Anda di halaman 1dari 57

MODUL

MATEMATIKA

KELAS XI SEMESTER GENAP

Disusun Oleh :

Ir. Setyawati

DISUSUN OLEH :
Drs. Abdullah Untung

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KOTAWARINGIN


TIMUR

SMK NEGERI 2 SAMPIT

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


Modul Persamaan lingkaran teknik 1
LOGIKA MATEMATIKA
A. KALIMAT TEBUKA DAN PERNYATAAN
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah tetapi
tidak sekqligus benar atau salah .
Contoh :

1
0
a) Sin 30 = 2
b) Jumlah sudut dalam suatu segitiga adalah 180 o
c) Ibi kota Indonesia adalah Bandung
d) Jika x kurang dari 4, maka x2> 16

Ke empat contoh di atas adalah pernyataan – pernyataan karena


masing – masing bernilai benar atau salah.

Pada a) dan b) merupakan pernyataan yang benar

c) dan d) merupakan pernyataan yang salah

Kalimat – kalimat yang tidak dapat bernilai benar atau salah maka kalimat
tersebut bukan pernyataan

Contoh :

a) Aduh, sakitnya hati ini


b) Carilah x jika x + 5 = 10 ?
c) Berapakah sisanya jika 428 dibagi 14 ?

Kalimat tebuka adalah kalimat yang mengandung variable, yang berubah


menjadi pernyataan bila variabelnya diganti dengan suatu anggota semesta
pembicaraan .

Contoh :

x + 7 = 10 → kalimat terbuka

Jika x diganti dengan 5, maka 5 + 7 = 10 → pernyataan yang salah

Jika x diganti dengan 3, maka 3 + 7 = 10 → pernyataan yang benar

B. PERNYATAAN MAJEMUK
Pernyataan majemuk adalah suatu pernyataan baru yang tersusun dari
pernyataan -parnyataan tunggal deengan menggunakan kata hubung logika
(missal : dan, atau, dsb).

Contoh :

Modul Persamaan lingkaran teknik 2


1.“ Ia tinggi dan berkumis” adalah sutu prnyataan majemuk
Pernyataan tnggalnya : “Ia tinggi” dan “Ia berkumis” kata hubung yang
dipakai adalah “dan”
2.”Siti Maryam adalah gadis yang cantik atau tabah”
Pernyataan tunggalnya “Siti Maryam adalah gadis yang cantik” dan “Siti
Maryam adalah gadis yang tabah”.
Kata hubung yang digunakan adalah “atau”

Nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk tidak perlu harus ada hubungan
antara nilai kebenaran pernyatan – pernyataan tunggalnya.

1. Konjungsi (dan)

Konjungsi dari dua pernyataan p dan q dinyatakan dengan lambang “p ∧ q”


dibaca “p dan q”

Tabel Kebenaran

p q P ∧ q
B B B
B S S
S B S
S S S

“p ∧ q” bernilai benar jika p benar, q benar yang lainnya salah.

Contoh :

a. 2 + 2 = 4 dan Yogya ada di Jateng. . . . . . . . . . . . . . . . (B)


b. Kuda binatang berkaki empat 10 habis dibagi 3. . . . . . (s)
c. 2 + 5 = 8 dan 5 bilangan prima. . . . . . . . . . . . . . .. . (S)
d. Paris bukan ibu kota Prancis dan 2 + 3 = 7. . . . . . . .. (S)

2. Disjungsi ( Atau )

Disjunsi dari p dan q dinyatakan dengan lambang “p ∨ q” dan dibaca “p


atau q”

Tabel kebenarannya

p q P ∨ q
B B B
B S B
S B B
S S S
“p atau q” bernilai bernilai salah jika p salah q salah yang lain benar.

Contoh :

Modul Persamaan lingkaran teknik 3


a. 5 + 2 = 7 atau rasa gula itu manis ..............................
. . . . . (B)
b. Harimau binatang berkaki empat atau singa bukan binatang
buas . . . . . . . . . (B)
c. 4 x 3 = 7 atau 7 + 3 = 10 . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .
. . . . . . (B)
d. Lagu kebangsaan India adalah “Padamu negeri” atau gula rasanya
asin . . . . . (S)

3. Ingkaran atau negasi ( )

Ingkaran dari p dinyatakan dengan “ p ” dibaca “tidak benar . . .”

Contoh :

a. p = Semua burung pandai terbang


Maka p adalah : “tidak semua burung pandai terbang” atau
p adalah : “beberapa burung tidak pandai terbang”
b. p = 2 + 5 ¿ 7

p adalah : ”tidak benar 2 + 5 ¿ 7 ” atau


p adalah : “2 + 5 ¿7
p adalah : “2 + 5 ≥7
Table kebenarannya
p p
B S
S B

4. Implikasi atau Pernyataan Bersyarat


Lambangnya “⇒”
“ p ⇒ q “ dibaca “jika p maka q”
 p disebut alasan / sebab
 q disebut kesimpulan / akibat.

Table kebenarannya

p q p⇒q
B B B
B S S
S B B
S S B
p ⇒ q bernilai salah jika p benar, q salah. Yang lainnya benar

Implikasi p ⇒ q dapat juga dibaca


Modul Persamaan lingkaran teknik 4
a) q jika p
b) p syaratb cukup bagi q
c) q syarat perlu bagi p

Contoh :

1
1. Jika sin 30o = 2 , maka Brunai angota ASEAN ................ ..

..... (B)
2. Jika 2 + 3 = 5 maka 5 bukan bilangan
prima . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (S)
3. Jika 4 + 2 = 10 maka Indonesia angota
PBB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (B)
4. Jika 4 x 4 = 8, maka 2 x 3 =
20 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (B)

5. Ekuivalensi atau Implikasi Dwi Arah

Lambangnya “ ⟺ “
“p⟺q” dibaca “p jika hanya jika q”

Tabel kebenarannya
p q p⟺q
B B B
B S S
S B S
S S B

p⟺q bernilai benar, jika p , q benilai sama


akuivalensi p ⟺ q dapat juga dibaca
a) Jika p maka q dan jika q maka p
b) p syarat perlu dan cukup bagi q
c) q syarat perlu dan cukup bagi p

Contoh :

1. 2 + 3 = 5 jika dan hanya jika Jakarta ibu kota


Indonesia . . . . . . . . . . . . . (B)
2. 2 + 3 = 5 Jika dan hanya jika Jakarta ibu kota Rusia . . . . . . . . . . . . . . .
. . (S)
3. 2 + 3 = 8 Jika dan hanya jika Jakarta ibukota Indonesia ............
. (S)
4. 2 + 3 = 8 Jika dan hanya jika Jakarta ibu kota Rusia . . . . . . . . . . . . . . .
. . (B)

Modul Persamaan lingkaran teknik 5


C. TABEL KEBENARAN
Membuat table kebenaran dari suatu pernyataan majemuk
Contoh :
Buat table kebenaran dari
a. p ⇒ p ∧q

Jawab

p q p p ∧ q p⇒ p ∧ q
B B S S S
B S S S S
S B B B B
S S B S B
b. ( p ∧ q) ⟺ (p ∨ r)

Jawab :

p ∧ ( p ∧q)⟺(p
p q r p P∨ r
r ∨r)
B B B S S B S
B B S S S B S
B S B S S B S
B S S S S B S
S B B B B B B
S B S B S S B
S S B B B B B
S S S B S S B

D. KONVERS, INVERS DAN KONTRA POSISI

Dari suatu implikasi p ⇒ q bentuk

1. q ⇒ p disebut konvers dari p ⇒ q


2. p ⇒ q disebut invers dari p ⇒ q
3. q ⇒ p disebut kontraposisi dari p ⇒ q

Contoh :

Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari “Jika Andi naik kelas maka ia
diberi hadiah”

Jawab :

Konvers : Jika Andi diberi hadiah, maka ia naik kelas


Invers : Jika Andi tidak naik kelas, maka ia tidak diberi hadiah
Kontraposisi : Jika Andi tidak diberi hadiah, maka ia tidak naik kelas

Modul Persamaan lingkaran teknik 6


Hubungan konvers, invers, dan kontraposisi dapat ditunjukan dengan table
kebenaran berikut :

p ⇒ q ⇒
p q q p ⇒ q q ⇒ p
p q p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Dari table kebenaran diatas


p ⇒ q ≡ q ⇒ p

q ⇒ p ≡ p ⇒ q

E. KUANTOR

Kuantor adalah ungkapan yang menyatakan “Berapa banyak”


Kuantor dibedakan menjadi dua jenis , yaitu :

1. Kuantor Unuversal (Umum)

Contoh :
1) Semua penyanyi bersuara baik
2) Setiap kendaraan bermotor dilengkapi STNK dan BPKB
3) Setiap grafik fungsi kuadrat terbuka ke atas maka a ¿0
4) Setiap segitiga sama kaki sudut – sudutnya sama besar
5) ( ∀x, y ∈ R ) ( sin2x + cos2 x = 1)
Dibaca : Untuk semua anggota bilangannreal x dan y sedemikian sehingga
berlaku
Sin2 x + Cos2 x = 1
6) ( ∀ x , y ∈ R ¿[ x2 − y 2=( x+ y )( x− y ) ]
Dibaca : untuk setiap anggota bilangan real x dan y sedemikian sehingga
berlaku x 2+ y 2 =( x+ y ) (x − y)

2. Kuantor eksistensial ( khusus )


Kuantor eksistensial dilambangkan dengan “ ∃ “ dibaca “ ada “ atau
“ beberapa “ yang mempunyai arti sekurang – kurangnya ada satu atau
paling sedikit ada satu.

Contoh :
1) Ada wanita yang memakai jilbab
2) Beberapa siswa SMK kelompok teknologi tidak memakai seragam
3) Ada bilangan prima merupakan bilangan genap

Modul Persamaan lingkaran teknik 7


4) ( ∃ x ∈ B ¿ (2 x−4=10)
Dibaca : ada bilangan bulat x sedemikian sehingga berlaku 2x – 4 = 10.
Pernyataan tersebut benar karena ada bilangan bulat yang memenuhi
persamaan 2x – 4 = 10 yaitu 7
2 2
5) ( ∃ x , y ∈ B ¿(x + y =25)
Dibaca : ada bilangan bulat x dan y sedemikian sehingga berlaku x 2 + y2
= 25. Pernyataan tersebut benar karena ada bilangan bulat yang
mempunyai persamaan x2 + y2 = 25, yaitu
x = 3 dan y = 4
y=x 2
6) ( ∀ x ∈ R ¿(∃ y) ¿
Dibaca : Untuk setiap bilangan real x ada bilangan real y sedemikian
sehingga berlaku y = x2
Pernyataan tersebut benar karena jika bilangan real dikuadratkan hasilnya
bilangan real.

Jika p pernyataan berkuator, maka ingkaran dari p ditulis p dibaca “


bukan “ atau “ tidak” p.
Pernyataan berkuantor bernilai benar, maka ingkaranya bernilai salah atau
sebaliknya.

