Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS SWOT PROGRAM GIZI

ASI EKSKLUSIF
DI PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi


Tugas PKM Puskesmas

Disusun Oleh :
Rifqi Alfian (J230185037)
Hasti Marlina (J230181059)
Faridah Miftakhul M (J230181042)
Nauval Landis Iqbal (J230181024)
Septya Erlangga W (J230181013)
Afrida Novitasari (J230181036)
Muh Rossy Rachasiwi (J230181011)
Annisa Ratna Mahanani (J230185056)
Eko Suprapto (J230185035)
Siti Mufidah (J230181015)
Novi Rosdiana (J230181040)
Della Sahrantika (J230181055)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...................................................................................................
...................................................................................................
1
B. Tujuan
...................................................................................................
...................................................................................................
4
C. Manfaat
...................................................................................................
...................................................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
...................................................................................................
...................................................................................................
6
D. PUSKESMAS GATAK

ii
...................................................................................................
...................................................................................................
8
E. ASI EKSKLUSIF
...................................................................................................
...................................................................................................
14
BAB III ANALISA SWOT
..........................................................................................................
..........................................................................................................
21
BAB IV PENUTUP
..........................................................................................................
..........................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
25

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS SWOT PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR


LANGSUNG (P2ML) PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU(TB)
DI PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

Disusun Oleh :

Rifqi Alfian (J230185037) Muh Rossy Rachasiwi (J230181011)


Hasti Marlina (J230181059) Annisa Ratna Mahanani (J230185056)
Faridah Miftakhul M (J230181042) Eko Suprapto (J230185035)
Nauval Landis Iqbal (J230181024) Siti Mufidah (J230181015)
Septya Erlangga W (J230181013) Novi Rosdiana (J230181040)
Afrida Novitasari (J230181036) Della Sahrantika (J230181055)

Telah Disetujui Untuk di Seminarkan Oleh :

Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik,

Budi Kristanto, S.Kep., Ns H. M . Abi Muhlisin, SKM., M. Kep

Kepala Puskesmas Gatak,

drg. Tri Prasetyo Nugroho., MM

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, telah dikembangkan suatu
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang merupakan suatu tatanan yang
mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai wujud kesejahteraan umum.
Sesuai dengan peraturan pelaksanaan Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 dan
Undang Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang otonomi daerah, salah satu sistem
keluaran dari sistem informasi kesehatan yang dikembangkan adalah profil
kesehatan kabupaten yang diharapkan mendukung pelaksanaan manajemen
kesehatan dan pengembangan upaya-upaya kesehatan demi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat (Depkes, 2014).
Dalam SKN disebutkan pula fungsi puskesmas yang dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu pertama puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, puskesmas sebagai pusat penggerak (motivator dan
fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaanya mengacu, berorientasi serta
dilandasai oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Kedua adalah
puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, dan ketiga
puskesmas sebagai pusat pelayanaan kesehatan tingkat pertama (Depkes Jateng,
2015).
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara

1
2

menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan


ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia termasuk Puskesmas (KemenKes RI, 2014).
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas
merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan
merata. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat, puskesmas
menjalankan tujuh program pokok pelayanan Puskesmas. Puskesmas Gatak
merupakan salah satu puskesmas di wilayah Kabupaten Sukoharjo yang
mempunyai program tersebut di antaranya Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Surveilens, Pelayanan KIA dan KB Masyarakat, Gizi Keluarga,
Program Pengendalian Penyakit, Penyakit Tidak Menular. Dari program Promosi
Kesehatan capaian kinerja yang kurang yaitu PHBS. Dari Kesehatan Lingkungan
capaian kinerja yang kurang adalah Penyehatan air. Dari program Surveilens
terdapat KLB berupa keracunan makanan. Dari program KIA & KB Masyarakat
capaia kinerja yang kurang adalah KB dan KRR. Dari program Gizi Keluarga
capaian kinerja yang kurang yaitu IMD dan ASI Eksklusif. Dari program P2P
capaian kinerja yang kurang yaitu Pencegahan dan Penanggulangan TB. Dari
program PTM capaian kinerja yang kurang adalah DM.
Diantara ke tujuh program diatas salah satu program yang dianggap
memiliki kinerja kurang yaitu pada program gizi keluarga. Berdasarkan hasil dari
capaian kinerja peningkatan Gizi Keluarga ASI Eksklusif masih perlu
ditingkatkan karena capaiannya masih sangat rendah atau tidak mencapai target
(> 40%). Sasaran dari program tersebut salah satunya adalah meningkatkan
presentase pemberian ASI Eksklusif usia 0-6 bulan pada anak di wilayah kerja
Puskesmas Gatak.
Di Indonesia, presentasi bayi 0-5 bulan yang masih mendapat ASI ekslusif
sebesar 54,0%, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sampai usia
enam bulan sebesar 29,5%. Mengacu pada target renstra tahun 2016 yang sebesar
3

