Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada dasarnya
merupakan ejaan bahasa Indonesia hasil dari penyempurnaan terakhir atas
ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia. Sebelum EYD diberlakukan di
Indonesia pernah berlaku ejaan Ch. A. Van Ophuysen, ejaan Republik (ejaan
Soewandi) dan ejaan Malindo.
Adapun yang disempurnakan itu bukan bahasa Indonesianya,
melainkan ejannya yakni tata cara penulisan yang baku.
Selama ini belum semua orang mematuhi kaidah yang tercantum
dalam EYD, baik karena belum tahu, enggan mematuhi atau karena ada
pedoman yang mereka pegang selama ini yang mereka anggap pedoman itu
sudah tepat. Tindakan seperti ini jelas dapat mengacaukan perkembangan
bahasa Indonesia. Padahal dengan diberlakukannya EYD, seharusnya setiap
warga negara Indonesia, termasuk warga pengadilan sebagai pemakai bahasa
Indonesia wajib mengikuti dan mematuhi kaidah-kaidah yang tercantum di
dalamnya.
Dalam rangka menyebarluaskan dan memasyarakatkan EYD itulah
dalam kaitan dengan teknik penulisan karya ilmiah, tulisan ini terbit.
Diharapkan tulisan ini dapat memberikan manfaat dan petunjuk praktis bagi
masyarakat di semua lingkungan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Tentu saja tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan
diperlukan sumbangan pemikiran dari para pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang masalah ini, permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1.1 Apa pengertian ejaan ?
1.2.1.2 Bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai dengan pedoman
EYD?
1.2.1.3 Bagaimana penulisan singkatan dan akronim ?
1.2.1.4 Bagaimana penulisan angka dan bilangan sesuai dengan pedoman
EYD?
1.2.1.5 Bagaiman penulisan tanda baca sesuai dengan pedoman EYD?

1.3 Tujuan Penulisan


Pada makalah ini penulis menguraikan bentuk tulisan dengan tujuan
sebagai berikut:
1.3.1.1 Untuk mengetahui pengertian ejaan?
1.3.1.2 Untuk mengetahui bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai
dengan pedoman EYD.
1.3.1.3 Untuk mengetahui bagaimana penulisan singkatan dan akronim
yang benar sesuai dengan pedoman EYD.
1.3.1.4 Untuk mengetahui bagaimana penulisan angka dan bilangan yang
benar sesuai dengan pedoman EYD.
1.3.1.5 Untuk mengetahui bagaimana penulisan tanda baca sesuai dengan
pedoman EYD?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Kerap mengatakan bahwa ejaan ialah keseluruhan peraturan


bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan
bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya,
penggabungannya) dalam suatu bahasa. Adapun menurut KBBI ejaan
ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca. Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan
adalah seperangkat kaidah tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan
huruf, kata, dan tanda baca.
Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang
pernah berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.
1. Ejaan van Ophuysen
2. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Sebagaimana yang telah umum diketahui, Ejaan van Ophuysen -- sesuai dengan
namanya -- diprakarsai oleh Ch. A. van Ophuysen, seorang berkebangsaan
Belanda. Ejaan ini mulai diberlakukan sejak 1901 hingga munculnya Ejaan
Soewandi. Ejaan van Ophuysen ini merupakan ejaan yang pertama kali berlaku
dalam bahasa Indonesia yang ketika itu masih bernama bahasa Melayu.
Setelah negara kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan diproklamasikan
menjadi negara yang berdaulat, para ahli bahasa merasa perlu menyusun ejaan
lagi karena tidak puas dengan ejaan yang sudah ada. Ejaan baru yang disusun itu
selesai pada tahun 1947, dan pada tanggal 19 Maret tahun itu juga diresmikan
oleh Mr. Soewandi selaku Menteri PP&K (Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan). Ejaan baru itu disebut Ejaan Republik dan dikenal juga dengan
nama Ejaan Soewandi.
Sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, kian hari
dirasakan bahwa Ejaan Soewandi perlu lebih disempurnakan lagi. Karena itu,
dibentuklah tim untuk menyempurnakan ejaan tersebut. Pada tahun 1972 ejaan itu
selesai dan pemakaiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16
Agustus 1972 dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Pengertian ejaan mencangkup kaidah cara menggambarkan/ melambangkan
bunyi-bunyi tuturan (kata, kalimat, dan sebagainya) dan bagaiman hubungan
diantara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa). Secara teknis, ejaan berkaitan dengan penulisan huruf (huruf
besar/kapital dan huruf miring ), penulisan kata, penulisan unsur serapan,
penulisan angka/bilangan, dan penulisan tanda baca. Kaidah ejaan yang
disempurnakan (EYD) yang diuraikan di bawah ini dikutip dari pedoman umum
ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (2007).

