Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKHIR

PRAKTIK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Anggota Kelompok :

1. Bayu Antarikso . P. F3309023


2. Ratih Ratnasari F3309094
3. Rizki Fajar F3309097
4. Rhovita Dyah F3309102
5. Saktiana Rizki E F3309103

FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI KEUANGAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembangnya pula ilmu pengetahuan
yang ada, termasuk ilmu pengetahuan akuntansi. Di dalam ilmu pengetahuan akuntansi,
pastilah selalu identik dengan laporan keuangan suatu entitas. Laporan keuangan
merupakan sumber informasi penting yang memberikan informasi tentang kinerja
perusahaan dan posisi finansial suatu entitas tertentu kepada penggunanya. Karena itulah
informasi-informasi yang ada di dalam laporan keuangan menjadi sangat penting dan
berpengaruh terhadap penilaian suatu entitas tertentu.
Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan untuk masa-masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan tersebut. Yang
menarik tentu saja adalah perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan tinggi, tetapi
mempunyai tingkat risiko rendah. Apabila tingkat keuntungan perusahaan naik, tetapi
risiko perusahaan juga naik, maka perusahaan tidak akan menarik lagi. Perusahaan akan
tetap menarik apabila tambahan keuntungan tersebut bisa mengkompensasi tambahan
risiko yang muncul. Secara umum biasanya investor bersifat tidak menyukai risiko (risk
averse), sehingga faktor tingkat keuntungan dan risiko harus dipertimbangkan bersama-
sama untuk menentukan menarik tidaknya suatu perusahaan.
Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan
dengan pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan
dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut. Pihak peminjam juga harus
memperoleh kembali pinjaman pokoknya, dengan dibayar langsung pada akhir periode
pinjaman ( pada waktu jatuh tempo) atau dibayar dengan angsuran. Pinjaman bisa
bersifat jangka pendek, bisa juga jangka panjang. Ini juga akan mempengaruhi tujuan dan
lingkup analisis keuangan. Pinjaman jangka pendek biasanya berjangka enam bulan
sampai satu atau dua tahun, seperti pinjaman dari bank. Pinjaman jangka menengah
biasanya berkisar antara lima sampai sepuluh tahun, seperti dalam pinjaman dari bank
jangka panjang atau pinjaman obligasi jangka menengah. Pinjaman jangka panjang bisa
lebih dari 10 tahun, bahkan ada yang dua puluh tahun, seperti obligasi jangka panjang.
Adanya alasan–alasan tersebut menyebabkan terjadinya “modifikasi” terhadap
laporan keuangan guna menarik pihak-pihak yang diharapkan, khususnya pihak eksternal
dari entitas tertentu. Karena adanya alasan tersebut membuat kami untuk melakukan
berbagai anlisis terhadap laporan keuangan guna mengetahui apakah laporan keungan
tersebut relevan dengan keadaan perusahaan atau entitas yang sebenarnya.

B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana posisi keuangan dan kinerja perusahaan jika dilihat dari data historis?
2. Bagaimana posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang?

C. Motivasi atau Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui posisi keuangan dan kinerja perusahaan jika dilihat dari data
historis.
2. Untuk mengetahui posisi keuangan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Sehingga dapat meminimalisir resiko dari keputusan yang akan diambil nantinya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jika Dilihat dari Rasio Likuiditas