42%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia
kurang dari enam bulan sebesar 54,0% telah mencapai target. Menurut provinsi,
cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-5 bulan berkisar antara 32,3%
(Gorontalo) sampai 79,9% (Nusa Tenggara Timur). Dari 34 provinsi hanya tiga
provinsi yang belum mencapai target yaitu Gorontalo, Riau dan Kalimantan
Tengah (KemenKes RI, 2017).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein,
dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI
juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga
penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi.
Menurut data Puskesmas Kabupaten Sukoharjo khususnya wilayah kerja
Puskesmas Gatak mempunyai beberapa program yang salah satu program tersebut
belum bisa memenuhi target yang diharapkan yaitu Pemberian Asi Eksklusif. Dari
hasil rekapitulasi di tiga bulan terakhir dari bulan September, Oktober dan
November 2018 menyebutkan bahwa pemberian ASI Eksklusif tidak dapat
mencapai target (> 40%). Dari 14 desa di wilayah kerja Puskesmas Gatak
menunjukkan bahwa pada 3 bulan terakhir yaitu pada bulan September dengan
presentase 41,67 %, bulan Oktober dengan presentase 20,00 % sedangkan pada
bulan November dengan presentase 20,00 %. Dari hal tersebut menunjukkan
bahwa program ASI Eksklusif berjalan tidak sesuai target yang direncanakan,
sehingga hal ini menarik untuk di analisis dengan menggunakan analisis SWOT
untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program
tersebut (Laporan Gizi Gatak, 2018)
B. Tujuan
4

Adapun tujuan dalam analisis program puskesmas ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Mengetahui hasil analisis program ASI Ekslusif yang dilakukan oleh
puskesmas Gatak.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hasil data dasar penemuan ASI Eksklusif di Kecamatan
Gatak Sukoharjo
b. Mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh puskesmas
Gatak pada pelaksanaan program ASI Eksklusif.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa/i
Hasil analisis SWOT ini sangat berguna bagi mahasiswa/i untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan serta menambahkan pengalaman dan juga
meningkatkan kesadaran untuk mengembangkan diri secara lebih optimal
dalam memecahkan masalah kesehatan terutama pemberian ASI Eksklusif.
2. Bagi Puskesmas
Dengan mendapatkan informasi mengenai tidak tercapainya target ASI
Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo sehingga
dapat dilakukan perbaikan dan intervensi dalam rangka peningkatan pemberian
ASI Eksklusif dan juga dapat menjadi bahan masukan dalam peningkatan
pemberian ASI Eksklusif
3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
Hasil dari analisi SWOT ini diharapkan dapat memberika masukan untuk program dan
kebijakan promosi kesehatan dan gizi khususnya yang berkaitan dengan perilaku pemberian
ASI Eksklusif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
1. Pengertian
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Kholifah, 2016).
Menurut Peraturan KemenKes No.75 Tahun 2014, puskesmas
merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).

2. Tujuan
Tujuan dari puskesmas menurut Kemenkes (2010), adalah mendukung
tercapainya pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia
sehat 2015.

3. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.