2.2 Penulisan Huruf


Pada bagian ini hannya di bahas bgaimana penulisan huruf besar atau kapital
dan huruf miring.
huruf besar/kapital
berikut ini disajikan beberapa penulisan huruf kapital dari pedoman
umun Ejaan Bahasa Indonesa yang di sempurnakan (2007)nyang
perlu diperhatikan.
1. Huruf pertama ungkapan yang berkaitan dengan nama Tuhan dan kitab suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan, di tulis kapital. Contoh :
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pemaaf.
Terima kasih atas anugerah-Mu.
Semua ini terjadi atas kehendak-Nya.
Zehra sedang membaca Alquran di mesjid.
Toko itu menjual Alkitab.

Akan tetapi, huruf pertama untuk kata-kata, seperti iman, makmum, doa, puasa,
dan misa tidak ditulis dalam huruf kapital.

Contoh: Yustenius selalu mengikuti misa di gereja dekat rumahnya.

Afsar belum pernah menjadi imam masjid di desanya.

2. Huruf pertama dalam gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang


diikuti nama orang, ditulis kapital.
Contoh : Kiai Haji Abdulrahman Wahid pernah menjadi Presiden RI.
Saya masih keturunan dari Sultan Hamengkubuwono IX.
Sementara itu, huruf perama yang berkaitan dengan nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikutinama orang
tidak ditulis dalam huruf kapital.
Contoh:
Benar X
Azalia sudah menunaikan ibadah Azalia sudah menunaikan ibadah
haji. Haji.
Sebagai sorang sultan, ia selalu Sebagai seorang Sultan, dia selalu
berlaku dengan adil berlaku dengan adil.

3. Huruf perama nama jabatan dan pangkat yang diiringi nama orang, nama
instansi, atau nama tempat ditulis kapiltal.
Contoh: Kenalkan, ini sahabatku, Kapten Arkananta.
Presiden RI tidak lama lagi akan bertmu dengan Presiden AS,
Barack Obama.
Jika tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat, huruf
pertama nama jabatan dan pangkat tidak ditulis dalam hutuf kapital.
Contoh:
v x
Kakaknya telah menjadi seorang Kakaknya telah menjadi seorang
gubernur yang baru Gubernur yang baru
Senin yang lalu keenan dilantik Senin yang lalu Keenan dilantk
menjadi kapten. menjadi Kapten.

4. Huruf pertama nama bangsa, nama suku, dan nama bahasa ditulis dalam
huruf kapital. Namu, jika berada di tengah kalimat, kata bangsa, suku, dan
bahasa ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
B X
Marilah, kita mengangkat harkat Marilah, kita mengangkat harkat
dan martabat bangsa Indonesia. dan martabat Bangsa Indonesia.
Kita harus menggunakan bahasa Kita harus menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Indonesia dengan baik dan benar
Dia menikah dengan gadis suku Dia menkah dengan gadis Suku
Melayu Melayu
Akan tetapi, jika di beri imbuhan, penulisan nama bangsa, nama suku, dan
nama bahasa adalah sebagai berikut.

