Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN WALLCHART UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN
GAMBAR TEKNIK DI SMK NEGERI 2 BANDA ACEH

Mata Kuliah Metodelogi Penelitian


Dosen Pengampu : Khairul Fuady, S.T., M.T

Diajukan Oleh :
J U N A I D I
NIM : 170211101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
T.A 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya


dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan tugas
penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan
Media Pembelajaran Wallchart Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
Mata Pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 2 Banda Aceh”.
Proposal penelitian tindakan kelas ini penulis susun untuk memenuhi salah
satu tugas diklat penelitian tindakan kelas yang dilaksankan di SMK Negeri 2 Banda
Aceh berlokasikan di Jl. Sultan Malekul Saleh Lhong Raya, Kec. Banda Raya Kota
Banda Aceh
Dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak
membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ini
jauh dari kata sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Banda Aceh, 20 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 3
E. Hipotesis Penelitian 3
F. Definisi Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teoritis 4
a. Belajar 4
b. Media Pembelajaran 5
1) Fungsi Media Pembelajaran 6
2) Penggolongan Media Pembelajaran 7
c. Alat Peraga 8
d. Media Wallchart 9
e. Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Wallchart Terhadap Hasil
Belajar Siswa 11
f. Gambar Teknik 13
1) Pengertian Gambar Teknik 13
2) Fungsi Gaambar Teknik 13
3) Dasar-Dasar Gambar Teknik 13
B. Kerangka Berpikir 18
C. Hipotesis 19

ii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian 20
B. Flowchart / Diagram Alir Prosedur Kegiatan Penelitian 20
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 21
D. Subjek dan Objek Penelitian 21
E. Populasi dan Sampel Penelitian 22
F. Instrumen Pengumpulan Data 22
G. Teknik Pengumpulan Data 23
H. Teknik Analisa Data 27

DAFTAR PUSTAKA 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SMK Negeri 2 Banda Aceh pertama kali didirikan pada tanggal 1 Januari 1956
dengan nama STM yang berlokasikan di Jl. SM Raja Kampung Mulia. Kemudian
Sejak tahun 1989 menempati lokasi di Jl. P. Nyak Makam Lampineung Kota Baru,
Banda Aceh. Mulai tahun pelajaran 1996/1997 STM Negeri Banda Aceh berubah
nama menjadi SMK Negeri 2 Banda Aceh. Setelah bencana Tsunami, pada tanggal 18
Oktober 2008 pindah ke lokasi Jl. Sultan Malekul Saleh Lhong Raya Kec. Banda
Raya diatas tanah 26.000 m² yang dibangun oleh Negara Federal Jerman.1
Salah satu bidang keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan ini adalah Teknik
Gambar Konstruksi yang memuat Mata Pelajaran Gambar Teknik Listrik. Gambar
Konstruksi itu sendiri adalah gambar yang dibuat dengan mengikuti aturan-aturan
tertentu secara objektif. Aturan tersebut antara lain ukuran, skala, bayangan, dan
pertimbangan lainnya. Gambar konstruksi lahir dari upaya manusia untuk mengatasi
ilusi mata dalam memandang garis, ruang, atau bentuk tertentu. Untuk mengurangi
kesalahan dalam menggambar kemudian didekati dengan gambar proyeksi.
Sementara Gambar Teknik sendiri adalah gambar yang terdiri dari simbol,
garis, dan tulisan tegak yang bersifat tegas. Digunakan untuk memberikan penjelasan
lengkap tentang suatu benda atau konstruksi, berdasarkan ketentuan dan standard
teknik yang sudah disepakati oleh badan standardisasi, baik itu nasional maupun
internasional.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti mendapati siswa
kesulitan ketika menerjemahkan simbol-simbol gambar listrik ke dalam komponen,
sementara fungsi, simbol dan komponen hanya berupa hafalan bukan pengertian.
Biasanya guru menjelaskan langkah demi langkah disertai dengan gambar. Disini
siswa akan merasa kesulitan ketika harus menuangkannya ke dalam gambar, salah
satu kesalahan yang terjadi adalah kurang cermatnya siswa ketika menentukan simbol
dalam komponen.
Kualitas pembelajaran sangat erat kaitannya dengan guru dalam mengelola
dan menyajikan ilmu pengetahuan. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu kemampuan

1
Goethe Institute, SMK NEGERI 2 BANDA ACEH, diakses dari :
https://www.goethe.de/ins/id/id/spr/eng/pas/sch/20423043.html

1
untuk menciptakan situasi belajar agar lebih baik. Salah satunya adalah dengan
memilih media pembelajaran yang tepat bagi siswa sehingga siswa di SMK Negeri 2
Banda Aceh mendapat situasi belajar yang efektif. Seperti yang diterangkan oleh
pendapat Usman yang dikutip Sri Rejeki “Dalam menciptakan kondisi belajar
mengajar sedikitnya ditentukan oleh lima variabel, yaitu : (1) menarik minat da
perhatian siswa, (2) melibatkan siswa secara aktif, (3) membangkitkan motivasi siwa,
(4) prisip individualitas, serta (5) peragaan dalam pengajaran.”2
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk meningkatkan daya ingat siswa dalam
hal penyampaian materi perlu ada perubahan, guru perlu dapat menyajikan materi
pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga . sehingga
siswa akan mendapat suasana dan pengalaman yang baru dalam belajar. Menurut teori
kerucut pengalaman Edgar Dale, “Dale (1996) memperkirakan bahwa pemerolehan
hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar 13%, dan
melalui indera lainnya sekitar 12%.3
Wallchart adalah salah satu alat peraga yang sering digunakan dalam media
pembelajaran. Dengan menggunakan alat peraga wallchart guru dapat menyampaikan
materi pelajaran dengan mudah kepada siswa. Karena dengan wallchart materi
pelajaran yang berupa konsep abstrak akan lebih konkrit diterima oleh siswa.
Sehingga diharapkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 2 Banda Aceh dalam
menguasai gambar teknik akan meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan media pembelajaran wallchart untuk mata pelajaran
menggambar teknik di SMK Negeri 2 Banda Aceh?
2. Bagaimana pengaruh penerapan media pembelajaran wallchart terhadap
peningkatan hasil belajar siswa di SMK Negeri 2 Banda Aceh?
C. Tujuan Penelitian
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
media pembelajaran wallchart untuk mata pelajaran menggambar teknik serta untuk
mengetahui bagaimana pengaruh penerapan media pembelajaran wallchart terhadap
peningkatan hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Elektronika
Industri di SMK Negeri 2 Banda Aceh.

