Disusun oleh :
Kelompok VII
1. Dewi Puspitasari (1807053)
2. Leni Darmawati (1807062)
3. Lukluk Atun Mahmudah (1807063)
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu
merupakan bagian dari keluarga dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan
tanpa hambatan yang berarti. Pada tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta,
tahun 1990-an menjadi 35-40 juta, dan pada awal abad ke-21 diperkirakan berlipat
jumlahnya menjadi 60-65 juta (BKKBN, 1996 dalam Suprajitno, 2004).
Menurut UU No.10 tahun 1992 dalam Suprajitno, 2004 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga adalah kelompok individu manusia yang melakukan interaksi yang
pastinya memiliki suatu masalah-masalah kesehatan di dalamnya. Perawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
kepada keluarga sebagai kesatuan dengan sehat sebagai tujuan keperawatan sebagai
sarananya.
Berbagai fenomena di dalam keluarga yang tercermin dalam masalah
kesehatan keluarga yang ada memiliki kaitan yang erat dengan tugas keluarga
khususnya dalam bidang kesehatan. Hal ini dimuali dengan pengenalan masalah
kesehatan, penentuan tindakan kesehatan yang tepat, merawat keluarga yang
mengalami gangguan, modifikasi lingkungan, dan pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
Prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal
ini tercapai apabila fungsi-fungsi dari keluarga yang untuk memenuhi kebutuhan tiap
individu yang ada dalam keluarga dapat tercapai dan terpenuhi.
Keluarga Tn. S yang beralamatkan di RT 02 RW 16 dusun Samban menjadi
studi kasus dalam asuhan keperawatan keluarga saat ini karena ada beberaa alasan yang
mendukung dijadikannya keluarga Tn. M sebagai sasaran dalam Asuhan Keperawatan
Keluarga diantaranya yaitu :
1. Keluarga Tn. M merupakan keluarga resiko tinggi kesehatan karena didalamnya terapat
usia pertengahan
2. Tn. M ada yang menderita penyakit hipertensi
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Keluarga Tn. M mau dan mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui
pemberian asuhan keperawatan keluarga.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga Tn. M
b. Menganalisa dan merumuskan masalah keperawatan yang terjadi pada
keluarga Tn. M, kemudian menentukan prioritas masalah melalui skoring
dengan keluarga.
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga.
d. Memberikan implementasi pendidikan kesehatan dan memberikan fasilitas
perawatan kesehatan.
e. Mengevaluasi terhadap asuhan keperawatan keluarga yang diberikan kepada
keluarga Tn.M
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Untuk melatih dan membiasakan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga melalui Asuhan Keperawatan Keluarga.
b. Untuk meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan melalui Asuhan Keperawatan Keluarga.
2. Keluarga
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan sendiri.
Sehingga tercipta peningkatan status dan derajat kesehatan keluarga yang optimal.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Penjajakan I
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
7) Tipe bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahapan perkembangan
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
6) Fungsi pendidikan
7) Fungsi religius
8) Fungsi rekreasi
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
2) Kemampuan keluarga berrespon terhadap situasi / stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Data tambahan
Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-
data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :
a. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Penyusunan perencanaan
d. Pelaksanaan asuhan keperawatan
e. Evaluasi
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata para orang tua melepaskan anak
mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang terperangkap yaitu
terperangkap antara tuntutan kaum muda da terperangkap antara dunia kerja dan
tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya
tidak mungkin memenuhi tuntuan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
KASUS
Sebuah keluarga dengan kepala keluarga Tn. M usia 60 tahun. Memiliki seorang istri
Ny. S berusia 55 tahun. Anak pertama bernama An. S, berjenis kelamin laki-laki, berusia 27
tahun dan baru 3 bulan menikah dan berprofesi sebagai guru. Anak kedua bernama An. T,
berjenis kelamin perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah bekerja di bank swasta. Kedua
anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi denganorang tuanya, mereka sudah memiliki
tempat tinggal sendiri.
Tn. M bekerja sebagai Guru SMP dan Ny. S sebagai Ny. Sumah tangga. Sebagai Guru
SMP, Tn. M mendapat gaji Rp. 3.000.000 per bulan. Tahun depan Tn. M akan pensiun. Tn.