6
7

Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan


Masyarakat (UKM), Puskesmas harus menyelenggarakan UKM esensial
dalam rangka mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM)
kabupaten/kota bidang kesehatan. UKM esensial meliputi pelayanan
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan
ibu, anak, keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan
dan pengendalian penyakit. Selain melaksanakan UKM esensial, puskesmas
juga melaksanakan UKM pengembangan yang disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing puskesmas. Sebagai contoh UKM pengembangan
yaitu Pelayanan Kesehatan Kerja, Pelayanan Kesehatan Olahraga, dan
Pelayanan Kesehatan Tradisional (Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Dalam menyelenggarakan fungsi UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya Puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dananalisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan;
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respons
penanggulangan penyakit (Kholifah, 2016).
8

4. Peran Puskesmas
Peran puskesmas yakni bertanggung jawab atas satu wilayah
administrasi pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian dari kecamatan. Di
setiap kecamatan harus terdapat minimal satu puskesmas. Untuk
membangun dan menentukan wilayah kerja puskesmas, faktor wilayah,
kondisi geografis, dan kepadatan/jumlah penduduk merupakan dasar
pertimbangan (Kemenkes RI, 2016).
Selain itu, puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).

B. PUSKESMAS GATAK
1. Letak Geografis
Puskesmas Gatak merupakan pusat kesehatan masyarakat ditingkat
kecamatan. Puskesmas Gatak terletak di kelurahan Blimbing Kecamatan
Gatak kabupaten Sukoharjo. Untuk mendukung operasional puskesmas,
Puskesmas Gatak dibantu oleh 3 sub puskesmas (pustu) yaitu pustu pertama
di desa Sraten, pustu kedua di desa Terik dan pustu yang ketiga di desa
Geneng. Batas wilayah kecamatan Gatak bagian utara berbatasan dengan
kecamatan Kartasura, sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Baki
dan Kabupaten Klaten, sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Klaten
dan Kabupaten Boyolali dan sebelah timur berbatasan dengan kecamatan
Baki Sukoharjo.
Wilayah kerja Puskesmas Gatak terdiri dari 14 desa, dimana seluruh
desa merupakan dataran rendah dan mudah dijangkau dengan kendaraan
roda dua maupun roda empat.

a. Luas total wilayah binaan puskesmas gatak adalah: 19,47 km2 terdiri
dari 14 desa yaitu :
1) Desa Sanggung dengan luas wilayah 0,96 km2
9

2) Desa Kagokan dengan luas wilayah 0,95 km2


3) Desa Blimbing dengan luas wilayah 2,29 km2
4) Desa Krajan dengan luas wilayah 1,91 km2
5) Desa Geneng dengan luas wilayah 1,43 km2
6) Desa Jati dengan luas wilayah 1,15 km2
7) Desa Trosemi dengan luas wilayah 1,24 km2
8) Desa Luwang dengan luas wilayah 1,28 km2
9) Desa Klaseman dengan luas wilayah 0,91 km2
10) Desa Tempel dengan luas wilayah 1,024 km2
11) Desa Sraten dengan luas wilayah 0,96 km2
12) Desa Wironanggan dengan luas wilayah 1,263 km2
13) Desa Trangsan dengan luas wilayah 2,49 km2
14) Desa Mayang dengan luas wilayah 1,605 km2
b. Batas wilayah :
1) Utara : Kecamatan Kartasura
2) Selatan: Kecamatan Baki dan Kabupaten Klaten
3) Barat : Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali
4) Timur : Kecamatan Baki

c. Keadaan Penduduk
Pertumbuhan dan kepadatan penduduk, berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo jumlah penduduk pada tahun 2017
adalah 52.558 jiwa. Persebaran penduduk belum merata dilihat dari
kepadatannya, desa Trangsan merupakan desa yang memiliki kepadatan
penduduk tertinggi yaitu 7.493 jiwa, sedangkan yang terendah adalah di
desa Tempel sebesar 1.796 jiwa.
d. Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat kecamatan Gatak bermata pencaharian
petani sebanyak 10.826 jiwa, buruh tani 3.307 jiwa, bangunan 2.098
10

jiwa, pedagang 1.775 jiwa dan lainnya industri 1.076 jiwa, transportasi
6.80 jiwa, PNS/Honda 492 jiwa, TNI 11 jiwa dan polri 128 jiwa.