2
Usman,di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/tugas-metlit-2
3
Dale, Edgar. 1969. di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

2
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah :
1. Penulis maupun pembaca dapat menyimpulkan bagaimana penerapan media
pembelajaran wallchart untuk mata pelajaran menggambar teknik dan bagaimana
pengaruh penerapan media pembelajaran wallchart terhadap peningkatan hasil
belajar siswa di SMK Negeri 2 Banda Aceh.
2. Sebagai acuan dan pedoman bagi penulis untuk masa yang akan datang dalam hal
mengajarkan maupun meningkatkan minat atau kemampuan belajar siswa dalam
pembelajaran Gambar Teknik.
E. Hipotesis Penelitian
Dengan adanya penerapan media pembelajaran wallchart akan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMK Negeri 2 Banda Aceh.
F. Definisi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas, khususnya di kelas X SMK Negeri 2 Banda
Aceh. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk
berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh. PTK dapat diartikan sebagai
proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam
upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan
yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut.4 PTK merupakan salah satu publikasi ilmiah dalam konteks pengembangan
profesi guru secara berkelanjutan yang ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan
mutu proses dan hasil pembelajaran atau mutu pendidikan pada umumnya. PTK ini
cocok dilakukan oleh guru karena prosenya praktis.5

4
Sanjaya, M.Pd, Prof. DR. H. Wina (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Prenada Media. hlm. 22.
5
Penelitian Tindakan Kelas: (Langkah-Langkah Praktis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas). LeutikaPrio.
hlm. 19-20.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis
a) Belajar
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk
mencapai suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan yang dilakukan dalam belajar
pada dasarnya adalah proses aktif dari orang yang belajar sehingga terjadi
hubungan yang dinamis dan saling mempengaruhi antara diri orang yang belajar
dengan lingkungannya.
Seseorang yang belajar akan mendapat pengalaman baru sehingga dengan
pengalaman itu menghasilkan perubahan tingkah laku, seperti dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan lain -lain. Slameto mengungkapkan
bahwa, "Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri, dalam interaksinya dengan lingkungan."6
Menurut Rusyan perubahan yang merupakan hasil dari proses adalah
perubahan yang mempunyai ciri-ciri:
a. Perubahan itu intensional, dalam arti pengalaman atau praktek atau latihan itu
disengaja dan disadari dilakukan bukan secara kebetulan. Dengan demikian
keletihan atau ketudan tidak dapat dipandang sebagai perubahan belajar.
b. Perubahan itu positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan.
c. Perubahan itu bersifat efektif, dalam arti mempunyai pengaruh tertentu bagi
pelajar yang bersangkutan.
d. Perubahan itu fungsional, dalam arti perubahan hasil belajar itu relative tetap
dan setiap saat diperlukan dapat diproduksikan, misalnya dalam memecahkan
masalah atau mempertahankan hidup.7

Dengan demikian, dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian belajar


maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu usaha yang dilakukan secara
sadar oleh seseorang individu dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang melibatkan lingkungan sebagai tempat interaksinya sehingga
6
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Bumi Aksara, 1998), hlm 2.
7
A Tabrani Rusyan, dkk, Pndekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remadja Karya, 1989) hlm 8

4
menghasilkan perubahan dalam pola pikir dan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkannya.
b) Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah', 'perantara' atau 'pengantar'. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely
(1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.8
Menurut Prof. Dr. Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk
perantara yang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada
penerima.9 Sedangkan menurut MC. Luhan, media adalah sarana yang disebut
pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau
memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat
dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini dengan bantuan media
batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.10
Jadi dapat disimpulkan bahwa media adalah seperangkat perantara atau
medium baik berupa benda hidup (manusia) maupun benda mati yang memiliki
fungsi sebagai perantara/pengantar pesan dari komunikator ke komunikan.
Media pendidikan adalah sarana yang digunakan sebagai perantara. dengan
menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar mempettinggi
efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional meliputi kaset, audio,
slide, film -strip, OHP, film, radio, televisi dan lain sebagainya.11
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar
dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai
pesan atau media. Oleh karena itu media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Kemudian

8
Azhar Arsyad, media pembelajaran, Cetakan ke-6 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005) hlm 3
9
Darhim, Media dan Sumber Belajar Matematika, Modul 1-3, (Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka,
1986), hlm 14.
10
Ibid
11
Ahmad Rohani, Media Itruksional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm 4

5
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Educatioan Assosiation | NEA)
memberikan batasan dengan menyebut media sebagai bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, didengar dan dibaca.12
1. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat mernbangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran pada saat itu.
Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli
diantaranya Sudjana dan Rivai dikutip oleh Azhar Arsyad, mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
 Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
 Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
 Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak (semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran.
 Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.13

12
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa, 1993), hlm 6
13
Ibid, hl 24-25

