OLEH KELOMPOK 7:
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2019/2020
ASET TETAP & INVESTASI SEMENTARA
PENGERTIAN AKTIVA
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta
pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan
pada penghasilan yang akan datang. Pengertian aktiva menurut beberapa orang ahli
sebagai berikut :
Menurut Dra. Lanita Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh
suatau perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi
yang terjadi di masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan
datang”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah
Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh
perusahaan”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Aktiva ialah Kekayaan atau sumber-
sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan memberi
manfaat di masa depan.
PROPERTI INVESTASI
Properti investasi adalah (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau
kedua duanya) yang dikuasai oleh pemilik atau lesse melalui sewa pembiayaan)
untuk menghasilkan rental atau kenaikan nilai atau keduanya dan tidak untuk :
Digunakan dalam produksi atau penyedia barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif atau
Dijual dalam kegiatan sehari-hari
Contoh properti investasi:
Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan
untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan sehari-hari
Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya belum ditentukan
Bangunan yang dimiliki melalui sewa pembiayaan dan disewakan kepada
pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi
Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada
pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi
Properti yang dimaksud untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau
sedang dalam proses pembangunan untuk dijual (PSAK 14 – Persediaan)
Properti yang digunkan sendiri (PSAK 16 – Aset Tetap)
Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan
Setelah pengakuan awal, Emiten atau Perusahaan Publik wajib memilih model nilai
wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan
tersebut pada seluruh Properti Investasi
Model Nilai Wajar
Dalam model ini, Properti Investasi dicatat pada nilai wajar pada tanggal pelaporan.
Model biaya
Dalam model ini, Properti Investasi dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Properti investasi dan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika besar
kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang
berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal. Seperti, mesin, peralatan, tanah, dan lain-lain. Sedangkan
aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak
dapat dinyatakan, tetapi berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, seperti hak
paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain.
Adapun perbedaan yang menonjol dari keduanya antara lain :
Bentuk nyata atau bentuk fisik
Nilai aktiva
Usia atau umur aktiva
Perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud menyangkut masalah yang tidak
berbeda dengan perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, diantaranya adalah
penentuan nilai perolehan, perlakuan akuntansi selanjutnya terhadap nilai
perolehan tersebut dalam kondisi usaha normal (amortisasi), dan perlakuan
akuntansi atas penurunan nilai aktiva tak berwujud yang material dan
permanen. Kesulitan yang dihadapi dalam pemecahan masalah perlakuan
akuntansi aktiva tak berwujud pada umumnya disebabkan oleh sifat aktiva
tersebut, seperti tidak adanya wujud fisik yang menyebabkan bukti
keberadaannya kabur, dan kesulitan dalam penentuan nilai perolehan serta
masa manfaat keekonomiannya.