2. Ketenagaan
Ketenagakerjaan di Puskesmas Gatak adalah sebagai berikut:
a. Pegawai PNS
1) Dokter umum : 8 orang
2) Dokter Gigi : 3 orang
3) Perawat : 16 orang
4) Perawat Gigi : 1 orang
5) Bidan : 31 orang
6) Apoteker :-
7) Nutrisionist : 1 orang
8) Sanitarian : 2 orang
9) Analis Kesehatan : 2 orang
10) Radiografer : 2 orang
11) Rekam Medis : 4 orang
12) Staff TU : 8 orang
13) Kemanan :-
b. Pegawai PTT
1) Bidan : 1 orang
2) Tenaga Harian Lepas (THL)
1) Petugas Kebersihan : 3 orang
2) Petugas Masak : 1 orang
3) Petugas Laundry : 1 orang
4) Petugas jaga malam : 2 orang
5) Sopir : 1 orang
6) Petugas entri simpus : 1 orang
11
12

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS GATAK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKOHARJO


KEPALA PUSKESMAS 1. SIMPUS :Very Setyawan
drg. Tri Prasetyo Nugroho, MM
2. Kepegawaian : Sugeng Wiyono
Sumber :
SK Kepala Dinas Kesehatan Kab. Sukoharjo 3. Rumah Tangga : Tri Nurgiyanto

Nomor: 440/2653/II/2017 4. Keuangan


SUBBAG TATA USAHA
Tangal: Januari 2017 Sugeng Wiyono
Bend Penerimaan :Sudiarmi Yuniati
Bend. JKN : Yulia Wulandari, Amd.Keb

5. Perencanaan Program : Lely Susanti, Amd.Keb

6. Sumber Daya Kesehatan: Eka Setiawaty

PENANGGUNGJAWAB UKM ESENSIAL DAN PENANGGUNGJAWAB UKM PENGEMBANGAN PENANGGUNGJAWAB UKP KEFARMASIAN & PENANGGUNGJAWAB JARINGAN
KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT Drg. FaizahAriani Tams LABORATORIUM PELAYANAN PUSKESMAS DAN JEJARING
dr. A.K. Dewi Utami dr. SitiNurjanah FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
dr. Setyaningsih
1.Pelayanan Promosi Kesehatan 1.Pelayanan UKS 1.Pelayanan Pemeriksaan Umum
Euis Win Farida, Amd.Keb Sigit Abdullah, AM. Keg dr. Ika Bulansari
1.Puskesmas Pembantu
2.Pelayanan Pemberdayaan Kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Lincerina Saragih
2.Pelayanan Kesehatan Lansia
Budi Kristanto, S.Kep., Ns Kenros Novi A, Amd.Keb drg. Praptarini Retno WE

3. Pelayanan Kesehatan Lingkungan 3. Pelayanan KIA- KB 2. Puskesmas Keliling


3.Pelayanan Kesehatan Matra dan Haji Dwi Winarni
Sri Widati, AM.KI a. Ibu/KB : Sri Utami, Amd.Keb
Eko Waluyo, AMK
P3K Bencana: Budi K. Am.K b. Anak : dr. Siti Sulastijah, M.P.H
4. Pelayanan Kesehatan Ibu - KB
Meirdian Eva Y, Amd.Keb 4.Pelayanan Gawat Darurat 3. Bidan Desa
4.Pelayanan Sertifikasi, Registrasi & Farmamin NurulYulia Rosyid, Amd.Keb
Mieske Suryani, Dengah ImahRahmawati, S.Kep., Ns
5. Pelayanan Kesehatan Anak
Ida Nurul Hidayati, Amd.Keb 5. Pelayanan Gizi
5.Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Napza 4. Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a. RJ : Maryamah, Amd
6. Playanan Gizi Endang Herawati Cheti Nartati, Amd.Keb
b. RI : Septi Lusia Ekawati, A.Mk
Maryamah, AMG
6.Pelayanan Kesehatan Olah Raga
6. Pelayanan Persalinan
7. a. Surveilans dan SKD KLB Atik Hidayah
dr. Indriawati Kusuma Wardani
Lely Susanti, Amd.Keb
b. Imunisasi 7.Pelayanan Kesehatan Tradisional 7. Pelayanan RANAP untuk Puskesmas yang
Tutik Suwartatik, Amd.Keb Komplementer Menyediakan Pelayanan RANAP
dr. Siti Nurjanah dr. Dwi Perwitasari
8. a. P2, TB, ISPA, Diare, Thypoid :Kisman
b. P2 HIV, IMS, Hepatitis, Kusta : Sri Nurtaningsih 8.Pelayanan Kesehatan Indera
8. Pelayanan Kefarmasian
c. Laborat TB : Sri Supini Muningsih
Rina Catur Wulandari
d. P2 Bersumber Binatang: Andi Kurniawan
9.Pelayanan Kesehatan Indera
9. P2PTM :Amiwati Muningsih 9. PelayananLaboratorium
Dewi Wijayanti, Amd.Ak
10. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat 10.Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
Sri Rivani drg. Praptarini W.E 10. Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Chahya Tri Prihantoro, AMR
13

