Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes HANG TUAH PEKANBARU
T.A.2019/2020

FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Materi : Anemia pada kehamilan

Pokok bahasan : Pencegahan, penanganan, dan akibat dari anemia pada


kehamilan.

Hari/ tanggal : Jumat, 28 Februari 2020.

Estimasi Waktu : 30 menit, terdiri dari 15 menit penyajian materi dan 15 menit
tanya jawab.

Tempat : Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru

Sasaran : Audiens

A. Latar belakang

Pada saat hamil, tubuh akan mengalami perubahna yang signifikan, jumlah darah
meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan
besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan
membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh ibu akan
memerlukan darah 30% lebih banyak daripada sebelum hamil (Noverstiti, 2012).
Jika ibu tidak mencukupi kebutuhan darah maka akan berakibat terjadinya anemia
pasa saat kehamilan.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11
gr/dL pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb < 10,5 gr/dL pada trimester 2. Anemia
pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang terjadi
selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Anemia
yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat
besi karena asupan unsur besi yang kurang dalam makanan, gangguan penyerapan,
peningkatan kebutuhan zat besi, atau terlamoau banyaknya zat besi yang keluar dari
tubuh, misalnya pada perdarahan (Khumaira, 2012).
Anemia pada ibu hamil menjadi masalah di dunia, karena anemia pada ibu hamil
sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi termasuk
resiko keguguran, lahir mati, rematuritas, berat bayi lahir rendah World Health
Organization (WHO, 2014). Berdasarkan data WHO angka kejadian anemia pada
ibu hamil secara global sebanyak 28-36 juta orang, sedangkan jumlah anemia
tertinggi berada di Asia, yaitu sebanyak 12-22 juta orang, dan yang terendah berada
di Oceania atau kawasan di Samudera Pasifik sekitar 100-200 orang (WHO, 2011).
Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu dinegara
berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam
kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut, bahkan jarak
keduanya saling berinteraksi.

Data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2010
menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per
100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari targetRancangan
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar118 per 100.000
kelahiran hidup dan target Milenium Develpomen Goals (MDG’s) sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup tahun 2015 (Kemenkes RI, 2011).

Pravalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10wanita hamil
menderita anemia. Anemia defisiensi besi dijumpai pada ibuhamil 40%. Angka
kejadian anemia kehamilan di Surakarta pada tahun 2009adalah 9,39%. Tercatat
bahwa dari 11.441 ibu hamil terdapat 1.074 ibu hamil yang mengalami anemia
kehamilan (Dinkes Surakarta, 2010).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita anemia kehamilan
terbanyak. Program pemberian tablet Fe pada setiap ibuhamil yang berkunjung ke
pelayanan kesehatan nyatanya masih belum mampumenurunkan jumlah penderita
anemia kehamilan secara signifikan.Ketidakberhasilan program ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranyacara mengkonsumsi tablet Fe yang sesuai, baik dari segi
waktu maupun cara mengkonsumsinya (Admin, 2012).

Hasil survei anemia pada ibu hamil di 15 kabupaten di Jawa Tengah tahun 2007
menunjukkan bahwa pravalensi anemia di jawa tengah adalah 57,7%, angka ini
lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9%. Dimana anemia tertinggi terjadi di
kabupaten Sukoharjo 82,4% (Dinkes Prov Jateng,2009).