Contoh :
1) Buatlah ingkaran dari pernyataan “semua kendaraan bermotor
menggunkan bahan bakar bensin”.
Penyelesaian :
p : Semua kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar bensin .
(S)
p : Tidak semua kendaraan bermotor menggunakan bahan
bakar bensin. (B)
p : Ada kendaraan bermotor tidak menggunakan bahan
bakar bensin. (B)
p : Beberapa kendaraan bermotor tidak menggunakan bahan
bakar bensin. (B)

sin2 θ+cos 2 θ=1


2) Buatlah inkaran dari pernyataan : n ( ∀ θ ∈ R ¿¿
Penjyelesaian :
P : ( ∀ θ ∈ R ¿(sin2 θ+cos 2 θ=1)

p : ( ∀ θ ∈ R ) (sin 2 θ+cos 2 θ=1)

p : ( ∃θ ∈ R ¿(sin 2 θ+ cos2 θ≠ 1)

F. NEGASI ( INGKARAN) PERNYATAAN MAJEMUK

Modul Persamaan lingkaran teknik 8


p q p q p∧ q p∨ q ( p ∧q) ( p ∨q) p∨ q p∧ q

B B S S B B S S S S
B S S B S B B S B S
S B B S S B B S B S
S S B B S S B B B B

Darintabel diatas diperoleh :


( p ∧ q) ≡ p ∨ q

( p ∨ q) ≡ p ∧ q

Contoh :
a) Negasi dari “2 + 2 = 4 dan 5 bilangan prima” adalah “2 + 2 ≠ 4
atau 5 bukan bilangan prima “
b) Negasi dari “ Jakarta ibu kota Indonesia atau 6 ¿ 10 adalah Jakarta
bukan ibu kota Indonesia dan 6 ¿ 10

Perhatikian table berikut


p q q p⇒ q ( p ⇒ q) p∧ q

B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B B S S

Dari table di atas pada dua kolom terakhir

( p ⇒ q) ≡ p ∧ q
Contoh :
Negasi dari “ Jika hari hujan, maka lapangan basah “ adalah “ hari hujan dan
lapangan tidak basah.”

G. PENARIKAN KESIMPULAN
Dalam disiplin ilmu matematika kita mengenal tiga cara penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini melebarkan beberapa pernyataan –
pernyataan yang disebut dengan premis –premis dan konklusi (kesimpulan)
yang didapat, diperoleh dari premis – premis yang terlibat.

Cara Penarikan Kesimpulan


1. Modus Ponen
2. Modus tollen
3. Prinsip Silogisme

1. Modus Ponen / Kaidah pengasingan

Prinsip penarikan kesimpulan dengan modus ponen adalah jika p benar


maka q benar , dan p benar, maka q benar ditulis dengan lambang

Modul Persamaan lingkaran teknik 9


p ⇒ q (B) (premis 1) atau p
(premis 1)
p (B) (premis 2) P ⇒ q (premis
2)

Jadi, q (B) (konklusi) Jadi, q (konklusi)

Jika (p ⇒ q) ∧ p ⇒ q atau p ∧ (p ⇒ q) ⇒ q toutologi, maka penarikan


kesimpulan valid / abash.

Bukti : [(p ⇒ q) ∧ p] ⇒ q toutologi

p ⇒ (p ⇒ q) [(p ⇒ q) ∧
p q
q ∧ p p] ⇒ q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

Pada table di atas, terbukti bahwa [(p ⇒ q) ∧ p] ⇒ q sebuah toutologi.


Dengan demikian penarikan kesimpulan di atas abash.

Contoh: 1

Premis 1 : Jika saklar ditekan, makam lampoon menyala


Premis 2 : saklar ditekan

Konklusi : Lampu menyala

Contoh: 2

Premis 1 : Binatang hidup dib air


Premis 2 : Jika binatang hidup di air, maka bernapas dengan insang

Konklusi : Bernapas dengan insang.

2. Modus Tollens atau kaidah penolakan akibat


Prinsip penarikan kesimpulan dengan modus tollens adalah jika p makaq
q benar, dan q benar, maka p benar, ditulis dengan
lambang

p ⇒ q (B) (premis)
q (B) (premis)

Jadi, p (B) (konklusi)

Suatu argumentasi dikatakan sah jika premisnya benar, maka konklusinya


benar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan table kebenaran berikut :

Modul Persamaan lingkaran teknik 10


Pada
[(p ⇒ q) ∧ [(p ⇒ q)∧
p ⇒
p q q] ⇒
p q q
q] p
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
table di atas, terbukti bahwa [(p ⇒ q) ∧ q] ⇒ p
sebuah tautology. Dengan demikian, penarikan kesimpulan di atas valid / abash.

Contoh :

Premis 1: Jika dua buah sudut segitiga sama besar, maka segitiga itu sama
kaki
Premis 2: Segitiga tidak sama kaki

Konklusi : Kedua sudut segitiga tdak sama besar

3. Prinsip Silogisme
Prinsip penarikan kesimpulan dengan silogisme adalah jika p maka q
benar, jika q maka r benar, maka jika p maka r benar . Ditulis dengan
lambang

p ⇒ q (B) ( premis)
q ⇒ r (B) ( premis)

p ⇒ r (B) (konklusi)

Suatu argumentasi dikatakan sah jika premis – premisnya benar, maka


konklusinya juga benar . Hal ini ditunjukan dengan table kebenaran berikut

(p ⇒ q) ∧ (q
p ⇒ q ⇒ p ⇒ [(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ r) ⇒
p q r ⇒ r)
q r r (p ⇒ r)]
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B S B B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S S B B
S S B B B B B B
S S S B B B B B

Pada table di atas tebukti bahwa [(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ r) ⇒ (p ⇒ r)] sebuah


tautology.

Contoh :
Jika ia rajin belajar, maka ia akan naik kelas. (premis 1)
Jika ia naik kelas, maka orangtuanya akan bangga (premis 2)

Modul Persamaan lingkaran teknik 11


Jika ia rajin belajar , maka orangtuanya akan bangga (Konklusi)

SOAL LATIHAN

Piliha Ganda

1. Nilai kebenaran dari pernyataan dalam table berikut adalah . . . .

A. BBSS
p q p⇒ q B. BBSB
C. BSBB
B B ... D. BSBS
E. BSSS
B S ...

S B ...

S S ... 2. Perhatikan table berikut


Nilai kebenaran yang tepat untuk
melengkapi
table tersebut adalah . . . .
p q p⟺ q A. BSSB
B. BBSB
C. BBBS
B B .... D. SBBB
E. SBBS
B S ....
3. Dibawah ini yang bukan pernyataan
S B .... adala . . . .
A. Jakarta ibu kota Republik Indonesia
S S .... B. Ada bilangan prima yang genap
C. Semua bilangan prima ganjil
D. Harga dolar naik semua orang pusing
E. Ada segitiga yang jumlah sudutnya tidak 180 0
4. Suatu penyataan yang sesuai dengan pernyataan “Jika anda datang, maka
saya tidak pergi” adalah . . . .
A. Jika saya pergi, maka anda tidak dating
B. Jika saya tidak pergi, maka anda dating
C. Jika anda datang, maka saya pergi
D. Jika anda tidak dating, maka saya tidak pergi
E. Jika saya pergi maka anda dating.
5. Diketahui
P1 : Jika Siti tidak rajin belajar, maka ayah tidak membelikan sepeda
P2 : Jika Siti lulus ujian, maka ayah membelikan sepeda
Kesimpulan dari kedua argumentasi di atas adalah . . . .
A. Jika Siti tidak rajin belajar, maka ayah tidak membelikan sepeda
B. Jika Siti rajin belajar, maka ayah membelika sepeda
C. Jika siti rajin belajar , maka ayah tidak membelikan sepeda
D. Jika siti tidak rajin belajar, maka ayah membelikan sepeda
E. Jika ayah membelikan sepeda, maka Siti rajin belajar.
6. Inkaran dari pernyataan “Ali kaya dan pandai” adalah . . . .
A. Ali tdak kaya dan bodoh
Modul Persamaan lingkaran teknik 12
B. Ali tidak kaya atau bodoh
C. Ali tidak kaya tetapi pandai
D. Ali tidak kaya tetaoi bodoh
E. Ali bodoh dan miskin.
7. Pernyataan p ⇒ q , ekuivalen dengan pernyataan . . . .
A. p ∧ q
B. p ∨ q
C. p ∧ q
D. (p ∨ q)
E. (p ∧ q)
8. Negasi dari pernyataan “ Jika guru tidak datang maka semua murid
senang “ adalah . . . .
A. Jika guru datang maka semua murid tidak senang
B. Jika guru datang maka semua murid senang
C. Jika guru tidak datang maka semua murid tidak senang
D. Guru tidak datang dan ada murid tidak senang
E. Guru datang dan ada murid tidak senang
9. Kontraposisi dari pernyataan “Jika Nana rajin belajar maka Nana naik
kelas” adalah . . . .
A. Jika Nana naik kelas, maka Nana rajin belajar
B. Jika Nana tidak naik kelas , maka Nana rajin belajar
C. Jika Nana tidak naik kelas, maka Nana tidak rajin belajar
D. Jika Nana tidak rajin belajar, maka Nana tidak naik kelas
E. Jika Nana naik kelas , maka Nana tidak perlu belajar
10.“Jika 3 adalah bilangan ganjil, maka 3 + 3 adalah bilangan genap.”
Konvers dari pernyataan di atas adalah . . . .
A. Jika 3 + 3 adalah bilangan genap maka 3 bilangan ganjil
B. Jika 3 + 3 adalah bilangan ganjil maka 3 bilangan genap
C. Jika tiga adalah bilangan ganjil maka 3 + 3 adalah bilangan genap
D. Jika tiga adalah bilangan genap, maka 3 + 3 adalah bilangan ganjil
E. Jika 3 + 3 adalah bilangan ganjil, maka 3 adalah bilangan ganjil.
11.Invers dari pernyataan “Jika petani menanam padi, maka harga beras
turun “ adalah . . . .
A. Jika petani menanam padi, maka harga beras tidak turun
B. Jika petani tidak menanam padi, maka harga beras turun
C. Jika harga beras turun, maka petani menanam padi
D. Jika harga beras turun, maka petani tidak menanam padi
E. Jika petani tidak menanam padi, maka hara beras tidakm turun.
12.Konvers dari pernyataan “ Jika 2 ¿ 5, maka 2(-3) ¿ - 5 ( - 3), adalah .
...
A. Jika 2(-3) ¿ 5(-3), maka 2 ¿ 5 D. Jika 2 ≥ 5,

maka 2(-3) ≤ 5(-3)


B. Jika 2(-3) ¿ 5(-3), maka 2 ¿ 5 E. Jika 2 ¿ 5,
maka 2(-3) ¿ 5(-3)
C. Jika 2(-3) ≤ 5(-3), maka 2 ¿ 5
13.Negasi dari pernyataan “Ani memakai seragam atau memakai topi” adalah
....
A. Ani tidak memakai seragam atau memakai topi
B. Ani tidak memakai seragam atau tidak memakai topi