3. Program Puskesmas Gatak


Puskesmas Gatak adalah suatu organisasi fungsional kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung serta sebagai pusat
pengembangan dan pembinaan peran serta masyarakat di Kecamatan Gatak.
Pelayanan kesehatan dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung.
Dalam proses pelayanannya, Puskesmas Gatak mempunyai 3 Puskesmas
pembantu (Pustu) yang membantu puskesmas dalam pelayanan kesehatan
masyarakat.
Program yang dilaksanakan oleh Puskesmas terdiri dari 2 unit
program Puskesmas yaitu :
a. Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobatan
7) PTM
b. Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
2) Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
3) Bina Kesehatan Tradisional
4) Kesehatan Jiwa
5) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat
7) Bina KesjaOR
14

C. ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
organis yang disekresi oleh kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama ASI (Manuaba, 2010).
ASI eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sebagai
bahan makanan pokok. ASI ekslusif diberikan pada bayi sejak umur 0 – 6
bulan hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lainnya termasuk
susu formula, air gula, madu, air putih atau makanan tambahan apapun
(Saifuddin, 2008).

2. Peraturan Mengenai ASI


Menurut peraturan UU No.33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif:
a. Berdasarkan landasan sosiologis yang berkaitan dengan kondisi atau
kenyataan empiris yang hidup bermasyarakat dapat berupa kebutuhan atau
tuntutan yang dihadapi oleh masyarakat, kecendrungan, dan harapan
masyarakat terkait ASI Eksklusif
b. Berdasarkan landasan Yuridis yaitu landasan yang berkaitan dengan
kewenangan, materi muatan, tata cara atau prosedur tertentu yang
berkaitan secara langsung mauoun tidak langsung dengan peraturan
pemberian ASI Eksklusif itu terdapat pada UU Kesehatan No. 36 Tahun
2009 pada pasal 128 dan 129 yang berbunyi:
Pasal 128
Ayat 1
Setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu ibu eksklusif sejak dilahirkan
selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis.
15

Ayat 2
Pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus
mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus.
Ayat 3
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat juga bertanggung jawab
atas penyediaan fasiltas khusus di tempat kerja dan tempat saranan umum
Pasal 129
Ayat 1
(1) pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka
menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif
(2) ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur
dengan peraturan pemerintah

3. Jenis ASI
Menurut stadium laktasi, ASI dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar, berwarna
kekuningan, lengket, dan memiliki viskosital kental. Kolostrum disekresi
oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca
melahirkan (Mariatalia, 2012). kolostrum lebih banyak mengandung
protein dibandingkan dengan ASI matur, tetapi kadar karbohidrat dan
lemak yang lebih rendah. Selain itu, mengandung antiinfeksi 10-17 kali
lebih banyak dibanding ASI matur (Astutik, 2014).
b. ASI Transisi/Peralihan
ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI
yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar
16

karbohidrat dan lemak makin tinggi dan volume akan makin meningkat.
ASI ini keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.
ASI Matang (mature) Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari
ke-14 dan seterusnya, komposisi relatif konstan.

