rosdiana (J230181040)
Della Sahrantika (J230181055)
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...................................................................................................
...................................................................................................
1
B. Tujuan
...................................................................................................
...................................................................................................
4
C. Manfaat
...................................................................................................
...................................................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
...................................................................................................
...................................................................................................
6
D. PUSKESMAS GATAK
ii
...................................................................................................
...................................................................................................
8
E. ASI EKSKLUSIF
...................................................................................................
...................................................................................................
14
BAB III ANALISA SWOT
..........................................................................................................
..........................................................................................................
21
BAB IV PENUTUP
..........................................................................................................
..........................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
25
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, telah dikembangkan suatu
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang merupakan suatu tatanan yang
mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai wujud kesejahteraan umum.
Sesuai dengan peraturan pelaksanaan Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 dan
Undang Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang otonomi daerah, salah satu sistem
keluaran dari sistem informasi kesehatan yang dikembangkan adalah profil
kesehatan kabupaten yang diharapkan mendukung pelaksanaan manajemen
kesehatan dan pengembangan upaya-upaya kesehatan demi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat (Depkes, 2014).
Dalam SKN disebutkan pula fungsi puskesmas yang dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu pertama puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, puskesmas sebagai pusat penggerak (motivator dan
fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaanya mengacu, berorientasi serta
dilandasai oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Kedua adalah
puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, dan ketiga
puskesmas sebagai pusat pelayanaan kesehatan tingkat pertama (Depkes Jateng,
2015).
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
1
2
42%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia
kurang dari enam bulan sebesar 54,0% telah mencapai target. Menurut provinsi,
cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-5 bulan berkisar antara 32,3%
(Gorontalo) sampai 79,9% (Nusa Tenggara Timur). Dari 34 provinsi hanya tiga
provinsi yang belum mencapai target yaitu Gorontalo, Riau dan Kalimantan
Tengah (KemenKes RI, 2017).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein,
dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI
juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga
penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi.
Menurut data Puskesmas Kabupaten Sukoharjo khususnya wilayah kerja
Puskesmas Gatak mempunyai beberapa program yang salah satu program tersebut
belum bisa memenuhi target yang diharapkan yaitu Pemberian Asi Eksklusif. Dari
hasil rekapitulasi di tiga bulan terakhir dari bulan September, Oktober dan
November 2018 menyebutkan bahwa pemberian ASI Eksklusif tidak dapat
mencapai target (> 40%). Dari 14 desa di wilayah kerja Puskesmas Gatak
menunjukkan bahwa pada 3 bulan terakhir yaitu pada bulan September dengan
presentase 41,67 %, bulan Oktober dengan presentase 20,00 % sedangkan pada
bulan November dengan presentase 20,00 %. Dari hal tersebut menunjukkan
bahwa program ASI Eksklusif berjalan tidak sesuai target yang direncanakan,
sehingga hal ini menarik untuk di analisis dengan menggunakan analisis SWOT
untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program
tersebut (Laporan Gizi Gatak, 2018)
B. Tujuan
4
Adapun tujuan dalam analisis program puskesmas ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Mengetahui hasil analisis program ASI Ekslusif yang dilakukan oleh
puskesmas Gatak.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hasil data dasar penemuan ASI Eksklusif di Kecamatan
Gatak Sukoharjo
b. Mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh puskesmas
Gatak pada pelaksanaan program ASI Eksklusif.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa/i
Hasil analisis SWOT ini sangat berguna bagi mahasiswa/i untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan serta menambahkan pengalaman dan juga
meningkatkan kesadaran untuk mengembangkan diri secara lebih optimal
dalam memecahkan masalah kesehatan terutama pemberian ASI Eksklusif.
2. Bagi Puskesmas
Dengan mendapatkan informasi mengenai tidak tercapainya target ASI
Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo sehingga
dapat dilakukan perbaikan dan intervensi dalam rangka peningkatan pemberian
ASI Eksklusif dan juga dapat menjadi bahan masukan dalam peningkatan
pemberian ASI Eksklusif
3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
Hasil dari analisi SWOT ini diharapkan dapat memberika masukan untuk program dan
kebijakan promosi kesehatan dan gizi khususnya yang berkaitan dengan perilaku pemberian
ASI Eksklusif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
1. Pengertian
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Kholifah, 2016).
Menurut Peraturan KemenKes No.75 Tahun 2014, puskesmas
merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).
