Anda di halaman 1dari 3

ASPEK LEGAL

TERAPI KOMPLEMENTER DALAM ASUHANKEBIDANAN

DISUSUN OLEH :
NI PUTU FINA ELYONASARI
(19340032P)

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2019
Dasar Hukum Terapi Komplementer

Dasar hokum pelayanan pengobatan komplementer Alternatif antara lain :


1. Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
 Pasal 1 butir 16 pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
 Pasal 48 Pelayanan kesehatan tradisional
 Bab III pasal 59 s-d 64 tentang pelayanan Kesehatan Tradisonal
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1076 /Menkes/SK/2003 tentang pengobatan
tradisional.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No :1109/Menkes/Per /IX/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan.

Jenis - Jenis terapi Komplementer sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI, No


:1109/Menkes/Per /IX/2007 antara lain :

a. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi


Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
b. Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi : akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, Ayurveda
c. Cara penyembuhan manual meliputi : Chiropratice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut
d. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi : jamu, herbal, gurah
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi : diet makro nutrient,
mikro nutrient
f. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi : terapi ozon, hiperbarik, EECP.

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang standar


pelayanan hiperbarik.
5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No HK.03.05/I/199/2010 tentang
pedoman kriteria penetepan metode pengobatan komplementer - alternatif yang
dapat diintegrasikan di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Kebangkitan jamu  4 Maret 2008
7. Pencanangan Jamu Brand Indonesia oleh Presiden RI SBY  27 Mei 2008
8. Kebijakan obat tradisional nasional  SK Menkes 382/ 2007/ tanggal 27 Maret 2007
9. Saintifikasi Jamu : Penelitian berbasis pelayanan  Permenkes 003/2010
10. Keputusan M=menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 381/ MenKes/SK/III/2007
tentang kebijakan obat tradisonal (Kontranas)
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 003/Menkes/ PER/ I/ 2010
tentang Santifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan
12. Keputusan Menkes RI No 121/Menkes/SK/II/2008 tentang penunjukan 12 pilot project
sebagai tempat untuk melaksanakan pelayanan dan pengembangan pengobatan
komplementer

Anda mungkin juga menyukai