PENDAHULUAN
Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki keunikan
masing-masing, namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki kekurangan, hingga
buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga dibutuhkan buku lain untuk
melengkapi kekurangan buku yang satu tadi. Tapi seharusnya, kita harus sangat
berterimakasih kepada para penulis buku, karena mereka telah memberikan ilmu mereka
untuk kita sehingga kita dapat belajar dari buku-buku mereka.
Oleh karena itu, saya membuat Critical Book ini, untuk melihat perbedaan dan
persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisannya tentang suatu materi pembelajaran
dan juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model-Model konseling.
Dalam “Book Report” ini, penulis melaporkan dan menganalisa buku yang berjudul
“Pengantar Konseling:Teori Dan Studi Kasus”. Buku ini ditulis oleh. Penjelasan singkat
mengenai isi buku tersebut di atas akan disajikan pada bab II dari “Book Report” ini.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengulas isi buku.
2. Untuk mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku.
4. Untuk membandingkan isi buku pertama dengan buku lainnya.
1.3 Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Model-Model Konseling.
2. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang Konseling Pendekatan
Kognitif-Behavioral.
1
BAB II
ISI BUKU
Pendahuluan
2
Akar Pendekatan Kognitif-Behavioral
Studi perintis1930-an oleh Tolman, Bartlett, Piaget, dan beberapa orang lain, pada
akhirnya disebut “revolusi kognitif” dalam psokologi. Pada 1970-an psikologi akademis
mulai meninggalkan behaviorisme, dan tidak lagi terlalu terikat dengan analisis stimulus-
respons perilaku manusia.
3
memberikan mendali yang dapat ditukarkan dengan hadiah seperti rokok atau jam kunjungan,
atau terkadang dengan secara langsung memberikan hadiah seperti rokok, coklat, kepada
mereka. Sesuai dengan riset Skinner tentang jadwal penguatan, pada awalnya pasien akan
diganjar untuk tiap perilaku sederhana yang dilakukannya, dan ganjaran akan tersedia untuk
tiap capaian terhadap perilaku yang ditargetkan. Seiring dengan berlanjutnya program ini, si
pasien hanya akan diganjar atas rangkaian perilaku yang kompleks dan berlangsung lama,
dan akan diganjar dengan sporadis. Akhirnya, tujuan dari tehnik ini adalah untuk
mempertahankan perilaku yang diharapkan melalui penguatan sosial yang normal.
Tehnik lain yang direpsentasikan pada awal konseling dengan pendekatan behavioral
adalah Systematic desensitization (Desensitisasi sistematik) yang dipelopori oleh Wolpe.
Pendekatan ini didasarkan kepada model pembelajaran pengkondisian klasik Pavlov. Dalam
serangkaian percobaan dengan anjing, Pavlovmendemostrasikan bahwa prilaku hewan atau
organisme terdiri dari banyak respons refleks. Respons tersebut tidak dipelajari, reaksi makan
berlebihsn yang kemudian dimuntahkan kembali adalah karakteristik kondisi yang disebut
sebagai bulimia Nervosa. Pola perilaku itu sendiri mengarah kepada intervensi para penganut
behavioral, karena perilaku yang menjadi sorotan terlihat dengan jelas dan terjadi pada
periode waktu yang relatif panjang secara reguler dan dapat diprediksi.
ELEMENT KOGNITIF
Baik Ellis, penemu terapi rasional emosional, maupun Beck, penemu terapi kognitif,
memulai karier terapeutik mereka sebagai psikoanalis. Keduannya kemudian merasa kurag
puas dengan metode psikoanalis, dan mereka menjadi lebih sadar akan nilai penting dari cara
klien memikirkan diri mereka sendiri. Kisah perpindahannya kepada perspektif terapi
kognitif dikisahkan oleh Beck (1976) dalam bukunnya, Cognitive Therapy and Emotional
Disorder. Dia menulis “Saya telah mempraktikkan psikoterapi psikoanalisis dana
4
psikoanalitik selama bertahun-tahun sebelum akhirnya saya dihantam oleh kenyataan bahwa
kognisi pasien memiliki dampak yang luar biasa terhadap perasaan dan perilaku mereka”.