Modul Persamaan lingkaran teknik 13


C. Ani tidak memakai seragam dan tidak memakai topi
D. Ani memakai seragam dan tidak memaqkai topi
E. Ani tidak memakai seragam tetapi memakai topi.
14.Dibderikan penyataan :
Premis 1 : Jika Supri merokok maka ia sakit jantung
Premis 2 : Supri tidak sakit jantung
Penarikan kesimpulan yang benar dari premis di atas adalah . . . .
A. Jika Supri tidak merokok, maka ia sehat
B. Jika Supri sehat, maka ia tidak merokok
C. Jika Supri sakit jantung, maka ia merokok
D. Supri merokok
E. Supri tidak merokok
15.Diketahui premis – premis sebagai berikut
Premis 1 : Jika 3 + 6 = 9, maka 9 bilangan ganjil
Premis 2 : Jika 9 bilangan ganjil, maka 9 + 3 bilangan genap
Kesimpulan dari argumentasi di atas adalah . . . .
A. Jika 9 bilangan ganjil, maka 9 + 3 bilangan genap
B. Jika 9 + 3 bilangan genap, maka 9 bilangan ganjil
C. Jika 3 + 6 = 9, maka 9 + 3 bilangan genap
D. Jika 9 + 3 bilangan ganjil, maka 3 + 6 = 9
E. Jika 3 + 6 = 9, maka 9 bilangan ganjil.
TITIK, GARIS DAN BIDANG PADA GEOMETRI DIMENSI
TIGA (D.3)

1. JARAK ANTARA DUA TITIK


Jarak antara dua titik adalah panjang garis yang menghubungkan kedua
titik tersebut. Perhatikan gambar 1 . Jarak P dan Q dapat dihitung dengan
membuat segitiga siku – siku dan dengan
menggunakan rumus Pythagoras
P

PQ = √ OP2 +OQ 2

O Q
Gambar 1

Contoh :
Suatu kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk dengan panjang 6 cm . Tentukan:
a. Jarak A ke B H

b. Jarak F ke H G

c. Jarak E ke C E
F 6 cm
Jawab : D
C
a. jarak A ke D = rusuk kubus = 6 cm A 6
cm 6 cm

Modul Persamaan lingkaran teknik 14


b. Jarak F ke H = diagonal bidang kubus, yaitu : B

FH =√ EH 2 +EF 2

¿ √ 62 +62

¿ √36 +36

¿ √72=6 √ 2

Jadi, jarak F ke H adalah 6 √ 2 cm

c. Jarak E ke C sama dengan diagonal ruang kubus, yaitu:

EC= √ AC 2 + AE 2

√ 2
¿ ( 6 √ 2 ) +6 2

¿ √72+36

¿ √ 108=6 √ 3

Jadi , jarak E ke C adalah 6 √ 3 cm

2. JARAK TITIK KE GARIS

Jarak titik ke garis adalah panjang garis yang ditarik dari suatu titik dan
tegak lurus garis tersebut. Perhatikan contoh berikut.

Contoh :

Limas A.BCD pada gambar berkut merupakan limas seitiga beraturan. Tentukan
jarak dari titik A ke BE.

Jawab :

A.BCD limas segitiga A

AB = AC = AD = 6 √ 2 6
√2

BC = CD = BD = 12 6
√2
Dari segitiga BCE di dapat
D
BE = √ BC 2−CE2

Modul Persamaan lingkaran teknik 15


= √ 122−62 B
E
= √ 144−36 12 C

= √ 108 = 6 √3

Dari segitiga ADE didapat


AE = √ AD 2−DE2
= √ ( 6 √ 2 ) −6
2 2

= √ 72−36 = √ 36 = 6

Dari segitiga ABE didapat A

t 6√2
= 6 √2 t 6
6 6 √3

6 √ 2 .6
t= =2 √ 6 B
6√3
E
6 √3

Jadi, jarak dari titik A ke garis BE adalah 2 √ 6

3. JARAK ANTARA TITIK DENGAN BIDANG

Jarak antara titik dengan bidang adalah panjang garis tegak lurus dari titik
ke bidang atau panjang garis lurus dari titik ke titik proyeksinya pada bidang.
Jarak sebuah titik ke bidang adalah jarak tegak lurus dari titik ke bidang itu .

Contoh :

Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 12 cm . Tentukan jarak titik F ke


bidang BEG.

Jawab:

AF= √ BA 2 +BF 2 H

AF= √122 +122


G

Modul Persamaan lingkaran teknik 16


¿ √ 288=12 √ 2 E

EB = EG = BG = AF = 12 √ 2 Cm D M
F

Perhatikan ∆ FLG L
C

LG=√ LF 2 + FG 2 A

√ 2
¿ ( 6 √ 2 ) +122 B

¿ √ 72+144= √216=6 √ 6

Perhatikan ∆ FLG dan ∆ FMG , diperoleh F

FM FG FM 12
= ⟺ =
FL LG 6 √2 6 √6 12

12 ×6 √ 2 12 √ 2 12 √ 2 √ 6
FM = = = × 6
√2
6√ 6 √6 √6 √6

12 √ 12
¿ =2 √ 12=4 √ 3 L M
6
G

Jadi, jarak titik F ke bidang BEG adalah 4 √ 3 Cm

LATIHAN:

Diketahui kubus PQRS.TUVW memiliki panjang rusuk 8 cm. Misalkan O titik


tengah RV dan Y titik tengah PT. Hitunglah jarak antara :

1. P dan O
2. O dan garis TP
3. W dan bidang PSV

TRANSFORMASI GEOMETRI

1. TRANSLASI (Pergeseran)
Modul Persamaan lingkaran teknik 17
Translasi atau pergeseran adalah suatu trasformasi yang memindahkan
setiap titik pada bidang menurut jarak dan arah tertentu. Jarak dan arah suatu
translasi dapat di tentukan dengan:

PQ , atau
a. Ruas garis berarah (vector), misalnya

b. Suatu pasangan bilangan, misalnya (ab) , dimana a menyatakan

jarak dan arah perpindahan secara hizontal dan b menyatakan jarak


dan arah perpindahan secara vertical.

Translasi oleh (ab) ditulis T = (ab) . Perhatikan gambar (1) di bawah

ini.

Jika titik P(x, y) di translasikan oleh T = (ab) , bayangannya adalah p’ (x’,

y’) dengan x’ = x + a dan y’ = y + b atau P’ ( x+ a , y+ b ) .

P’ ( x+ a , y+ b )

T= (ab) b

P (x, y)a

Contoh 1:

Tentukan bayangan titik – titik A(4, 1) dan B(1, 5) oleh translasi T ()


¿ 2
1

Jawab :

a. Titik asal A(4, 1) oleh traslasi T ()


¿ 2
1 bayangannya A ( 4 +2,1+1 ) ⇒ A

( 6, 2 )

Modul Persamaan lingkaran teknik 18


(2 )
b. Titik asal B(1, 5) 0leh translasi T ¿ 1 bayangannya B(1 + 2, 5 + 1) ⇒

B(3, 6)

Pada bidang, selain titik kita juga dapat menggambar suatu garis atau daerah .

Suatu garis dapat ditranslasikan oleh ()


T= a
b menjadi sebagai berikut.

Bayangan garis y = mx + c oleh translasi T = (ab) adalah garis

y−b=m ( x−a ) +c

Contoh 2:

Contoh 2:

Tentukan bayagan garis y = 2x + 1 oleh translasi T ¿ 3


−2( )
Jawab :

Bayangan garis y = 2x + 1 oleh translasi T ¿ −2 (3) adalah

y + 2 = 2(x – 3 ) + 1 ⟺ y = 2x – 7

2. REFLEKSI (Pencerminan)
Repleksi atau pencerminan adalah suatu transformasi (perpidahan) yang
memindahkan titik – titik pada suatu bangun dengan menggunakan sifat
bayangan cermin. Reflasi terhadap sebuah bangun datar diperoleh dengan
merefleksi titik – titik pada bangun datar tersebut.

Q R R’
Q’

Modul Persamaan lingkaran teknik 19


P
P’

Gambar di atas menunjukan Repleksi segitiga PQR terhadap cermin y


menghasilkan segitiga P’Q’R”

Refleksi titik P(x, y) terhadap :


a. Sumbu X atau y = 0 adalah P ( x , y ) ⇒ P ' ( x ,− y )

b. Sumbu Y atau x = 0 adalah P ( x , y ) ⇒ P ' (−x , y )

c. Pusat O adalah P ( x y ) ⇒ P ' (−x ,− y )

d. Garis x = h adalah P ( x , y ) ⇒ P ' ( 2 h−x , y )

e. Garis y = k adalah P ( x , y ) ⇒ P ' ( x ,2 k − y )

f. Garis y = x adalah P ( x , y ) ⇒ P ' ( y , x)

g. Garis y = −x adalah P ( x , y ) ⇒ P ' (− y ,−x )

h. Titik ( h , k ) adalah P ( x , y ) ⇒ P ' ( 2 h−x , 2 k− y )

Contoh :

Gambarkan dan tentukan koordinat bayangan ∆≝¿ dengan koordinat


D(2, 1), E(5, 3), dan
F(3, 5) karena refleksi terhadap :
a. Sumbu Y
b. Sumbu X
c. Garis y = x

Jawab : Y

a. Refleksi terhadap sumbu Y F’ 5


F
D ( 2,1 ) ⇒ D’( −2, 1 ¿ 4

E(5, 3) ⇒ E’( −5, 3 ¿ E’ 3


E
F(3, 5) ⇒ F’( −3, 5 ¿ 2
D’ 1
D

-5 -4 -3 -2 - 1 0 1
2 3 4 5 X

Modul Persamaan lingkaran teknik 20


b. Refleksi terhadap sumbu X Y

D(2, 1) ⇒ D’(2, −1 ¿ 5 F

E(5, 3) ⇒ E’ (5, −3 ¿ 4

F(3, 5) ⇒ F’ (3, −5 ¿ 3 E
2
1 D
0 1 2 3 4 5
X
-1 D’
-2
-3 E’
-4
-5
F’

b. Refleksi terhadap garis y = x

D (2, 1 ) ⇒ D' (1, 2 )

E ( 5,3 ) ⇒ E ' ( 3, 5 ) 5 E’ F
F ( 3, 5 ) ⇒ F ' ( 5,3 ) 4
3 E F’
2 D’
1 D

0 1 2 3 4 5

3. ROTASI (perputaran)
Rotsi atau perputaran ditentukan oleh pusat perputaran, besar sudut
putaran, dan arah perputarannya (rotasi).
Arah rotasi adab dua, yaitu:
1. Arah positif yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
2. Arah negative yang searah dengan arah putaran jarum jam

R’

P Q’

P’

Modul Persamaan lingkaran teknik 21


o
Gambar diatas menunjukan rotasi ∆ PQR terhdap pusat O sejauh −90

menghasilkan ∆ P ' Q' R '

Rotasi titik P(x, y) terhadap titik pusat O(0, 0) bayangannya adalah P’(x’, y’) di
mana
'
x =x cosθ− y sin θ
'
y =x sin θ− y cos θ

