Anda di halaman 1dari 93

1

BAB I
SABUK RATA
1.1 Pendahuluan
Sabuk atau yang digunakan untuk mengirimkan daya dari satu poros ke yang lain dengan
cara katrol yang berputar pada kecepatan yang sama atau pada kecepatan yang berbeda.
Jumlah daya yang ditransmisikan tergantung pada faktor-faktor berikut:
1. kecepatan sabuk.
2. Ketegangan di mana sabuk ditempatkan pada katrol.
3. busur dari kontak antara belt dan pulley yang lebih kecil.
4. Kondisi di mana sabuk digunakan.

Dapat diketahui bahwa :


1. Poros harus benar sejalan untuk memastikan ketegangan seragam di seluruh bagian
belt.
2. Katrol tidak boleh terlalu dekat bersama-sama, agar busur kontak pada katrol yang
lebih kecil mungkin seperti yang besar.
3. Katrol tidak harus begitu jauh untuk menyebabkan sabuk untuk menimbang berat
pada poros,sehingga meningkatkan beban gesekan pada bantalan.
4. Sebuah sabuk panjang cenderung berayun dari sisi ke sisi, menyebabkan sabuk
kehabisan katrol, yang pada gilirannya mengembangkan bintik-bintik bengkok di
sabuk.
5. Sisi ketat belt harus di bagian bawah, sehingga apa pun melorot hadir pada sisi
longgar akan meningkatkan busur kontak di katrol.

Irfan Arief Nugraha


2

1.1.2 Transmisi sabuk


Transmisi sabuk adalah sistem transmisi tenaga/daya/momen puntir dari poros yang
satu ke poros yang lain melalui sabuk (belt) yang melingkar/melilit pada puli yang terpasang
pada poros-poros tersebut.
Karakter gesekan sabuk dan permukaan puli sangat mempengaruhi kemampuan
transmisi. Jadi besarnya gaya tegang dalam sabuk menentukan besarnya momen puntir yang
dapat ditransmisikan.

Keuntungan transmisi sabuk:


a. Pemindahan tenaga berlangsung secara elastik, maka tidak dibutuhkan kopling elastik.
b. Tidak berisik.
c. Dapat menerima dan meredam beban kejut.
d. Jarak poros tidak tertentu
e. Jarak poros yang lebih besar dapat dicapai.
f. Mudah dah murah dalam pembuatan.
g. Hanya memerlukan sedikit perawatan.

Kerugian transmisi sabuk:


a. Slip yang terjadi mengakibatkan rasio angka putaran tidak konstan.
b. Diukur dari besarnya tenaga yang ditransmisikan, sistem transmisi sabuk memerlukan
dimensi/ukuran yang lebih besar dari sistem transmisi roda gigi atau rantai.

Irfan Arief Nugraha


3

1.1.3 Jenis transmisi sabuk dan pemakaiannya.


1. Transmisi sabuk lurus.
Dipakai untuk puli-puli yang berputar dengan arah yang sama dan poros dimana puli-puli
terpasang mempunyai garis sumbu yang sejajar dan horisontal, walaupun bisa juga dipakai
untuk poros-poros vertikal.
a. Transmisi sabuk tanpa penegang
Sabuk ini tidak perlu diberi gaya tegang lagi, karena gaya beratnya sendiri. Dipakai
untuk poros-poros dengan kedudukan horisontal yang memiliki jarak poros lebih dari 5 m.
Karena itu sisi tegang/tarik dari sabuk diletakkan di bagian bawah.
b. Transmisi sabuk mulur
Sabuk pada transmisi ini sengaja dibuat lebih pendek dari jarak poros, tetapi material sabuk
dipilih material dengan elastisitas yang pas sehingga tercipta gaya tegang yang sesuai.
c. Transmisi sabuk dengan puli penegang
Transmisi ini dilengkapi dengan puli penegang yang menekan sisi kendor sabuk di dekat puli
kecil dari luar sehingga sudut lilit menjadi bertambah besar. Pergantian arah putaran tidak
boleh terjadi pada sistem ini.
d. Transmisi sabuk dengan elemen penegang lain
Elemen penegang pada sistem transmisi ini bukan puli melainkan elemen-elemen lain seperti
baut, bandul/pemberat, momen puntir balik, serta sistem SESPA.

2. Transmisi sabuk silang.


Transmisi dengan jenis ini sudah jarang dipakai, karena selain pembebanan puli tidak
menguntungkan akibat gaya puntir tambahan, bagian tepi cepat aus, terutama pada sabuk rata
yang lebar.
Dalam pemasangannya, bagian sisi tarik harus lurus dan sisi kendor miring sehingga lepasnya
sabuk dari puli dapat terhindarkan.
3. Jenis sabuk dan material sabuk Irfan Arief Nugraha
4

Material sabuk harus disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan, yaitu:


- Factor gesekan
- Tegangan tarik
- Elastisitas
- Frekuensi tekuan
- Factor kepekaan terhadap lingkungan kerja
1.2 Sabuk Rata
Sabuk rata banyak digunakan di pabrik-pabrik dan lokakarya, di mana jumlah sedang
daya untuk ditransmisikan, dari satu katrol yang lain ketika dua katrol tidak lebih dari 8 meter
dan untuk memindahan daya dari poros satu ke poros lain dengan perantaraan pulley yang
berputar dengan kecepatan (linier) yang sama.

1.2.1 Macam-macam bahan Sabuk Rata


a. Sabuk rata dari kulit
No Kondisi kerja Pengerjaan kulit Kode
1 Normal Disamak dengan kulit L
bakau
2 Temperature tinggi, Disamak dengan asam C
pengaruh kimiawi krom
rendah, kelembapan
udara tinggi

lapisan Table sabuk Lebar sabuk


Tunggal 3…7 mm Sampai 500mm
Ganda dan majemuk 8…12 mm Sampai 800 mm

Irfan Arief Nugraha


5

Kode Pengerjaan kulit Karakter


N Direntang basah Sewaktu dioperasikan
T Derentang kering pertambahan panjang
jenis N< jensT
HG Dipres berat Kadar lemak 7%
G Dipres Kadar lemak 14%
S standart Kadar lemak 25%
Sabuk< D pulley , maka kulit dipres > dan kulit <
Pemakaian
a) HG : Dipakai pada semua jenis transmisi sabuk
b) G : pemakaian normal
c) S : kecepatan rendah pulley bertingkat, operasi kasar.

Tegangan pada belt kulit: 210 – 350 kg/cm2, dan dengan angka keamanan 8 –
10. Dengan tegangan yang diijinkan 17,5 kg/cm2, maka umur belt dapat mencapai 15
tahun.

Kecepatan belt dibatasi 20 – 22,5 m/s. Jika kecepatan meningkat, maka gaya
sentrifugal akan bertambah besar, dan akan mengurangi daya yang diteruskan.

b. Sabuk rata dari rajutan dan tekstil


Terbuat dari material organic dan sintetis.
Kelebihan : dapat dibuat tanpa sambungan, sehingga tidak berisik
Kerugian : peka terhadap robekan pada tepi yang mudah menjalar ke tengah sabuk
Sabuk tebal dibuat berlapis, yang dibuat dengan cara:
- Dijahit
- Dilem denagn karet alam (balata)
Irfan Arief Nugraha
6

- Divulkanisir dengan karet


Yang paling sering dipakai adalah sabuk balata, karena berlapis rajutan katun, dilem
dengan karet alam, lebih kuat 2-3 kali lipat dari pada sabuk kulit. Tidak cocok bila dipakai
di tempat panas. Peka terhadap oli dan bensin, tapi tidak pada kelembapan udara.
Sedangakan sabuk karet tahan terhadap pengaruh kimiawi.

c. Sabuk plastik dan sabuk berlapis majemuk


Memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan hampir tidak elastis. Tapi jarang dipakai
karena factor gesekannya jelek.
Yang paling sering di pakai : sabuk berlapis majemuk tanpa sambungan. Lapisannya terdiri
plastic dan kulit yang dilem dengan kuat.
Lapisan sabuk tersbut terdiri dari 2 atau 3 lapis:
 Lapisan sentuh dibuat dari kulit yang disamak dengan asam kromLaposan tarik dibuat
dari palstik
 Lapisan penutup dibuat dari rajutan yang divulkanisir dengan karet.
Sabuk ini sangat elastis, dan tidak peka terhadap bahan-bahan pelumas dan kelembapan
udara, umur pakainya panjang. Dapat dipakai untuk rasio sampai 1:20 dan kemampuan
transmisinya 3 kali lipat dari sabuk kulit, sehingga cocok untuk kecepatan yang tinggi.