6
2. Penggolongan Media Pembelajaran
Ronald H. Anderson dalam pemilihan dan pengembangan media untuk
pembelajaran membagi media dalam dua kategori, yaitu alat bantu
pembelajaran (introductional aids) dan media pembelajaran (instructional
media).14
Alat bantu pembelajaran didefinisikan sebagai perlengkapan atau alat
untuk membantu gum menjelaskan materi yang akan disampaikan. Dari
pengertian tersebut, maka yang termasuk alat bantu pembelajaran antara lain:
OHP, OHT, Film bingkai (slide), Foto, Peta, Poster, Grafik, Wallchart, Flip
chart, model, benda sebenarnya, sampai kepada lingkungan belajar yang
dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran.
Adapun yang termasuk kedalam golongan media pembelajaran adalah
Program Televisi Pembelajaran, Film Pendidikan, Program Audio, Program
Berbantu Komputer atau CAI (Computer Assisted Infraction), modul dan
sebagainya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa alat bantu pembelajaran
penggunaannya disertai dengan keberadaan nara sumber atau guru. Sementara
media pembelajaran dapat digunakan sendiri oleh pelajar atau siswa itu
sendiri. Perbedaan ini disebabkan oleh keberadaan pesan yang disampaikan
tidak sepenuhnya termuat di dalam media yang digunakan. Sedangkan pada
media pembelajaran, pesan yang disampaikan sepenuhnya terdapat pada
media yang digunakan.
Pesan pada media pembelajaran bersifat interaktif. Nara sumber secara
fisik telah tergantikan baik itu dengan audio maupun visualisasi yang ada di
dalam media. Contohnya pada media slide bersuara, selain siswa dapat
menonton slide yang diproyeksikan, siswa sekaligus dapat mendengarkan
rekaman kaset berisi keterangan penjelasan gambar slide yang dilihatnya.
Program kaset audio ini sudah sengaja dirancang untuk mendampingi media
slide.
Gerlach dan Ely menggolongkan media kedalam delapan kategori,
yaitu sebagai berikut:

14
Robinson Situmorang dan Atmi Supannan. Op.Cit, hlm. 3.

7
1) Realthings adalah manusia (pengajar), benda yang sesungguhnya (bukan
gambar atau model), dan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
2) Verbal Reposentations adalah media tulis atau cetak, misalnya buku teks,
referensi, dan bahan bacaan lainnya.
3) Graphic Repersentations adalah misalnya chart, diagram, gambar atau
lukisan.
4) Still Picture seperti foto, slide, film strip, Overhead Projector
Transparency (OHT).
5) Motion Picture adalah film (movie), tv, video tape, dengan atau tanpa
suara, diambil dari kejadian sebenarnya ataupun dibuat dari gambar
(graphic repersentations), animasi, dan lain -lain.
6) Audio (recording) seperti pita kaset, reel tape, piringan hitam, sound track
pada film ataupun pita pada video tape.
7) Programming adalah kumpulan informasi yang berututan. Program bisa
berbentuk verbal (buku teks) dan bahan bacaan, kumpulan gambar yang
disusun menjadi suatu program slide, film strip, film, tv atau video tape.
Suatu program mungkin mempergunakan beberapa media sekaligus seperti
slide dan tape.
8) Simulations atau sering juga dikenal dengan simulation and game yaitu
suatu perrnainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya.
c) Alat Peraga
Alat peraga adalah alat bantu yang dapat dilihat dan diraba. Dalam media
pendidikan alat peraga sangat membatu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Sehingga alat peraga menjadi salah satu faktor pendukung yang cukup signifikan
dalam pencapaian basil belajar siswa.
Menurut Oemar Hamalik bahwa alat peraga adalah alat, metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.15
Secara umum alat peraga mempunyai nilai untuk mewujudkan, memperkaya dan
menarik minat siswa terhadap pelajaran sehingga menambah keaktifan belajar,
serta membantu guru menyampaikan konsep dengan waktu yang singkat dengan
hasil yang maksimum.

15
Oemar Hamalik. Media Pedidikan. (Bandung: Alumni. 1986). hlm. 12

8
Dalam hal meningkatkan hasil belajar menguasai gambar teknik
elektronika, alat peraga sangat membantu siswa karena dapat dilihat langsung
sehingga persepsi tentang sebuah konsep akan lebih mudah diserap oleh siswa dan
lebih tahan lama melekat dalam benaknya. Hal tersebut telah dikatakan oleh
Hermana, bahwa alat peraga adalah alat bantu atau pelengkap yang dipergunakan
untuk membantu dalam memperlancar, memperjelas penyampaian konsep, ide,
pengertian atau materi pelajaran di dalam atau di luar kelas.16
Menurut Encyclopedi Of Education Research yang dikutip Oemar
Hamalik, nilai atau manfaat dari alat peraga tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dapat melampaui batas pengalaman siswa.
b. Dapat melampaui batas-batas ruang kelas.
c. Dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya.
d. Dapat memberikan kesamaan dalam pengamatan.
e. Dapat memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara realistis dan
teliti.
f. Dapat membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar siswa.
g. Dapat membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru pada diri
siswa.
h. Dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh.17
Disamping mengetahui alat peraga apa yang akan digunakan seorang guru juga
harus terampil membuat alat peraga tersebut. Alat peraga yang dibuat harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Rasional sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita.
b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
c. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada.
d. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktik di sekolah dan bersifat
sederhana.
e. Fungsional, berguna dalam pelajaran. dapat digunakan guru dan siswa.18
Jadi dapat disimpulkan bahwa, alat peraga adalah alat atau metode
yang digunakan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan komunikasi

16
Hermana. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. (Bandung: Medal Agung. 1984). hlm. 47.
17
Oemar Hamalik, Op Cit, hlm 16-19.
18
Ibid, hlm 18.