Rotasi titik P(x, y) terhadap titik (h, k) sebesar θ b ayangannya dalah P’(x’,
y’) dimana
'
x =( x cos θ− y sinθ )+ ( k sin θ−hcos θ+h )

y ' =( x sin θ− y cos θ ) + ( k cos θ−h sin θ+k )

Contoh:

1. Tentukan bayangan titik P(6, 4) oleh rotasi dengan pusat rotasi O(0, 0)
sejauh
π −π
a. 2 b. 2
2. Tentukan bayangan titik P(6, 4) karena rotasi yang berpusat di A(2, 1)
sebesar 90o

Jawab :

1. a. bayangan titik P(6, 4) ⇒ P’ ( x' , y ' ) dimana


π π
x ' =6 cos −4 sin =6.0−4.1=−4 π =1800
2 2
π π
y ' =6 sin +4 cos =6.1+4.0=6
2 2

Jadi P’( −4, 6 ¿

b. bayangan titik P(6, 4) ⇒ P’(x’, y’) dimana


x ' =6 cos ( −π2 )−4 sin ( −π2 )=6.0−4.−1=4( −π2 )=(−90 ) 0

Modul Persamaan lingkaran teknik 22


y ' =6 sin ( −π2 )−4 cos (−π2 )=6.(−1)−4.0=−6
Jadi P' ( 4,−6 )

2. bayangan titik P (6, 4 ) ⇒ P' ( x' , y ' ) dimana

x ' =6 cos 900 −4 sin 900 + ( 1 sin 900−2 cos 90 0+ 2 )

¿ ( 6.0−4.1 ) + ( 1.1−2.0+2 )
¿−4+ 3=−1

y ' =( 6. sin 900 + 4 cos 90 0) + ( 1. cos 900−2. sin 90 0+1 )

¿ ( 6.1+4.0 ) + ( 1.0−2.1+1 )

¿ 6−1=5

Jadi , P ' ( x ' , y ' )

3. DILATASI (Perubahan Skala)


Dilatasi adalah transpormasi yang mengubah ukuran tetapi tidak

mengubah bentuk suatu bangun. Bayangan P ( x , y ) oleh dilatasi [0, k]

adalah P' ( x' , y ' ) dengan x ' =kx , dan y ' =ky .

Contoh :

Tentukan bayangan titik (6, 8) karena dilatasi


1
a. [0, 2] b. [0, 2 ]
Jawab:
a. Bayangan P(6, 8) karena dilatasi [0, 2] adalah P' ( x' , y ' ) dimaha

x ' =2.6=12 dan


y ' =2.8=16. Jadi P ' ( 12,16 )
1
b. Bayangan P(6, 8) karena dilatasi [0, P' ( x' , y ' ) dimana
2 ] adalah

' 1 ' 1
x = .6=3 dan y = .8=4. Jadi, P’(3, 4)
2 2

Modul Persamaan lingkaran teknik 23


Dilatasi di atas adalah dilatasi yang berpusat di O(0, 0) dengan skala k ditulis
“[O, k]”
Dilatasi yangberpusat di A(a, b), bayangan titik P(x, y) oleh dilatasi [A(a, b), k)
adalah P’(x’, y’) dengan

x ' =k ( x−a ) + a; y ' =k ( y−b )+ b

Contoh :

Tentukan bayangan titik (3, 6) karena dilatasi


1
a. [A(1, 2), 2] b. [A(1,2), 2 ]

Jawab:
a. Misalkan P' ( x' , y ' ) adalah bayangan titik (3, 6) oleh [ A ( 1,2 ) , 2 ] ,
maka
'
x =2 ( 3−1 ) +1=5 ; y ' =2 ( 6−2 )+2=10 . Jadi
'
P (5,10)

1
b. Misalkan P’(x’, y’) adalah bayangan titik (3, 6) oleh [A(1, 2), 2 ],
maka
1 1
x ' = (3−1 ) +1=2 ; y ' = ( 6−2 )+ 2=4
2 2
Jadi P’(2, 4)

LATIHAN SOAl
1. Tentukan bayangan garis 3x – 2y + 5 = 0 oleh translasi T = −1
3( )
2. Bayangan titik P(−1, 4) oleh translasi T adalah P' ( 3, 2 ) . Tentukan
bayangan titik
Q(1, 2) oleh translasi T.

Modul Persamaan lingkaran teknik 24


2,−1, dan C(1, 4)
3. Diketahui ∆ ABC dengan A (−3,−2 ) , B ¿ . Tentukan bayangan

∆ ABC
karena refleksi terhadap
a. Garis y = x
b. Garis y = −x

4. Diketahui suatu persegi panjang


KLMN dengan K ( 2, 1 ) , L ( 5,1 ) , M ( 5, 6 ) , N (2,6) . Tentukan bayangan persegi

panjang yang didilitasikan [ A ( 1,−2 ) ,2 ] . hitung juga luas persegi


K ' L' M ' N '

5. Diketahui ∆ XYZ dengan X (3, 5 ) , Y ( 6, 7 ) , dan Z ( 10,5 ) . Tentukan bayangan


∆ XYZ yang diputar sebesar:

a. 1800 dan berpusat di O(0, 0)


b. −90 0
dan berpusat di O(0, 0)

c. 90 0
dan berpusat di A (3, 1)

KAIDAH PECAHAN , PERMUTASI , DAN KOMBINASI


A. KAIDAH PECAHAN.
1. Kaidah Pecahan
Jika suatu kejadian dapat diselesaikan dengan m cara yang berbeda, dan
suatu kejadian yang lain dapat diselesaikan dengan n cara berbeda maka
gabungan dari kedua kejadian itu dapat diselesaikan dengan m x n cara
.
Catatan :
Banyaknya kejadian pada kaidah pecahan itu dapat dikembangkan lebih
dari dua kejadian.

Contoh :
Dari kota A ke kota B di hubungkan 3 jalan yang berbeda.
Dari nkota B ke kota C di hubungkan 2 jalan yang berbeda.
Berapa rute berlainan dapat dilalui dari A ke C lewat B.

Jawab:

a1 b1
A a2 B C
a3 b2

Modul Persamaan lingkaran teknik 25


Jalan yang ditempuh dari A ke B ada 3 yaitu a 1, a2, a3
Jalan yang ditempuh dari B ke C ada 2 yaitu b 1, b2
Dari A ke B ada 3 dan dari B ke C ada 2 jalan
Jadi dari A ke C adalah 3 x 2 = 6 rute jalan yang berbeda.

Untuk menentukan rute yang berbeda dapat juga diperoleh dengan table dan
digram pohon berikut.

B ke
C b1 b2
A ke B
a1 ( a1 , b1 ) ( a1 , b2 )

a2 ( a2 , b1 ) ( a2 , b2 )

a3 ( a3 , b1 ) ( a3 , b2 )

b1 C a 1 , b1
a1 B
b2 C a1, b2
b1 C a2, b1
A a2 B
b2 C a2, b2
b1 C a3, b1
a3 B
b2 C a3, b2

Rute dari A ke C lewat B dapat di tulis dengan himpunan pasangan


( a1 , b1 ) , ( a1 b2 ) , ( a2 , b1 ) , ( a2 , b2 ) , ( a3 , b1 ) , ( a3 , b2 )

2. Aturan Pengisian Tempat

Contoh :
1. Disediakan himpunan angka { 1, 2, 3, 4 }. Jika akan dibentuk bilangan
yang gterdiri dari dua angka, berapa banyak bilangan yang terbentuk apabila
tidak boleh ada angka yang berulang ?

Jawab :
Missal ada slot (tempat) sebagai berikut

I II
 Tempat I dapat di isi oleh salah satu angka dari angka – angka { 1, 2, 3,
4 }. Jadi ada 4 cara pengisian .

Modul Persamaan lingkaran teknik 26


 Karena tempat I telah diisi dengan satu angka , maka tersisa 3 angka.
Ketiga angka tersebut dapat diisikan ke tepat II. Jadi ada 3 cara pengisian
.

4 3

Sehingga ada 4 x 3 = 12 bilangan yang mungkin terbentuk.

Hal tersebut dapat digambarkan dengan diagram pohon di bawah ini.

2 12
1 31
1 3 13 3
2 32
4 14 4 34

1 21 1 41
2 3 23 4 2 42
4 24 3
43

2. Berapa banyak cara untuk memilih 3 pengurus OSIS yang terdiri dari
ketua, sekretaris dan bendahara dari 8 orang siswa ?

Jawab :

8 7 6
Ketua sekretaris bendahara
Jadi, ada 8 x 7 x 6 = 336 cara memilih

3. Notasi Faktorial
Hasil pewrkalian semuabilangan positif dari 1 sampai n disebut n
factorial, ditulis dengan n!

n ! dibaca n factorial
n ! = 1 x 2 x 3 x 4 x . . . x ( n – 2 ) x ( n – 1 ) x (n)
n!
n ! = ( n – 1 ) ! n atau n = ( n−1 ) !
0! = 1
1! = 1

Contoh :
6! = 1x2x3x4x5x6 = 720
5! = 1x2x3x4x5 = 120
Modul Persamaan lingkaran teknik 27
8! 1 ×2 ×3 × 4 × 5× 6 ×7 × 8
= =6 ×7 × 8=336
6! 1× 2× 3× 4 × 5 ×6

B. PERMUTASI
Permutasi adalah susunan berurutan dari semua atau sebagian elemen dari
suatu himpunan.
Contoh :
Bilangan – bilangan yang dapat di bentuk dari angka 1, 2, dan 3 jika bilangan itu
terdiri atas dua angka adalah : 12 13 21 23 31 32
Bilangan – bilangan yang bibentuk dari angka 1, 2, dan 3 disebut permutasi 2
elemen dari 3 elemen .
Permutasi dari n elemen yang di susun r per r elemen

dilambangkan dengan Pnr atau Pr


n

Untuk 5P3 menyatakan banyaknya permutasi dari 5 elemen yang disusun tiga
elemen – tiga elemen.
Pada permutasi , tiap elemen muncul satu kali, kecuali kalau dinyatakan secara
khusus.