1.2.2 Tipe penggerak sabuk rata


1. Penggerak sabuk terbuka.
Digunakan dengan poros diatur paralel dan berputar ke arah yang sama. Dalam hal
ini, penggerak A menarik sabuk dari satu sisi (yaitu sisi rendah RQ) dan
mengirimkannya ke sisi lain (sisi atas LM). Sehingga ketegangan di sisi bawah sabuk
akan lebih dari sisi sabuk bagian atas. Semakin rendah sisi sabuk (karena lebih
ketegangan) dikenal sebagai sisi yang ketat sedangkan sisi sabuk atas (karena kurang
Irfan Arief Nugraha
7

ketegangan) dikenal sebagai sisi kendur, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1

2. Penggerak sabuk silang


Digunakan dengan poros disusun sejajar dan berputar di arah yang berlawanan.
Dalam hal ini, pengemudi menarik sabuk dari satu sisi (yaitu RQ) dan
mengirimkannya ke sisi lain (yaitu LM). Dengan demikian, ketegangan di sabuk RQ
akan lebih dari itu di sabuk LM. Sabuk RQ (karena ketegangan) dikenal sebagai sisi
yang ketat, sedangkan sabuk LM (karena kurang ketegangan) dikenal sebagai sisi
kendur, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2

Irfan Arief Nugraha


8

Gambar 1.2
3. Penggerak sabuk perempat putaran
Digunakan dengan poros diatur di sudut kanan dan berputar di satu arah yang pasti.
Untuk mencegah sabuk meninggalkan katrol, lebar wajah katrol harus lebih besar
atau sama dengan 1,4 b, di mana b adalah lebar belt. Dalam hal puli tidak dapat
diatur ketika gerakan reversible yang diinginkan, maka seperempat giliran sabuk
penggerak dengan panduan katrol, seperti ditunjukkan pada

Gambar 1.3

Irfan Arief Nugraha


9

4. Penggerak sabuk dengan pulley penegang


Digunakan dengan poros disusun sejajar dan ketika sabuk penggerak terbuka tidak
bisa digunakan karena sudut yang kecil dari kontak, pada pulley yang lebih kecil.
jenis drive disediakan untuk mendapatkan rasio kecepatan tinggi dan ketika
ketegangan sabuk yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh dengan cara lain. Seperti
gambar 1.4

Gambar 1.4

5. Penggerak sabuk campuran


Digunakan saat daya yang ditransmissikan dari poros ke poros lain melalui
beberapa buah pulley. Lihat gambar 1.5

Gambar 1.5

Irfan Arief Nugraha


10

6. Pulley penggerak bertingkat atau kerucut


Digunakan untuk mengubah putaran poros yang digerakkan sementara putaran
poros penggerak tetap. Lihat gambar 1.6

Gambar 1.6

7. Pulley penggerak cepat dan lambat


Digunakan jika poros yang digerakkan dapat dihentikan atau diputar. Lihat
gambar 1.7

Irfan Arief Nugraha


11

Gambar 1.7
1.2.3 Perbandingan Kecepatan

Karena kecepatan linier pada kedua puli sama, maka:

D1n1  D2n2

Dan perbandingan putaran antara kedua puli menjadi:

n2 D1

n1 D2

Dengan:

n2 = putaran poros yang digerakkan

n1 = putaran poros penggerak

D2 = diameter pulley yang digerakan

D1 = diameter pulley penggerak


Irfan Arief Nugraha
12

Jika tebal belt (t) perlu dipertimbangkan, maka:

n2 D1  t

n1 D1  t

Jika faktor slip (s) dimasukkan, maka:

n2 D1  t  s 
 1  
n1 D1  t  100 

Dengan : s = faktor slip total utuk kedua roda

Creep of Belt
When the belt passes from the slack side to the tight side, a certain portion of the
belt extends and it contracts again when the belt passes from the tight side to the slack side.
Due to these changes of length, there is a relative motion between the belt and the pulley
surfaces.
This relative motion is termed as creep. The total effect of creep is to reduce slightly
the speed of the driven pulley or follower. Considering creep, the velocity ratio is given by
N2 𝑑1 𝐸 + √𝜎2
= 𝑥
𝑁1 𝑑2 𝐸 + √𝜎1
Dimana σ1 dan σ2 = Stress in the belt on the tight and slack side respectively
E = Young’s modulus for the material of the belt.

Note: Since the effect of creep is very small, therefore it is generally neglected.

Example 18.1. An engine running at 150 r.p.m. drives a line shaft by means of a belt. The
engine pulley is 750 mm diameter and the pulley on the line shaft is 450 mm. A 900 mm
diameter pulley on the line shaft drives a 150 mm diameter pulley keyed to a dynamo shaft.
Fine the speed of dynamo shaft, when 1. there is no slip, and 2. there is a slip of 2% at each
drive.

Solution. Given : N1 = 150 r.p.m.


d1 = 750 mm Irfan Arief Nugraha
13

d2 = 450 mm
d3 = 900 mm ;
d4 = 150 mm ;
s1 = s2 = 2%

Let N4 = Speed of the dynamo shaft.

1. When there is no slip


We know that
𝑵𝟒 𝒅𝟏 𝒙 𝒅𝟑 𝑵𝟒 𝟕𝟓𝟎 𝒙 𝟗𝟎𝟎
= 𝒐𝒓 = = 𝟏𝟎
𝑵𝟏 𝒅𝟐 𝒙 𝒅𝟒 𝟏𝟓𝟎 𝟒𝟓𝟎 𝒙 𝟏𝟓𝟎

N4 = 150 x 10 = 1500 r.p.m

2. When there is a slip of 2% at each drive

𝑵𝟒 𝒅𝟏 𝒙 𝒅𝟑 𝒔𝟏 𝒔𝟐
= [𝟏 − ] [𝟏 − ]
𝑵𝟏 𝒅𝟐 𝒙 𝒅𝟒 𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎

𝑵𝟒 𝟕𝟓𝟎 𝒙 𝟗𝟎𝟎 𝟐 𝟐
= [𝟏 − ] [𝟏 − ] = 𝟗, 𝟔
𝟏𝟓𝟎 𝟒𝟓𝟎 𝒙 𝟏𝟓𝟎 𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎

N4 = 150 x 9,6 = 1440 r.p.m


Irfan Arief Nugraha
14

1.2.4 Panjang sabuk

- Penggerak sabuk terbuka

 (r  r ) 2 
L   (r1  r2 )  2 x  1 2 
 x 

- Penggerak sabuk silang

 (r  r ) 2 
L   (r1  r2 )  2 x  1 2 
 x  Irfan Arief Nugraha
15

1.2.5 Daya yang dipindahkan oleh sabuk:

Jika puli A menggerakkan puli B, maka dengan arah putaran searah jarum jam,
maka tarikan belt T1 lebih besar dari pada T2. Hubungan T1 dan T2 dapat dinyatakan
dengan:

T1
 e 
T2

T1
ln  
T2

T1
2,3 log  
T2

Dengan: μ = koefisien gesek


 = sudut kontak antara belt dan pulley yang kecil
T1 = Gaya tegang sabuk kencang
T2 = Gaya tegang sabuk kendur
Abdurrahman Syifa U.
e = Bil natural = 2,71828
16

Gaya tegang sisi kencang (Tegangan maksimum) dinyatakan dengan:

T = 𝜎. b . t

𝜎 = Tegangan maksimum dari sabuk


b = Lebar dari sabuk
t = Tebal dari sabuk

Jika Gaya sentrifugal diperhitungkan maka tegangan sabuk menjadi:

w 2
Tc  V
g

w adalah berat sabuk per satuan panjang

Abdurrahman Syifa U.
17

Abdurrahman Syifa U.
18

1.2.6 Pemilihan Flat Belt

Pemilihan flat belt ditentukan berdasarkan kapasitas daya yang dapat diteruskan per
satuan lebar belt untuk jenis belt dari bahan tertentu. Kapasitas daya masih dikoreksi dengan
faktor pemakaian, faktor koreksi untuk dimensi pulley, dan faktor koreksi sudut kontak.