M merasa sedikit bingung dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan setelah pensiun dan
memikirkan bahwa penghasilan juga akan berkurang.
Tn. M memiliki penyakit hipertensi sejak 5 tahun lalu. Tn. M sering merasa pusing
dan terasa berat pada tengkuk saat Tn. M merasa terlalu lelah. Akan tetapi Tn. M tidak segera
berobat ke puskesmas, Tn. M hanya beristirahat dan meminum obat warung karena
beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan sendirinya. Rumah terlihat berantakan,
tidak ada pertukaran udara karena kurangnya ventilasi rumah.
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Tn. M
b. TTL : Kab. Semarang, 30 Maret 1957
c. Usia : 60 Tahun
d. Alamat : Samban, rt 5/ rw 7 Bergas
e. Pekerjaan KK : Guru SMP
f. Pendidikan KK : SMA
g. Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan dua orang anak
N Pekerja
Nama JK TTL Hubungan Pendidikan
o. an
1. Ny. S P Kab. Semarang, 12 Agustus Istri IRT SMP
1964
2. An. S L Kab. Semarang, 25 Juni Anak Guru S1
1989
3. An. T P Kab. Semarang, 10 April Anak Pegawai S1
1991 Bank
Genogram
Keterangan : Tn.S tinggal dalam satu rumah berdua dengan Ny.M saja.
: Laki-laki
: Perempuan
h. Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga inti (nuclear family) dengan orang tua dan dua
anak kandung.
i. Latar belakang budaya
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Jawa baik Tn. M
maupun Ny. S.
j. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitar. Ny. S sering mengikuti pengajian ibu-ibu setiap satu
minggu sekali. Menurut Ny. S, keluarganya melaksanakan shalat dan puasa.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga merupakan rumah sendiri, ukuran 9x6
meter. Menurut Ny. S, keluarganya belum mampu merenovasi rumah karena
keterbatasan biaya. Rumah terlihat berantakan. Jarak antara rumah Ny. S
dengan yang lainnya sangat dekat, hanya kurang dari satu meter. Kondisi
ventilasi kurang karena sehingga cahaya yang masuk sedikit dan pertukaran
udara sangat kurang. Tn. M sering merasa pengap dan sesak dengan kondisi
rumah. Tetapi ia tidak mengatakan dengan istrinya. Istrinya mengatakan
bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa karena ventilasi rumah sudah seperti
itu saat mereka pertama kali tinggal. Untuk mengubahnya tentu
membutuhkan biaya. Ny. S mengatakan bahwa rumah yang bersih adalah
rumah yang di sapu setiap hari. Ny. S mengatakan rumahnya sudah cukup
bersih. Menurut Ny. S ini tidak menjadi masalah karena semua rumah di sini
juga mengalami hal yang sama.
4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
Komunikasi antara Tn. M dan Ny. S tidak mengalami kesulitan, apabila
terdapat hal yang penting dibicarakan biasanya mereka langsung
membicarakannya. Menurut Ny. S, mereka sama-sama orang jawa jadi jika
berbicara tanpa basa basi. Tn. M dan Ny. S dekat dengan anak-anak mereka.
b. Struktur kekuatan keluarga
Di keluarga Tn. M, kekuasaan dibagi menurut peran masing-masing. Untuk
masalah-masalah yang berhubungan dengan kepentingan rumah tangga, Tn. M
menyerahkan sepenuhnya pada Ny. S namun apabila tidak bisa diatasi, An. E
selalu meminta bantuan dan pertimbangan Tn. M. Tn. M selalu memberikan
tanggung jawab keuangan kepada Ny. S. Apabila terdapat keputusan penting
dan mendesak, Tn. M lah yang bertanggungjwab mengambil keputusan dan
semua keluarga akan mematuhi.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. M: bapak dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya dan
merupakan pemimpin keluarga. Perannya di keluarga dilakukan sebaik-
baiknya, menurut Tn. M ia selalu berusaha menjadi suami dan bapak yang
baik.ia selalu berusaha memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tn. M tidak
pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny. S untuk
memberikan masukan. Tn. M selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
dengan keluarga.
Ny. S: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga. Ia selalu berusaha
memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya dengan sebaik-
baiknya. Ia pun merasa sangat dihargai oleh suaminya sehingga tidak mau
mengecawakan Tn. M.