1. Menentukan Banyaknya Permutasi

Contoh :

Disediakan angka 1, 2, 3, dan 4 . Dari angka –angka tersebut akan dibentuk


bilangan – bilangan dengan syarat bahwa setiap angka hanya muncul satukali
untuk setiap bilangan .
Tentukan banyaknya bilangan yang dapat dibentuk, jika :
1) Bilanhan itu terdiri dari dua angka,
2) Bilangan itu terdiri dari tiga angka,
3) Bilangan itu terdiri dari empat angka

Jawab :
1) Menurut kaidah pecahan, banyaknya bilangan dengan dua angka yang
dapat dibentuk dari empat angka 1, 2, 3, dan 4 adalah 4 x 3 = 12
puluhan Satuan

4 cara 3 cara

Susunan bilanagn tersebut adalah


12 13 14 21 23 24 31 32 34 41 42
43
Bilangan – bilangan dengan dua angka yang dibentuk dari 1, 2, 3, dan
4 adalah permutasi dari empat elemen dengan setiap kali di ambil dua
elemen. Jadi, 4P2 = 4 x 3

Modul Persamaan lingkaran teknik 28


2) Bilangan tiga anga yang dapat dibentuk dari angka 1, 2, 3, dan 4 adalah
4 x 3 x 2 = 24 bilangan . hal demikian disebut permutasi dari 1, 2, 3,
dan 4 dengan setiap kali diambil 3 elemen . Jadi, 4P3 = 4 x 3 x 2

ratusan puluhan satuan

4 cara 3 cara 2 cara

3) Dengan cara yang sama bilangan – bilangan yang terdiri 4 angka yang
dapat disusun dari angka 1, 2, 3, dan 4 adalah 4 x 3 x 2 x 1 = 24
bilangan. Jadi, 4P4

Teorema :

Jumlah permutasi dari suatu himpunan yang terdiri atas n elemen yang
n!
¿
berbeda dan diambil sekaligus sebanyak r elemen adalah : nPr ( n−r ) !

Contoh :

4! 1 ×2 ×3 × 4
¿ = =3 × 4=12
4P2 ( 4−2 ) ! 1× 2

4! 1 ×2 ×3 × 4
¿ = =2× 3× 4=24
4P3 ( 4−3 ) ! 1

2. Permutasi Dengan Beberapa Elemen Yang Sama

Jika P adalah banyaknya permutasi dari n elemen, yang di dalamnya


mengandung n1 elemen yang sama dan n2 elemen yang lain yang sama pula,
maka :

n!
P=
n1 ! n2 !

Contoh :

Bandingkan permutasi dari himpunan { a1 a2 b } dengan himpunan { a a b }

No Himpun Hasil Permutasi Jumlah


an
{ a1 a2 ( a1 a2 b ) , ( a 1 b a 2) , ( b a1 a 2 ) , ( a2 a1 b ) , ( a2 b a1 ) , ( b a2 a1 )
1 6
b}

Modul Persamaan lingkaran teknik 29


{a a
2 (a a b), ( a b a), ( b a a ) 3
b}

Pada hasil pertama, jumlah permutasi ada 6 susunan yang berbeda


Pada hasil ke dua, jumlah permutasi ada 3 susunan yang berbeda.

Dari percobaan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa jumlah permutasi
n elemen yang berbeda akan lebih besar dari pada jumlah permutasi dari n
elemen di mana terdapat beberapa elemen yang sama.

Contoh :
Ada berapa cara kata – kata di bawah ini dapat di permutasikan ?
1) SALA
2) SATU
3) MALAM

Jawab :
1) SALA terdiri dari 4 huruf. Banyaknya elemen yang sama yaitu huruf A ada
2 sehingga
4 ! 4 ×3 × 2× 1
P= = =12 ,
2! 2 ×1
yaitu SALA, SAAL, SLAA, LAAS, LASA, LSAA, ASAL, ASLA, AASL, AALS,
ALAS, ALSA
2) SATU tediri dari 4 huruf berbeda, sehingga P = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
3) MALAM terdiri dari 5 huruf. Banyaknya elemen yang sama yaitu A ada 2
5! 5 × 4 ×3 × 2×1
dan M ada 2 sehingga
P= = =30
2! 2! 2× 1× 2× 1

3. Permutasi Siklis

Permutasi siklis merupaka sebuah permutasi yang disusun secara


melingkar.
Jika tiga huruf A B C kita susunsecara mlingkar maka akan diperoleh susunan
sebagai berikut

B C

A C A B

Jika huruf yang kita susun 4 yaitu A , B, C, dan D, maka susunannya sebagai
berikut:

B C D

Modul Persamaan lingkaran teknik 30


A C A B A B

D D C

C B D

A D A D A C

B C B

Dari kedua hal di atas diperoleh :


3 unsur, banyaknya permutasi siklis (3 – 1)! = 2! = 4
4 unsur, banyaknya permutasi siklis (4 – 1)! = 3! = 6
5 unsur, banyaknya permutasi siklis (5 – 1)! = 4! = 24

Kesimpulan : Permutasi siklis dari n unsur yang berbeda adalah: ( n – 1 ) !

Contoh:
7 orang siswa akan duduk secara melingkar, maka banyaknya mereka akan
duduk adalah
( 7 – 1 )! = 6! = 6 . 5 .4 .3 .2 .1 = 720 cara

C. KOMBINASI ( C )

Perhatikan contoh di bawah ini :


Banyaknya cara untukmenyusun dua huruf dari 3 huruf ABC adalah permutasi
2 dari 3.

3! 3! 3 . 2 .1
= = =6
3 P2 = ( 3−2 ) ! 1! 1 , yaitu AB AC BC BA CA dan CB

Jika AB = BA, AC = CA , dan BC = CB. Maka banyaknya susunan menjadi 3


buah.
Dengan kata lain banyknya cara untuk menyusun 2 huruf dari 3 huruf dengan
urutan tidak diperhatikan ada 3 cara . Cara menyausun seperti di atas
dinamakan kombinasi.

Definisi :
Banyaknya cara untuk menyusun r buah unsur dari n buah unsur yang berbeda
dengan urutan tidak diperhatikan dinamakan kombinasi r dari n. Ditulis nCr . nCr
n!
= ( n−r ) ! r ! , r ≤ n

Modul Persamaan lingkaran teknik 31


Contoh 1 :

Banyaknya cara memilih 2 orang siswa dari 8 orang siswa yang ada, adalah . . .

Jawab :

8! 8! 8 . 7 . 6! 8. 7
→ = = = =28
n = 8, r = 2 8 C2 = ( 8−2 ) ! 2! 6 ! 2 ! 6!2.1 2

Contoh 2:

Rapat osis suatu sekolah dihadiri oleh 10 orang. Akan dibentuk suatu panitia
yangterdiri dari 6 orang. Dengan berapa cara kepanitiaan itu dibentuk ?

Jawab :

10 !
n = 10 , r = 6. 10 C6 = ( 10−6 ) ! 6 ! =

10 ! 10 . 9 .8 . 7 . 6 .5 . 4 .3 . 2. 1 10. 9 . 8 .7
= = =210 cara
4 ! 6 ! 4 .3 . 2 .1 . 6 .5 . 4 .3 . 2. 1 4 . 3 . 2. 1

TUGAS LATIHAN

1. Banyak jalan setapak menuju puncak gunung Sinabung ada lima. Dengan
berapa cara seorang pendaki dapat menaiki dan menuruni gunung itu
jika :
a. Naik dan turun melalui jalan yang sama ,
b. Naik dan turun tidak boleh melalui jalan yang sama

2. Suatu kelas terdiri dari 40 siswa. Akan dipilih untuk menjadi ketua, wakil
ketua, dan bendahara. Ada nberapa cara pengurus itu dapat dibentuk ?
3. Berapa banyak permutasi berbeda dapat dibuat dari huruf - huruf
berikut :
a. HANNAFFI b. KASUR RUSAK
4. Ada berapa cara 4 siswa dapat dipilih dari 30 siswa sebagai peserta lomba
cepat tepat jika:
a. Seorang siswa selalu terpilih
b. Lima orang siswa tidak diikutkan pemilihan
c. Seorang selalu ikut dan dua orang tidak di ikutkan
5. Suatu kepanitiaan akan dibentuk terdiri dari empat siswa laki - laki dan
tiga siswa perempuan. Berapakah banyaknya susunan panitia yang
berbeda dapat dibentuk dari :
a. 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan,
b. 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan

Modul Persamaan lingkaran teknik 32


PELUANG DAN KEJADIAN

1. Pengertian Ruang Sampel, Kejadian Sederhana, dan Kejadian Majemuk

a. Ruang Sampel

Ruang sampel adalah himpunan yang unsur – unsurnya merupakan hasil yang
mungkin dari suatu percobaan.

Contoh :

1. Dalam pengetosan sebuah mata uang logam


a. kemungkinan muncul gambar (G)
b. kemungkinan muncul angaka (A)
Jadi ruang sampelnya adalah S = {A , G} Jumlah titik sampel n(S) = 2

2. Dua dadu dilempar bersamaan, tentukan :


a. ruang sampel
b. titik sampel

Jawab :

a. Ruang sampel

1 2 3 4 5 6
1 (1 , 1) (1 , 2) (1 , 3) (1 , 4) (1 , 5) (1 , 6)
2 (2 , 1) (2 , 2) (2 , 3) (2 , 4) (2 , 5) (2 , 6)
3 (3 , 1) (3 , 2) (3 , 3) (3 , 4) (3 , 5) (3 , 6)
4 (4 , 1) (4 , 2) (4 , 3) (4 , 4) (4 , 5) (4 , 6)
5 (5 , 1) (5 , 2) (5 , 3) (5 , 4) (5 , 5) (5 , 6)
6 (6 , 1) (6 , 2) (6 , 3) (6 , 4) (6 , 5) (6 , 6)
S = {(1 , 1), (1 , 2), (1 , 3), . . . (6 , 6)}

b. Titik sampel n(S) = 36

b. Kejadian sederhana

Kejadian sederhana adalah kejadian yang hanya mengandung satu unsur ruang
sampel. Kejadian itu sendiri merupakan himpunan bagian dari suang sampel.

Contoh :

1. Kejadian munculnya angka ganjil pada pelemparan sebuah dadu

Kejadiannya = {1 , 3 , 5 } dari ruang sampel sebuah dadu S = {1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6}

2. Kejadian munculnya minimal 2 angka dari pengetosan 3 mata uang logam.

Kejadiannya = { AAA, AAG, AGA, GAA}

Modul Persamaan lingkaran teknik 33


c. Kejadian Majemuk

Kejadian majemuk adalah kejadian yang dapat dinyatakan sebagai


gabunganbeberapa kejadian sederhana.

Contoh :

Dalam pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan prima


dan B adalah angka ganjil, maka A ∪ B = {1, 2, 3, 5}

2. Peluang Suatu kejadian

Misal S adalah ruang sampel dari kejadian A

n(S) = banyaknya ruang sampel dari kejadin A

n(A) = banyaknya muncu kejadian A

Nilai kemungkinan dari peristiwa / kejadian A didefinisikan:

n( A)
P(A) = n( S)

Peluang suatu kejadian nilainya berkisar antara 0 dan 1, ditulis 0 ≤ P(A) ≤ 1.

Peluang kejadian bernilai 0 untuk kejadin mustahil dan bernilai 1 untuk kejadian yang
pasti.

