GAMBARAN KASUS
3.1 Anamnesa
3.1.2 Informasi umum
a. Nama :Ny. D
b. Umur : 36 th, 8 bulan
c. Tanggal lahir : 23-12-1982
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. No.MR : 01-02-49-71
f. Suku bangsa : Melayu
g. Agama : Islam
h. Tanggal masuk : 30-09-2019
i. Hari rawat ke :1
j. Dari/rujukan : Indragiri Hilir
k. Diagnosa medik : Ca. Endometrium + Ca.Ovarium + Ascites
3.1.2 Keluhan utama
a. Pasien mengeluh sesak, terlebih jka pasien bergerak.
b. Pasien mnegatakan sulit tidur karena sesak.
c. Pasien mnegatakna posisi duduk membuatnya semakin sesak.
d. Pasien mengeluh kaki kirinya sakit.
e. Pasien mnegeluh kaki nya kaku, sehingga sulit untuk digerakkan.
f. Pasien mengeluh perutnya kembung .
g. Pasien mnegatakan kalau ke kamar mandi harus di bantu oleh keluarga.
3.1.10 Riwayat penyakit yang di derita saat ini
Ca. endometrium + Ca.Ovarium+ Ascites, paisen masuk ke rumah sakit karena sudah 2
minggu perutnya membengkak, sebelumnya tidak ada keluhan yang dirasakan pasien.
Namun, tiba-tiba perutnya membengkak, dan terasa sesak jika dalam posisi kepala diberi
bantal dan posisi duduk.
8
9
3) Telinga
Bentuk anatomis tulang normal, liang telinga bersih, tidak ada alat bantu dengar, tidak
ada benda asing, membrane timpani normal, tidak ada nyeri tekan, dan tulang mastoid
normal
4) Hidung
Bentuk hidung dan kondisi tulang normal, pernapsan cuping hidung, tidak ada massa,
tulang dan kartilago hidung normal, nyeri tekan sinus tidak ada, tidak ada discharge,
pasien terpasang oksigen nasal kanul 3 L/menit, tidak terpasang NGT, daya penciuman
normal, dan perdarahan tidak ada, pola pernpasan irregular.
5) Mulut
Warna bibir sedikit gelap tapi tidak pucat, rongga mulut dan lidah bersih, mukosa bukal
dan gusi normal, pergerakan lidah normal, orofaring dan tonsil normal, reflex gag
positif, gigi pasien tidak lengkap, empat gigi atas dan bawah pasien sudah tercabut,
pasien terpasang gigi palsu di barisan depan.
b. Leher
Otot leher normal, tiroid normal, nodus limfatikus tidak teraba, trakea simetris, arteri
karotis teraba, JVP tidak ada, pasien tidak kaku kuduk, tidak teraba massa, pasien tidak
terpasang trakeostomi.
c. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : normochest, tidak ada jejas, tidak ada retraksi dindign dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan krepitasi, tidak ada massa, taktil fremitus normal
Perkusi : bunyi paru resonan
Auskultasi : buni nafas vesikuler
2) Jantung
Inspeksi : iktus kordia tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan repitasi, batas jantung berada pada ICS 2-ICS 5, apeks
jantung berada di ICS V midklavikula kiri.
Perkusi
- ICS II Linea Para Sternalis Dextra (pekak)
11
i. Kaki
kaki kanan dan kiri simetris, warna kulit sawo matang, turgor baik, akral teraba hangat,
kekuatan otot kaki knaan dan kiri 2, ada edema di tungkau bawah, tidak ada deformitas,
fraktur, krepitasi, nodul, luka, keganasan, dan kemampuan berjalan terhambat.
j. Punggung
Keadaan punggung normal, tidak ada kifosis, scoliosis, dan lordosis, tidak ada infeksi,
nyeri, dan luka decubitus.
3.1.8 Pola istirahat dan tidur
- Pasien mengatakan sulit tidur karena perut terasa kembung dan sesak.
- Pasien tampak mengantuk di siang hari.
3.1.9 Pola aktivitas harian (ADL)
- pasien parsial care
3.1.10 Balance cairan (per shift)
a. Cairan masuk : 2.460 ml
b. Cairan keluar : 2.880 ml
c. IWL : 780 ml
d. Balance cairan : -420 ml
e. Urin output :600 ml/kgBB/jam
3.1.11 Psiko-sosial-spiritual
- Pasien merasa ikhlas dan semangat untuk sembuh.
- Pasien mengatakan tidak ada perbedaan kehidupan lingkungan social terhadap dirinya
sebelum dan sesudah sakit.
3.1.12 Pengkajian reflex dan saraf kranial
a. Reflex biseps, triseps, brakioradialis, patella, achiles, dan Babinski normal.
b. 12 saraf kranial normal
3.1.13 Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostic
a.Hasil laboratorium
Tanggal Hasil Nilai normal
30/09/2019 Darah lengkap :
13
lambung atau
tukak usus
atau adanya
peradangan
pada saluran
cerna.
