Anggota Kelompok :
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI KEUANGAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana posisi keuangan dan kinerja perusahaan jika dilihat dari data historis?
2. Bagaimana posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang?
PEMBAHASAN
2. Data Proyeksi
- Rasio Net Profit Margin
Setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan rata-rata laba bersih sebesar Rp 0,58.
- Rasio On Asset (ROA)
Setiap Rp 1 total aktiva bersih mampu menghasilkan rata-rata laba bersih sebesar Rp
0,73
- Return On Equity (ROE)
Setiap Rp 1 modal saham mampu menghasilkan rata-rata laba bersih sebesar Rp 1,36.
- Operating Margin
Setiap Rp 1 penjualan dapat menghasilkan rata-rata laba operasi sebesar Rp 0,59.
- Margin Before Interest & Tax
Setiap Rp 1 penjualan dapat menghasilkan rata-rata laba sebelum bunga dan pajak
sebesar Rp 0,53.
- Basic Earning Power
Setiap Rp 1 aset dapat menghasilkan rata-rata laba sebelum bunga dan pajak sebesar
Rp 0,67.
E. Jika Dilihat dari Rasio Pasar
Secara historis, nilai rata-rata dividen payout perusahaan ini selama 5 tahun terakhir
adalah sebesar 0,61 itu berarti bagian deviden yang dibagikan kepada investor adalah sebesar
0,61 dan 0,39 bagiannya di investasikan kembali ke perusahaan. Dengan kondisi seperti ini
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan rendah karena laba yang diperoleh
perusahaan lebih banyak digunakan untuk pembagian deviden daripada untuk operasi
perusahaan.
Setelah melihat dan memperhitungkan data historis selama lima tahun terakhir serta data
proyeksi untuk enam tahun ke depan, jika kami sebagai kreditur tidak akan memberikan
pinjaman dana kepada perusahaan ini dengan dua pertimbangan, yaitu sebagai berikut :
1. Apabila dilihat dari sisi likuiditas perusahaan ini dapat dikatakan mampu untuk melunasi
segala kewajiban jangka pendeknya (likuid). Namun jika dilihat lebih dalam, perusahaan
ini mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan cara menimbulkan kewajiban
jangka panjang lainnya. Ini dibuktikan oleh sebagian besar aliran kas masuk pendanaan
lebih besar daripada aliran kas keluarnya, baik dalam lima tahun terakhir ini maupun
untuk enam tahun ke depan.
2. Apabila dilihat dari sisi solvabilitas perusahaan ini dapat dikatakan mampu untuk
melunasi segala kewajiban jangka panjangnya. Namun cara yang digunakan perusahaan
dalam melunasi segala kewajiban jangka panjangnya tidak semua menggunakan kas,
melainkan dengan jaminan aset yang dimilikinya. Ini disebabkan karena nilai rasio kas
perusahaan dalam keadaan inlikuid, yang berarti jumlah kas yang ada tidak mampu untuk
melunasi kewajiban jangka pendekya yang secara otomatis pula tidak akan mampu untuk
melunasi kewajiban jangka panjangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Clyde Stickney. 1990. A Strategic Perspective. San Diego : Hartcourt Brace Jovanovich.
Harmadi dan Endang Suhari. Praktik Manajemen Keuangan. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN
Mamduh M.Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi revisi.
Yogyakarta : UPP AMP-YKPN.
Palikhatun dan Putri Nugrahaningsih. 2007. Praktik Analisis Laporan Keuangan. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
Scott, David F. Jr, dan John Martin. 1975. Industry Influence on Financial Structure. Financial
Management.
Wild, Jhon J, K.R. Subramanyam,dan Robert F.Halsey. 2004. Financial Statement Analisis.
Edisi ke delapan. Jakarta : Salemba Empat.
http://magussudrajat.blogspot.com/2011/06/analisis-profitabilitas.html