Contoh :

1) Dalam pelemparan sebuh dadu, tentukan peluang:


a. muncul mata dadu 2
b. muncul mata dadu genab
c. muncul mata dadu prima

Jawab :
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6

a. Misal A = kejadian muncul mata dadu 2, maka A = {2} dan n(A) = 1


n( A) 1
Peluang munculnya mata dadu 2 adalah P(A) = n(S) = 6

b. Misal B = kejdian muncul mata dadu genap, maka B = {2, 4, 6} dan n(B) =
3
n( B) 3 1
Peluang munculnya mata dadu genap adalah P(B) = = =
n (S ) 6 2

Modul Persamaan lingkaran teknik 34


c. Misal C = kejadian mucul mata dadu prima, maka C = {2, 3, 5} dan n(C)
=3
n(C) 3 1
Peluang munul mata dadu prima adalah P( C ) = = =
n( S) 6 2

2) Sebuah kotak berisi 5 bola putih dan 3 bola merah. Dari kotak itu diambil sebuah
bola secara acak. Berapa peluang munculnya terambil :

a. Sebuah Bola merah


b. Sebuah bola putih

Jawab:

Jumlah semua bola ada 8, sehingga n(S) = 8

a. Misalkan A = kejadian terambilnya bola merah.

Banyaknya bola merah ada 3, maka peluang terambilnya bola marah adalah

n( A) 3
P(A) = n(S) = 8

b. Misal B = kejadian terambilnya bola putih.

Banyaknya bola putih ada 5, maka pelauan terambilnya bola putih adalah

n(B) 5
P(B) = =
n (S ) 8

3) Suatu kotak berisi 10 kelereng, 6 berwarna merah dan 4 berwarna biru. Dari kotak
itu diambil 3 kelereng secara acak, tentukan peluang terambilnya :

a. semua kelareng merah

b. semua kelerang biru

c. 2 kelereng merah dan 1 kelereng biru

d. 1 kelereng merah dan 2 kelereng biru

Jawab :

Dari 10 kelereng diambil 3 kelereng. Banyaknya cara pengambilan itu adalah

10! 10 ! 10 . 9 . 8
= = =¿
10 C3 = ( 10−3 ) ! 3 ! 7! 3! 3 .2 . 1 120 cara. Jadi n(S) = 120

a. Misal A = kejadian terambilnya 3 kelereng merah.

Modul Persamaan lingkaran teknik 35


Diambil 3 kelereng merah dari 6 kelereng merah, banyaknya cara adalah : 6C3 =
6! 6.5.4
=
=20 cara
( 6−3 ) ! 3 ! 3 . 2. 1

Maka n(A) = 20 . Jadi peluang terambinya semua kelereng merah adalah

n( A) 20 1
P(A) = = =
n( S) 120 6

b. Misal B = Kejadian terambinya 3 kelereng biru

Diambil 3 kelereng biru dari 4 kelereng biru, banyaknya cara adalah :

4! 4! 4 . 3. 2. 1
= = =4 cara
4C3 = ( 4−3 ) ! 3! 1 ! 3 ! 1 .3 . 2. 1 . Maka n(B) = 4

Jadi peluang terambinya semua kelereng berwarna biru adalah

n(B) 4 1
P(B) = = =
n (S ) 120 30

c. Misal C = kejadian terambilnya 2 kelereng merah dan 1 kelereng biru.

Diambil 2 kelereng merah dari 6 kelereng merah, maka banyaknya cara


6! 6! 6 .5 . 4 , 3. 2 .1
= = =15
6 C2= ( 6−2 ) ! 2! 4 ! 2 ! 4 . 3. 2 .1 . 2. 1 cara

Diambil 1 kelereng biru dari 4 kelereng biru, maka banyaknya cara adalah :

4! 4! 4 . 3 .2 . 1
= =
4C1 = ( 4−1 ) ! 1 ! 3 ! 1! 3 .2 . 1. 1 = 4 cara

Jadi, banyaknya cara pengambilan 2 kelereng merah 1 kelereng biru adalah

6 C2 x 4C1 =15 x 4 = 60 cara, sehingga n(C) = 60

Dengan demikian peluang terabilnya 2 kelereng merah 1 kelereng biru adalah

n(C) 60 1
P(C) = = =
n( S) 120 2

d. Misal D = kejadian terambilnya 1 kelereng merah dan 2 kelereng biru

Modul Persamaan lingkaran teknik 36


Diambil 1 kelereng mereh dari 6 kelereng merah, maka banyaknya car pengambilan

6! 6!
= =6 cara
6 C1 = ( 6−1 ) ! 1! 5 ! 1 !

Diambil 2 kelereng biru dari 4 kelereng biru, maka banyaknya cra pengambilan

4! 4! 4 . 3 . 2.1
= = =6 cara
4C2 = ( 4−2 ) ! 2 ! 2 ! 2! 2 . 1. 2 .1

Jadi, banyaknya cara pengambilan 1 kelereng merah 2 kelereng biru adalah

6 C1 x 4C2 = 6 x 6 = 36 cara, sehingga n(D) = 36

Dengan demikian peluang terambilnya 1 kelereng merah dan 2 kelereng biru adalah

n(D) 36 3
P(D) = = =
n(S ) 120 10

1. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan dari suatu kejadian adalah hasil kali dari peluang suatu kejadian
dengan banyaknya percobaan. Didefinisikan sebagi berikut:

Fk = P(A) x n

Fk = frekuensi harapan suatu kejadian


P(A) = peluang kejadian A
n = banyaknya percobaan

Contoh 1:

Sebuah dadu dilempar 300 kali, berpa frekuensi harapan munculnya mata dadu lebih dari 2

Jawab :

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6. A = { 3, 4, 5, 6}, n(A) = 4. P(A) =


n( A) 4 2
= =
n( S) 6 3

2
n = 300, Fk = P(A) x n =
×300=200 kali
3

Contoh 2 :

Apabila peluang seorang siswa terkena penyakit flu adala 0,22; Berapa orang yang
diperkirakan terkena penyakit tersebut dari 600 siswa ?
Modul Persamaan lingkaran teknik 37
Jawab :

P(A) = 0,22 n = 600 → Fk = 0,22 x 600 = 132 siswa 4.


4.

4. Kejadian Saling Lepas

Kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika kedua kejadian itu tidak mungkin terjadi
secara bersama.

Contoh 1:

Pada pelemparan sebuah dadu

A = peristiwa munculnya angka genap

B = peristiwa munculnya angka ganjil

Maka A ∩ B = ∅

Peluang terjadinya A dan B yang saling lepas dinyatakan dengan P(A ∪ B ) atau P(A
atau B)

Dalam teori himpunan :

P (A ∪ B) = P(A) + P(B) - P (A ∩ B).

Karena P (A ∩ B) = ∅ , maka P (A ∪ B) = P(A) + P(B)

P (A atau B) = P(A) + P(B)

Jika P (A ∩ B) ≠∅ , maka kejadian tersebut dinamakan kejadian tidak lepas dan

didefinisikan dengan :

P (A atau B) = P(A) + P(B) – P (A ∩ B)

Contoh 2:

Pada pelemparan sebuah dadu

A = peristiwa munculnya angka genap

B = peristiwa munculnya angka prima

Maka

Modul Persamaan lingkaran teknik 38


3
A = 2, 4, 6 → P(A) = 6

3
B = 2, 3, 5 → P(B) = 6

1
A ∩ B = {2} → n(A ∩ B) = 1 → P (A ∩ B) = 6

A dan B adalah peristiwa yang tidak lepas

P (A ∪ B) = P(A) + P(B) – P (A ∩ B)

3 3 1 5
=
+ − =
6 6 6 6

Contoh 3:

Sebuah dadu dilempar satu kali. Tentukan peluang munculnya mata dadu 4 atau prima.

Jawab :

n(S) = 6

n( A) 1
Missal A = kejadian muncunya mata dadu 4, maka n(A) = 1. Jadi P(A) = =
n( S) 6

B = kejadian munculnya mata dadu bilangan prima, maka n(B) = 3.

n(B) 3
Jadi P(B) = =
n (S ) 6

1 3 4 2
Sehingga P (A ∪ B) = P(A) + P(B) =
+ = =
6 6 6 3

Contoh 4 :

Sebuah kartu diambil secara acak dari seperangkat kartu bridge. Berapa peluanterambilnya
kertu As atau kartu berwarna hitam ?

Jawab

n(S) = 52

Modul Persamaan lingkaran teknik 39


n( A) 4 1
Misal A= kejadian terambil kartu As, maka n(A) = 4. Jadi P(A) = = =
n( S) 52 13

B = kejadian terambilnya kartu warna hitam, maka n(B) = 26

n( B) 26 1
Jadi P(B) = = =
n (S ) 52 2

Karena ada kartu As yang berwarna hitam, maka A ∩ B ¿ ∅ . Berarti A dan B

adalah kejadian tidak saling lepas.

2
n(A ∩ B) = 2, maka P(A ∩ B) =
52

Jadi peluang A atau B adalah :

4 26 2 28 7
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) = + − = =
52 52 56 56 13

5. Kejadian Saling Bebas

Dua kejadian A dan B dapat dikatakan saling bebas jika kejadian yang satu tidak
mempengaruhi kejadian yang lain.

Contoh 1 :

Pada pelemparan 2 buah dadu. Tentukan peluang bahwa dadu pertama muncul angka 3
dan pada dadu kedua muncul angka 4

Jawab :

1 2 3 4 5 6
1 (1 , 1) (1 , 2) (1 , 3) (1 , 4) (1 , 5) (1 , 6)
2 (2 , 1) (2 , 2) (2 , 3) (2 , 4) (2 , 5) (2 , 6)
3 (3 , 1) (3 , 2) (3 , 3) (3 , 4) (3 , 5) (3 , 6)
4 (4 , 1) (4 , 2) (4 , 3) (4 , 4) (4 , 5) (4 , 6)
5 (5 , 1) (5 , 2) (5 , 3) (5 , 4) (5 , 5) (5 , 6)
6 (6 , 1) (6 , 2) (6 , 3) (6 , 4) (6 , 5) (6 , 6)

n(S) = 36

6
missal A = kejadian muncul angka 3 pada dadu I , P(A) = 36

Modul Persamaan lingkaran teknik 40


6
B = kejadian muncul angka 4 pada dadu II, P(B) = 36

6 6 1
P (A ∩ B) = P(A) . P(B) =
× =
36 36 36

Kejadian A dan B saling bebasa jika P(A dan B) = P(A) x P(B)

Contoh 2:

Satu dadu dan satu mata uang logam dilempar bersama-sama. Tentukan peluang muncul
mata dadu 5 dan angka pada mata uang logam.

Jawab :

1
Missal A = muncul mata dadu 5 pada dadu. P(A) = 6
1
B = muncul angka pada mata uang logam, P(B) = 2

1 1 1
P(A ∩ B) = P(A) x P(B) =
× =
6 2 12

6. Kejadian yang tidak bebas

Jika A dan B dua kejadian yang tidak bebas maka tejadi atau tidak terjadi A akan ber
pengaruh terhadap kemungkinan terjadinya B.

Jika kejadian A dan kejadian B merupakan kejadian yang tak bebas, maka terjadinya dua
kejadian itu secara serentak mempunyai kemungkina

P(A dan B) = P(A) . P(B/A).


P(B/A) = Kemungkinan terjadi B setelah kejadian A terjadi

Contoh 1:

Dari satu set kartu bridge berturut – turut diambil satu kartu sebanyak dua kali. Berapa
peluang terambilnya KING pada pengambilan pertama dan angka 8 pada pengambilan
kedua kartu pertama tidak dikembalikan.

