Estimasi Waktu : 30 menit, terdiri dari 15 menit penyajian materi dan 15 menit
tanya jawab.
Sasaran : Audiens
A. Latar belakang
Pada saat hamil, tubuh akan mengalami perubahna yang signifikan, jumlah darah
meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan
besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan
membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh ibu akan
memerlukan darah 30% lebih banyak daripada sebelum hamil (Noverstiti, 2012).
Jika ibu tidak mencukupi kebutuhan darah maka akan berakibat terjadinya anemia
pasa saat kehamilan.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11
gr/dL pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb < 10,5 gr/dL pada trimester 2. Anemia
pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang terjadi
selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Anemia
yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat
besi karena asupan unsur besi yang kurang dalam makanan, gangguan penyerapan,
peningkatan kebutuhan zat besi, atau terlamoau banyaknya zat besi yang keluar dari
tubuh, misalnya pada perdarahan (Khumaira, 2012).
Anemia pada ibu hamil menjadi masalah di dunia, karena anemia pada ibu hamil
sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi termasuk
resiko keguguran, lahir mati, rematuritas, berat bayi lahir rendah World Health
Organization (WHO, 2014). Berdasarkan data WHO angka kejadian anemia pada
ibu hamil secara global sebanyak 28-36 juta orang, sedangkan jumlah anemia
tertinggi berada di Asia, yaitu sebanyak 12-22 juta orang, dan yang terendah berada
di Oceania atau kawasan di Samudera Pasifik sekitar 100-200 orang (WHO, 2011).
Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu dinegara
berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam
kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut, bahkan jarak
keduanya saling berinteraksi.
Data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2010
menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per
100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari targetRancangan
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar118 per 100.000
kelahiran hidup dan target Milenium Develpomen Goals (MDG’s) sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup tahun 2015 (Kemenkes RI, 2011).
Pravalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10wanita hamil
menderita anemia. Anemia defisiensi besi dijumpai pada ibuhamil 40%. Angka
kejadian anemia kehamilan di Surakarta pada tahun 2009adalah 9,39%. Tercatat
bahwa dari 11.441 ibu hamil terdapat 1.074 ibu hamil yang mengalami anemia
kehamilan (Dinkes Surakarta, 2010).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita anemia kehamilan
terbanyak. Program pemberian tablet Fe pada setiap ibuhamil yang berkunjung ke
pelayanan kesehatan nyatanya masih belum mampumenurunkan jumlah penderita
anemia kehamilan secara signifikan.Ketidakberhasilan program ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranyacara mengkonsumsi tablet Fe yang sesuai, baik dari segi
waktu maupun cara mengkonsumsinya (Admin, 2012).
Hasil survei anemia pada ibu hamil di 15 kabupaten di Jawa Tengah tahun 2007
menunjukkan bahwa pravalensi anemia di jawa tengah adalah 57,7%, angka ini
lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9%. Dimana anemia tertinggi terjadi di
kabupaten Sukoharjo 82,4% (Dinkes Prov Jateng,2009).
G. Deskripsi tugas
Perngorganisasian Tugas
MC - Membuka dan menutup acara
- Memperkenalkan diri
- Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
- Menjaga kelancaran acara.
- Memimpin diskusi
Leader - Menyajikan materi penyuluhan
- Bersama fasilitator menjalin kerja sama
dalam acara penyuluhan
Fasilitator - Mengamati jalannya kegiatan
- Mengevaluasi kegiatan
- Mencatat perilaku verbal dan non-verbal
peserta kegiatan
Observer - Bersama mc menjalin kerjasama dalam
menyajikan materi penyuluhan.
- Memotivasi peserta kegiatan dalam
bertanya.
- Menjadi contoh dalam kegiatan
H. Setting tempat
Layar Infokus
A
Keterangan ;
: Leader A
: CI akademik
: Co. Leader K
: CI klinik
: Fasilitator : Audiens
c : Observer
I. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan Kegiatan Pasien Waktu
Kegiatan dan Keluarga
Pendahuluan - Membuka penyuluhan Menjawab salam 5 menit
dengan salam dan mendengarkan
- Memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
- Menjelaskan tema
penyuluhan yang akan
disampaikan
a. Menjelaskan materi
penyuluhan, meliputi :
- Pengertian anemia pada
kehamilan
- Penyebab anemia pada
kehamilan
- Tanda dan gejala anemia
Mendengarkan,
pada kehamilan
Kegiatan inti memahami, dan 20 menit
- Jenis-jenis penanganan
menjawab
anemia pada kehamilan
- Pencegahan anemia
pada kehamilan
- Akibat dari anemia pada
kehamilan
b.Meng-evaluasi
pemahaman pasien dan
keluarga akan materi
yang telah diberikan,
yaitu dengan memberikan
beberapa pertanyan
seputar materi
penyuluhan yang telah
diberikan.
