Oleh :
Kelompok 6
Rusdi Priadi Eka Nurjannah
Irwan Warsia
Sulki Risma Rusli
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan
nikmat, ytaufik serta hidayah-Nya yang sangat besar, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul postmodernisasi tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang selalu
memberi dukungan serta bimbingannya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini juga masih mamiliki banyak kekurangan. Maka
dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi
penyusunan makalah dengan lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ................................................................................................i
A. PENGERTIAN ...........................................................................................2
A. KESIMPULAN ............................................................................................10
B.SARAN .........................................................................................................10
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa pengertian postmodernisme
b) Kapan lahirnya postmodernisme
c) Siapa tokoh-tokoh postmodernisme
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Postmodernisme
Lyotard percaya bahwa kita tidak dapat lagi bicara tentang gagasan
penalaran yang mentotalisasi karena penalaran itu tidak ada, yang ada adalah
pelbagai macam penalaran. Lyotard melihat bahwa filsafat sebagai pemaksaan
kebenaran. Ia melawan Marxisme karena Marxisme dipandang sebagai salah satu
“narasi besar”. Lalu Lyotard menyarankan untuk kembali ke “pragmatika bahasa”
ala Wittgenstein, yaitu mengakui saja bahwa kita memang hidup dalam pelbagai
permainan-bahasa yang sulit saling berkomunikasi secara adil dan bebas.
B. Lahirnya Postmodernisme
MODERNISME POSTMODERNISME
Sentralisasi Desentralisasi
Pertarungan Kelas Pertarungan etnis
Konstruksi Dekonstruksi
Kultur Sub kultur
Hermeneutis Nihilisme
Budaya Tinggi Budaya rendah
Hierarki Anarki
Industri Pasca industri
Teori Paradigma
Kekuatan Negara Kekuatan bersama
Agama Sekte-sekte
Legitimasi Delegitimasi
Konsensus Dekonsensus
Budaya Tradisional Liberalisme
Kontinuitas diskontinuitas
C. Tokoh-tokoh Postmodernisasi
Namun demikian, menurut Foucault, tidak ada perpisahan yang jelas, pasti, dan
final antara pemikiran pencerahan dan pasca-modern, atau antara modern dan
pasca-modern. Paradigma modern, kesadaran, dan objektivitas adalah dua unsur
membentuk rasionalotonom, sedangkan bagi Foucault pengetahuan bersifat
subjektif.
Ketiga, Jacques Derrida. Membahas filsuf yang satu ini tidak akan lepas
dari buah pikirannya tentang dekonstruksi. Istilah ini merupakan salah satu
konsep kunci postmodernisme. Apa itu dekonstruksi? secara etimologis,
dekonstruksi adalah berarti mengurai, melepaskan, dan membuka (Maksum,
2014: 331). Derrida menciptakan sebuah pemikiran dekonstruksi, yang
merupakan salah satu kunci pemikiran postmodernisme, yang mencoba
memberikan sumbangan mengenai teori-teori pengetahuan yang dinilai sangat
kaku dan kebenarannya tidak bisa dibantah, yang dalam hal ini pemikiran
modernisme. Derrida mencoba untuk meneliti kebenaran terhadap suatu teori
pengetahuan yang baginya bisa dibantah kebenarannya yang dalam arti bisa
membuat teori baru asalkan hal tersebut dapat terbukti kebenarannya dan
dipertanggungjawabkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jalaluddin, 2013, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Rajawali Pers, Jakarta. Kalean, 2002,
Filsafat Bahasa, Paradigma, Yogyakarta. Leahy, Louis, 1985, Manusia Sebuah Misteri
Sintesa Filosofis Makhluk Paradoks, Gramedia, Jakarta.