4. Keuntungan Pemberian ASI


Menurut Proverawati & Rahmawati (2010), ada beberapa keuntungan
menyusui eksklusif secara umum, yaitu :
a. Memberikan nutrisi yang optimal dalam hal kulitas dan kuantitas bagi
bayi. Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental
yang berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara
ibu, pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan kolostrum
dikeluarkan pada hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum sangat
penting bagi bayi, karena :
1) Kolostrum pada hari pertama sampai hari ke empat, merupakan
cairan yang kaya akan nutrisidan antibodi;
2) Jumlah kolostrum bervariasi antara 10-100 ml per hari;
3) Jumlah kolostrum akan bertambah da mencapai komposisi ASI
biasa/matur sekitar 3-14 harid;
4) Kolostrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi dan
alergie;
5) Memberikan imunisasi pertama, ASI dapat dikatakan sebagai “cairan
hidup”;
6) Kandungan pada kolostrum
a) Lysozyme, yaitu enzim yang aktif di saluran pencernaan
yangjumlahnya ribuan kalidibandingkan kadar lysozyme yang
ada di susu formula. Tugasnya menghancurkandinding sel
patogen dan melindungi saluran pencernaan bayi;
17

b) Bifidobakteri, bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri


patogen dan parasittidak mampu bertahan hidup;
c) Lactoferin, bertugas mengikat besi sehingga bakteri patogen
yang membutuhkan zat besi diboikot, tidak mendapat suplai zat
besi hingga mati;
d) Lactoperoksida, bersma unsur lain berperang melawan serangan
bakteri sterptococus (yang dapat menimbulkan gejala penyakit
paru-paru);
e) Makrofage, berfungsi melindungi kelenjar susu ibu dan saluran
pencernaan bayi.
b. Meningkatkan kecerdasan secara :
1) Asuh ( Fisik-Biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk
pertumbuhan suatu jaringansangan dibutuhkan nutrisi atau makanan
bergizi. dan, ASI memenuhi kebutuhan ini.
2) Asah (Stimulasi-Pendidikan)
Menunjukan kebutuhan akan stimulasi atau rangsangan yang akan
merangsang perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Ibu
menyusui termasuk guru pertama yang terbaik bagi anaknya. Dengan
demikian, perkembangan sosialisasinya akan baik dan ia akan
mudah berinteraksi dengan lingkunganya kelak. ASI dan menyusui
secara eksklusif akan menciptakan faktor lingkungan yang optomal
untuk meningkatkan kecerdasan bayi melalui pemenuhan semua
kebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan.
3) Asih (Fisik-Biomedis)
Menunjukkan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan
spiritualnya. Yang terpenting disini adalah pemberian kasih sayang dan
rasa aman. Seorang anak yang merasa disayangi akan mampu
18

menyayangi lingkungannya sehingga ia akan berkembang menjadi


manusia dengan budi pekerti dan nurani yang baik. Selain itu seorang
bayi merasa aman, karena merasa dilindungi, akan berkembang
menjadi orang dewasa yang mandiri dan emosi yang stabil.

5. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif


Menurut Maritalia (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
ASI Eksklusif antara lain:
a. Usia
Kemampuan dan kesiapan ibu dalam menjalani masa nifas dan
menyusui salah satunya dipengaruhipoleh usia ibu. Ibu berusia muda
dengan ibu yang berusia tua, memiliki kesiapan kemampuannya yang
berbeda dalam menghadapi masa nifas dan menyusui.
b. Pendidikan
Latar belakang pendidikan memberikan pengaruh tentang seberapa
banyak pengetahuan yang diketahui dan spesifik apa yang lebih dikuasai.
Ibu yang berpendidikan medis maupun paaramedis pasti memiliki lebih
banyak pengetahuan tentang ASI eksklusif karena hal tersebut masuk
dalam ranah mereka, berbeda dengan ibu yang berpendidikan non
kesehatan.
c. Paritas
Ibu primipara dalam menghadapi persalinan dan masa nifas tentu
berbeda dengan ibu multipara. Ibu primipara yang belum memiliki
pengalaman menyusui akan berbeda dengan ibu multipara yang sudah
memiliki pengalaman menyusui sebelumnya, kesulitan yang dihadapi
tidak sebesar yang dialami ibu primipara
19

6. Faktor – Faktor Pendorong Pemberian ASI Eksklusif


Menurut Proverawati & Rahmawati (2010) ada beberapa faktor yang
mendorong pemberian ASI Eksklusif, yaitu:
a. Banyaknya informasi tentang pemberian ASI eksklusif yang didapat ibu
baik dari media massamaupun dari tenaga kesehatan;
b. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif bertambah karena mendapatkan
informasi tersebut;
c. Dukungan dari suami yang mendukung terhadap pemberian ASI eksklusif;
d. Faktor sosial budaya ekonomi meliputi pendidikan formal ibu, pendapatan
keluarga dan status kerja ibu.