- Individu yang
menderita
gangguan
fungsi hati
dan ginjal
parah.
2 Rantidin 1 amp extra IV 2x1 - Penyakit ulkus Hipersensitivi
duodenum tas terhaddap
- Hipersekresi ranitidin atau
lambung komponen
- Ulkus stress dan produk
profilaksis lainnya.
- Zallinger elliso
symdrome
3 Ceftriaxone IV 2x1 Untuk mengatasi Hipersensitivt
infeksi bakteri gram as terhadap
negative maupun obat ini atau
gram positif obat golongan
sefalosporin
lainnya.
3.2 Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Keganasan pertumbuhan sel pada Ketidakefektifan
- Pasien mengatakan sesak, endometrium pola napas
15
ascites
3 DS : Pasien ascites dan di pasang punksi Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan sulit tidur
karena sesak Pasien merasa ada benda aneh yang
- Pasien mnegatkan sukit tidur berada di perutnya + pasien sesak
karena perut kembung
- Pasien mengatakan sulit tidur Aktifnya pusat jaga di otak yaitu ARS
karena takut punksi ascites
nya lepas kalau banyak Pasien terbangun sepanjang malam
bergerak
DO :
- Mata pasien tampak sayu dan
cekung
- Pasien tampak sering
mengantuk di siang hari
17
tidak ada
A:
- Masalah teratasi
sebagian
P:
- Pertahanakan
pola napas
pasien
- Monitor ritme,
kedalaman, dan
frekuensi
pernapasan
secara berkala
bantuan keluarga
O:
- Kaki sudah bias
ditekuk sedikit
- Kekuatan otot
ektremitas atas
dan bawah masih
di angka 3 dan 2
P:
- Lanjutkan ROM
Pasif
dipertemuan
selanjutnya
- Kaji kembali
kekuatan otot
setelah Rom
dilakukan
05/10/2019 Gangguan pola tidur 1. Mengkaji pola napas pasien S:
b.d immobilisasi sebelum dan sesudah posisi diubah - Pasien
menjadi semi fowler mengatakan
2. Mengkaji pola napas pasien setelah tidak ada lagi
posisi diubah menjadi semi fowler terbangun di
3. Meletakkan kaki pasien di atas malam hari
bantal dengan harapan edema dapat - Pasien memulai
berkurang, dan membuat posisi tidur dengan
tidur pasienmenjadi lebih nyaman menarik nafas
4. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam terlebih
dalam dahulu
5. Perawat mendemonstrasikan O :
23
BAB 4
PEMBAHASAN
lebih tinggi dari kisaran normal. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Sood (TT) bahwa, ascites dapat mempengrauhi diafragma karena cairan akan
masuk ke lubang kecil yang ada antara diafragma dan rongga perut, sehingga jika
cairan ini banyak masuk ke dalam paru berakibat pada terjadinya efusi pleura.
4.1.3 Identifikasi kebutuhan segera
Intervensi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan segera pasien mengacu
pada tinjauan teori sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teoridan
kasus.
4.1.4 Intervensi
Terdapat beberapa perbedaan intervensi antara teori dengan kasusyang di dapat.
Hal ini dikarenakan, kebutuhan pasien, dan diagnosa yang ditemui berbeda, seuai
dengan kondisi pasien yang di kaji saat itu.
4.1.5 Implementasi dan evaluasi
Impelemtasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan.
26
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Oksigenisasi adalah salah satu upaya dalam memeuni kebutuhan dasar oksigen bagi
pasien agar proses fisiolgis dalam tubuh tidak terganggu. Pada kasus, sudah siberikan
beberapa intervensi pada pasien berdasarkan masalah keperawatan yang ditemui,
hasilnya ialah masalah teratasi sebagian , dan ada beberapa rencana intervensi lanjutan
yang akan dilaksanakan hingga memenuhi kriteria hasil yang sudah ditentukan .
5.2 Saran
Dengan adanya penjabaran materi diatas, diharapkan agar para mahasiswa/i
keperawatan :
a. Dapat mengetahui dan mengerti mengenai oksigenisasi.
b. Dapat mengetahui dan menerapkan tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan oksigenisasi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik Proseduak Keperawatan :Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salamba Medika.
Mangku,G & Senapathi, TGE. (2017). Buku Ajar Ilmu Anesetesia dan Reaminasi. Jakarta:
Indeks.
Nanda, NIC, NOC. (2013). Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional : Edisi
Revisi. Jakarta: Medicatron Publishing.
Sudoyo, A.W., Setryohadi,B., Alwi.I., Simadibrata,M., & Setiadi.S.(2009). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Tarwoto., Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.