- Mengucapkan terima
kasih atas antusias dan
peran serta pasien dan
Mendengarkan,
keluarga dalam
menjawab salam,
Penutup penyuluhan 5 menit
dan menerima
- Mengucapkan salam
leaflet
penutup
- Membagikan leaflet
penyuluhan
J. Evaluasi
Dalam sebuah penyuluhan, wajib dilakukan sebuah evaluasi guna sebagai kritik dan
saran untuk lebih baik dalam melakukan penyuluhan selanjutnya. Berikut adalah
beberapa kriteria evaluasi yang telah ditentukan oleh kelompok penyuluhan, yaitu :
1) Kriteria struktur
a) Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara dilaksanakan.
b) Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
c) Peseta hadir pada tempat yang telah ditentukan.
d) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa profesi ners STIkes
Hang Tuah Pekanbaru.
2) Kriteria proses
a) Acara dimulai tepat waktu.
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
d) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan.
e) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah ditentukan.
f) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan pembagian tugas masing-masing.
3) Kriteria hasil
a) Peserta yang datang sejumlah 10 atau lebih.
b) Ada umpan balik positif dari peserta.
K. Materi penyuluhan
(terlampir)
MATERI PENYULUHAN
A. Defenisi
Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang
terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada
saat hamil, tubuh akan mengalami perubahna yang signifikan, jumlah darah meningkat
sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin
untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak
darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh ibu akan memerlukan darah 30% lebih
banyak daripada sebelum hamil (Noverstiti, 2012).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11
gr/dL pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb < 10,5 gr/dL pada trimester 2. Anemia yang
paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi
karena asupan unsur besi yang kurang dalam makanan, gangguan penyerapan,
peningkatan kebutuhan zat besi, atau terlamoau banyaknya zat besi yang keluar dari
tubuh, misalnya pada perdarahan (Khumaira, 2012).
Kehamilan dapat memicu sekaligus memacu terjadinya perubahan tubuh, baik secara
anatomis, fisiologis, maupun biokimiawi. Terjadi peningkatan kebutuhan akan zat besi
pada masa kehamilan. Peningkatan ini dimaksudkan untuk memasok kebutuhan janin
untuk bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi), pertumbuhan
plasenta dan peningkatan volume darah ibu.
Kebutuhan zat besi selama trimester I relatif sedikit yaitu 0,8 mg/hari, kemudian
meningkat tajamselama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg/hari (Arisman, 2010). Selama
kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah
18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%.Akibatnya, frekuensi anemia pada kehamilan
cukup tinggi (Irianto, 2014).
B. Etiologi
Secara garis besar, anemia pada ibu hamil disebabkan oleh defisiensi zat besi yang
timbul dari kondisi berikut (Bulkis, 2013):
1. Pola konsumsi
Pola konsumsi adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam memilih makanan
dan memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi budaya
dan social. Kejadian anemia sering dihubungkan dengan pola konsumsi yang rendah
kandungan zat besinya serta makanan yang dapat memperlancar dan menghambata
absorbsi zat besi.
2. Infeksi
Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia.Infeksi itu umumnya adalah
TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan terjadinya peningkatan
penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit.Cacingan jarang sekali
menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat mempengaruhi kualitas hidup
penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan
anemia defisiensi besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia.
3. Perdarahan
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
pendarahan akut bahkan keduanya saling berinteraksi.Pendarahan menyebabkan
banyak unsur besiyang hilang sehinggga dapat berakibat pada anemia.
Meskipun dibutuhkan gizi yang baik, suplemen besi menganggu saluran pencernaan
pada sebagian orang.Efek samping misalnya mual-mual, rasa panas pada perut, diare
atau sembelit.Untuk memulihkan efek samping yang tidak menyenangkan, dianjurkan
untuk mengurangi setiap dosis besi atau mengkonsumsi makanan bersama tablet besi.
Makanan yang kaya akan vitamin C memperbanyak serapan besi.
Ertriana dan Astuti. 2018. Buku ajar asuhan kebidanan.yogyakarta: Rohima Press.
Feby, A.B. & Marendra,Z.(2010). Smart Parent: Pandai Mengatur Menu Dan Tanggap
Saat Anak Sakit. Jakarta Selatan : Gagas Medika.