Jawab :

Banyaknya kartu bridge 52 lembar, jadi n(S) = 52

Missal A = terambinya KING pada pengambilan pertama. n(A) = 4

Modul Persamaan lingkaran teknik 41


n( A) 4
P(A) = =
n( S) 52

Setelah diambil satu lembar KING Jumlah karatu tinggal 51.

B = terambilnya kartu angka 8, jumlah kartu angka delapan ada 4. n(B) = 4

n(B) 4
P(B/A) = =
51 51
4 4 16 4
P(A ∩ B) = P(A) . P(B/A) =
× = =
52 51 2652 663

Contoh 2 :

Sebuah kotak beisi 5 bola merah dan 4 bola putih. Jika diambil 2 berturut – turut dengan
tidak mengembalikan bola pertama kedalam kotak. Tentukan peluang bahwa kedua
pengambilan itu mendapatkan keduanya merah.

Jawab :

Jumlah bola 9. n(S1) = 9

A = terambil bola merah pertama. n(A) = 5

n( A ) 5
=
P(A) = n( S1) 9

Jumlah bola 8. n(S2) = 8

B/A= terambil bola merah kedua. n(B/A) = 4

n( B/ A ) 4 5 4 5
P(B/A) =
= × =
n (S2 ) 8 P(A dan B) = P(A) x P(B/A) = 9 8 18

TUGAS / LATIHAN SOAL


1. Tentukan ruang sampel dari percobaan pelemparan sekeping uang logam dan
sebuah dadu secara bersamaan.
2. Dua keping uang logam diundi bersama-sama satu kali. Tentukan peluang
munculnya :
a. dua sisi angka
b. satu sisi angka dan satu sisi gambar
c. sekurang – kurangnya satu sisi angka
3. Dua dadu dilempar bersamaan satu kali, berapa peluang muncul :

Modul Persamaan lingkaran teknik 42


a. kedua mata dadu berjumlah 5
b. kedua mata dadu bilangan ganjil
c. kedua mata dadu bejumlah lebih dari 6
4. Dari seperangakat karatu bridge (remi) diambil sebuah kartu secara acak. Bera
peluang terambinya ;
a. kartu berwarna hitam
b. kartu berwarna merah
c. kartu bernomor 5
5. Sebuah kotak memuat 30 bola, terdiri dari 10 bola putih dan lainnya bola hitam.
Diambil 3 bola sekali gus secara acak . Berapa peluang terambilnya :
a. bola putih
b. bola hitam
c. 1 bola putih 2 bola hitam
d. 2 bola putih 1 bola hitam
6. Dua dadu dilempar 150 kali. Berapakah frekuensi harapan mata dadu berjumlah
ganjil ?
7. Satu kartu diambil dari seperangkat kartu bridge. Tentukan peluang terambilnya sat
kartu As atau kartu King.
8. Sebuah kotak berisi 4 bola merah, 5 bola putih, dan 2 bola kuning. Dari dalam kotak
diambil secara acak. Tentukan peluang terambilnya bukan bola kuning.
9. dalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 2 bola putih. Dalam kotak yang lain
terdapat 5 bola merah dan 4 bola biru. Dari tiap – tiap kotak diambil satu bola.
Berapa peluang terambil bola merah dari kta poertma dan bola biru dari kotak kedua.
10. Sebuah kotak berisi 3 buah keleng putih dan 2buah keleng hitam. Pada
pengambilan dua kali berturut – turut, peluang untuk mendapatka sebuah kelereng
hitam pada pengambilan pertama dan sebuah kelereng hitam pada pengambilan
kedua adalah . . . .

PERSAMAAN LINGKARAN
A. PENGERTIAN LINGKARAN

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik – titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik
tetentu yang digambarkan pada bidang kartesius. Jarak yang sama disebut jari – jari
lingkaran dan titik tertentu disebut pusat lingkaran.

1. PERSAMAAN LINGKARAN YANG BERPUSAT DI O (0 , 0)


Gambar berikut memperlihatkan lingkaran yang berpusat di O(0 , 0) dan jari-jari r pada
sebuah bidang kartesius. Misalkan titik A(x,y) adalah sembarang titik yang terletak pada

linkaran. Titik A’(x,0) adalah proyeksi titik A pada sumbu X sehingga ∆ O A' A

merupakan segitiga siku-siku di A'

Modul Persamaan lingkaran teknik 43


A (x , y )

O A' ( x , o )

'
Dengan menerapkan teori phytagiras pada ∆ O A A , diperoleh

2 2
( OA )2=( O A ' ) + ( A A ' ) ↔ r 2=x 2 + y 2 ↔ r= √ x 2 + y 2

2 2 2
Karena A(x, y) sembarang titik pada lingkaran, maka persamaan x + y =r berlaku

untuk semua titik A ( x , y ) yang terletak pada lingkaran. Dengan demikian persamaan

lingkaran dengan pusat O ( 0,0 ) dan jari-jari r adalah :

2 2 2
x + y =r

Contoh :

1. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O dan berjari-jari :


1
a. 5 b. √3
2

Jawab :

Modul Persamaan lingkaran teknik 44


a. Diketahui lingkaran berpusat di O dan r = 5
2 2 2 2 2
Persamaan lingkarannya adalah : x + y =5 ↔ x + y =25
2 2
Jadi persamaannya adalah x + y =25
1
b. Diketahui lingkaran berpusat di O dan r = √3
2
2
1
Persamaannyan adalah :
2 2
x + y = √3
2 ( )
3
↔ x 2 + y 2=
4

3
Jadi, persamaan lingkarannya adalah
x 2+ y 2 =
4

2. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan melalui titik A(3 , 4).

Jawab
Diketahui lingkaran berpusat di O dan melalui titik A(3 , 4) maka jari-jari lingkaran
adalah :
r= √ 32 + 42 = 5A(3,4)

Persamaan lingkarannya adalah : x 2+ y 2 =r 2

↔ x 2 + x 2=( 5 ) 2 O

2 2
↔ x + y =25

2. PERSAMAAN LINGKARAN YANG BERPUSAT DI A(a , b)

Gambar berikut dalah lingkaran yang berpusat di P(a , b) dan berjari-jari r.

A (x, y)

r y−b

P (a , b) A’

Modul Persamaan lingkaran teknik 45


x−a

Misalkan A (x, y) adalah sembarang titik yang terletak pada lingkaran dan AP
adalah jari-jari lingkaran. Dengan menerapkan teorema phytagoras diperoleh
hungan :
PA 2=( PA ' )2 + ( AA ' )2

2 2 2
↔r =( x−a ) + ( y −b )

↔r =√ ( x−a ) + ( y−r )
2 2

Karena titik A(x,y) sembarang, naka persamaan ( x−a )2 + ( y −b )2=r 2 berlaku


untuk semua titik A(x,y) yang terletak pada lingkaran. Dengan demikian persamaan
lingkaran dengan pusat P(a , b) dan jari-jari r adalah :

( x−a )2 + ( y −b )2=r 2

Perhatikan contoh berikut

1. Tentukan persamaan lingkaran berikut :


a. Berpusat di (2, 1) dan jari-jari 4
b. Berpusat di (0, -3) dan jari-jari 5

Jawab :

a. Diketahui lingkaran berpusat di (2, 1) dan r = 4


Persamaan lingkaran adalah
( x−2 )2 + ( y−1 )2=42

2 2
⟺ ( x−2 ) + ( y−1 ) =16

Jadi, persamaan lingkarannya adalah ( x−2 )2 + ( y−1 )2=16

b. Pusat di (0, -3) dan r = 5


Persamaan lingkaran adalah :

( x−0 )2 + ( y +3 )2= (5 )2

2 2
⟺ x + ( y +3 ) =¿ 25

Modul Persamaan lingkaran teknik 46


2 2
Jadi, persamaan lingkarannya adalah x + ( y +3 ) =25

2. Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran berikut ini

a. ( x−2 )2 + ( y−1 )2=16

b. ( x+ 3 )2+ ( y−2 )2=8

Jawab :

a. Diketahui persamaan lingkaran ( x−2 )2 + ( y−1 )2=16

Maka lingkaran tersebut berpusat di (2, 1) dan berjari-jari r = √ 16 = 4

b. Diketahui persamaan lingkaran ( x+ 3 )2+ ( y−2 )2=8

Maka lingkaran tersebut berpusat di (-3, 2) dan berjari-jari r = √ 8=2 √ 2

3. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di P(2, 4) dan melalui titik A(3, 1).

Jawab :

Diketahui lingkaran berpusat di P(2, 4) Dan melalui titik A(3, 1) maka jari-jarinya
adalah :

Yr = PA = √ ( 3−2 ) + ( 1−4 )
2 2

= √ 1+ 9
4P(2, 4)

= √ 10

r2 = 10
r

1 A(3,1)Jadi, persamaan lingkarannya adalah :

O 2 3X ( x−2 )2 + ( y−4 )2=10

3. BENTUK UMUM PERSAMAAN LINGKARAN

Modul Persamaan lingkaran teknik 47


Persamaan lingkaran ( x−a )2 + ( y −b )2=r 2 adalah persamaan lingkaran dalam
bentuk baku dengan pusat P(a, b) dan jari-jari r. Jika dijabarkan lebih lanjut,
diperoleh :

( x−a )2 + ( y −b )2=r 2

⟺ x2 −2 ax+ a2+ y 2−2 by+ b2−r 2=0

⟺ x2 + y 2−2ax −2by + a2+ b2−r 2=0

2 2
⟺ x + y + Ax+By+C=0

dengan A=−2 a , B=−2b , danC=a2+ b2−r 2

Sehingga persamaan lingkaran dapat ditulis dalam bentuk umum sebagai brikut

x 2+ y 2 + Ax+ By+ C=0

dimana A , B , dan C bilangan real

2 2
Lingkaran dengan persamaan x + y + Ax+ By+ C=0

memiliki pusat P
−1
2 (1
)
A ,− B dan jari− jari r=
2
A2 B2
+ −C
4 4 √
Contoh :

1. Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran berikut ini.


2 2 2 2
a. x + y −4 x−2 y + 4=0 b. x + y −10 x + 4 y−7=0

Jawab :

a. x 2+ y 2 −4 x−2 y + 4=0

Diketahi A=−4, B=−2, dan C=4

Pusat P ( −A2 ,− B2 ) ⟺ P (−(−4


2
,−
2 )
) (−2 )
⟺ P ( 2, 1 )

Modul Persamaan lingkaran teknik 48


√ √
2 2
A 2 B2 (−4 ) (−2 )
Jari-jari r= + −C ⟺ r= + −4
4 4 4 4

⟺ r= √ 4+1−4

⟺ r=1
Jadi , pusat lingkaran adalah (2 , 1) dan jari-jari lingkaran adalah 1

b. x 2+ y 2 −10 x + 4 y−7=0

Diketahui A=−10 , B=4 dan C=−7

Pusat
P ( −A2 ,− B2 ) ⟺ P ( −(−10
2
,− )
) 4
2 ⟺ P (5,−2 )

Jari-jari r=
4 4 √
A 2 B2
+ −C


2 2
(−10 ) ( 4 )
⟺ r= + −(−7 ) = √ 25+4 +7
4 4

⟺ r=6

Jadi, pusat lingkaran adalah (5, - 2) dengan jari-jari 6.