1. Data Historis
Jika dilihat dari sisi likuditas selama 5 tahun terakhir ini dapat dikatakan likuid, karena
hanya rata-rata rasio kasnya saja yang inlikuid, sedangkan rata-rata rasio lancar dan rasio
quicknya likuid yaitu 2,5 dan 1,075.
2. Data Proyeksi
Jika dilihat dari sisi likuditas, perusahaan ini untuk 6 tahun kedepannya dapat dikatakan
likuid, karena hanya rata-rata rasio kasnya saja yang inlikuid, rata-rata rasio lancar dan
rasio quicknya likuid yaitu 2,18 dan 1,13.
B. Jika Dilihat dari Rasio Solvabilitas
1. Data Historis
- Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
Nilai rata-rata rasio total hutang terhadap total aset perusahaan ini adalah sebesar 0.31
yang menunjukan bahwa setiap Rp 0.31 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1 aset.
- Rasio TIE
Nilai rata-rata TIE perusahaan ini selama 5 tahun ialah sebesar 134.97 yang menunjukan
bahwa perusahaan mempunyai laba sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 134.97 yang
tersedia untuk menutup setiap Rp 1 beban bunga.
- Debt equity ratio
Nilai rata-rata debt equity ratio perusahaan ini selama 5 tahun ialah sebesar 0,51 yang
menunjukkan bahwa tiap Rp 1 modal sendiri yang dimiliki perusahaan mampu menjamin
Rp 0,51 total kewajibn yang dimiliki perusahaan
2. Data Proyeksi
- Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
Rata-rata ratio total hutang terhadap total aset sebesar 0,34 yang menunjukkan bahwa
setiap Rp 0,34 utang perusahaan dijamin oleh Rp 1 aset atau setiap Rp 1 aset dijamin
oleh 0,66 modal perusahaan. Jadi perusahaan tersebut dapat dikatakan baik, karena
lebih besar dijamin oleh modal sendiri.
- Rasio TIE
Perusahaan mempunyai laba sebelum bunga dan pajak yang besarnya 460,93 kali
beban bunganya.
- Debt equity ratio
Nilai rata-rata debt equity ratio perusahaan ini untuk 6 tahun ke depan ialah sebesar
0,58 yang menunjukkan bahwa tiap Rp 1 modal sendiri yang dimiliki perusahaan
mampu menjamin Rp 0,58 total kewajibn yang dimiliki perusahaan.
C. Jika Dilihat dari Rasio Aktivitas
1. Data Historis
- Rasio Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan selama 5 tahun ini keseluruhan perputarannya melebihi
rata-rata yaitu melebihi 1,7 kali yang berarti barang dagangan rata-rata baru dapat
terjual setelah tersimpan dalam gudang selama 212 hari.
- Rasio perputaran piutang dagang
Rata-rata rasio perputaran piutang dagang perusahaan ini selama 5 tahun adalah
sebanyak 5,45 kali atau 56 hari selama 1 tahun.
2. Data Proyeksi
- Rasio Perputaran Persediaan
Dalam 1 tahun persediaan dapat berputar rata-rata 1,90 kali atau 189 hari dalam 1
tahun.
- Rasio perputaran piutang dagang
Rata-rata rasio perputaran piutang dagang perusahaan ini untuk 6 tahun ke depan
adalah sebanyak 5,4 kali, atau 56 hari selama 1 tahun. Rasio perusahaan ini bisa
dikatakan tidak baik karena dari tahun ke tahunnya semakin menurun atau lambat.
D. Jika Dilihat dari Rasio Profitabilitas
1. Data Historis
- Rasio Net Profit Margin
Nilai rata-rata Rasio Net Profit Margin dari perusahaan ini sebesar 17,4% atau 0,174
yang menunjukkan bahwa setiap Rp 1 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih
sebesar Rp 0,174.
- Rasio On Asset (ROA)
Nilai rata-rata ROA dari perusahaan ini sebesar 18,4% atau 0,184 yang menunjukan
bahwa setiap Rp 1 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,184.
- Return On Equity (ROE)
Nilai rata-rata ROE dari perusahaan ini sebesar 33,2% atau 0,332 yang menunjukan
bahwa setiap Rp 1 modal saham mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,332.
- Operating Margin
Nilai rata-rata Operating Margin dari perusahaan ini sebesar 0,17 yang menunjukkan
bahwa setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan laba operasi sebesar Rp 0,17.
- Margin Before Interest & Tax
Nilai rata-rata Margin Before Interest & Tax di perusahaan ini sebesar 0,21 yang
menunjukkan bahwa setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan laba sebelum bunga
dan pajak sebesar Rp 0,21.
- Basic Earning Power
Nilai rata-rata Basic Earning Power di perusahaan ini sebesar 0,19 yang menunjukkan
bahwa setiap Rp 1 aset mampu menghasilkan mampu menghasilkan modal sebelum
bunga dan pajak sebesar 0,19.

2. Data Proyeksi
- Rasio Net Profit Margin
Setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan rata-rata laba bersih sebesar Rp 0,58.
- Rasio On Asset (ROA)
Setiap Rp 1 total aktiva bersih mampu menghasilkan rata-rata laba bersih sebesar Rp
0,73
- Return On Equity (ROE)
Setiap Rp 1 modal saham mampu menghasilkan rata-rata laba bersih sebesar Rp 1,36.
- Operating Margin
Setiap Rp 1 penjualan dapat menghasilkan rata-rata laba operasi sebesar Rp 0,59.
- Margin Before Interest & Tax
Setiap Rp 1 penjualan dapat menghasilkan rata-rata laba sebelum bunga dan pajak
sebesar Rp 0,53.
- Basic Earning Power
Setiap Rp 1 aset dapat menghasilkan rata-rata laba sebelum bunga dan pajak sebesar
Rp 0,67.
E. Jika Dilihat dari Rasio Pasar
Secara historis, nilai rata-rata dividen payout perusahaan ini selama 5 tahun terakhir
adalah sebesar 0,61 itu berarti bagian deviden yang dibagikan kepada investor adalah sebesar
0,61 dan 0,39 bagiannya di investasikan kembali ke perusahaan. Dengan kondisi seperti ini
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan rendah karena laba yang diperoleh
perusahaan lebih banyak digunakan untuk pembagian deviden daripada untuk operasi
perusahaan.