Daya desain belt menjadi:

KapasitasDayaxsf
Dayadesain 
f d xf

Dengan: sf = faktor pemakaian

fd = faktor diameter

f = faktor sudut kontak

Tabel kapasitas daya untuk belt dari kulit (HP/cm lebar)

Abdurrahman Syifa U.
19

Tabel kapasitas daya untuk belt dari kanvas berlapis karet (HP/cm lebar)

Kapasitas daya untuk belt dari bahan terpal (kecepatan 10 m/s)

Untuk beban ringan : 0,23 kw (0,34 HP) per cm lebar puli

Untuk beban berat : 0,289 kw (0,392 HP) per cm lebar puli

Tabel faktor pemakaian flat belt

Abdurrahman Syifa U.
20

Tabel faktor koreksi untuk dimensi puli yang kecil

Abdurrahman Syifa U.
21

Tabel faktor sudut kontak

Abdurrahman Syifa U.
22

BAB 2

SABUK V

2.1 Pengertian v belt

v belt adalah Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung
trapezium. Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula.
Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya
akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk yang
akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relative rendah. Hal ini
merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika dibandingkan dengan sabuk rata.

Gambar 2.1 Rangkaian Sabuk V

Mohamad Fariz Izzani


23

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk – V karena mudah penanganan


nya dan harganyapun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s)
pada umumnya, dan maksimal sampai 25 (m/s). Dalam gambar 2.5 diberikan sebagai
proporsi penampang sabuk – V yang umum dipakai. Daya maksimum yang dapat
ditransmisikan kurang lebih 500 (kW)

Gambar 2.2 Ukuran Penampang Sabuk V

Mohamad Fariz Izzani


24

2.2 Dasar dasar pemilihan sabuk V dan pulley

Puli V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk puli adalah bulat
dengan ketebalan tertentu, di tengah-tengah puli terdapat lubang poros (gambar). Puli pada
umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja.

Pemilihan puli belt sebagai elemen transmisi didasarkan atas pertimbangan-


pertimbangan sebagai berikut :
Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih halus, tidak bersuara, sehingga
akan mengurangi kebisingan.
Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika dibandingkan dengan belt.
karena sifat penggunaan belt yang dapat selip, maka jika terjadi kemacetan atau gangguan
pada salah satu elemen tidak akan menyebabkan kerusakan pada elemen lain.

Mohamad Fariz Izzani


25

Tabel 2.1 Ukuran Dimensi Standar untuk Sabuk V

Mohamad Fariz Izzani


26

Gambar 2.3 Berbagai Ukuran Penampang Sabuk V

Gambar 2.4 Contoh dari Konstruksi Sabuk V

Mohamad Fariz Izzani


27

Gambar 2.5 Bentuk dari Sabuk V

Gambar 2.6 Diagram pemilihan sabuk V

Mohamad Fariz Izzani


28

2.3 Panjang Lereng Standar Sabuk V

Berdasarkan IS:2494 – 1964, sabuk V ditunjukkan oleh jenisnya dan nominal panjang
bagian dalam. Sebagai contoh, sebuah sabuk V jenis A dengan panjang bagian dalam 914
mm ditunjukkan sebagai A 914 – IS:2494. panjang standard bagian dalam sabuk V dalam
mm adalah: 610, 660, 711, 787, 813, 889, 914, 965, 991, 1016, 1067, 1092, 1168, 1219,
1295, 1372, 1397, 1422, 1473, 1524, 1600, 1626, 1651, 1727, 1778, 1905, 1981, 2032,
2057, 2159, 2286, 2438, 2464, 2540, 2667, 2845, 3048, 3150, 3251, 3404, 3658, 4013,
4115, 4394, 4572, 4953, 5334, 6045, 6807, 7569, 8331, 9093, 9885, 10617, 12141, 13665,
15189, 16713. Panjang lereng diperoleh dengan menambahkan 36 mm untuk jenis A, 43
mm untuk jenis B, 56 mm untuk jenis C, 79 mm untuk jenis D, dan 92 mm untuk jenis E

2.4 Fungsi v belt


Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkkinkan transmisi langsung
dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat di
terapkan menggunakan sebuah sabuk (v belt) yang di hubungkan pada poros.

2.5 Aplikasi V belt

 Penerus daya pada mesin-mesin kecepatan tinggi, seperti kompresor, dll.


 Kipas radiator mobil
 Mesin-mesin pertanian
 Mesin-mesin industri
 Mesin perkakas
 Mesin kertas, mesin tekstil, dsb.
Mohamad Fariz Izzani
29

2.6Keuntungan dan Kerugian Sabuk V Dibandingkan Sabuk Datar

Berikut adalah keuntungan dan kerugian sabukV dibandingkan dengan sabuk datar:

 Keuntungan sabuk V:
1. Sabuk V memberikan kerapatan terhadap jarak yang kecil antar pusat puli.

2. Gerakannya positif, karena pergelinciran antara sabuk dengan pulidapat diabaikan.

3. Operasi sabuk dan puli lebih tenang.

4. Sabuk mempunyai kemampuan meredam guncangan pada saat mesinmuli bekerja.

5. Perbandingan kecepatan yang tonggi (maksimum 10) dapat dicapai.


6. Aksi baji sabuk dengan lekukan memberikan nilai tinggi dalam pembatasan
perbandingsn tegangan. Maka daya yang dipindahkan olehsabuk V lebih dari sabuk
rata pada koefisien gesek yang sama, busurkontak dan tegangan izin pada sabuk yang
sama.

7. SabukVdapatberoperasipadaduaarah,dengansisiysng
sempit berada diatas atau dibawah. Garis tengahnya dapat mendatar, tegak atau
mendaki.

Mohamad Fariz Izzani


30

Kerugian sabuk V:

1.Sabuk V tidak dapat digunakan dengan jarak antar puli yang besar.
2.Sabuk V tidak seawet sabuk datar.
3. Konstruksi puli untuk sabuk V lebih rumit dari puli sabuk datar.

2.7 Ratio of Driving Tensions for V-belt

A V-belt with a grooved pulley is shown in picture

Let R1 = Normal reactions between belts and

sides of the groove.

R = Total reaction in the plane of the

groove.

μ = Coefficient of friction between the

belt and sides of the groove.