9
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah sehingga siswa lebih termotivasi dalam proses
pendidikan dan pengajaran tersebut.
Amir Hamzah Sulaeman membagai alat peraga menjadi dua bagian, yaitu:
a. Alat-alat visual dua dimensi
1) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan.
Contoh: gambar di karton, grafik, diagram dan lain sebagainya.
2) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang transparan.
Contoh: slide, film, lembar transparan pada OHP dan lain sebagainya.
b. Alat-alat visual tiga dimensi. Disebut tiga dimensi karena mempunyai
ukuran panjang, lebar dan tinggi.
Contoh: benda asli, model dan diorama.19
Dengan menggunakan alat peraga konkrit dalam meningkatkan hasil
belajar siswa menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja
identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar
gambar teknik listrik dan teknik elektronika, maka siswa menjadi termotivasi
dalam proses belajar mengajar karena metode mengajar yang berbeda dengan
biasanya.

d) Media Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Wallchart salah satu alat
peraga yang sering digunakan dalam media pembelajaran. Dengan menggunakan
alat peraga wallchart guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan mudah
kepada siswa. Karena dengan wallchart materi pelajaran yang berupa konsep
abstrak akan lebih konkrit diterima oleh siswa.
Wallchart merupakan komponen utama dalam mengembangkan kerangka
proses alur berpikir, dan mampu mendisplaykan secara jelas konsep abstrak dalam
meningkatkan hasil belajar menguasai gambar telufik elektronika dan lebih
memperjelas dalam proses penyampaian informasi tentang penjelasan materi.
Sehingga diharapkan hasil belajar menguasai gambar teknik elektronika akan

19
Amir Hamzah Sulaeman, Media Audio Visual, (Jakarta, Gramedia, 1985) hlm26

10
meningkat terutama pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik
elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika.
Dalam mempersiapkan wallchart paling tidak di dalamnya harus berisi tentang:
 Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar
kecilnya materi.
 Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam bentuk
gambar, bagan atau siklus.
 Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas membaca
buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan membuat resumenya.
Tugas lain misalnya menugaskan siswa untuk menggambar atau membuat
bagan ulang. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.
 Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.
 Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya
buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
Bagi seorang instruktur atau guru sebenarnya tidak sulit untuk membuat
sebuah alat peraga wallchart hanya dengan sedikit keuletan dan kreatifitas guru
dapat membuat alat peraga tersebut. Walaupun demikian dalam penyampaiannya
guru harus memperhatikan apakah materi yang hendak disampaikan melalui
wallchart tersebut tercapai atau belum tujuannya sehingga tidak menghilangkan
fungsi wallchart.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wallchart merupakan salah satu
alat peraga yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar menguasai
gambar teknik elektronika.

e) Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Wallchart terhadap Hasil Belajar


Sebelum mendefinisikan mengenai hasil belajar menguasai gambar teknik
elektronika, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang definisi hasil
belajar. Definisi mengenai hasil belajar itu sendiri banyak macamnya. Untuk itu
ada baiknya kita lihat beberapa definisi mengenai hasil belajar yang dikemukakan
oleh beberapa ahli.
Menurut Ngalim Purwanto bahwa, “Hasil belajar adalah potensi, yang
dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan siswa

11
dalam waktu tertentu.”20 Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wasty Sumanto
bahwa, “Sebagai suatu petumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.”21
Untuk mengetahui berhasil atau tiadaknya suatu proses belajar, maka
dibutuhkan adanya evaluasi. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting
untuk memperbaiki, memperbaharui serta menyempurnakan proses pembelajaran
yang sedang direncanakan, sedang berlangsung dan telah berakhir. Hasil belajar
tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti atau hanya dapat
diamati.
Suparman memberikan batasan tentang pengertian hasil belajar, “Hasil
belajar adalah kemampuan spesifik yang diperoleh seseorang setelah melalui
proses latihan dan pendidikan tertentu.”22 Berkaitan dengan hasil belajar pula,
yaitu Winarno yang menjelaskan bahwa, “Hasil belajar merupakan proses
pendewasaan manusia yang hidup dan berkembang sehingga mengakibatkan
manusia selalu berubah.”23 . Proses pendewasaan didapat dari adanya proses
belajar, tidak mungkin seseorang bisa dewasa tanpa adanya proses belajar.
Dengan belajar itu manusia berusaha pula untuk merubah perilaku ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya.
Dari uraian beberapa ahli mengenai definisi hasil belajar di atas dapat
disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh
siswa setelah mengalami proses pembelajaran yang diukur berdasarkan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Jadi hasil belajar menguasai gambar teknik
elektronika adalah perubahan tingkah laku atau perubahan kemampuan yang
berkaitan dengan kecakapan, kebiasan dan keterampilan yang terjadi pada siswa
setelah melakukan suatu kegiatan belajar menguasai gambar teknik elektronika
dalam suatu waktu tertentu.