Contoh: sikap pemuda itu keinggris-inggrisan.

Dengan gaya kesunda-sundaan, dia berusaha menghibur kami.

Apakah pengindonesiaan istilah utuk kata asing go international?

5. Huruf pertama nama geografi di tulis kapital.


Contoh:
B x
Kami akan pergi ke Teluk Jakarta Kami akan pergi ke teluk Jakarta
Dia berasal dari Bukit Barisan Dia berasal dari bukit Barisan
Kami pernah berwisatake Danau Kami pernah berwisata ke danau
Toba Toba
Kita harus menyeberangi Selat Kita harus menyeberangi selat
Karimata Karimata.
Banyak sungaidi Jakarta dipenuhi Banyak sungai di Jakarta di penuhi
oleh sampah, termask Sungai oleh sampah, termasuk sungai
Ciliwung. Ciliwung.
Jika tidak disertai nama geografi, huruf kapital tidak di pakai.

Contoh: sepasang kekasih itu berlayar sampai ke teluk

Janganlah kau mandi di danau yang kotor.

Adik menangkap ikan di selat yang dangkal.

Di kampung nenekku terbentang bukit yang indah.

6. Huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan
nama peristiwa sejarah di tulis kapital.
Contoh:
B X
Hewan purba ini hidup sebelum Hewan purba ini hidup sebelum
tahun Masehi. Tahun Masehi.
Pelantikan wisudawan akan Pelantikan wisudawan akan di
diselenggarakan pada bulan Agustus selenggarakan pada Bulan Agustus.
Ayahku lahir pada masa Perang Ayahku lahir pada masa perang
Kemerdekaan. Kemerdekaan.
Mahasiswa wajib menghadiri Mahasisa wajib menghadiri upacara
upacara pada hari Proklamasi pada Hari Proklamasi
Kemerdekaan. Kemerdekaan.
7. Huruf pertama nama badan, nama lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi di tulis kapital.
Contoh:
Saya melamar pekerjaan ke Kementrian Luar Negri.
Lembaga tertinggi kita adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Apa isi Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945?
Pedoman EyD tertera dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 46
Tahun 2009.
Jika tidak diikuti nama badan, nama lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, huruf pertama kata badan/
lembaga serta dokumen tidak di tulis kapital.
Contah:
B X
Meriam diterima bekerja di salah Meriam diterima bekerja di salah
satu kementerian. satu Kementeriaan.
Menurut undang-undang, perbuatan Menurut Undang-Undang,
itu dapat di jatuhi hukuman paling perbuatan itu dapat dapat dijatuhi
lama lima tahun. hukuman paling lama lima tahun.
Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi ditulis dalam huruf kapital.
Contoh:
Masalah tersebut dibawa ke forum Perserikatan Bangsa-bangsa.
Kami mendapat tugas dari Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
Kepegawaian.
8. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik,dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau
sapaan ditulis kapital.
Contoh;
“Silakan duduk, Bang,”
“Dokumen lamaran Saudara sudah kami terima.”
“Di mana rumah Pak Afsar?”
Jika tidak di gunakan sebagai kata ganti atau sapaan, kaa-kata penunjuk
kekerabatan tidak ditulis kapital.
Contoh:
B x
Aku menganggap ayah dan ibumu Aku menganggap Ayah dan Ibumu
seperti orang tuaku sendiri. seperti orang tuaku sendiri.
Keluarga adik dan kakak saya sudah Keluarga Adik dan Kakak saya
tidak di kampung. sudah tibah di kampung.
Semula saya bercita-cita menjadi Semula saya bercita-cita menjadi
dikter. Dokter.
Saya akan menemui pak Guru. Saya akan menemui pak guru
Rumah Pak Lurah akan dijual. Rumah pak lurah akan di jual.
9. Huruf pertama kata ganti Anda ditulis kapital
Contoh:
B x
Pernahkah Anda berpikir tentang Pernahkah anda berpikir tentang
masa depan bangsa ini? masa depan bangsa ini?
Terima kasih atas pengertian Anda. Terima kasih atas pengertian anda.
2.3 penulisan singkatan dan akrinim.
a. Singkatan bukan nama diri yang berupa gabungan
Singkatan bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.
Tidak boleh diakhiri dengan tanda titik,kecuali di akhir kalimat.
B X
pemilu (pemilihan umum) Pemilu, PEMILU
Rapim (rapat pimpinan) Rapim, RAPIM
renstra (rencana strategi) Renstra
tilang (bukti pelanggaran) Tilang
bimbel (bimbingan belajar) Bimbel
b. Singkatan nama diri yang berupa gabungan suku kata, gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf kapital pada huruf awalnya.
Tidak
B X
Golkar (Golongan Karya) GOLKAR.
Kadin (Kamar Dagang dan KADIN.
Industri)
Bappenas (Badan Perencanaan BAPPENAS.
Pembangunan Nasional)
Kemindikbud (Kementrian KEMENDIKBUD.
Pendidikan dan Kebudayaan)
c. Penulisan singkatan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret
kata yang disingkat dilakukan seluruhnya dengan huruf kapital dan tidak
diakiri tanda titik.
B X
DPR(Dewa Perwakilan Rakyat) D.P.R.
PT(Perseroan Terbatas) P.T.
KKN(Kuliah Kerja Nyata) K.K.N.
PGN(Perusahaan Gas Negara) P.G.N
d. Penulisan singkatan umum yang terdiri atas satu kata dilkukan dengan
menambahkan satu tanda titik.
B X
no. (nomor) No
Hlm. (halaman) Hlm
Lamp.(lapiran) Lamp
e. Penulisan singkatan dalam dua huruf menggunakan titik di setiap akhir
huruf.
B X
a.n. (atas nama) a/n,a.n
s.d. (sampai dengan) s/d,sd.
u.b. (untuk beliau) Ub
f. Penulisan singkat dalam tiga huruf atau lebih diberi titik di akhir
singkatan.
B X
sda. (sama dengan di atas) s.d.a.
ttd. (tertanda) t.t.d.
Yth. (yang terhormat) y.t.h
hlm. (halaman) Hal.
g. Singkatan lambang kimia, ukuran timbanga, dan mata uang tidak
dibubuhkan tanda titik.
B X
Cm cm.
Rp Rp.
Kg kg.