Resolving the reactions vertically to the groove, we have

R = R1 sin β + R1 sin β = 2R1 sin β Mohamad Fariz Izzani


31

T1 and T2 for the V-belt drive will be

2.3 log (T1 / T2) = μ.θ cosec β

2.8 Perhitungan V-Belt

Kecepatan linier sabuk-V (m/s) adalah

𝜋𝑑𝑝 𝑛1
ʋ=
60𝑥1000

jarak sumbu poros dan panjang keliling sabuk berturut-turut adalah C (mm) dan L (mm)

∠𝑎𝑂1 𝐴 = ∠𝑏𝑂2 𝐵 = 𝜋 − 2𝑦

2
𝑠𝑖𝑛2 𝛾
𝑎𝑏 = 𝐴𝐵 = 𝐶 cos 𝛾 = 𝐶√1 − 𝑠𝑖𝑛 𝛾 ≈ 𝐶 (1 − )
2

𝑑𝑝 𝑠𝑖𝑛2 𝛾 𝐷𝑝
𝐿= (𝜋 − 2𝛾) + 2𝐶 (1 )+ (𝜋 + 2𝛾)
2 2 2

𝜋
= 2𝐶 + (𝑑 + 𝐷𝑝 ) + 𝛾(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2 − 𝐶 𝑠𝑖𝑛2 𝛾
2 𝑝

Mohamad Fariz Izzani


32

Oleh karena

𝛾 ≈ sin 𝛾 = (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )/2𝐶

Maka

𝜋 1 𝐶
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2 − 2 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
2 2𝐶 4𝐶

𝜋 1
= 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + (𝐷 − 𝑑𝑝 )2
2 4𝐶 𝑝

Dalam perdagangan terdapat macam-macam ukuran sabuk. Namun, mendapatkan


sabuk yang panjangnya sama dengan hasil perhitungan umumnya sukar.

Jarak sumbu poros C dapat dinyatakan sebagai

𝑏 + √𝑏 2 − 8(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
𝐶=
8

Dimana

𝑏 = 2𝐿 − 3,14(𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 )

Mohamad Fariz Izzani


33

Sudut lilit atau sudut 𝜃 dari sabuk pada alur puli penggerak harus diusahakan
sebesar mungkin untuk memeperbesar panjang kontak antara sabuk dan puli. Gaya gesekan
berkurang dengan mengecilnya 𝜃 sehingga menimbulkan slip antara sabuk dan puli. Jika
jarak poros adalah pendek sedangkan perbandingan reduksinya besar, maka sudut kontak
pada puli kecil (puli penggerak) akan menjadi kecil. Dalam hal ini dapat dipakai sebuah puli
penegang untuk memperbesar sudut kontak tersebut.

Gambar 2.7 Sudut Kontak

Mohamad Fariz Izzani


34

Gambar 2.8 Puli Penegang

Mohamad Fariz Izzani


35

Mohamad Fariz Izzani


36

Oleh karena itu, maka perencanaan sabuk-V perlu dilakukan untuk memperhitungkan jenis
sabuk yang digunakan dan panjang sabuk yang akan digunakan

Mohamad Fariz Izzani


37

Mohamad Fariz Izzani


38

Mohamad Fariz Izzani


39

Rezqi Aulia Malano


40

Sudut kontak

Sudut kontak (𝜃) adalah sudut kontak bagian pulley yang kecil
R = Jari-jari pulley yang besar
r = Jari-jari pulley yang kecil
𝜃 = Sudut kontak (radian)
α = Sudut kemiringan sabuk
x = Jarak antara poros
𝜃 = 180 - 2α
𝑅−𝑟
Sin α = 𝑋

Rezqi Aulia Malano


41

2.9 Contoh soal


Soal 1:

A compressor, requiring 90 kW, is to run at about 250 r.p.m. The drive is by


V-belts from an electric motor running at 750 r.p.m. The diameter of the pulley on the
compressorshaft must not be greater than 1 metre while the centre distance between the
pulleys is limited to 1.75 metre. The belt speed should not exceed 1600 m / min.
Determine the number of V-belts required to transmit the power if each belt has a
crosssectional
Area of 375 mm2 , density 1000 kg / m3 and an allowable tensile stress of 2.5 MPa. The
groove angle of the pulleys is 35°. The coefficient of friction between the belt and the pulley
is 0.25. Calculate also the length required of each belt.

Rezqi Aulia Malano


42

Rezqi Aulia Malano


43

Rezqi Aulia Malano


44

Soal 2:
A belt drive consists of two V-belts in parallel, on grooved pulleys of the same size. The
angle of the groove is 30°. The cross-sectional area of each belt is 750 mm2 and μ = 0.12.
The density of the belt material is 1.2 Mg / m3 and the maximum safe stress in the material
is 7 MPa. Calculate the power that can be transmitted between pulleys of 300 mm diameter
rotating at 1500 r.p.m. Find also the shaft speed in r.p.m. at which the power transmitted
would be a maximum.

Rezqi Aulia Malano


45

Rezqi Aulia Malano


46

Rezqi Aulia Malano


47

Soal 3:
Two shafts whose centres are 1 metre apart are connected by a V-belt drive. The driving
pulley is supplied with 95 kW power and has an effective diameter of 300 mm. It runs at
1000 r.p.m. while the driven pulley runs at 375 r.p.m. The angle of groove on the pulleys is
40°. Permissible tension in 400 mm2 cross-sectional area belt is 2.1 MPa. The material of
the belt has density of 1100 kg / m3. The driven pulley is overhung, the distance of the
centre from the nearest bearing being 200 mm. The coefficient of friction between belt and
pulley rim is 0.28. Estimate: 1. The number of belts required ; and 2. Diameter of driven
pulley shaft, if permissible shear stress is 42 MPa.

Rezqi Aulia Malano


48

Rezqi Aulia Malano


49

Rezqi Aulia Malano


50

Soal 4:
Power of 60 kW at 750 r.p.m. is to be transmitted from an electric motor to compressor
shaft at 300 r.p.m. by V-belts. The approximate larger pulley diameter is 1500 mm. The
approximate centre distance is 1650 mm, and overload factor is to be taken as 1.5. Give a
complete design of the belt drive. A belt with cross-sectional area of 350 mm2 and density
1000 kg / m3 and having an allowable tensile strength 2 MPa is available for use. The
coefficient of friction between the belt and the pulley may be taken as 0.28. The driven
pulley is overhung to the extent of 300 mm from the nearest bearing and is mounted on a
shaft having a permissible shear stress of 40 MPa with the help of a key. The shaft, the
pulley and the key are also to be designed.

Rezqi Aulia Malano


51

Rezqi Aulia Malano


52

Rezqi Aulia Malano


53

Soal 5:
A V-belt is driven on a flat pulley and a V-pulley. The drive transmits 20 kW from a 250
mm diameter V-pulley operating at 1800 r.p.m. to a 900 mm diameter flat pulley. The
centre distance is 1 m, the angle of groove 40° and μ = 0.2. If density of belting is 1110 kg /
m3 and allowable stress is 2.1 MPa for belt material, what will be the number of belts
required if C-size V-belts having 230 mm2 cross-sectional area are used

Rezqi Aulia Malano


54

Rezqi Aulia Malano


55

Rezqi Aulia Malano


56

Rezqi Aulia Malano


57

BAB 3

SABUK GILIR

3.1 Sabuk Gilir

Sabuk gilir terdiri atas sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sproket pada jarak
pusat sampai mencapai 2 m, dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan
1/1 sampai 6/1. Batas maksimum kecepatan sabuk gilir kurang lebih 35 m/s dan daya
yang dapat diransmisikan adalah sampai 60 kW.
Dengan sabuk gilir transmisi dapat dilakukan dengan perbandingan putaran yang
tepat seperti pada roda gigi. Sabuk ini lebih sering digunakan dalam perusahaan dan
Pabrik dimana sebagian besar tenaga yang dihasilkan akan dipindahkan dari satu puli ke
puli yang lain. Karena itu sabuk gilir telah digunakan secara luas dalam industri mesin
jahit, computer, mesin foto copy, mesin tik listrik dan sebagainya.

Gambar 3.1 Contoh sabuk gilir

Abdurrahman Syifa Ulinuha


58

Akhir-akhir ini telah dikembangkan macam sabuk yang dapat mengatasi macam sabuk
yang dapat mengatasi kekurangan tersebut yaitu sabuk gilir atau timing belt.