2. Tentukan persamaan umum lingkaran jika dikertahui lingkaran berpusat di P(5, 3)


dan berjari-jari 3 √ 5.

Jawab:

Diketahui lingkaran berpusat di P(5, 3) dan berjari-jari 3 √ 5

2
L≡ ( x−5 )2 + ( y−3 )2 =( 3 √ 5 )

2 2
⟺ x −10 x+25+ y −6 y +9=45

2 2
⟺ x + y −10 x−6 y−11=0

Modul Persamaan lingkaran teknik 49


Jadi, persamaan umum lingkaran yang berpusat di (5, 3) dan berjari-jari 3 √ 5 adalah

x 2+ y 2 −10 x−6 y−11=0

B. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN

1. Persamaan Garis Singgung Lingkaran yang Melalui Suatu titik pada Lingkaran
dengan Pusat O(0, 0)

Pada gambar berikut titik A(x1 , y1 ) terletak pada lingkaran dan garis g garis yang
menyinggung lingkaran di titik A(x1 , y1).

y 1 −0 y 1
OA ( mOA ) =
gradient = x 1−0 x 1 Y

karena g tegak lurus OA , maka

1 −x 1
mg . mOA =−1 sehinggam g= = r
mOA y1

x1
substitusiksan m g= ke persamaan A(x1,y1)
y1

garis g sehingga diperoleh persamaan g

A ( x1 , y1 )
garis singgung lingkaran

adalah : O X

y− y 1=mg ( x−x1 )

−x1
⟺ y− y 1 = ( x−x 1)
y1

2 2
⟺ y 1 y − y 1 =−x 1 x+ x 1

⟺ x 1 x+ y 1 y= x12 + y 12

Modul Persamaan lingkaran teknik 50


2
⟺ x 1 x+ y 1 y=r

2 2 2
Jadi persamaan garis singgung lingkaran x + y =r yang melalui titik A (x, y)
adalah :

x 1 x+ y 1 y=r 2

Contoh:

Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x 2+ y 2 =8 yang melalui titik (2,2).

Jawab :
2
Persamaan garis singgungnya adalah : x 1 x+ y 1 y=r ⟺ 2x + 2y = 8 ⟺ x + y =
4

Jadi, persamaan garis singgung lingkaran x 2+ y 2 =8 di titk (2,2) adalah x + y = 4

2. Garis Singgung yang Melalui Suatu Titik pada Lingkaran dengan Pusat P(a, b)
dan Jari-jari r

A ( x 1 , y 1 ) terletak pada lingkaran L dan garis g adalah garis singgung


Titik `
A ( x 1 , y 1 ) . Perhatikan gambar disamping
lingkaran di titik

y 1−b
Gradien PA ( m PA ) =
x 1−a g

Karena g tegak lurus PA , makaA ( x 1 , y 1 )

−1
mg . m PA=−1 sehingga m g= y 1−b
m PA r

Modul Persamaan lingkaran teknik 51


−x 1−a
m g=
y 1 −b b P(a,b) A’

x 1−a
Substitusikan m g = x −a
y 1−b 1

y− y 1=mg ( x−x1 ) , sehinga O


Ke aX

Dipeoleh persamaan garis singgung lingkaran ( x−a )2 + ( y −b )2=r 2 yang melalui


A ( x1 , y1 )
titik adalah :

( x−a ) ( x 1−a ) + ( y−b ) ( y 1 −b ) =r 2

Jika diketahui persamaan lingkaran x 2+ y 2 + Ax+ By+ C=0 di titik ( x 1 , y 1 )

yang terletak pada lingkaran adalah sebagai berikut.

1 1
x 1 x+ y 1 y + A ( x 1+ x ) + B ( y 1 + y ) +C=0
2 2

Contoh :

1. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran ( x−1 )2+ ( y−5 )2=20 di titik (5, 7)

Jawab :

Persamaan garis singgungnya adalah :

( x−a ) ( x 1−a ) + ( y−b ) ( y 1 −b ) =r 2

⟺ ( x−1 ) (5−1 ) + ( y−5 )( 7−5 )=20

⟺ ( x−1 ) ( 4 )+ ( y −1 )( 2 ) =20

⟺ 4 x −4+ 2 y −10=2 0

⟺ 4 x +2 y−14−20=0 ⟺ 4 x +2 y−34=0

Modul Persamaan lingkaran teknik 52


Jadi, persamaan garis singgung lingkaran ( x−1 )2+ ( y−5 )2=20 di titik
(5, 7) adalah 4x + 2y – 34 = 0

2. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran ( x )2+ y 2 −4 x +6 y−12=0 di titik (5,


1)
Jawab :
1 1
x 1 x+ y 1 y + A ( x 1−x ) + B ( y 1− y ) +C=0
2 2

1 1

5 x+1 y + (−4 )( 5+ x ) + ( 6 ) ( 1+ y )+ (−12 )=0
2 2

⟺ 5 x+ y −2 ( 5+ x ) +3 ( 1+ y )−12=0

⟺ 5 x+ y −10−2 x+ 3+3 y−12=0

⟺ 3 x+ 4 y−19=0

2 2
Jadi, persamaan garis singgung lingkaran x + y −4 x +6 y−12=0 di titik (5, 1)

adalah 3 x+4 y−19=0

3. Persamaan Garis Singgung Lingkaran dengan Gradien tertentu

Persamaan garis singgung bergradien m pada sebuah lingkaran yang berpusat di


(a, b) dan berjari – jari r dapat ditentukan dengan rumus berikut

y−b=m ( x−a ) ± r √ 1+m 2

Sehingga, persamaan garis singgung bergradien m pada lingkaran yang berpusat


di (0, 0) dan berjari – jari r adalah

y=mx ± r √ 1+m2

Contoh :

Modul Persamaan lingkaran teknik 53


2 2
1. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x + y =9 yang mempunyai
gradien 3

Jawab :

Diketahui m = 3 dan r = √9 = 3

Persamaan garis singgung lingkaran y=mx ± r √ m2 +1

⟺ y=3 x ± 3 √ 3 + 1
2

⟺ y=3 x ± 3 √ 10

2 2
Jadi, persamaan garis singgung lingkaran x + y =9 yang mempunyai gradien 3

adalah y=3 x +3 √10 dan y=3 x−3 √ 10.

2 2
2. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x + y =25 yang sejajar garis
3 x−4 y+10=0

Jawab :

Diketahui persamaan garis 3 x−4 y+10=0

4 y=3 x+10

3 10 3

y= x + gradien ( m )=
4 4 4

Jari-jari ( r )= √25=5

Persamaan garis singgung nlingkaran y=mx ± r √ m2 +1

3
⟺ y= 4 x ± 5
√( )3 2
4
+1

3
⟺ y= 4 x ± 5 16 √ 25

3 5

y= x ± 5.
4 4

Modul Persamaan lingkaran teknik 54


⟺ 4 y=3 x ± 25

⟺ 4 y−3 x ± 25=0

2 2
Jadi, persamaan garis singgung lingkaran x + y =25 yang sejajar dengan garis
3x – 4y + 10 = 0 adalah 4y – 3x + 25 = 0 dan 4y – 3x – 25 = 0

2 2
3. Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran x + y +6 x +8=0 dan
bergradien 3.

Jawab:
2 2
Diketahui lingkaran dengan persamaan x + y +6 x +8=0, maka

Pusat lingkaran :
P ( −A2 ,− B2 ) ⟺
P ( −62 ,− 02 ) ⟺ P (−3, 0 )

Jari – jari ( r )=
√ A 2 B2
4 4
+ −C

⟺ r=
4 4 √
62 0 2
+ −8=√ 9−8= √1=1

2 2
Persamaan lingkaran x + y +6 x +8=0 tersebut dapat ditulis

( x – (-3))2 + ( y – 0 )2 = 1

⟺ (x + 3)2 + y2 = 1

Sehingga, persamaan garis singgungnya adalah :

( y−0 )=3 ( x−(−3 ) ) ±1 √ 32−1

⟺ y=3 x +9 ± √ 10

⟺ y=3 x +( 9+ √ 10) atau y=3 x +( 9−√ 10)

Modul Persamaan lingkaran teknik 55


4. Garis Singgung Persekutuan.

Ada dua jenis garis singgung persekutuan, yaitu Garis singgung persekutuan Luar dan
Garis singgung persekutuan dalam.

 Garis Singing Persekutuan Luar

Contoh :

Diketahui lingkaran yang berpusat di P dan berjari – jari 9 cm lingkaran yang


berpusat di Q berjari-jari 2 cm. jarak antara P dan Q adalah 25 cm. Tentukan
panjang garis singgung persekutu luarnya (SR)

Jawab :

Buatlah garis TQ sejajar SR ( garis singgung persekutuan ndua lingkaran )

PS tegak lurus SR sehingga TQ tegak lurus PT

TQ2 = PQ2 – PT2

TQ = √ 252−72 =√625−49=√ 576=24 cm .

Jadi, panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah 24 cm

T
9 cm
R
25 cm 2 cm
P Q

 Garis Singgung Persekutuan Dalam

Contoh :

Modul Persamaan lingkaran teknik 56


Diketahui lingkaran L1 jari-jarinya r1 = 9 cm dan jari-jari lingkaran L2 adalah
r2 = 3 cm. Jarak titik pusat lingkaran L1 dan lingkaran L2 adalah 20 cm.
Tentukan panjang garis singing persekutuan dalam dari kedua lingkaran itu.

Jawab:

Diketahui PA = r1 = 9 cm,BQ = r2 = 3 cm, dan jarak ke dua pusat lingkaran PQ


= d = 20 cm
PS = r1 + r2 = 9 cm + 3 cm = 12 cm. ( perpajang PA hingga S . )
AS sejajar BQ = 3 cm dan tegak lurus AB
Panjang garis singgung persekutuan dalam (AB)
S
AB = SQ3 cm
A
PQ2 = PS2 + SQ2
9 cm
SQ2 = PQ2 – PS2
3 cm

SQ ¿ √ PQ 2−PS 2 PQ

B 3 cm
SQ =√ 202−122

¿ √ 400−144= √ 256
= 16 cm

Jadi, panjang garis singgung persekutuan dalam lingkaran L1 dan lingkaran L2


adalah 16 cm

LATIHAN

1. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan berjari-jari


a. 12
1
b. √2
2
2. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan melalui titik T(3, 1)
3. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (0, 0) dan melalui titik potong garis x
+ 3y = 20 dengan sumbu X
4. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (3, -5) dan jari-jari 4
5. Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran yang persamaannya ( x−2 )2 + ( y−6 )2=16
6. Tentukan prsamaan lingkaran berpusat di (7, -4) dan melalui titik (0, -8)

Modul Persamaan lingkaran teknik 57

Anda mungkin juga menyukai