Catatan:
Penulisan singkatan dalam kalimat
mengikuti pola berikut:
Kepanjangan (singkatan)
B X
Menurut data Organisasi Kesehatan Menurut data WHO (Organisasi
Dunia (WHO), sekitar 1 juta hingga Kesehatan Dunia), sekitar 1 juta
2,7 juta orang meninggal setiap hingga 2,7 juta orang meninggal
akibat malaria. setiap tahun akibat malaria.

2.4 penulisa angka/bilangan.


Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan angka/ bilangan seperti
tertera dalam pedoman umum ejaan bahasa indonesia yang dsempurnakan
(2007).
1) Untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor, angka ditulis seperti
berikut.
Contoh:
1,2,3,4
I,II,III,X,V
(i), (ii), (iii), (iv)
2) Untuk menyatakan ukuran panjang, berat, isi, satuan waktu, nilai uang,
dan kuantitas, angka ditulis seperti berikut.
Contoh:
5 cm
1 jam 20 menit
Rp.5.000.00
3) Untuk nomor jalan dan alamat, angka ditulis seperti berikut.
Contoh:
Jalan Bima VII No.20
Hotel Indonesial, Kamar 169
4) Untuk bagian karangan dan ayat di dalam kitab suci, angka di tulis seperti
berikut.
Contoh:
Bab IX, Pasal 7, halaman 252
Surat Yassin:7
5) Angka di tulis dengan huruf jika lebih dari dua kata; ditulis seluruhnya
dalam bentuk angka itu sendiri jika dipakai secara berurutan.
Contoh:
Di antara 25 korban kecelakaan bus di solo, diketahui 1 orang eninggal, 5
orang luka berat, dan 19 orang luka ringan.
6) Angka ditulis dengan huruf jika di awal kalimat.
Contoh:
Dua puluh tahun yang lalu, saya lahir.
Empat puluh mahasiswa mengikuti KKN tahun ini.
7) Jika dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisan yang tepat adalah
sebagai berikut.
Contoh:
Sudah terima uang sebesar Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu
rupiah).
8) Bilangan tingkat ditulis seperti berikut.
Contoh:
abad XXI
abad ke-21
abad kedua puluh satu
9) Bilangan yang berakhiran –an ditulis seperti berikut.
Contoh:
tahun ’90-an
uang 10.00-an
10) Bilangan dan huruf tidak perlu ditulis sekaligus, kecuali dalam akta atau
dokumen resmi.
Contoh:
Dalam hal dokumen dibuat 2 (dua) pihak atau lebih, masing-masing
terutang bea materai atas dokumen yang diterimanya.
Bersama dokumen ini, saya lampirkan bukti setor uang sebesar Rp950,75
(sembilan ratus lima pulih dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
11) Bilangan yang besar dapat tidak dinyatakan dalam huruf.
Contoh:
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 220 juta.
Di lemari itu tersimpan 250 buku dan majalah.
2.5 pemakaian tanda baca.
Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik,
koma, titik dua, dan sebagainya). Tanda baca dapat membantu pembaca untuk
memahami makna tulisan dengan tepat. Bayangkan jika tulisan tanpa tanda
baca. Pasti tulisan tersebut membingungkan pembaca.
Tidak seperti ketika berbicara, lawan bicar dapat memahami maksud
pembicara karena pembicara dapat menggunakan intonasi, gerak tubuh, atau
unsur-unsur nonbahasa lainnya. Bahkan, lawan bicara dapat bertanya langsung
kepada pembicara jika kurang memahami tuturannya. Hal ini tidak terjadi
dalam interaksi penulis-pembaca. Oleh karena itulah, penulis perlu menguasai
tanda baca sebagai peranti yang dapat mewakili maksud dan pemikirannya.
Di bawah ini dipaparkan beberapa tanda baca dengan contoh yang
divariasikan. Selengkapnya tentang kaidah tanda baca, dapat dibaca dalam
Pedoman Umum ejaan Bahasa Indonesia yang Desempurnakan(2007).
1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh:
Afsar tinggal di Banten.
Marilah kita mengheningkan cipta.
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam satu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
a) I. Sumber Daya Manusia
A. Devisi Pelatihan dan Pengembangan
B. Devisi Perekrutan Karyawan
C. Divisi penilitian.
b) I. Kelas Kata Bahasa Indonesia
1.1 Nomina
1.2 Verba
1.2.1 Verba transitif
1.2.2 Verba intransitif
1.2.3 Verba aus

Catatan:
Jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau
huruf, tanda titik tidak dibubuhkan di akhir angka atau huruf dalam suatu bagian
atau ikhtisar.
Contoh:
1.2
1.2.1