Sabuk gilir dibuat dari karet neopron atau plastic poliuretan sebagai bahan cetak dengan
inti dari serat gelas atau kawat baja, serta gigi-gigi yang dicetak secara teliti dipermukaan
sebelah dalam dari sabuk.

Gambar 3.2 Sabuk Gilir pada mesin

3.2 Pengaplikasian pada Mesin

Dalam aplikasi mesin pembakaran internal timing belt atau rantai


menghubungkan crankshaft ke camshaft (s), yang pada gilirannya mengontrol pembukaan
dan penutupan katup mesin. Sebuah mesin empat-stroke mensyaratkan bahwa katup
membuka dan menutup sekali setiap revolusi lainnya dari crankshaft. Timing belt melakukan
hal ini. Memiliki gigi untuk menghidupkan camshaft (s) disinkronkan dengan poros engkol,
dan dirancang khusus untuk mesin tertentu. Dalam beberapa mesin desain timing belt juga

Abdurrahman Syifa Ulinuha


59

dapat digunakan untuk menggerakkan komponen mesin lainnya seperti pompa air dan pompa
minyak.
Gigi atau rantai sistem juga digunakan untuk menghubungkan crankshaft untuk
camshaft pada waktu yang benar. Namun, gigi dan poros membatasi lokasi relatif dari
crankshaft dan camshaft. Bahkan di mana crankshaft dan camshaft (s) sangat dekat
bersama-sama, seperti pada mesin pushrod, kebanyakan desainer mesin menggunakan rantai
perjalanan singkat daripada gigi penggerak langsung. Hal ini karena gigi drive menderita
sering torsi reversal sebagai profil cam "kick back" terhadap berkendara dari engkol, yang
mengarah ke kebisingan yang berlebihan dan memakai. Serat atau nilon ditutupi gigi, dengan
lebih ketahanan, sering digunakan sebagai pengganti roda gigi baja di mana drive langsung
digunakan. mesin komersial dan mesin pesawat menggunakan roda gigi baja saja, sebagai
serat atau dilapisi nilon gigi bisa gagal tiba-tiba dan tanpa peringatan.

Sebuah sabuk atau rantai memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam lokasi
relatif dari crankshaft dan camshaft.

Abdurrahman Syifa Ulinuha


60

Gambar 3.3 Pengecekan Sabuk Gilir

3.3 Waktu Penggantian Sabuk

Ketika sebuah timing belt otomotif diganti , perawatan harus dilakukan untuk
memastikan bahwa gerakan katup dan piston yang benar disinkronkan . Kegagalan untuk
melakukan sinkronisasi dengan benar dapat menyebabkan masalah dengan valve timing , dan
ini pada gilirannya , ekstrem , dapat menyebabkan tabrakan antara katup dan piston di mesin
interferensi . Ini bukan masalah unik untuk timing belt karena masalah yang sama ada dengan
semua metode timing cam / engkol lain seperti gigi atau rantai .

Abdurrahman Syifa Ulinuha


61

3.4 Kegagalan pada Sabuk Gilir

Gambar 3.4 Kerusakan Pada Sabuk Gilir

Sabuk waktu harus diganti pada jarak pabrikan dianjurkan dan / atau jangka waktu.
Kegagalan untuk mengganti sabuk dapat mengakibatkan kerusakan lengkap atau kegagalan
mesin bencana, terutama di gangguan mesin. Pemilik jadwal pemeliharaan pengguna adalah
sumber interval penggantian timing belt, biasanya setiap 30.000 sampai 50.000 mil. Hal ini
umum untuk menggantikan tensioner timing belt pada saat yang sama sebagai sabuk
diganti.Mode kegagalan yang biasa timing belt yang baik dilucuti gigi (yang meninggalkan
bagian halus dari sabuk di mana drive gigi akan tergelincir) atau delaminasi dan
tersingkapnya core serat. Kerusakan sabuk, karena sifat dari serat tarik tinggi, jarang benar
ketegangan sabuk sangat penting -. Terlalu longgar dan sabuk akan cambuk, terlalu ketat dan
itu akan merengek dan menempatkan kelebihan ketegangan pada bantalan dari roda
penggerak. Dalam kedua kasus kehidupan belt akan secara drastis dipersingkat. Selain dari
sabuk itu sendiri, juga umum adalah kegagalan tensioner, dan / atau berbagai peralatan dan
pemalas bantalan, menyebabkan sabuk untuk menggelincirkan.

Abdurrahman Syifa Ulinuha


62

3.5 Konstruksi Sabuk Gilir


Sebuah timing belt biasanya karet dengan serat tinggi-tarik (misalnya fiberglass
atau Twaron / Kevlar) berjalan panjang sabuk sebagai anggota ketegangan.
Karet degradasi dengan suhu yang lebih tinggi, dan dengan kontak dengan oli
motor. Dengan demikian harapan hidup dari timing belt diturunkan di mesin panas atau
bocor. sabuk yang lebih baru atau lebih mahal terbuat dari bahan tahan suhu. Keberadaan
pita memperkuat juga sangat dipengaruhi oleh air dan antibeku. Ini berarti bahwa tindakan
pencegahan khusus harus diambil untuk aplikasi off road untuk memungkinkan air untuk
mengeringkan diri atau disegel dari kontak dengan sabuk.
Sabuk yang lebih tua memiliki trapesium berbentuk gigi yang menyebabkan
tingginya tingkat keausan gigi. Teknik manufaktur baru memungkinkan untuk gigi
melengkung yang lebih tenang dan lebih lama.

Aftermarket sabuk waktu dapat digunakan untuk mengubah performa mesin. Sabuk waktu
OEM mungkin meregang di rpm tinggi, memperlambat cam dan karena itu kunci kontak.
Dalam hal desain mesin, memperpendek lebar waktunya belt mengurangi [s] berat dan
gesekan .

Gambar 3.5 Sabuk Penampang Lingkaran


Abdurrahman Syifa Ulinuha
63

Sabuk penampang lingkaran banyak digunakan salam pabrik atau bengkel dimana
power yang dipindahkan besar, jarak dari pulli ke pulli lebih dari 5 meter. Sabuk bulat secara
luas digunakan di mana sejumlah besar daya yang akan dikirim , dari satu katrol yang lain ,
lebih dari jarak yang cukup jauh . Dapat dicatat bahwa penggunaan sabuk datar terbatas untuk
transmisi listrik moderat dari satu katrol yang lain ketika dua puli tidak lebih dari 8 meter.
Jika jumlah besar kekuasaan untuk ditransmisikan , dengan sabuk datar , maka akan
menghasilkan sabuk berlebihan penampang. Sabuk bulat menggunakan dua jenis berikut tali
Tali Fiber, dan Tali Kawat.

Abdurrahman Syifa Ulinuha


64

BAB 5
RANTAI
5.1 Pendahuluan

Rantai biasanya digunakan untuk mentransmisikan gerakan dan tenaga dari satu
poros ke poros lainnya, dengan jarak tengah antar poros yang pendek seperti di sepeda
motor, sepeda, dan yang lainnya. Rantai juga dapat digunakan untuk jarak antar poros yang
panjang sampai 8 meter. Rantai digunakan untuk kecepatan sampai dengan 25 m/s dan juga
tenaga sampai dengan 110 kW. Dalam beberapa kasus, perpindahan tenaga atau daya yang
lebih besar dimungkinkan dengan menggunakan rantai ini.