7. Faktor – Faktor yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif


Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat
bervariasi. Namun yang sering dikemukakan sebagai berikut :
a. ASI Tidak Cukup
Alasan ini tampaknya merupakan alasan utama para ibu untuk tidak
memberikan ASI secara eksklusif. Walaupun banyak ibu – ibu yang
merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit sekali (2–5%) yang secara
biologis memang kurang produksi ASI-nya, 95%-98% ibu dapat
menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya.
b. Ibu bekerja dengan cuti hamil tiga bulan
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif, karena
waktu ibu bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang diperah sehari
sebelumnya.
c. Takut di tinggal suami
Dari sebuah survei yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI) pada tahun 1995 terhadap ibu–ibu se Jabotabek,
diperoleh data bahwa alasan pertama berhenti memberikan 10 ASI pada
20

anaknya adalah takut di tinggal suami. Ini semua karena mitos yang salah,
yaitu menyusui akan mengubah bentuk payudara menjadi jelek.
Sebenarnya mengubah bentuk payudara adalah kehamilan bukan
menyusui.
d. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja.
Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena terlalu
sering didekap dan dibelai, ternyata salah. Anak akan tumbuh menjadi
kurang mandiri, manja dan agresif karena kurang perhatian bukan karena
terlalu diperhatikan oleh orang tua.
e. Susu formula lebih praktis
Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan
api atau listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu
waktu untuk mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara itu,
ASI yang siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat serta tidak
memerlukan api, listrik dan perlengkapan yang harus steril jauh lebih
praktis dari pada susu formula.
f. Takut badan tetap gemuk
Pendapat bahwa ibu menyusui akan sukar menurunkan berat badan adalah
tak benar. Pada waktu hamil, badan telah mempersiapkan timbunan lemak
untuk membuat ASI. Didapatkan bahwa menyusui akan membantu ibu –
ibu menurunkan berat badan lebih cepat dari pada ibu yang tidak
menyusui secara eksklusif (Kabir,2011)
BAB III

ANALISIS SWOT

Analisis program ASI Eksklusif dilakukan dengan cara membandingkan


(comparison) antara perencanaan program melalui presentase target yang
diharapkan dengan hasil yang diperoleh, kemudian dianalisa faktor – faktor yang
berpengaruh dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif melalui analisa SWOT.
Melalui analisa ini diharapkan kelompok dapat menemukan formula pemecahan
masalah secara lebih objektif dan operasional, sehingga dapat ditindak lanjuti oleh
puskesmas.
Tabel 3.1. Analisis SWOT ASI Eksklusif di Puskesmas Gatak

Strengths Weakness Opportunities Threats


(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
1. Man 1. Material 1. Man 1. Man
- Adanya Bidan dan - Belum tersedianya - Adanya dukungan - Jumlah kader
Ahli Gizi yang alat peraga (kit dari lintas sektor yang telah
menjadi konselor menyusui) mengenai mengikuti
serta pemberi program ASI pelatihan KP ASI
2. Methode
informasi pada - Capaian program Eksklusif. hanya 5 orang.
kader dan ibu ASI Ekslusif hanya 2. Material 2. Material
menyusui. 20% sedangkan - Terdapat 2 alat - Kurangnya sarana
- Bidan desa dan
target yang peraga ASI promosi mengenai
ahli gizi
ditetapkan >40%. Eksklusif yang pentingnya ASI
memberikan - Penyuluhan ASI
dimiliki oleh Eksklusif.
informasi kepada Eksklusif kurang - Mudahnya
kader.
kader sebagai optimal karena - Terdapat menemukan dan
bekal untuk disampaikan secara peraturan mendapatkan
memberikan bersamaan dengan pemerintah yang produk susu
motivasi kepada materi yang mengatur tentang formula usia 0—6
masyarakat. lainnya. pemberian ASI bulan di toko.
ekslusif.
2. Material 3. Money
- Terdapat leaflet - Kurangnya dana 3. Methode

