Anda di halaman 1dari 18

Semua anak berusia < 15 th dengan kelumpuhan yang

sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak), bukan


disebabkan oleh ruda paksa.

 Yang dimaksud kelumpuhan terjadi secara akut adalah:


perkembangan kelumpuhan yang berlangsung cepat (rapid
progressive) antara 1 – 14 hari sejak terjadinya gejala awal (rasa
nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai kelumpuhan
maksimal.

 Yang dimaksud kelumpuhan flaccid: Kelumpuhan bersifat lunglai,


lemas atau layuh bukan kaku, atau terjadi penurunan tonus otot.

 Dalam hal ada keraguan dalam menentukan sifat kelumpuhan


apakah akut dan flaccid, atau ada hubungannya dengan ruda
paksa/ kecelakaan, laporkanlah kasus tersebut sebagai kasus AFP.

 Semua penderita berusia 15 tahun atau lebih yang diduga kuat


sebagai kasus poliomyelitis oleh dokter, dilakukan tatalaksana
seperti kasus AFP.
 1 AFP  21 MYELITIS
 2 ANEMIA APLASTIC DENGAN AFP  22 MYELOPATHY
 3 ARTHRITIS
 23 MYOSITIS
 4 BRAIN TUMOR
 5 BRONCHOPNEUMONIA DENGAN AFP  24 NEURALGIA
 6 CEREBRAL PALSY  25 NEURITIS
 7 DIARHEA DENGAN AFP  26 NEUROBLASTOMA
 8 DUCHENE MUSCULAR DYSTROPHY  27 NEUROPPATHY
 9 ENCEPHALITIS DENGAN AFP
 28 PARALYSIS
 10 FEBRIS DENGAN AFP
 11 HEMIPARESIS  29 PARAPARESIS
 12 HYPOKALEMIA  30 PARESIS N VII
 13 LEUKEMIA  31 POLIOMYELITIS
 14 MALARIA DENGAN AFP  32 POLYNEUROPATHY
 15 MALNUTRITION
 33 RADICULITIS
 16 MENINGITIS DENGAN AFP
 17 MENINGOENCEPHALITIS DENGAN AFP  34 RHEUMATIC FEVER
 18 MONONEURITIS  35 S.L.E
 19 MONOPARESIS  36 SPINAL MUSCULAR ATROPHY
 20 MYALGIA  37 SPONDILITIS TB
 38 TETRAPARESIS
 39 VIRAL INFECTION DENGAN AFP
Paralysis
terjadi
tiba2
Tungkai
Kelemahan
lemas

Acute
Flaccid
Paralysis
Tidak bisa Tidak bisa
gerakkan bangun
kaki dan
tangan
Tidak bisa
jalan
ISI FP-1
Kelumpuhan < 14 hari
Ambil spesimen
 Segera setelah dinyatakan sebagai kasus AFP, dilakukan pengumpulan 2
spesimen tinja dengan tenggang waktu pengumpulan antara spesimen
pertama dan kedua minimal 24 jam.

 Pengumpulan 2 spesimen diupayakan dalam kurun waktu 14 hari pertama


setelah kelumpuhan.

 Spesimen yang diambil sebanyak 8 gr (kira-kira sebesar satu ruas ibu jari
orang dewasa), Bila penderita AFP sedang diare, ambil spesimen tinja kira-kira
1 sendok makan.

 Masukkan tiap spesimen ke dalam pot-tinja yang telah disiapkan, tutup rapat,
kemudian rekatkan dengan selotip pada batas tutup dan badan pot-tinja.

 Beri label masing2 pot-tinja dengan menggunakan tinta tahan air yang
mencantumkan : Nama penderita dan tanggal pengambilan spesimen. Lapisi
label dengan cellotape agar tidak mudah lepas, tapi tetap terbaca.

 Selanjutnya spesimen dimasukkan ke dalam specimen carrier yang diberi cold


packs sehingga suhu dapat dipertahankan antara 20 - 80 C sampai di dinas
untuk kemudian dikirim ke BBLK

 Sertakan Formulir pelacakan (FP1)


Setiap kasus polio yang ditemukan

Honor Rp 100.000
INDIKATOR KINERJA
1. AFP Rate pada penduduk usia < 15 th
Target ≥ 2/100.000
AFP Rate Bondowoso = 2 x 170.932 = 3.4  4 kasus
2017 100.000

2. Spesimen adekuat & KU 60 hari (Target ≥ 80% )


3. Spes dikirim ke lab. & tiba di lab.≤3 hr sejak
pengiriman ( T ≥ 80% )
4. Spesimen tiba di lab dlm kondisi memenuhi syarat
(kondisi spesimen, volume) (T ≥ 80% )
127 kasus
(1.46/100.000
<15 tahun)
12

10
PENEMUAN KASUS NP-AFP

0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
8.00

7.00

6.00

5.00
NP-AFP Rate

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Penemuan NP-AFP

0
2
3
4
5
6
7
8

1
Tegalampel

Tapen

Nangkaan

Kotakulon

Kademangan

Wringin

Curahdami

Grujugan

Sumber Wringin

Prajekan

Tenggarang

Pujer

Wonosari

Sukosari

Klabang

Taman Krocok

Pakem

Maesan

Jambesari

Tlogosari

Botolinggo

Cermee

Binakal

Tamanan

Sempol
 Puskesmas melaporkan kasus AFP segera
setelah pertemuan sehingga target Penemuan
kasus AFP min.4 kasus di sisa tahun 2017 ini
bisa tercapai

Anda mungkin juga menyukai