Gambar 5.1 Rantai dan Sproket

5.2 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Rantai

Keuntungan :

1. Tanpa Slip
2. Dapat digunakan untuk jarak yang panjang maupun pendek
3. Karena terbuat dari logam, lebar yang dibutuhkan rantai lebih kecil
dibanding sabuk.
4. Efisiensi transmisi yang tinggi (sampai 98%) Satir Nursihab
65

5. Dapat mentransmisikan daya yang lebih besar dibanding sabuk


6. Dapat beroperasi dibawah suhu normal dan tekanan atmosfer
7. Mampu menggerakkan beberapa poros sekaligus.

Kerugian:

1. Biaya produksi yang tinggi


2. Perlu ketelitian dalam pemasangan dan perawatan
3. Tidak fleksibel
4. Daya tahan yang cepat berkurang, terutama pada kecepatan yang sering
berubah.

Gambar 5.2 Mekanisme Rantai dalam Sepeda balap

5.3 Macam-macam bentuk rancangan dari rantai

Ada banyak bentuk rancangan dari rantai, disesuaikan dengan fungsi dan kegunaan
masing-masing rantai, tapi pada bab ini hanya akan dijelaskan macam- macam rantai
transmisi daya, rantai transmisi daya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni:
1. Rantai Pena Silinder/Rantai Rol
2. Rantaigigi (Silent Chain) Satir Nursihab
66

5.4 Rantai Pena Silinder/Rantai Rol

Rantai jenis ini paling umum digunakan dan pemakaiannya cukup luas. Ciri khusus
yang utama pada rantai ini adalah adanya pena silinder sebagai penghubung plat sisi dari
rantai yang masing-masing terkunci. Secara umum rantai pena silinder ini terdiri dari pena,
plat sisi, dan bus. Untuk mengatur panjang dan pendeknya rantai, dilakukan dengan elemen
pengunci pada salah satu mata rantainya yaitu berupa ring penahan atau pena belah terdiri
dari:

5.4.1 Rantai Pena ( Gall Chain )

Jenis rantai ini mempunyai konstruksi yang paling sederhana ditinjau dari
pemasangan pena terhadap plat sisinya. Sebagai elemen transmisi putar, rantai jenis ini
memerlukan system pelumasan yang sangat baik. Digunakan untuk putaran rendah sampai
sedang dengan beban yang tidak terlalu berat. Konstruksi rantai ini banyak diterapkan pada
rantai dengan fungsi sebagai rantai penarik.

Gambar 5.3 rantai pena

Satir Nursihab
67

5.4.2 Rantai Berselubung ( Bush Chain )

Rantai jenis ini merupakan penyempurnaan dari rantai pena dimana pada penanya
dilengkapi dengan dengan bush terpasang pada kedua plat sisi. Kemampuan rantai jenis ini
lebih awet dibanding rantai pena, terutama untuk beban sedang.

Gambar 5.4 Rantai berselubung (Bush Chain)

5.4.3 Rantai Roll ( Roller Chain)

Konstruksi rantai ini merupakan pengembangan dari rantai bus, dimana selain bush
pelindung pena yang pemasangannya sama dengan rantai bush, juga dilindungi lagi oleh bush
roller sehingga keawetannya akan lebih baik lagi.
Rantai roller sangat luas dipakai pada konstruksi general mekanik, karena punya kemampuan
yang cukup baik yaitu:

 Untuk ukuran rantai yang kecil mampu dioperasikan dalam 10.000 FPm
 Mampu menerima beban sampai 12.000 hp
 Tersedia dalam ukuran standard yang bervariasi.

Satir Nursihab
68

Gambar 5.5 rantai roll

Gambar 5.6 Rantai Bus Rol

Satir Nursihab
69

Gambar 5.7 Tipe dari Rantai Rol

Rantai rol dipakai bila diperlukan transmisi positif (tanpa slip) dengan kecepatan
sampai 600 (m/min), tanpa pembatasan bunyi, dan murah harganya.Untuk bahan pena, bus
,dan rol dipergunakan baja karbon atau baja khrom dengan pengerasan permukaan. Rantai
dengan rangkaian tunggal adalah yang paling banyak dipakai. Rangkaian banyak, seperti 2
atau 3 rangkaian dipergunakan untuk transmisi beban berat.
Dapat dilihat bahwa kurva batas kelelahan dari plat mata rantai macam yang baru
lebih tinggi daripada macam yang lama. Hasil penelitian terakhi rmenunjukan bahwa suatau
daerah yang dibatasi oleh dua kurva, yaitu kurva batas ketahanan terhadap tumbukan antara
rol dan bus, dan kurva batas las (galling) karena pelumasan akan sangat penting untuk
menetukan kapasitas rantai. Kurva kapasitas baru diperoleh berbentuk tendasehingga sering
disebur “kurva tenda”. Dalam gambar 2.5, diperlihatkan kurva tersebut yang merupakan
diagram pemilihan rantai roll. Untuk memudahkan kurva tenda tersebut diberi nama menurut
nomor rantai dan jumlah gigi sprocket, dengan putaran sprocket sebagai sumbu mendatar
dan kapasitas transmisi sebagai sumbu tegak.

Satir Nursihab
70

Gambar 5.8 Diagram pemilihan rantai roll

Gambar 5.9 Tabel Koreksi Daya


Satir Nursihab
71

Transmisi rantai akan lebih halus dan kurang bunyinya jika dipakai rantai dengan
jarak bagi kecil dan jumlah gigi sprocket yang banyak. Rangkaian yang banyak dipakai bila
rangkaian tunggal tidak memepunyai kapasitas yang cukup. Perlu diperhatikan bahwa
kapasitas rangkaian banyak tidak sama dengan kelipatan kapasitas saturangkaian dan bila
dipandang dari segi pembagian beban diantara rangkaian akan semakin efektif bila jumlah
rangkaian semakin kecil karena efektifitas terbesat diperoleh dengan satu rangkaian

Sproket rantai dibuat dari baja karbon untuk ukuran kecil, dan besi cor atau baja cor
untuk ukuran besar. Pemasangan sprocket atau rantai secara mendatar adalah yang paling
baik. Pemasangan tegak akan menyebab kan rantai mudah lepas dari sprocket.Baik dari
gambar maupun dari persamaan bahwa makin besar gigi sprocket makin kecil perbandingan
variasi kecepatannya, yang berarti makin halus jalannya. Rantai kadang-kadang bergetar
hebat karena fluktuasi kecepatan, variasi beban dll.Untuk menghindari hal tersebut dapat
dipakai alat penegang, sprocket pengikut atau peredam dari karet.

Ditinjau dari perpanjangn rantai karena aus. Sebelum aus, rol rantai akan mengait
pada permukaan dasar kaki gigi. Setelah terjadi keausan dan perpanjangan, rol akan naik
kepuncak gigi. Hal ini akan membawa akibat buruk pada transmisi terutama jika jumlah
giginya banyak, sehingga rantai dapat terlepas dari sprocket. Batas perpanjangan rantai
secara empiris sebesar 1 sampai 2 % panjang mula-mula. Sehingga jumlah gigi dibatasi
sampai 114 gigi.

Sebagai pelumas, minyak bermutu baik, seperti minyak roda gigi yang mengandung
ramuan penahan tekanan umum dipakai. Minyak berat dan gemuk tidak cocok untu krantai.
Dalam table 2.6, dapat ditemui viskositas dan cara pelumasan yang cocok. Untuk kecepatan
tinggi, harus dipakai minyak dengan viskositas rendah, sedangkan viskositas tinggi dipakai
untuk temperatur lingkungan yang tinggi.

Satir Nursihab
72

Gambar 5.10 Tabel pelumas dan cara pelumasan

5.4.4 Rantai Offset side bar

Berbeda dengan ketiga jenis rantai yang telah dijelaskan, untuk jenis rantai “Offset
side bar” mempunyai konstruksi rantai agak presisi. Tidak terdapat plat sisi luar atau dalam,
tetapi kedua plat sisi tersebut saling menjepit.Sedangkan pada ukuran besarkonstruksi tidak
saling menjepit tapi dibuat berstep. Rantai jenis ini mempunyai satu bush dan mampu untuk
kondisi 1000 FPm dengan beban sampai 250 hp.