20
Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Wijaya 1982) hlm 120.
21
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakatrta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980) , hlm 86.
22
Atwi S. Suparman, “Pengaruh Strategi Instruction, Intelegensi Siswa dan Jumlah Jam Belajar Siswa
Terhadap Prestasi belajar Matematika, (Jakarta: FBS Ikip, 1982), hlm 119.
23
Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta: Kanisius), hlm 30

12
f) Gambar Teknik
1. Pengertian Gambar Teknik
Gambar teknik adalah gambar yang terdiri dari simbol, garis, dan
tulisan tegak yang bersifat tegas. Digunakan untuk memberikan penjelasan
lengkap tentang suatu benda atau konstruksi, berdasarkan ketentuan dan
standard teknik yang sudah disepakati oleh badan standardisasi, baik itu
nasional maupun internasional. Gambar yang bersifat teknis yang
berhubungan dengan teknik disebut juga gambar teknik.
Di dunia ini badan standard yang sering kita dengar diantaranya JIS
kependekan dari Japanese Industrial Standard merupakan badan standardisasi
jepang. ISO kependekan dari International Organisation for Standardization
merupakan badan standardisasi internasional yang bermarkas di Geneva,
Swiss. Standard ISO merupakan standard yang paling banyak dipakai
diseluruh dunia, dan masih banyak lagi badan standardisasi termasuk di
Indonesia ada SNI yaitu Standard Nasional Indonesia.
2. Fungsi Gambar Tenik
Gambar terknik memiliki fungsi sebagai gambar yang memuat segala
informasi teknis dari suatu benda. Fungsinya dalah menerangkan data teknis
yang mencakup diantaranya ukuran dan dimensi benda, visualisasi suatu
benda, material yang digunakan, alur proses suatu pekerjaan, dan lain
sebagainya, yang berfungsi memudahkan dalam proses pembuatan suatu
benda, proyek, atau suatu konstruksi.
3. Dasar - Dasar Gambar Tenik
Untuk menggambar teknik, terutama perlu mengetahui dasar-dasar
pembuatan gambar teknik. Hal ini wajib karena gambar teknik bukan untuk
konsumsi sendiri. Jadi syarat mutlak gambar teknik yaitu gambar itu harus
bisa dibaca oleh orang lain dan sesuai dengan standard. Dasar gambar teknik
diantaranya :
1) Standard ketebalan garis dan jenis-jenis garis beserta fungsinya.
2) Standard ukuran kertas.
3) Standard Perspektif atau Proyeksi.
4) Standard Potongan gambar teknik.
5) Standard Dimensi.
6) Peralatan gambar teknik.
13
1) Standard Ketebalan Garis Pada Gambar Teknik
Sebelum mulai menggambar perlu diketahui dan diingat, bahwa
ketebalan garis gambar sangat penting dan wajib diketahui. Disamping
ketebalan garis jenis-jenis garis yang digunakan di gambar teknik pun
beragam dan wajib diketahui. Fungsi ketebalan garis dan jenis garis pada
gambar teknik adalah :
 Untuk memisahkan garis benda dengan garis dimensi.
 Menegaskan mana garis benda dan mana garis maya.
 Menegaskan garis potongan pada gambar.
 Menegaskan scope pekerjaan dari suatu gambar.
Pengaturan ketebalan garis serta jenis garis gambar yang sesuai akan
membuat gambar terlihat lebih profesional dan mudah dibaca. Untuk
mengetahui macam ketebalan garis serta jenis-jenis garis pada gambar
teknik, silahkan lihat gambar dibawah :

Gambar 1.1 : Ketebalan Garis dan Jenis Garis Gambar Teknik

14
2) Standard Ukuran Kertas Gambar Teknik
Dalam gambar teknik tentunya ada ukuran standard untuk setiap
kertas yang kita pakai. Menurut ISO standard ukuran kertas adalah sebagai
berikut.

Gambar 1.2 : Standar Ukuran Kertas menurut ISO

3) Standard Perspektif dan Proyeksi


Penempatan pandangan suatu gambar haruslah tepat. Dan menurut
standard proyeksi yang sering dipakai di gambar teknik adalah proyeksi
amerika dan proyeksi eropa. Perhatikan ilustrasi berikut ini :

Gambar 1.3 : Proyeksi Amerika & Proyeksi Eropa

15
4) Standard Potongan Pada Gambar Teknik
Gambar detail serta potongan pada gambar teknik fungsinya untuk
memberikan informasi yang lebih jelas mengenai bentuk, kontur, serta
tingkat kerumitan sebuah benda. Macam potongan pada gambar teknik
diantaranya :
a. Potongan Penuh
Potongan penuh atau istilah asingnya full section adalah potongan
yang garis potongnya lurus memotong keseluruhan benda.

Gambar 1.4 : Potongan Penuh Gambar Teknik

b. Potongan Separuh
Potongan separuh atau half section adalah potongan yang garis
potongnya memotong separuh benda. Dan separuh lainnya adalah
gambar tampak luar dari benda itu sendiri.

Gambar 1.5 : Potongan Separuh Gambar Teknik


c. Potongan Meloncat
Potongan meloncat atau offset section adalah potongan yang dibuat
sedemikian rupa dan dipotong melompat untuk menjelaskan detail lain
yang terlewatkan.

16
Gambar 1.6 : Potongan Meloncat Gambar Teknik

d. Potongan Sobekan
Potongan sobekan atau istilah asingnya break-out section merupakan
potongan yang garis potongnya menyobek sebagian dari benda.

Gambar 1.7 : Potongan Sobekan Gambar Teknik

5) Standard Dimensi
Standard dimensi yang digunakan di gambar teknik pada dasarnya
tidak terpatok harus memakai huruf apa. Tetapi juga tidak boleh seenaknya
memakai huruf. Tentu huruf yang digunakan untuk dimensi haruslah huruf
yang jelas dan mudah dibaca. Perhatikan ilustrasi dibawah :v

Yang Benar Yang Salah

Gambar 1.8 : Contoh Standar Dimensi Gambar Teknik

17
Dari dua gambar diatas, bisa dilihat dari perbedaan teks yang
dipakai. Kalau dilihat dari unsur seni, memang gambar kedua lebih bagus.
Tapi kalau ditunjau dari segi teknik gambar pertama lebih disarankan.
Karena fungsi dari gambar teknik ada menjelaskan informasi sedetail
mungkin. Penggunaan huruf yang aneh akan memperbesar kesalahan saat
membaca gambar nanti.