2. Tujuan
Tujuan dari puskesmas menurut Kemenkes (2010), adalah mendukung
tercapainya pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia
sehat 2015.
3. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
6
7
4. Peran Puskesmas
Peran puskesmas yakni bertanggung jawab atas satu wilayah
administrasi pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian dari kecamatan. Di
setiap kecamatan harus terdapat minimal satu puskesmas. Untuk
membangun dan menentukan wilayah kerja puskesmas, faktor wilayah,
kondisi geografis, dan kepadatan/jumlah penduduk merupakan dasar
pertimbangan (Kemenkes RI, 2016).
Selain itu, puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).
B. PUSKESMAS GATAK
1. Letak Geografis
Puskesmas Gatak merupakan pusat kesehatan masyarakat ditingkat
kecamatan. Puskesmas Gatak terletak di kelurahan Blimbing Kecamatan
Gatak kabupaten Sukoharjo. Untuk mendukung operasional puskesmas,
Puskesmas Gatak dibantu oleh 3 sub puskesmas (pustu) yaitu pustu pertama
di desa Sraten, pustu kedua di desa Terik dan pustu yang ketiga di desa
Geneng. Batas wilayah kecamatan Gatak bagian utara berbatasan dengan
kecamatan Kartasura, sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Baki
dan Kabupaten Klaten, sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Klaten
dan Kabupaten Boyolali dan sebelah timur berbatasan dengan kecamatan
Baki Sukoharjo.
Wilayah kerja Puskesmas Gatak terdiri dari 14 desa, dimana seluruh
desa merupakan dataran rendah dan mudah dijangkau dengan kendaraan
roda dua maupun roda empat.
a. Luas total wilayah binaan puskesmas gatak adalah: 19,47 km2 terdiri
dari 14 desa yaitu :
1) Desa Sanggung dengan luas wilayah 0,96 km2
9
c. Keadaan Penduduk
Pertumbuhan dan kepadatan penduduk, berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo jumlah penduduk pada tahun 2017
adalah 52.558 jiwa. Persebaran penduduk belum merata dilihat dari
kepadatannya, desa Trangsan merupakan desa yang memiliki kepadatan
penduduk tertinggi yaitu 7.493 jiwa, sedangkan yang terendah adalah di
desa Tempel sebesar 1.796 jiwa.
d. Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat kecamatan Gatak bermata pencaharian
petani sebanyak 10.826 jiwa, buruh tani 3.307 jiwa, bangunan 2.098
10
jiwa, pedagang 1.775 jiwa dan lainnya industri 1.076 jiwa, transportasi
6.80 jiwa, PNS/Honda 492 jiwa, TNI 11 jiwa dan polri 128 jiwa.
2. Ketenagaan
Ketenagakerjaan di Puskesmas Gatak adalah sebagai berikut:
a. Pegawai PNS
1) Dokter umum : 8 orang
2) Dokter Gigi : 3 orang
3) Perawat : 16 orang
4) Perawat Gigi : 1 orang
5) Bidan : 31 orang
6) Apoteker :-
7) Nutrisionist : 1 orang
8) Sanitarian : 2 orang
9) Analis Kesehatan : 2 orang
10) Radiografer : 2 orang
11) Rekam Medis : 4 orang
12) Staff TU : 8 orang
13) Kemanan :-
b. Pegawai PTT
1) Bidan : 1 orang
2) Tenaga Harian Lepas (THL)
1) Petugas Kebersihan : 3 orang
2) Petugas Masak : 1 orang
3) Petugas Laundry : 1 orang
4) Petugas jaga malam : 2 orang
5) Sopir : 1 orang
6) Petugas entri simpus : 1 orang
11
12
PENANGGUNGJAWAB UKM ESENSIAL DAN PENANGGUNGJAWAB UKM PENGEMBANGAN PENANGGUNGJAWAB UKP KEFARMASIAN & PENANGGUNGJAWAB JARINGAN
KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT Drg. FaizahAriani Tams LABORATORIUM PELAYANAN PUSKESMAS DAN JEJARING
dr. A.K. Dewi Utami dr. SitiNurjanah FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
dr. Setyaningsih
1.Pelayanan Promosi Kesehatan 1.Pelayanan UKS 1.Pelayanan Pemeriksaan Umum
Euis Win Farida, Amd.Keb Sigit Abdullah, AM. Keg dr. Ika Bulansari
1.Puskesmas Pembantu
2.Pelayanan Pemberdayaan Kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Lincerina Saragih
2.Pelayanan Kesehatan Lansia
Budi Kristanto, S.Kep., Ns Kenros Novi A, Amd.Keb drg. Praptarini Retno WE
C. ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
organis yang disekresi oleh kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama ASI (Manuaba, 2010).