c. Tand titik di gunakan untuk penanda waktu (jam, menit, dan detik).
Contoh: Pukul 1.35.20 (pukul 1 pagi lewat 35 menit 20 detik)
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan, detik
yang menunjukan jangka waktu.
Contoh :
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik).
e. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit di dalam
daftar pusaka.
Contoh: Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi.
Jakarta: Erlangga.
f. Tanda titik dipakai untuk menceraikan angka ribuan atau kelipatan.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
Tanda titik tidak pakai untuk menceraikan angka ribuan atau
kelipatannya yang tidak menyatakan jumlah.
Contoh:
Pak Sofyan Sugioko lahir pada tahun 1958.
Baca bab VIII, halaman 144 buku Kuncoro Mudrajat.
g. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan judul
karang atau judul gambar, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Pekan Produk Kreatif Indonesia
Tren Penjualan Mobil Kreatif Honda Tahun 2013-2014
h. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan
tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerimaan surat.
Contoh:
Jakarta, 4 Maret 2010 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Abdillah Fatah Suryanto (tanpa titik)
Jalan Bima Blok A-20 (tanpa titik)
Jakarta 13440 (tanpa titik)
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur di dalam pemerinciaan
atau pembilangan.
Contoh:
Sahabat Nunung bernama Patrio, Azis, dan Ruben.
Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya terdiri atas Prodi.
Akuntasi, Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan.
b. Tanda koma digunakan untuk memisahkan antara kalimat setara yang
satu dan kalimat setara yang lainnya yang didahulu kata tetapi atau
melainkan, dan sedangkan.
Contoh:
Tedi ingin datang ke kampus, tetapi hujan turun lebat sekali.
Didi bukan anak Pak Karno, malainkan anak Pak Kasim.
Dedi mendekam di bui selama tiga bulan, sedangkan Dude hannya
sebulan.
c. Tanda koma digunakan untuk menceraikan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kaimat itu mendahului induk kalimat.
Contoh:
Kalau lulus ujian, saya akan traktir teman sekelas.
Karena sangat sibuk, Novi lupa akan janjinya.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Saya akan traktir teman sekelas kalau lulus ujian.
Novi lupa akan janjinya karena sangat sibuk.
d. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat di awal kalimat.
Contoh:
... . Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
... . Jadi, penyelesaiannya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
e. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata, seperti o,ya, wah,
aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh:
Wah, kejutan apa ini!
Ya ampun, ada apa lagi dengan mu?
f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain di dalam kalimat.
Contoh:
Kata Bu Mega,”Kamu harus rajin masuk kuliah.”
“Kamu harus rajin masuk kuliah,” kata Bu Mega, ”kalau mau lulus.”
g. Tanda koma digunakan di antara (i) nama dan alamat, (ii)bagian-
bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi,
Unika Atmaja Jaya, Jalan Jendral Sudirman 51, Jakarta 12930.
Cinangka, Serang, Banten
Surabaya, 10 Mei 1960
h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan nama yang dibalik
susunannya di dalam daftar pustaka.
Contoh: Dewi, S. (2007). Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
i. Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian di dalam catatan kaki.
Contoh: Sutrisna Dewi, Komunikasi Bisnis (Yogyakarta: Andi, 2007),
hlm. 34.
j. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Contoh:
Lady Diana Ratulangi, S.E.
Khadijah, M.A,
Prof. Dr. Tanti Nababan, S.H., M.Hum.
k. Tanda koma digunakan di muka angka persepuluh atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
35,6 m
Rp 150,00
l. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau
keterangan aposisi.
Contoh:
Dosen saya, Pak Ruhut Sitompul, membuka kantor di Depok.
Dalam pemilihan ketua senat di kampus kami, misalnya, tidak
ada seorang laki-laki pun yang mencalonkan diri.
Andi, yang berbaju biru, manajer baru di perusahaan kami.
Berbeda dengan keterangan tambahan atau keterangan aposisi,
keterangan pewatas ditulis tanpa diapit tanda koma.
Contoh:
Acara televisi yang mendidik anak-anak patut di utamakan.
m. Tanda koma dapat digunakan untuk menghindari salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang sungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan kalimat-kalimat berikut.