6) Peralatan Gambar Teknik


Dalam menggambar teknik tentunya dibutuhkan sejumlah alat
bantu. Peralatan untuk membuat gambar teknik diantaranya :
 Meja Gambar
 Penggaris Segitiga Lengkap 45 Derajat, 30x60 Derajat
 Rapido (Ukuran 0.1mm, 0.3mm dan 0.5mm)
 Pensil Mekanik
 Penggaris
 Mall Huruf (Ukuran 0.3mm dan 0.5mm)
 Kertas Gambar
 Karet Penghapus
 Jangka & Busur Derajat
 Kalkulator (Scientific)24

B. Kerangka Berpikir
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan
lingkungan. Peningkatan hasil belajar menguasai gambar teknik elektronika
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Diantaranya metode mengajar
guru dan lingkungan yang kondusif. Sudah menjadi tugas guru untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan. Siswa mendapatkan pengetahuan yang
merupakan hasil belajar menguasai gambar teknik elektronika.
Alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami konsep gambar. Pada
kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada
standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika, umumnya siswa mengalami
kesulitan dalam menerjemahkan bahasa verbal ke dalam gambar, sementara yang

24
Ilmu Cad, Gambar Teknik | Kupas Tuntas Dasar Pengertian dan Fungsinya, diakses dari :
http://ilmucad123.blogspot.com/2015/12/gambar-teknik-pengertian-dan-fungsinya.html

18
akan digambar itu adalah simbol. Guru dapat membimbing siswa dengan
menggunakan alat peraga wallchart. Setelah siswa paham apa yang telah dijelaskan
oleh guru, siswa dapat membuat gambar, simbol beserta fungsi komponen dengan
mengacu pada alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga wallchart guru dapat
menyampaikan materi pelajaran dengan mudah kepada siswa. Karena dengan
wallchart materi pelajaran yang berupa konsep abstrak akan lebih konkrit diterima
oleh siswa.

C. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoretis dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Hasil belajar menguasai gambar teknik
elektronika siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga wallchart akan lebih
tinggi, oleh karenanya dipastikan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Banda
Aceh dalam hal menguasai Gambar Teknik Elektronika akan meningkat.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
a) Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan penelitian dengan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan
kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penggunaan pendekatan kualitaif,
khususnya dalam penelitian tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati (dalam
Kunandar, 2008:47) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas termasuk
penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat
kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata,
dimana peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses
sama pentingnya dengan produk”.25

b) Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Partisipan,
dimana peneliti ikut terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai
dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan
penelitian, peneliti sudah terlibat dan selanjutnya peneliti memantau, mencatat dan
mengumpulkan data lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil
dari penelitian.

B. Flowchart / Diagram Alir Prosedur Kegiatan Penelitian.


Penelitian ini dilakukan dengan berbagai langkah kerja yang sistematis
sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Langkah kerja penelitian merupakan
serangkaian prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian yang
terstruktur secara sistematis dan terarah agar tujuan dari penelitian ini bisa tercapai
dengan baik. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat dalam flowchart penelitian berikut :

25
Diakses dari : http://repository.upi.edu/6175/6/D_PU_0908830_Chapter3.pdf

20
STUDY LAPANGAN

IDENTIFIKASI MASALAH

PERUMUSAN MASALAH

STUDY LITERATUR

TUJUAN PENELITIAN

TAHAP PENGUMPULAN
DATA

TAHAP PENGOLAHAN DATA

ANALISIS & PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Gambar 3.1 : Flowchart kegiatan penelitian

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh, di Jl. Sultan
Malekul Saleh Lhong Raya Kec. Banda Raya, Kota Banda Aceh.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
Dalam kurun waktu satu hari, pada Hari Senin 11 November 2019.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas X SMK Negeri 2
Banda Aceh, serta materi, pengelolaan kelas, sarana dan lingkungan yang ada di
SMK Negeri 2 Banda Aceh berdasarkan lembar observasi yang peneliti gunakan.
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah hasil belajar siswa dalam hal menguasai
gambar teknik listrik, pada mata pelajaran Gambar Teknik Listrik, Program
Keahlian Teknik Gambar Konstruksi di kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh.

21
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Penulis menetapkan siswa SMK Negeri 2 Banda Aceh, Program Keahlian Teknik
Gambar Konstruksi Tahun Ajaran 2019/2020, sebagai populasi penelitian.
2. Sampel Penelitian
Penulis menjadikan siswa kelas X Mata Pelajaran Gambar Teknik, pada Program
Keahlian Teknik Gambar Konstruksi di SMK Negeri 2 Banda Aceh yang
berjumlah 33 orang, sebagai sampel dari populasi yang telah ditentukan
sebelumnya untuk diteliti.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data disini, penulis menggunakan metode pengamatan
(Observasi). Pengamatan (Observasi) merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung.26 Pengamatan ini dilaksanakan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
di kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh.
Adapun hal-hal yang diamati saat penelitian adalah sebagai berikut, sesuai
dengan lembar observasi yang digunakan :
1) Komponen Siswa :
Pada bagian lembar observasi yang ini berisi tentang hal-hal mengenai kegiatan
siswa saat mengikuti proses pembelajaran yang akan diamati, adapun diantaranya
adalah : (1) Tingkat Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (2) Tingkat
Perhatian Siswa saat pembelajaran berlansung, (3) Tingkat kedisiplinan siswa
mengikuti pembelajaran, (4) Tingkat Penugasan/literasi siswa mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan, serta tanggung jawab siswa mengerjakan sesuai perintah
dan mengumpulkannya tepat waktu.
2) Komponen Guru :
Pada bagian ini berisi tentang hal-hal mengenai kegiatan Guru saat melaksanakan
pembelajaran yang akan diamati, adapun hal-hal yang diamati adalah : (1)
Penguasaan materi pembelajaran oleh Guru, (2) Sitematika penyajian materi
pembelajaran, (3) Ketepatan penerapan metode pembelajaran, (4)
Ketepatan/Ketrampilan dalam penggunaan media pembelajaran, (5) Tingkat