PROSES KOGNITIF
Model terbaik yang dikenal dalam pemerosesan kognitif yang digunakan konselor
kognitif-behavioral milik Beck (1976), dikenal dengan model distorsi kognitif. Dalam kerja
ini, pengalaman berupa ancaman akan berakibat pada hilangnya kemampuan untuk
memproses informasi secara efektif :
Individu akan mengalami tekanan psikologis ketika menerima sebuah situasi sebagai
ancaman terhadap minat vital mereka. Pada saat itu, terdapat ketidaksempurnaan dalam
pemerosesan kognitif normal. Persepsi dan intepretasi terhadap situasi menjadi sangat
selektif, dan rigid. Orang tersebut memiliki penrunan kemampuan untuk “mematikan”,
berkonsentrasi terhadap, memanggil kembali, dan menjelaskan tentang pemikiran
menyimpang. Fungsi korektif yang memungkinkan pengetesan realitas dan penyaringan
konseptualisasi global-diperlemah. (Beck dan Weishaar, 1989)
Pendekatan utama lain untuk memahami proses kognitif dalam konseling dan terapi
kognitif-behavioral adalah operasi metakognisi. Hal ini merujuk kepada kemungkinanan
seseoramg untuk merefleksikan proses kognitifnya sendiri, untuk menyadari bagaimana
mereka akan memikirkan sesuatu, atau mencoba memecahkan masalah.
KANDUNGAN KOGNITIF
5
Berikut ini serangkaian keyakinan irasional, sebagaimana yang diidentifikasikan oleh
Ellis, yang memberikan titik awal kepada konselor uttuk mengekplorasi kandungan kognitif
klien :
6
TEKNIK DAN METODE KONSELING KOGNITIF-BEHAVIORAL
Konsep dan metode kognitif-behavioral telah membuat konstribusi besar dalm bidang
konseling. Bukti dan energi dan kreativitas para periset dan praktisi dalam bidnag ini bisa
didapat dengan memeriks literatur berkenaan dengan topik ini yang terus meningkat.
Ketertarikan banyak konselor kepada pendekatan kognitif-behavioral dikarenakan
pendekatan ini langsung dan praktis, serta lebih menekankan pada aksi.
Revolusi Konstruktivis
7
Perintis utama sejarah terapi konstruktivisme adalah Personal Construct Psychology
(Psikologi gagasan diri) yang ditemukan oleh Kelly ()1955 dan kemudian dikembangkan oleh
Bannister, Fransella, Mair, dan para kolega mereka, dan sebagian besar dilakukan Inggris
(Bnnister dan Frasella 1985). Teori ini menyatakan bahwa orang memahami, atau
menginterpretasikan (construe), dunia melalui sistem gagasan diri.
Fokus pada perubahan (focusing on change). Ide perubahan adalah sesuatau yang terjadi
sepanjang waktu, merupakan konsep penting dalam terapi berfokus solusi.
Percakapan bebas masalah (problem-free talk). Pada awal sesi, konselor mungkin dapat
mengajak klien untuk membicarakan aktivitas keseharian mereka, sebagai cara mendapatkan
penghargaan terhadap kepetensi dan kualitas positif klien.
Penggunaan selogan mini (use of pipthy slogan). Ada sejumlah slogan yang membantu
mengkomunikasikan prinsip dasar pendekatan pemecahan masalah kepada klien (dan juga
para terapis yang sedang dalam pendidikan).
8
Tugas rumah-mengeksplorasi sumber daya. Pada akhir tiap sesi, para terapis akan
meninggalkan ruang untuk berkonsultasi dengan pekerja lain yang bertugas mengobservasi
sesi tersebut, atau (jika ia bekerja seorang diri) mengambil beberapa menit untuk tenggelam
dalam perenungan.
Kesimpulan
9
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan buku yang ditulis oleh John Mcleod yang berjudul “Pengantar Konseling :
Teori dan Studi Kasus” ialah buku teks utama konseling yang sangat lengkap di seluruh
dunia, sehingga dikategorikan sebagai buku paling penting dan paling laku. Karena buku ini
memaparkan berbagai studi, aliran pemikiran konseling, dan metode konseling yang berbeda-
beda secara sistematis. Selain itu, pembahasannya diletakkan dalam konteks sosial dan
historis, serta menjelaskan secara rinci sebagai pendekatan kontemporer, seperti terapi naratif
dan terapi sistematik, pendekatan feminis serta multicultural, pendekatan konseling filosofis
dan konseling masih banyak lagi. Selain itu diberikan contoh-contoh kasus yang hidup dan
mencerahkan, beserta referensi yang teramat lengkap.
Kelemahan buku yang ditulis oleh John Mcleod yang berjudul “Pengantar Konseling :
Teori dan Studi Kasus” ialah buku ini dikenalkan sebagai pengantar, padahal buku ini sanagat bagus
dalam teori dan praktik konseling secara komprehensif.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kami sangat menyadari bahwasan nya Critcal Book Report ini sangat jauh dari kata
sempurna, karnanya saran dan masukan sangat kami harapkan dan juga semoga Critical Book
Report ini dapat menambah pengetahuan baik pembuat maupun pembaca.
11
Daftar Pustaka
Mcleod, J. (2010). Pengantar Konseling:Teori dan Studi Kasus. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP.
12