F. Jika Dilihat dari Aliran Arus Kas


1. Data Historis
Secara keseluruhan hampir setiap tahun aliran arus kas operasi perusahaan ini dalam
keadaan negatif. Aliran arus kas operasi mengalami keadaan positif pada tahun 2003
ke 2004, namun keadaan tersebut disebabkan karena perusahaan mendapat pinjaman
dana jangka pendek, bukan dari aktifitas operasi perusahaan.
2. Data Proforma
Dari hasil perhitungan analisis arus kas proforma perusahaan untuk 6 tahun ke depan,
aktivitas operasi perusahaan selalu bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mampu menghasilkan kas dari kegiatan operasinya. Keadaan seperti
ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rasio kas perusahaan menjadi
inlikuid.
BAB III
PENUTUP
 Setelah melihat dan memperhitungkan data historis selama lima tahun terakhir serta data
proyeksi untuk enam tahun ke depan, jika kami sebagai calon investor tidak akan
menginvestasikan modal kami kepada perusahaan ini dengan tiga pertimbangan, yaitu sebagai
berikut:
1. Apabila dilihat dari sisi profitabilitas perusahaan ini mempunyai kemampuan
memperoleh laba yang baik (sebagian besar di atas nilai rata-rata), namun sebagian besar
laba yang dihasilkan masih dalam bentuk piutang. Hal ini dibuktikan oleh nilai piutang
dagang yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya, yang mengakibatkan sebagian
besar aliran kas masuk operasinya lebih kecil daripada aliran kas keluarnya, baik dalam
lima tahun terakhir ini, maupun untuk enam tahun ke depan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja penagihan piutang usaha perusahaan ini kurang baik, karena melebihi
batas yang telah ditetapkan, yaitu lebih dari 30 hari.
2. Apabila dilihat dari sisi rasio aktivitas, khususnya pada perputaran persediaan barang
dagangnya perusahaan ini dapat dikatakan tidak baik. Karena perputaran persediaan
barang dagangannya semakin tahun semakin pelan, sehingga barang dagangan terlalu
lama tertimbun di gudang. Hal ini akan menyebabkan persediaan barang dagang yang
tertimbun tidak akan dapat terjual, karena sudah tidak mampu menguasai pasar yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar.
3. Apabila dilihat dari sisi rasio pasar, khususnya pada nilai dividen payoutnya dinilai cukup
besar. Ini berarti bagian dividen untuk para calon investor semakin berkurang, karena
bagian laba yang diperoleh sebagian besarnya sudah dibagikan untuk investor yang ada.

 Setelah melihat dan memperhitungkan data historis selama lima tahun terakhir serta data
proyeksi untuk enam tahun ke depan, jika kami sebagai kreditur tidak akan memberikan
pinjaman dana kepada perusahaan ini dengan dua pertimbangan, yaitu sebagai berikut :
1. Apabila dilihat dari sisi likuiditas perusahaan ini dapat dikatakan mampu untuk melunasi
segala kewajiban jangka pendeknya (likuid). Namun jika dilihat lebih dalam, perusahaan
ini mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan cara menimbulkan kewajiban
jangka panjang lainnya. Ini dibuktikan oleh sebagian besar aliran kas masuk pendanaan
lebih besar daripada aliran kas keluarnya, baik dalam lima tahun terakhir ini maupun
untuk enam tahun ke depan.
2. Apabila dilihat dari sisi solvabilitas perusahaan ini dapat dikatakan mampu untuk
melunasi segala kewajiban jangka panjangnya. Namun cara yang digunakan perusahaan
dalam melunasi segala kewajiban jangka panjangnya tidak semua menggunakan kas,
melainkan dengan jaminan aset yang dimilikinya. Ini disebabkan karena nilai rasio kas
perusahaan dalam keadaan inlikuid, yang berarti jumlah kas yang ada tidak mampu untuk
melunasi kewajiban jangka pendekya yang secara otomatis pula tidak akan mampu untuk
melunasi kewajiban jangka panjangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Clyde Stickney. 1990. A Strategic Perspective. San Diego : Hartcourt Brace Jovanovich.

Harmadi dan Endang Suhari. Praktik Manajemen Keuangan. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.

Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN

Mamduh M.Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi revisi.
Yogyakarta : UPP AMP-YKPN.

Nikolai, Loran A, dan John D. 1991.Intermediate Accounting. Boston : Pws-Kent.

Palikhatun dan Putri Nugrahaningsih. 2007. Praktik Analisis Laporan Keuangan. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.

Scott, David F. Jr, dan John Martin. 1975. Industry Influence on Financial Structure. Financial
Management.

Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba


Empat

Wild, Jhon J, K.R. Subramanyam,dan Robert F.Halsey. 2004. Financial Statement Analisis.
Edisi ke delapan. Jakarta : Salemba Empat.

http://magussudrajat.blogspot.com/2011/06/analisis-profitabilitas.html

Anda mungkin juga menyukai