Upaya untuk menanggulangi permasalah tersebut perlu diberikan dukungan kepada


ibu hamil dengan caradiberikan poster agar bisa mengurangi terjadinya anemia pada
kehamilan. Keberadaan poster dan edukasi sangat menarik karena memadukan
unsur kata yang singkat dan gambar dalam satu tempat, sehingga memungkinkan
untuk para pembaca agar mudah membacanya (Sofiansyah, 2010). Pada kesempatan
kali ini kami akan menyampaikan penyuluhan terkait “Penanganan dan
Pencegahan Anemia Pada Kehamilan”.
B. Tujuan
1. Tujuan
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x15 menit, diharapkan klien dapat :
a) Mengetahui dan memahami pengertian anemia pada kehamilan.
b) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala anemia pada kehamilan.
c) Mengetahui dan memahami jenis-jenis penanganan anemia pada kehamilan.
d) Mengetahui dan memahami akibat dari anemia pada kehamilan.
C. Metode
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1) Metode ceramah dalam penyajian materi penyuluhan.
2) Metode tanya jawab antara pemberi penyuluhan dengan audiens.
D. Media
Pada penyuluhan ini, kelompok akan menggunakan beberapa media, sebagai
berikut:
1) Power point yang disambungkan dengan proyektor agar pasien dan keluarga
dapat melihat materi yang disampaikan oleh penyuluh.
2) Leaflet, dengan tujuan agar pasien dapat lebih mengerti dengan materi yang
disampaikan.
E. Waktu dan tempat

Waktu : Jumat, 28 Februari 2020.

Tempat : Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru.


F. Pengorganisasian

MC (Master Of Ceremony): Shahibatul Hablaini, S.Kep

Leader : Chyntia Utami, S,Kep

Fasilitator : Dinul Ihsan, S.Kep

Observer : Maulana Prasetyo,S.Kep dan Dian Hafiza, S,Kep

G. Deskripsi tugas

Perngorganisasian Tugas
MC - Membuka dan menutup acara
- Memperkenalkan diri
- Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
- Menjaga kelancaran acara.
- Memimpin diskusi
Leader - Menyajikan materi penyuluhan
- Bersama fasilitator menjalin kerja sama
dalam acara penyuluhan
Fasilitator - Mengamati jalannya kegiatan
- Mengevaluasi kegiatan
- Mencatat perilaku verbal dan non-verbal
peserta kegiatan
Observer - Bersama mc menjalin kerjasama dalam
menyajikan materi penyuluhan.
- Memotivasi peserta kegiatan dalam
bertanya.
- Menjadi contoh dalam kegiatan

H. Setting tempat

Layar Infokus
A

Keterangan ;

: Leader A
: CI akademik

: Co. Leader K
: CI klinik

: Fasilitator : Audiens

c : Observer
I. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan Kegiatan Pasien Waktu
Kegiatan dan Keluarga
Pendahuluan - Membuka penyuluhan Menjawab salam 5 menit
dengan salam dan mendengarkan
- Memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
- Menjelaskan tema
penyuluhan yang akan
disampaikan
a. Menjelaskan materi
penyuluhan, meliputi :
- Pengertian anemia pada
kehamilan
- Penyebab anemia pada
kehamilan
- Tanda dan gejala anemia
Mendengarkan,
pada kehamilan
Kegiatan inti memahami, dan 20 menit
- Jenis-jenis penanganan
menjawab
anemia pada kehamilan
- Pencegahan anemia
pada kehamilan
- Akibat dari anemia pada
kehamilan
b.Meng-evaluasi
pemahaman pasien dan
keluarga akan materi
yang telah diberikan,
yaitu dengan memberikan
beberapa pertanyan
seputar materi
penyuluhan yang telah
diberikan.
- Mengucapkan terima
kasih atas antusias dan
peran serta pasien dan
Mendengarkan,
keluarga dalam
menjawab salam,
Penutup penyuluhan 5 menit
dan menerima
- Mengucapkan salam
leaflet
penutup
- Membagikan leaflet
penyuluhan

J. Evaluasi
Dalam sebuah penyuluhan, wajib dilakukan sebuah evaluasi guna sebagai kritik dan
saran untuk lebih baik dalam melakukan penyuluhan selanjutnya. Berikut adalah
beberapa kriteria evaluasi yang telah ditentukan oleh kelompok penyuluhan, yaitu :
1) Kriteria struktur
a) Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara dilaksanakan.
b) Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
c) Peseta hadir pada tempat yang telah ditentukan.
d) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa profesi ners STIkes
Hang Tuah Pekanbaru.
2) Kriteria proses
a) Acara dimulai tepat waktu.
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
d) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan.
e) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah ditentukan.
f) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan pembagian tugas masing-masing.
3) Kriteria hasil
a) Peserta yang datang sejumlah 10 atau lebih.
b) Ada umpan balik positif dari peserta.