21
22

dan lembar balik yang diperoleh 3. Methode - Gencarnya


- Adanya kelas ibu
untuk untuk promosi susu
hamil di setiap
penyuluhan ASI melaksanakan formula di media
desa.
Eksklusif program. massa media
- Puskesmas
elektronik, dan
menyediakan internet
ruangan khusus - Kegiatan kader
untuk menyusui KP ASI belum
(pojok ASI) maksimal.
- Pemahaman
3. Methode keluarga tentang
- Adanya
ASI Eksklusif
konseling
masih kurang,
mengenai ASI
sehingga
eksklusif di
dukungan yang
puskesmas.
- Adanya evaluasi diberikan juga
program ASI kurang.
eksklusif setiap
bulan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami temukan sesuai hasil pembahasan adalah
sebagai berikut :
1. Faktor yang dapat mendukung program ASI Eksklusif adalah:
a. Adanya bidan dan ahli gizi yang mendukung program ASI Ekslusif
dengan melakukan pemberian informasi kepada masyarakat.
b. Adanya Adanya dukungan dari lintas sektor mengenai program ASI
Eksklusif.
c. Adanya kelas ibu hamil di setiap desa.
d. Terdapat 2 alat peraga ASI Eksklusif yang dimiliki oleh kader.
e. Terdapat peraturan pemerintah yang mengatur tentang pemberian
ASI ekslusif.

2. Faktor kendala yang masih dihadapi adalah :


a. Jumlah kader yang telah mengikuti pelatihan KP ASI hanya 5
orang.
b. Gencarnya promosi mengenai susu formula yang beredar di media
masa, media elektronik, dan internet.
c. Mudahnya menemukan dan mendapatkan produk susu formula
usia 0-6 bulan di toko.
d. Kurangnya dana yang diperoleh untuk melaksanakan program.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisa SWOT pada program ASI Eksklusif, program yang
sudah berjalan dapat terus dilanjutkan dan untuk meningkatkan capaian
program tersebut, dapat ditambahkan beberapa program, seperti:
1. Aktif melakukan pendidikan kesehatan yang berfokus tentang ASI
Eksklusif melalui posyandu balita, PKK, dan kelas ibu hamil.
2. Membuat media promosi tentang ASI Eksklusif yang menarik dan tidak

23
24

mudah rusak (banner).


3. Menjadikan media sosial (facebook puskesmas) sebagai sarana berbagi
informasi tentang ASI Eksklusif.
4. Merencanakan penambahan alat peraga untuk penyuluhan ASI Ekslusif
DAFTAR PUSTAKA

Astutik, R.Y. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Data dan Informasi 2014:
Profil Kesehatan Indonesia. Available at www.depkes.com
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Data dan Informasi 2015:
Profil Kesehatan Indonesia. Jawa Tengah
Hardnilawati. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Makassar : Pustaka
As Salam
Kabir, I et al. 2011. Determinants of inappropriate complementary
feedingpractices in infant and young children in Bangladesh: secondary data
analysis of Demographic Health Survey 2007. Jurnal Maternal and Child
Nutrition
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Tentang Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
Indonesia tahun 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengmbangan
Kesehatan Kemenkes RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kemenkes RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI, 2016
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengmbangan Kesehatan Kemenkes RI.
Kholifah, S. N & Widagdo, NS. W. (2016). Keperawatan Keluarga dan
Komunitas. Jakarta : Badan Penelitian dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas Gatak Tahun 2017. (2018). Sukoharjo:
Puskesmas Gatak
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidanan: Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
pustaka pelajar.

25
26

Proverawati, Atikah &Rahmawati, Eni. (2010). Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika
Saifuddin, Abdul Bari. (2008). Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : JPNKR-POG
Simpus Kartasura. (2016). Profil Kesehatan Puskesmas Kartasura Sukoharjo:
Sukoharjo

Anda mungkin juga menyukai