Satir Nursihab
73

Gambar 5.11 rantai Offset side bar

5.5 Rantai Gigi (Silent Chain)

Gambar 5.12 Rantai Gigi

Satir Nursihab
74

Bila diinginkan transmisi dengan kecepatan tinggi lebih dari 1000 m/menit, dapat
dipakai rantai gigi, penggunaan jenis rantai ini diutamakan untuk memenuhi kebutuhan
konstruksi berupa beban besar, putaran tinggi dan juga tidak berisik, sehingga jenis rantai ini
sering juga disebut “Silent Chain”.

Rantai ini lebih mahal dari rantai roll, Berbeda dengan rantai pena, rantai gigi
dikonstruksikan tanpa ada pena atau bush pengait, melainkan bentuk kaitannya berupa celah
pada plat yang tersusun. Fungsi pena pada rantai gigi hanya sebagai pivot, karena kaitan gigi
dilakukan oleh plat, maka untuk menghindari bergesernya rantai terhadap sprocket, dibuat
plat pengarah yang pada umumnya dipasang di tengah, sehingga pada sproketnya dibuat alur
tengah. Jika diinginkan gigi sprocket penuh, maka plat pengarah dibuat pada kedua sisi dari
rantai gigi.

Selain itu setelah mengait secara meluncur dengan gigi sprocket yang yang berprofil
involute, mata rantai berputar sebagai satu benda dengan sprocket. Hal ini berbeda dengan
rantai roll dimana bus mata rantai mengait sprocket pada dasar kaki gigi, dengan cara kerja
diatas, tumbukan pada rantai gigi jauh lebih kecil disbanding rantai roll. Sambungan kunci
bertindak sedemikian rupa sehingga memeperkecil efek busur, Walaupun demikian
perbandingan variasi kecepatan tidak berubah. Karna hal diatas, maka bunyi tidak akan
bertambah keras sekalipun kecepatan bertambah tinggi. Terhadap toleransi pemasangan,
rantai gigi tidak memerlukan ketelitian setinggi pada roda gigi.

Satir Nursihab
75

Gambar 5.13 Jenis – Jenis penghubung dari rantai gigi

5.5.1 Rantai Reynolds

Plat mata rantai rangkap banyakdengan profil khusus dihubungkan dengan pena
silindris dengan pena terbelah, dengan konstruksi seperti ini, maka hubungan mata rantai
dapat berputar dengan penuh sehingga akan mengurangi adanya tumbukan. Rantai gigi ini
relatif lebih mahal dibanding dengan rantai pena (rantai rol), namun mempunyai kemampuan
yang lebih baik serta memerlukan perawatan yang lebih baik, dalam hal sistem
pelumasannya.

Gambar 5.14 rantai Reynold Satir Nursihab


76

5.5.2 Rantai HY-VO

Pada rantai ini dua buah pena, disebut pena sambungan kunci yang mempunyai
permukaaan yang cembung dan cekung, dipasang sebagai pengganti pena silinder .pena yang
bermata cekung dipasang pada plat mata rantai, sedangkan yang berpermukaan cembung
saling bersinggungan sambil menggelinding yang satu pada yang lain.

Gambar 5.15 Gambar rantai HV-YO

5.6 Istilah yang digunaikan dalam rantai

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam rantai

1. Pitch of Chain, atau jarak mata rantai, dilambangkan dengan p


2. Pitch circle diameter of chain sproket, ditunjukkan oleh indeks dari A-B

Satir Nursihab
77

Gambar 5.16 Istilah yang digunakan dalam rantai

5.7 Hubungan antara Pitch dan Pitch Circle Diameter

Diberikan D = Diameter sproket

T = jumlah gigi yang ada pada sproket

Dari gambar 111, kita dapatkan

Diketahui,

Satir Nursihab
78

Maka,

Untuk mencari diameter terluar, didapatkan dengan cara,

Dimana, d1 = diameter lingkaran rol rantai.

5.8 Rasio Kecepatan dari Rantai


Dimisalkan ada 2 sproket, maka untuk mencari rasio kecepatannya adalah,

𝑁1 𝑇2
𝑉. 𝑅. = =
𝑁2 𝑇1

Dimana, N1 = Jumlah putaran dari sproket kecil

N2 = Jumlah putaran dari sproket besar

T1 = Jumlah gigi dari sproket kecil

T2 = Jumlah gigi dari sproket besar

Kecepatan rata – rata dari rantai adalah,

Satir Nursihab
79

5.9 Panjang Rantai dan Jarak Tengah Antar Sproket

Gambar 5.17 Panjang Rantai

Diberikan, T1 = Jumlah gigi sproket kecil,

T2 = Jumlah gigi sproket besar,

p = pitch rantai,

x = jarak antar kedua sproket.

Panjang dari rantai (L) harus sama dengan jumlah hubungan rantai (K) dan p, secara
matematis,

L = K.p

Dengan K dapat dicari dengan persamaan,

Satir Nursihab
80

Dan jarak antar kedua sproket dicari dengan persamaan,

Catatan :

1. Jarak minimum kedua sproket untuk rasio kecepatan adalah 3, ditemukan dengan
menggunakan persamaan,

5.10 Karakteristik Rantai Rol

Menurut Standar India (IS: 2403 – 1991), beberapa karakteristik seperti pitch,
diameter rol, lebar dalam diantara plat, transverse pitch, dan beban untuk rantai rol
mengikuti tabel berikut

Satir Nursihab
81

Tabel 5.1 Karakteristik Rantai Rol

5.11 Faktor Keamanan untuk Rantai

Faktor keamanan (F.S.) untuk rantai didapatkan dengan persamaan,

𝑊𝐵
𝐹𝑆 =
𝑊

Dimana, Wb = Breaking Strength, atau Kekuatan putus.

Wb bisa didapatkan dengan menggunakan persamaan empiris,

𝑊𝐵 = 106 𝑝2 (dalam newton) untuk rantai rol

𝑊𝐵 = 106 𝑝 (dalam newton) per mm lebar dari rantai untuk rantai gigi

Dimana p = pitch. Satir Nursihab


82

Beban total yang dimiliki oleh rantai adalah hasil penjumlahan antara gaya
tangensial, gaya sentrifugal, dan tegangan di rantai yang disebabkan oleh pelenturan.

Gaya Tangensial yang bekerja pada rantai adalah,

Gaya Sentrifugal,

Dan tegangan di rantai karena pelenturan,

Dimana, m = massa dari rantai per satuan panjang

x = jarak kedua sproket

k = konstanta,

= 2 sampai 6, ketika garis tengah dari rantai cenderung


horizontal dalam sudut kurang dari 40 derajat

= 1 sampai 1.5, ketika garis tengah dari rantai cenderung


horizontal dalam sudut lebih dari 40 derajat.