K. Materi penyuluhan
(terlampir)
MATERI PENYULUHAN
A. Defenisi
Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang
terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada
saat hamil, tubuh akan mengalami perubahna yang signifikan, jumlah darah meningkat
sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin
untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak
darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh ibu akan memerlukan darah 30% lebih
banyak daripada sebelum hamil (Noverstiti, 2012).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11
gr/dL pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb < 10,5 gr/dL pada trimester 2. Anemia yang
paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi
karena asupan unsur besi yang kurang dalam makanan, gangguan penyerapan,
peningkatan kebutuhan zat besi, atau terlamoau banyaknya zat besi yang keluar dari
tubuh, misalnya pada perdarahan (Khumaira, 2012).

Kehamilan dapat memicu sekaligus memacu terjadinya perubahan tubuh, baik secara
anatomis, fisiologis, maupun biokimiawi. Terjadi peningkatan kebutuhan akan zat besi
pada masa kehamilan. Peningkatan ini dimaksudkan untuk memasok kebutuhan janin
untuk bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi), pertumbuhan
plasenta dan peningkatan volume darah ibu.

Kebutuhan zat besi selama trimester I relatif sedikit yaitu 0,8 mg/hari, kemudian
meningkat tajamselama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg/hari (Arisman, 2010). Selama
kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah
18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%.Akibatnya, frekuensi anemia pada kehamilan
cukup tinggi (Irianto, 2014).

B. Etiologi
Secara garis besar, anemia pada ibu hamil disebabkan oleh defisiensi zat besi yang
timbul dari kondisi berikut (Bulkis, 2013):
1. Pola konsumsi
Pola konsumsi adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam memilih makanan
dan memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi budaya
dan social. Kejadian anemia sering dihubungkan dengan pola konsumsi yang rendah
kandungan zat besinya serta makanan yang dapat memperlancar dan menghambata
absorbsi zat besi.
2. Infeksi
Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia.Infeksi itu umumnya adalah
TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan terjadinya peningkatan
penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit.Cacingan jarang sekali
menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat mempengaruhi kualitas hidup
penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan
anemia defisiensi besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia.
3. Perdarahan
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
pendarahan akut bahkan keduanya saling berinteraksi.Pendarahan menyebabkan
banyak unsur besiyang hilang sehinggga dapat berakibat pada anemia.

C. Jenis- jenis anemia pada kehamilan


Menurut Ertriana & Astutik (2018), anemia pada kehamilan di klasifikasikan sebagai
berikut :
1. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul karena kekurangan zat besi
sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain di dalam tubuh
terganggu. Defisiensi zat besi terjadi saat jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak
dapat mencukupi kebutuhan tubuh. Secara umum, ada tiga penyebab anemia
defisiensi besi yaitu kekurangan intake zat besi dari makanan (ikan, daging, hati,
dan sayuran hijau tua), meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi yaitu pada
masa pertumbuhan dan kehamilan, asupan pada penderita penyakit menahun, serta
meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh karena perdarahan, cacingan, dan
menstruasi.
2. Anemia megaloblastik
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya berlipat dua ketika
kehamilan.Kekurangan asam folat mengakibatkan peningkatan kepekaan, lelah
berat, dan gangguan tidur.Kekurangan asam folat yang besar mengakibatkan anemia
megaloblastik atau megalositik karena asam folat berperan dalam metabolism
normal makanan menjadi energi, pematangan sel datah merah, sintesis DNA,
pertumbuhan sel, dan pembentukan heme.Gejala anemia megaloblastik adalah diare,
depresi, lelah berat, ngantuk berat, pucat, dan perlambatan frekuensi nadi.
3. Anemia defisiensi B12
Anemia dengan disertai dengan rasa letih yang parah merupakan akibat dari
defesiensi B12.Vitamin ini sangat penting dalam pembentukan RBC (sel darah
merah).Anemia perniciosa biasanya tidak disebabkan oleh kekurangan vitamin B12
dalam makanan, melainkan ketidaksediaan faktor intrinsik yaitu sekresi gaster yang
diperlukan untuk penyerapan vitamin B12. Gejala anemia ini yaitu rasa letih dan
lemah yang hebat, diare, depresi, mengantuk mudah tersinggung dan pucat.