ASI eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sebagai
bahan makanan pokok. ASI ekslusif diberikan pada bayi sejak umur 0 – 6
bulan hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lainnya termasuk
susu formula, air gula, madu, air putih atau makanan tambahan apapun
(Saifuddin, 2008).
Ayat 2
Pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus
mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus.
Ayat 3
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat juga bertanggung jawab
atas penyediaan fasiltas khusus di tempat kerja dan tempat saranan umum
Pasal 129
Ayat 1
(1) pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka
menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif
(2) ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur
dengan peraturan pemerintah
3. Jenis ASI
Menurut stadium laktasi, ASI dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar, berwarna
kekuningan, lengket, dan memiliki viskosital kental. Kolostrum disekresi
oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca
melahirkan (Mariatalia, 2012). kolostrum lebih banyak mengandung
protein dibandingkan dengan ASI matur, tetapi kadar karbohidrat dan
lemak yang lebih rendah. Selain itu, mengandung antiinfeksi 10-17 kali
lebih banyak dibanding ASI matur (Astutik, 2014).
b. ASI Transisi/Peralihan
ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI
yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar
16
karbohidrat dan lemak makin tinggi dan volume akan makin meningkat.
ASI ini keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.
ASI Matang (mature) Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari
ke-14 dan seterusnya, komposisi relatif konstan.
anaknya adalah takut di tinggal suami. Ini semua karena mitos yang salah,
yaitu menyusui akan mengubah bentuk payudara menjadi jelek.
Sebenarnya mengubah bentuk payudara adalah kehamilan bukan
menyusui.
d. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja.
Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena terlalu
sering didekap dan dibelai, ternyata salah. Anak akan tumbuh menjadi
kurang mandiri, manja dan agresif karena kurang perhatian bukan karena
terlalu diperhatikan oleh orang tua.
e. Susu formula lebih praktis
Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan
api atau listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu
waktu untuk mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara itu,
ASI yang siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat serta tidak
memerlukan api, listrik dan perlengkapan yang harus steril jauh lebih
praktis dari pada susu formula.
f. Takut badan tetap gemuk
Pendapat bahwa ibu menyusui akan sukar menurunkan berat badan adalah
tak benar. Pada waktu hamil, badan telah mempersiapkan timbunan lemak
untuk membuat ASI. Didapatkan bahwa menyusui akan membantu ibu –
ibu menurunkan berat badan lebih cepat dari pada ibu yang tidak
menyusui secara eksklusif (Kabir,2011)
BAB III
ANALISIS SWOT
21
22
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami temukan sesuai hasil pembahasan adalah
sebagai berikut :
1. Faktor yang dapat mendukung program ASI Eksklusif adalah:
a. Adanya bidan dan ahli gizi yang mendukung program ASI Ekslusif
dengan melakukan pemberian informasi kepada masyarakat.
b. Adanya Adanya dukungan dari lintas sektor mengenai program ASI
Eksklusif.
c. Adanya kelas ibu hamil di setiap desa.
d. Terdapat 2 alat peraga ASI Eksklusif yang dimiliki oleh kader.
e. Terdapat peraturan pemerintah yang mengatur tentang pemberian
ASI ekslusif.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa SWOT pada program ASI Eksklusif, program yang
sudah berjalan dapat terus dilanjutkan dan untuk meningkatkan capaian
program tersebut, dapat ditambahkan beberapa program, seperti:
1. Aktif melakukan pendidikan kesehatan yang berfokus tentang ASI
Eksklusif melalui posyandu balita, PKK, dan kelas ibu hamil.
2. Membuat media promosi tentang ASI Eksklusif yang menarik dan tidak
23
24
25
26
Proverawati, Atikah &Rahmawati, Eni. (2010). Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika
Saifuddin, Abdul Bari. (2008). Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : JPNKR-POG
Simpus Kartasura. (2016). Profil Kesehatan Puskesmas Kartasura Sukoharjo:
Sukoharjo