26
Diakses dari : https://timur.ilearning.me/2016/01/04/apa-saja-metode-dan-instrumen-pengumpulan-data/

22
performane Guru dalam melaksanakan pembelejaran, (6) Pemberian motivasi /
kepedulian guru terhap siswa.
3) Komponen Materi
Pada bagian ini berisi tentang hal-hal materi yang digunakan dalam proses belajar
mengajar, adapun hal-hal yang diamati adalah : (1) Kesesuaian materi yang
diajarkan dengan isi kurikulum yang berlaku, (2) Sistematika penyampaian materi
pembelajaran, (3) Tingkat Urgensi materi yang diajarkan, (4) Tingkat
kemenarikan materi yang diajarkan.
4) Komponen Pengelolaan Kelas :
Pada bagian ini berisi tentang bagaimana pengelolaan ruang kelas, adapun hal-hal
yang diamati diantaranya : (1) Tingkat tatanan ruang, (2) Tatanan tempat duduk
yang digunakan, dan (3) Tingkat kemampuan siswa menguasai ruang saat
pembelajaran berlangsung.
5) Komponen Sarana :
Pada bagian ini berisi tentang sarana yang ada di SMK tempat penelitian, adapun
hal-hal yang diamati adalah : (1) Ketersedian sarana untuk membantu proses
pembelajaran, (2) Penempatan sarana untuk pembelajaran, (3) Kebermaknaan
sarana pembelajaran, serta (4) Kelayakan sarana pembelajaran yang ada untuk
membantu poroses pembelajaran.
6) Komponen Lingkungan
Pada bagian ini berisi mengenai lingkugan yang ada di lingkup SMK tempat
penelitian, adapun hal-hal yang diamati adalah : (1) Tingkat kenyamanan
lingkungan sekolah, (2) Tingkat ketenangan lingkungan sekolah, (3) Tingkat
kebersihan lingkungan sekolah, dan (4) Tingkat keindahan lingkungan sekolah.

G. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi. Dengan menggunakan lembar observasi, peneliti mengumpulkan data
mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa, serta hal-hal lain. Berikut lampiran
lembaran observasi yang digunakan beserta hasil dari komponen-komponen yang
sebelumnya telah diteliti :

23
1. Komponen Siswa
No Hal yang Diamati Skor
Siswa 1 2 3 4
1 Keaktifan siswa:
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran √
b. Siswa aktif bertanya √
c. Siswa aktif mengajukan ide √
2 Perhatian siswa:
a. Diam, tenang √
b. Terfokus pada materi √
c. Antusias √
3 Kedisiplinan:
a. Kehadiran/absensi √
b. Datang tepat waktu √
c. Pulang tepat waktu √
4 Penugasan/resitasi:
a. Mengerjakan semua tugas √
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya √
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah √

2. Komponen Guru
No Hal yang Diamati Skor
Guru 1 2 3 4
1 Penguasaan Materi:
a. Kelancaran menjelaskan materi √
b. Kemampuan menjawab pertanyaan √
c. Keragaman pemberian contoh √
2 Sistematika penyajian:
a. Ketuntasan uraian materi √
b. Uraian materi mengarah pada tujuan √
c. Urutan materi sesuai dengan SKKD √
3 Penerapan Metode:
a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materi √
b. Kesesuain urutan sintak dengan metode yang
digunakan √
c. Mudah diikuti siswa √
4 Penggunaan Media:
a. Ketepatan pemilihan media dengan materi √
b. Ketrampilan menggunakan media √
c. Media memperjelas terhadap materi √
5 Performance:
a. Kejelasan suara yang diucapkan √
b. Kekomunikatifan guru dengan siswa √
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa √
6 Pemberian Motivasi:
a. Keantusiasan guru dalam mengajar √
b. Kepedulian guru terhadap siswa √
c. Ketepatan pemberian reward dan punishman √

24
3. Komponen Materi
No Hal yang Diamati Skor
Komponen Materi 1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan isi kurikulum:
a. Materi sesuai dengan SK yang tercantum pada
silabus √
b. Materi sudah sesuai dengan KD yang tercantum
pada RPP √
c. Materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran √
2 Sistematika penyampaian Materi:
a. Penyajian materi sesuai urutan √
b. Penyajian materi sudah mengikuti induktif dan
deduktif √
c. Penyajian materi sudah merujuk dari konkrit ke
abstrak √
3 Urgensi:
a. Sangat dibutuhkan peserta didik √
b. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan √
c. Diujikan dalam UAN √
4 Menarik:
a. Materi didukung media yang sesuai √
b. Materi didukung metode yang menyenangkan √
c. Materi dapat direspon secara antusias √

4. Komponen Pengelolaan Kelas


No Hal yang Diamati Skor
Komponen Pengelolaan Kelas 1 2 3 4
1 Tujuan :
a. Ketepatan √
b. Keefektifan √
c. Pencapaian target kompetensi √
2 Ruang:
a. Standarisasi ruangan √
b. Kebersihan ruangan √
c. Kenyamanan ruangan √
3 Tempat duduk:
a. Kerapian tempat duduk √
b. Pengaturan tempat duduk √
c. Pengaturan jarak duduk antar siswa √
4 Siswa:
a. Kemampuan menstimulus untuk bertanya √
b. Kemampuan memotivasi menjawab √
c. Kemampuan menciptakan interaksi √

