PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi
Mastoiditis kronis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoideus (tulang
yang menonjol dibelakang telinga)yang berlangsung cukup lama. Mastoiditis
marupakan peradangan kronik yang mengenai rongga mastoid dan komplikasi dari
otitis media kronis. Lapisan epitel dari telinga tengah adalah sambungan dari lapisan
epitel sel-sel mastoid udara yang melekat ditulang temporal. Mastoiditis merupakan
peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari kavum timpani. Perluasan infeksi
telinga bagian tengah yang berulang ulang dapat menyebabkan timbulnya perubahan
pada mastoid berupa penebalan mukosa dan terkumpulnya eksudat. Lama kelamaan
terjadi peradangan tulang (osteitis) dan pengumpulan eksudat/nanah yang makin
banyak,yang akhirnya mencari jalan keluar. Daerah yang lemah biasanya terletak di
belakang telinga, menyebabkan abses superiosteum. (Ferri, 2015). Mastoiditis adalah
segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal.
Biasanya timbul pada anak-anak atau orang dewasa yang sebelumnya telah menderita
infeksi akut pada telinga tengah (Kartika, 2015).
Menurut Brunner & Suddarth (2000), mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang
sebabkan oleh suatu infeksi telinga tengah, dan jika tidak diobati akan berkomplikasi
pada terjadinya osteomyelitis.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa mastoiditis adalah proses
peradangan di tulang mastoid beserta sel yang ada didalamnya. komplikasi dari
terjadinya otots media yang berada di telinga bagian tengah.
2.2 Etiologi
Menurut Marom & Koivisto (2016) berikut adalah penyebab dari mastoiditis :
a. Umumnya mastoiditis timbul sebagai komplikasi dari AOM (acute otitis media),
bakteri yang ditemukan juga sama dengan bakteri penyebab otitis media. Bakteri
yang umumnya menyebabkan mastoiditits ialah Streptococcus pneumoniae (22–
40%), dan Streptococcus pyogenes (7–14%).
b. Kurang dalam menjaga kebersihan pada telinga seperti masuknya air ke dalam
telinga serta bakteri yang masuk dan bersarang yang dapat menyebabkan infeksi.
Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi dan nanah mengumpul di
sel-sel udara mastoid.
c. Terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut.
d. Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut yang
dideritanya. Berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab otitis media akut
yaitu streptococcus pnemonieae.
e. Bakteri lain yang sering ditemukan adalah adalah branhamella catarrhalis,
streptococcusgroup-A dan staphylococcus aureus,streptococcus aureus. Bakteri
yang biasanya muncul pada penderita mastoiditis anak-anak adalah streptococcus
pnemonieae.
2.3 Klasifikasi
Berikut adalah klasifikasi dari mastoiditis (Ferri, 2015) :
a. Akut mastoiditis, biasa terjadi pada anak-anak, sebagai komplikasi dari otitis media
akut suppurative.
b.Kronik mastoiditis, biasanya berkaitan dengan cholesteatome dan penyakit telinga
kronis.
c. Incipient mastoiditis, inflamasi yang terjadi akibat langsung di bagian mastoid.
d.Coalescent mastoiditis, inflamasi yang terjadi akibat komplikasi dari infeksi di organ
tubuh yang lain
2.4 Web of caution (WOC)
2.4 Manifestasi klinis
Tanda dan gejala mastoiditis sama dengan manifestasi klnis yang timbul akibat
peradanagn lainnya, yaitu nyeri yang akan terasa lebih berat di malam hari dan demam.
Berikut adalah tanda dan gejala khusus yang ada pasa mastoiditis (Ferri, 2015) :
a. Bagian postauricular yang teraba lembut.
b. Ertema dan edema pada postaurikular
c. Tonjolan pinna inferiror dan anterior.
d. Membrane timpani biasanya utuh dengan tanda otitis media.
e. Cairan yang keluar dari telinga baik bening maupun berlendir (tergantung dari jenis
bakteri).
f. Kemerahan pada kompleks mastoid.
g. Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah.
h. Pendengaran yang terganggu jika kompleks mastoid yang terinfeksi besar.
2.5 Penatalaksanaan
Menurut Ferri(2015) Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan ialah sebagai
berikut:
a. Pemberian antibiotik sistemik: diberikan beberapa minggu sebelum operasi guna
mengurangi atau menghentikan supurasi aktif dan memperbaiki hasil pembedahan.
b. Pembedahan
1) Timpanoplasti
Adalah tindakan bedah yang bertujuan untuk merekonstruksi mekanisme
pendnegaran di bagian telinga tengah, dengan memperbaiki membrane tympani,
melindungi finestra cochlease dari tekanan suara. Tujuan dari itndakan ini ialah
untuk menyelmatkan dan memulihkan pendengaran , dengan cangkok
membrane timpani. Sedangkan, tujuan sekundernya ialah untuk
mempertahankan atau memperbaiki pendengaran bila mungkin. Terdapat
beberapa teknik timpanoplasti yaitu pencangkokan (kulit, fasia, membrane
timpani homolog, dan rekonstruksi (osikula homolog, kartilago, dan aloplastik).
2) Mastoidektomi
Merupakan tindakan pembedahan pada tulang mastoid, yang bertujuan untuk
menghilangkan jaringan infeksi, dan menciptakan telinga yang kering dan aman.
2.6 Komplikasi
Mastoiditis yang tidk ditangani dengan cepat, dan tepat maka akan menyebabkan
prognosis penyakit yang buruk, dengan menimbulkan beberapa komplikasi sebagai
berikut (Marom & Kovistio, 2016) :
a. Petrositis, yaitu infeksi yang terjadi disekitar tulang telinga tengah perforasi
gendang telinga dengan cairan yang terus menerus keluar.
b. Labrinitis, adalah peradangan pada labirin yang dapat disertai dengan kehilangan
penengaran atau vertigo.
c. Meningitis, yang diakibat oleh bakteri dari mastoiditis yang sudah sampai ke otak
melalui pembuluh darah.
d. Abses otak, yaitu kumpulan nanah yang terkumpul di dalam jaringan otak.
5) Hidung
Kaji apakah ada discharge, apakah ada sinusitis, terpasang alat bantu nafas
atau tidak.