Kita memerlukan sikap yang sungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung
itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh:
“mengapa Saudara tampak ketakutan?” tanya Mustofa.
“Luruskan barisan!” perintah komandan.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh: Julaeha rajin belajar; semua orang menyukainya.
b. Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan klausa yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh: Ayah mengurus tanaman di kebun rumah; adik asyik
menghafal nama-nama pahlawan nasional.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua digunakan di akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian perintah.
Contoh:
Pengantin baru itu memerlukan perabot rumah tangga: meja,
kursi, dan lemari.
Hannya ada dua pilihan bagi para perjuang kemerdekaan ketika
zaman penjajahan: hidup atau mati.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu
merupakan perincian yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Pengantin baru itu membeli kursi, meja, dan lemari.
Para pejuang kemerdekaan, ketika zaman penjajahan, harus memilih
hidup atau mati.
b. Tanda titik dua digunakan setelah kata atau ungkapan yang
memerlukan perinciaan.
Contoh:
a) Ketua Pelaksana : Kresna Wijaya
Wakil Ketua Pelaksana : Cindy Puspitasari
Sekretaris dan Bandahara : Abdillah F.S.
b) Tempat Sidang : Ruang 706 Gedung KW
Tanggal : 27 Mei 2014
Pukul : 09.30 WIB
c. Tanda titik dua digunakan dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku percakapan.
Contoh: Ibu: (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Miri!”
Amir: “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk).
d. Tanda titik dua digunakan (i) di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii) di antara bab dan ayat di dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan
anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku
acuan dalam kerangan.
Contoh: kesehatan, 12 (3): 34—47
Surat yasin: 9
Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi Kasus
Wright, Andrew, David Betteridge, Michael Buckby. 2008.
Games for Language Learning. UK: Cambrdge University
Press.
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku kata dasar yang
terputus karena pergantian baris.
Contoh: Dokter muda yang baru lulus itu ditunggu pasien-pasiennya.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
pergantiaan baris.
Contoh:
Kini ada cara baru untuk mengukur panas.
Senjata itu merupakan alat pertahanan yang canggih.
Catatan: (lihat contohnya)
Contoh:
Mena- bukan menangis-
Ngisi i
Akhiran –i tidak dipenggal untuk menghindari penulisan satu huruf
saja pada pangkal baris.
c. Tanda hubung digunakan untuk menyabung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak
Kemerah-merahan
Angka 2 sebagai tanda ulang hannya digunakan pada tulisan cepat
(stenografi) dan notula, tidak dipakai pada karangan ilmiah.
d. Tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf pada kata yang
dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: a-d-e-l-i-a
09-09-1999
e. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-
bagian kata atau ungkapan dan (ii) penghilang bagian-bagian
kelompok.
Contoh: ber-jibaku
tiga puluh-ribuan
f. Tanda hubung boleh dipakai untuk merangkai (i) se-dengan kata
berikutnya yang diawali dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka,
(iii) angka dengan –an,(iv) singkatan dengan huruf kapital, imbuhan,
kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Contoh:
Se-Jawa Barat
HUT ke-17
di-PNS-kan
hari-H
Materi-Sekretaris Negara
g. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur bahasa indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh: di-up grade
Meng-up date
Peng-update-an
6. Tanda pisah ( –)
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh: Masalah kekerasan pada anak –menurut pengamatan saya—
muncul karena kurang pengawasan keluarga dan pihak seekolah.
b. Tanda pisah menegaskan keterangan aposisi atau keterangan yang lain
untuk memperjelas kalimat.
Contoh: faktor produksi –alam, tenaga kerja, dan modal—penting
untuk selalu diperhatikan dalam ekonomi suatu negara.
c. Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua tanda hubung
tanpa spasi baik sebelum maupun sesudah.
Contoh: Audisi itu terbuka bagi remaja kelahiran tahun 1989—1980
Jarak Jakarta—Bandung sekitar 100 km.
7. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis dinyatakan dengan tiga tanda titik dalam kalimat yang