25
5. Komponen Sarana
No Hal yang Diamati Skor
Komponen Sarana 1 2 3 4
1 Ketersediaan sarana pembelajaran :
a. Sesuai dengan kebutuhan √
b. Tersedia untuk semua elemen sekolah √
c. Dapat dimanfaatkan pada saat dibutuhkan √
2 Penempatan sarana pembelajaran:
a. Dikelompokkan sesuai dengan jenisnya √
b. Mudah dijangkau √
c. Tersimpan dengan rapi √
3 Kebermaknaan sarana pembelajaran:
a. Membantu kelancaran pembelajaran √
b. Memudahkan pemahaman pembelajar √
c. Sesuai dengan materi pembelajaran √
4 Kelayakan sarana pembelajaran:
a. Aman dipergunakan guru √
b. Aman dipergunakan siswa √
c. Semua sarana layak pakai √

6. Komponen Lingkungan
No Hal yang Diamati Skor
Komponen Lingkungan 1 2 3 4
1 Kenyamanan :
a. Kerasan √
b. Sejuk √
c. Luas √
2 Ketenangan:
a. Aman √
b. Sunyi √
c. Jauh dari sumber suara yang mengganggu √
3 Kebersihan
a. Bebas dari sampah √
b. Baunya harum √
c. Adanya tata tertib tentang kebersihan √
4 Keindahan:
A. Enak dipandang √
B. Kerapian penataan √
C. Terawat √

26
H. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui tingkat pencapaian selama proses pembelajaran maka
dilakukan pengamatan, aspek yang diamati sesuai dengan lembar observasi yang
dibuat. Di dalam lembar observasi dicantumkan komponen-komponen yang akan
diteliti secara langsung. Jika komponen-komponen pada lembar observasi
muncul pada deskriptor yang diberikan, maka peneliti membubuhkan tanda cek (√)
pada kolom yang sesuai. Selanjutnya peneliti memberikan skor pada masing-masing
komponen dengan memberi tanda cek (√). Skor yang diberikan adalah sebagai
berikut:
 Skor 4 : Sangat Baik
 Skor 3 : Baik
 Skor 2 : Tidak Baik
 Skor 1 : Sangat Tidak Baik

Untuk mengetahui perolehan hasil observasi yang dilaksanakan maka dapat


ditentukan dengan mencari nilai persentase dari hasil observasi menggunakan
persamaan berikut :

Jumlah Nilai Yang diperoleh dari Semua Komponen


Persentase (%) = ˟ 100%
Jumlah Komponen Tes

Kemudian dapat dikategorikan perolehannya melalui tabel skor berikut ini :


Kategori Skor (%)
Sangat Baik 75 - 100
Baik 51 – 75
Tidak Baik 26 – 50
Sangat Tidak Baik 0 – 25

27
DAFTAR PUSTAKA

Goethe Institute, SMK NEGERI 2 BANDA ACEH, diakses dari :


https://www.goethe.de/ins/id/id/spr/eng/pas/sch/20423043.html

Usman,di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/tugas-metlit-2

Dale, Edgar. 1969. di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Sanjaya, M.Pd, Prof. DR. H. Wina (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Prenada
Media. hlm. 22. Diakses dari :https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas

Penelitian Tindakan Kelas: (Langkah-Langkah Praktis Pelaksanaan Penelitian


Tindakan Kelas). LeutikaPrio. hlm. 19-20. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Bumi Aksara,


1998), hlm 2. di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

A Tabrani Rusyan, dkk, Pndekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung:


Remadja Karya, 1989) hlm 8 di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-
10378534

Azhar Arsyad, media pembelajaran, Cetakan ke-6 (Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada, 2005) hlm 3 di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-
10378534

Darhim, Media dan Sumber Belajar Matematika, Modul 1-3, (Jakarta: Karunika
Jakarta Universitas Terbuka, 1986), hlm 14. di akses dari
https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Ibid di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Ahmad Rohani, Media Itruksional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm 4


Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 1993), hlm 6 di akses dari
https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Ibid, hl 24-25 di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Robinson Situmorang dan Atmi Supannan. Op.Cit, hlm. 3. di akses dari


https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Oemar Hamalik. Media Pedidikan. (Bandung: Alumni. 1986). hlm. 12 di akses dari
https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Hermana. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. (Bandung: Medal Agung. 1984).
hlm. 47. di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

28
Oemar Hamalik, Op Cit, hlm 16-19. di akses dari
https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Ibid, hlm 18. di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Amir Hamzah Sulaeman, Media Audio Visual, (Jakarta, Gramedia, 1985) hlm 26 di
akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Wijaya 1982)
hlm 120. di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakatrta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980) ,


hlm 86. di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Atwi S. Suparman, “Pengaruh Strategi Instruction, Intelegensi Siswa dan Jumlah


Jam Belajar Siswa Terhadap Prestasi belajar Matematika, (Jakarta: FBS Ikip, 1982),
hlm 119. di akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta: Kanisius), hlm 30 di


akses dari https://www.slideshare.net/sodriunj/jurnal-10378534

Ilmu Cad, Gambar Teknik | Kupas Tuntas Dasar Pengertian dan Fungsinya, diakses
dari : http://ilmucad123.blogspot.com/2015/12/gambar-teknik-pengertian-dan-
fungsinya.html

Diakses dari : http://repository.upi.edu/6175/6/D_PU_0908830_Chapter3.pdf

Diakses dari : https://timur.ilearning.me/2016/01/04/apa-saja-metode-dan-instrumen-


pengumpulan-data/

29

Anda mungkin juga menyukai