D. Tanda dan gejala anemia pada kehamilan


Menurut Ertriana & Astutik (2018), tanda dan gejala dari ibu hamil dengan anemia
adalah sebagai berikut :
1. Cepat lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang
4. Lidah luka
5. Nafsu makan turun
6. Hilang konsentrasi
7. Nafas pendek
8. Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda
9. Konjungtiva anemis
10. Tangan dan kaki terasa dingin

E. Penanganan anemia pada ibu hamil


Upaya-upaya dalam penanggulangan anemia gizi terutama pada wanita hamil telah
dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satu caranya adalah melalui suplementasi tablet
besi. Suplementasi tablet besi dianggap merupakan cara yang efektif karena kandungan
besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat yang sekaligus dapat mencegah dan
menanggulangi anemia akibat kekurangan asam folat. Cara ini juga efisien karena tablet
besi harganya relatif murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat kelas bawah serta
mudah didapat .

Departemen Kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan Anemia Gizi Besi


(AGB) dengan membagikan tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu
hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa
kehamilan.Agar penyerapan besi dapat maksimal, dianjurkan minum tablet zat besi
dengan air minum yang sudah dimasak. Dengan minum tablet Fe, maka tanda-tanda
kurang darah akan menghilang, bila tidak menghilang, berarti yang bersangkutan bukan
menderita AGB, tetapi menderita Anemia jenis lain.

Meskipun dibutuhkan gizi yang baik, suplemen besi menganggu saluran pencernaan
pada sebagian orang.Efek samping misalnya mual-mual, rasa panas pada perut, diare
atau sembelit.Untuk memulihkan efek samping yang tidak menyenangkan, dianjurkan
untuk mengurangi setiap dosis besi atau mengkonsumsi makanan bersama tablet besi.
Makanan yang kaya akan vitamin C memperbanyak serapan besi.

F. Akibat anemia pada kehamilan


Menurut Estriana & Astutik (2018), akibat dari anemia pada ibu hamil yang tidak di
tangani ialah :
1. Abortus
2. Lahir prematur
3. Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan
4. Intra uterine fetal death
5. Dapat terjadi cacat bawaan
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, M. 2012. Gizi dalam daur kehidupan. Yakarta: EGC.

Calvello, El. &Khoujah.D. (2011). Management of The Hypertermic Patient. British


Journal of Hospital Medicine, 72(10).

Ertriana dan Astuti. 2018. Buku ajar asuhan kebidanan.yogyakarta: Rohima Press.

Iriano, K. 2014. Anatomi dan fisiologi. Yogyakarta: Citra Pustaka

Feby, A.B. & Marendra,Z.(2010). Smart Parent: Pandai Mengatur Menu Dan Tanggap
Saat Anak Sakit. Jakarta Selatan : Gagas Medika.

Kaneshiro, N.K. &Zieve, D. (2010). Fever: University of Washington.


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/sncy/article/000980.htm.

Khumaira, M. 2012. Ilmu kebidanan. Yogyakarta: Citrapustaka.

Anda mungkin juga menyukai