Satir Nursihab
83

Berikut ini tabel yang berisi faktor keamanan untuk rantai rol dan rantai gigi yang
mengacu pada kecepatan pinion dan juga pitch dari rantai

Tabel 5.2 Faktor keamanan untuk rantai rol dan rantai gigi

5.12 Kecepatan yang diijinkan untuk sproket yang lebih kecil

Berikut tabel yang berisi kecepatan yang diijinkan untuk sproket yang lebih kecil atau
pinion (dalam r.p.m) untuk rantai rol bus dan juga rantai gigi

Tabel 5.3 Kecepatan yang diijinkan untuk sproket yang lebih kecil

Satir Nursihab
84

5.13 Daya yang Dipindahkan oleh Rantai

Daya yang dipindahkan oleh rantai dengan basis kekuatan putus adalah,

Dimana, Wb = Breaking Strength, atau Kekuatan putus (dalam newton)

v = kecepatan rantai, dalam m/s

n = faktor keamanan

Ks = faktor servis = K1 . K2 . K3

Daya yang dipindahkan oleh rantai dengan basis bearing stress adalah,

Dimana, 𝜎𝑏 = bearing stress yang diijinkan dalam MPa atau N/mm2

Tingkat daya untuk rantai rol sederhana yang bergantung pada kecepatan dari
sproket kecil ditunjukkan oleh tabel berikut,

Satir Nursihab
85

Tabel 5.4 Tingkat Daya untuk rantai rol sederhana

Faktor Servis (Ks) dihasilkan dari beberapa faktor, seperti faktor beban (K1), faktor
pelumasan (K2), dan juga faktor pemakaian (K3)

1. Faktor beban (K1) = 1, untuk beban konstan

= 1.25, untuk beban yang bervariasi

= 1.5, untuk beban kejut

2. Faktor pelumasan (K2) = 0.8, untuk pelumasan kontinyu

= 1, untuk drop lubrication

= 1.5, untuk pelumasan periodik

3. faktor pemakaian (K3) = 1, untuk 8 jam perhari


= 1.25, utnuk 16 jam perhari
= 1.5, untuk terus menerus
Satir Nursihab
86

5.14 Kecepatan Maksimum untuk Rantai


Berikut ini tabel yang digunakan untuk menentukan kecepatan maksimum untuk
rantai, bergantung kepada berapa jumlah gigi yang ada pada sproket yang kecil atau pinion.

Tabel 5.5 Kecepatan maksimum untuk rantai.

Satir Nursihab
87

5.15 Contoh Soal

1. Sebuah motor bekerja dengan kecepatan 150 r.p.m. menggerakkan sebuah sabuk.
Diameter pulley pada motor adalah 750mm dan diameter pulley pada sabuk adalah
450mm dan 900mm. Diameter pulley pada dynamo adalah 150mm. Tentukan kecepatan
dynamo, jika : a. tidak terjadi slip b. terjadi slip pada setiap transmisi 2%.

Diketahui : N1= 150 r.p.m. ; d1= 750 mm ; d2= 450 mm ; d3= 900 mm ;d4= 150 mm ; s1=
s2= 2%

Ditanya : N4 ?

𝑁4 𝑑1 𝑥 𝑑3
a. 𝑁1
= 𝑑2 𝑥 𝑑4

𝑁4 750 𝑥 900
150
= 450 𝑥 150

N4 = 150 r.p.m
𝑁4 𝑑1 𝑥 𝑑3 𝑠1 𝑠2
b. 𝑁1
= 𝑑2 𝑥 𝑑4 (1 − 100) (1 − 100)
𝑁4 750 𝑥 900 2 2
150
= 450 𝑥 150 (1 − 100) (1 − 100)
N4 = 1440 r.p.m
Satir Nursihab
88

2. Diketahui, dua pulley yang berdiameter 450mm dan 200mm. Jarak antara ke-dua pulley
adalah 1.95 m yang dihubungkan oleh sabuk bersilang. Tentukan panjang sabuk dan
sudut kontak antara sabuk dan pulley.
Berapa daya yang dapat ditransmisikan ketika pulley yang lebih besar berputar dengan
kecepatan 200 r.p.m, dan tegangan maksimum 1kN, dan koefisien gesek antara sabuk
dan pulley adalah 0.25?

Diketahui : d1= 450 mm = 0.45 m , r1= 0.225 m

d2= 200 mm = 0.2 m , r2= 0.1 m

x= 1.95 m

N1= 200 r.p.m.

T1= 1 kN = 1000 N

μ= 0.25

Satir Nursihab
89

Ditanya : a. L?
b. θ ?
c. P?
(𝑟1+𝑟2)²
a. L = π (r1 + r2) + 2x + 𝑥
(0.225+0.1)²
L = π (0.225 + 0.1) + 2(1.95) + 1.95

L= 1.02 + 3.9 + 0.054 = 4.974 m

𝑟1+𝑟2 0.225 +0.1


b. Sinα = 𝑥
= 1,95
= 0.1667

α = 9.6⁰
θ = 180 + 2α
θ = 180 + (2x9.6)
θ = 199.2⁰
𝜋
θ = 199.2 x 180 = 3.477 rad
𝑇1
c. 2.3 log 𝑇2 = μ θ
𝑇1
2.3log 𝑇2 = 0.25 x 3.477
𝑇1 0.8693
log 𝑇2 = 2.3
= 0.378
𝑇1
𝑇2
= 2.387
𝑇1 1000
T2 = 2.387 = 2.387 = 419 N
𝜋 𝑑1 𝑁1 𝜋 𝑥 0.45 𝑥 200
v= 60
= 60

= 4.713 m/s
P = (T1 – T2) v
P = (1000 – 419) x 4.713 = 2738 W

Satir Nursihab
90

3. Sebuah kompresor memerlukan daya 90 kW, untuk kecepatan 250 r.p.m. Digerakkan
oleh sabuk-V dari motor elektrik dengan kecepatan 750 r.p.m. Diameter pulley pada
kompresor tidak dapat lebih besar dari 1 meter, jika jarak antar pulley adalah 1.75
meter. Kecepatan pulley tidak boleh lebih dari 1600 m/min. Tentukan ukuran sabuk-
V yang dapat memindahkan daya, jika pada setiap sabuk memiliki sisi yang
berpotongan yaitu 375 mm2, massa jenis 1000kg/m3 dan tegangan tarik maksimum
2.5 MPa. Sudut alur 35⁰, koefisien gesek antara sabuk dan pulley adalah 1.25.
Tentukan panjang sabuk yang diperlukan sabuk tersebut!

Diketahui : P= 90 kW = 90 × 103W
N2= 250 r.p.m.
N1= 750 r.p.m.
d2= 1 m
x= 1.75 m
v= 1600 m/min = 26.67 m/s
a= 375 mm2= 375 × 10– 6m2
ρ= 1000 kg / m3
σ= 2.5MPa = 2.5 N/mm2
2β= 35°
β= 17.5°
μ= 0.25
91

Ditanya: a. Ukuran sabuk-V


= => d1 = = = 0.33 m

Sinα = = = = = 0.1914

α = 11.04⁰
θ = 180 - 2α = 180 – (2 x 11.04⁰) = 157,92⁰
θ = 157.92 x = 2.76 rad

m (massa) = a x l x ρ
= 375 x 10-6 x 1 x 1000
= 0.375 kg/m
Gaya Sentrifugal (Tc)
Tc = m x v2 = 0.375 x (26.67)2 = 267 N
Tegangan tali maksimum pada sabuk (T)
T = σ x a =2.5 x 375 = 937.5
Tegangan tali pada tali yang kencang (T1)
T1 = T – Tc = 937.5 – 267 = 670.5 N
Tegangan pada sisi yang kendor (T2)
1.3 log = μ . θ . cosecβ
92

= 0.25 x 2.76 x cosec 17.5⁰ = 2.295


log = = 0.9976

= 9.95

T2 = = = 67.4 N

Daya yang di pindahkan per sabuk


P = (T1 – T2) v = (670.5 – 67.4) 26.67 = 16085 W = 16.085 kW

Ukuran sabuk-V
Ukuran sabuk-V =

= = 5.6 atau 6

b. Panjang sabuk (L)


r1 = d1/2 = 0.33/2 = 0.165 m
r2 = d2/2 = ½ = 0.5 m
L = π (r2 + r1) + 2x +

= π (0.5+ 0.165) + 2(1.75) +

= 5.654 m
93

DAFTAR PUSTAKA
Sularso dan Kiyokatsu Suga. 1991. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: Pradnya Paramita.

Khurmi dan Gupta. 2005. A Textbook of Machine Design. New Delhi: Eurasia Publishing
House.

Anda mungkin juga menyukai