dipenggal. Tanda elipsis didahului dengan spasi.
Contoh:
Ikan segar memiliki ciri-ciri yang khas... bendingkan dengan ikan
busuk yang berwarna gelap dan berlendir.
Catatan:
Jika bagia yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, bubuhan empat
tanda titik: tiga titik untuk menandai penghilang teks dan satu titik untuk
menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam menulis, ejaan juga penting digunakan....
8. Tanda Tanya(?)
a. Tanda tanya digunakan untuk mengakhiri kalimat tanya.
Contoh: Mengapa banyak orang mengonsumsi makanan organik?
Itu bukan rekayasa kamu, bukan?
b. Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Contoh: Jumadi pernah mengunjungi kakeknya tahun 2009 (?)
sebelum ayahnya meninggal tahun 2012.
9. Tanda seru digunakan sesudah ungkapan seruan atau perintah yang
menyatakan keungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi.
Contoh:
Kerjakan soal itusekarang juga!
Tega sekali julaeha memperlakukan pacarnya seperti budak!
Pagi! (terucap dalam seminar motivasi).
10. Tanda Kurung ( (...) )
a. Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Contoh: Bagian perencanaan sudah selesai menyusun daftar isian
kegiatan (DIK).
b. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan yang bukan
bagian penting dari pembicara.
Contoh: Pengangguran terdidik menunjukan tren peningkatan setiap
tahun (lihat Grafik 2).
c. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh: Pada (bulan) April yang lalu telah dilakukan pemilihan umum
legislatif.
d. Tanda kurung digunkan untuk mengapit angka atau huruf yang
memerinci urutan keterangan.
Contoh: Faktor produksi meliputi (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)
modal.
11. Tanda Kurung Siku ( [ ] )
a. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau
bagian kalimat yang ditulis penulis asli. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan berasal dari penulis asli.
Contoh:
Ikan busuk [jangan] dikonsumsi karena berbahaya.
Banyak orang asing tertarik belajar ba[ha]sa Indonesia.
b. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan di dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat hlm.35—38] tidak
dibicarakan) perlu di bentangkan di sini.
12. Tanda Petik (“...”)
a. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan atau pustaka lain.
Contoh:
“Semua sudah berakhir,” ucap Solihin, “nasi sudah menjadi bubur.”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “ Bahasa negara adalah bahasa
Indonesia.”
b. Tanda petik digunkan untuk judul syair, karangan, atau bab buku yang
di pakai di dalam kalimat.
Contoh:
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, Dari
Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan
Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.
Tanda petik di gunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata khusus.
Contoh:
Anak remaja sekarang suka berpakaian “you can see”
Setiap malam Amran berubah menjadi “perempuan”.
c. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh: Tono berkata,”maafkan saya, Bu.”
d. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat di tempatkan di
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh: Karena lucunya, Pak Marsudi dijuluki”Si Tukul”.
13. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
a. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun
di dalam petikan lain.
Contoh:
“kamu dengar bunyi ‘tak-tok-tak-tok’ seperti orang berjalan di depan
pintu semalam?”
“ketika saya buka pintu, sosok laki-laki tua berkata,’Saya mau bertemu
Dana,’ seketika bulu kudukku berdiri,” cerita Dana.
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
ungkapan asing.
Contoh:
Feed-back’umpan balik’
Supermarket ‘pasar swalayan’
Honey moon ‘bulan madu’
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring di pakai dalam nomor surat dan nomor pada
alamat; penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
Contoh:
No. 004/KP/5/2014
Jalan Nusa Indah XI/10
Semester Genap 2014/2015
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau,atau tiap.
contoh:
mahasiswa/mahasiswi
kepentingan pribadi dan/atau kepentingan masyarakat
Rp10.000,00/mangkok
15. Tanda Apostrof (‘)
Tanda apostrof (penyingkat) digunakan untuk menghilangkan bagian kata
atau bagian angka dalam tahun.
Contoh: Lautan ‘kan kuseberangi demi engkau, kekasihku. (‘kan = akan)
Indonesia merdeka pada 17 Agustus ’45 (‘45=1945)

Anda mungkin juga menyukai