An. S: Merupakan anak pertama. Menurut Ny. S, An. S merupakan tumpuan
harapan keluarga. An. S setiap bulan sering mengirimkan uang untuk kedua
orang tuanya. Begitupun dengan An. T.
d. Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai jawa karena mereka berasal dari
suku yang sama. Namun menurut Ny. S ia tidak tahu seperti apa nilai jawa
sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. Norma yang
dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak baik, maka mereka
tidak akan melakukan hal tersebut.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Tn. M danNy. S selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik
antara mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbendaan antara anak
pertama dan kedua. Mereka selalu berusaha menerapkan komunikasi terbuka
dalam segala hal sehingga jarang jarang terjadi perselisihan antara Tn. M dan
Ny. S.
b. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn. M menyerahkan sepenuhnya pada Ny. S
namun apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka membicarakan
bersama. Menurut keluarga, anak adalah amanah yang harus dijaga sebaik-
baiknya. Keluarga mencoba menerapkan kedisiplinan kepada semua anak
mereka, sosialisasi keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik.
Begitu juga dengan anak-anak mereka.
c. Fungsi perawatan keluarga
Dalam keluarga, Ny. S yang berperan melakukan perawatan pada anak-anak
mereka saat masih kecil dan Tn. M. Ny. S mengatakan bahwa ia selalu
berusaha menyiapkan sarapan untuk mereka keluarga, dengan membeli bahan
di pasar. Untuk semua anaknya, saat masa kehamilan ibu menjaga kehamilan
dengan kemampuan dan biaya seadanya, dan setelah anaknya lahir Ny. S
membawa anak-anaknya ke posyandu untuk imunisasi. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit, jika tidak terlalu mengganggu maka tidak diberi obat.
Apabila sudah merasa tidak enak badan, salah satu keluarga membelikan obat
di warung.
6. Koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang serta kesehatan keluarga
Keluarga tidak merasakan adanya stressor saat ini.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor
Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor yaitu:
1) Sistem dukungan sosial keluarga kuat. Keluarga besar selalu memberikan
bantuan kepada keluarga Tn. M
2) Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang tersedia
3) Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu dan
berpusat pada Ny. S untuk menangani masalah kesehatan pada keluarga.
Keluarga juga menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu dari keluarga
besar dalam membantu mereka saat membutuhkan pertolongan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny. S secara sadar telah melakukan adaptasi disfungsional
yaitu apabila tidak memiliki biaya untuk membeli sayuran, Ny. S masih dapat
memtik sayur di kebun belakang rumah mereka.
7. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ny. S tidak memiliki gangguan. Sedangkan Tn. M merasa
pusing dan berat pada tengkuk. An. S (anak pertama) dan An. T (anak kedua)
belum terkaji karena mereka tidak ada dirumah saat dilakukan pengkajian.
Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn. M.
8. Harapan keluarga
Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari perawat untuk membantu mengatasi
masalah Tn. M dan ingin sekali Tn. M tidak memiliki keluhan lagi.
9. Persepsi keluarga terhadap masalah
Keluarga mengganggap apa yang terjadi pada keluaarga Tn. M adalah biasa.
Keluarga akan mencari pelayanan kesehatan ketika ada anggota keluarga Tn. M
ada keluhan atau mereka akan mencari perawat/bidan/dokter terdekat untuk
berobat. Apabila ada yang sakit jarang sekali minum obat dari warung atau justru
terkadanng minum ramuan tradisional.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. TINJAUAN TEORI
a. Definisi Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga,
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien
(Herdman, 2012).
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik
keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang
pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti
praktik keperawatan (Ali, 2009).
Diagnosa keperawatan juga sebagai suatu bagian dari proses keperawatan
yang di reflesikan dalam standar praktik American Nurses Assiation (ANA).
Standar-standar ini memberikan suatu dasar luas untuk mengevaluasi praktik dan
mereflesikan pengakuan hak-hak manusia yang menerima asuhan keperawatan
(Am, 1980)
Diagnosa keperawatan di tetapkan berdasarkan analisis dan interprestasi data
yang di peroleh dari pengkajian klien. Diagnosa keperawatan memberikan
gambaran tentang kesehatan yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi,
dimana pengambilan keputusannya dapat di lakukan dalam batas wewenang
perawat.
b. Tujuan Diagnosa Keperawatan
Ada beberapa hal yang dijadikan alasan dalam penulisan diagnosa keperawatan
yaitu diantaranya:
1. Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.
2. Memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan.
3. Meningkatkan komunikasi antar sejawat Perawat dan profesi kesehatan
lainnya.
4. Membantu merumuskan hasil yang diharapkan / tujuan yang tepat dalam
menjamin mutu asuhan keperawatan, sehingga pemilihan intervensi lebih
akurat dan menjadi pedoman dalam melakukan evaluasi.
5. Menciptakan standar praktik keperawatan.
6. Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Data Objektif:
a. Tn. M terlihat bingung
b. Bertanya mengenai tugas
perkembangan keluarga pada
usia pertengahan.
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan managemen kesehatan keluarga berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang program terapeutik .
2. Resiko kesepian pada keluarga Tn. M khususnya Tn. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan keluarga usia pertengahan
.
C. PRIORITAS MASALAH
Total 4 2/3
A. Tinjauan teori
a. Defenisi dan tujuan Intervensi Keperawatan (Perencanaan)
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengulangi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhnya kebutuhan klien
(Maryam,2008).
Intervensi keperawatan menurut Dochterman & Bulechek adalah “ semua
treatment yang didasarkan pada penilaian klinik dan pengetahuan perawat untuk
meningkatkan outcome pasien/klien”.Tahap perencanaan dapat disebut sebagai
inti atau pokok dari proses keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan
awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan,
termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan
keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk
klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal.
Tujuan Intervensi yaitu untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya
kembali masalah dengan menganalisis kondisi lingkungan internal maupun
eksternal yang mengacu pada upaya pencapaian tujuan (Mc Namara,2010).
b. Pedoman penetapan intervensi berdasarkan SMART :
S : Spesifik ( tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda )
No Tujuan
Diagnosa Kep. Intervensi
.
2. Risiko kesepian Setelah dilakukan intervensi NIC 1 : Pemeliharaan proses
pada keluarga Tn. M selama 2x45 menit, keluarga keluarga
khususnya Tn. M mampu mengenal masalah a. Diskusikan bersama keluarga
berhubungan dengan dalam tahap usia pertengahan. tentang pengertian tahap keluarga
ketidakmampuan TUK 1 : keluarga mampu dengan usia pertengahan
keluarga mengenal mengenal tugas-tugasa dalam b. Identifikasi efek perubahan peran
tahap perkembangan tahap perkembangan usia terhadap proses keluarga
keluarga usia pertengahan c. Jelaskan kepada keluarga tentang
pertengahan TUK 2 : keluarga mampu tugas perkembangan keluarga
memutuskan cara agar tidak pada tahap ini
merasa kesepian d. Jelaskan kepada keluarga
TUK 3 : keluarga mampu mengenai masalah yang sering
merawat anggota keluarga yang terjadi dengan usia pertengahan
memiliki ketergantungan e. Bantu keluarga untuk
TUK 4 : mampu menciptakan mengidentifikasi tugas
lingkungan dimana anggota perkembangan yang telah atau
keluarga secara terbuka dapat belum dilakukan
mengungkapkan perasaan f. Beri kesempatan pada keluarga
TUK 5 : mampu berpartisipasi untuk bertanya
dalam kegiatan masyarakat g. Bantu keluarga untuk
mengulangapa yang telah di
diskusikan
h. Beri pujian atas perilaku yang
benar
NIC 2 : Peningkatan sosialisasi
a. Anjurkan kegiatan social dan
masyarakat
b. Tingkatkan berbagi masalah
umum denganorang lain
c. Tingkatkan hubungan dengan
orang-orang yang memiliki
minat dan tujuan yang sama
d. Fasilitasi masukan pasien dan
perencanaan kegiatan di masa
depan
NIC 3 : Pengurangan kecemasan
a. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
b. Pahami situasi krisis yang
terjadi dari pespektif klien dan
keluarga
c. Berikan informasi factual
terkait diagnosis, perawatan,
dan prognosis
d. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan
cara yang tepat
e. Pertimbangkan kemampuan
klien dalam mengambil
keputusan
Evaluasi keperawatan keluarga Tn. M dengan usia pertengahan
No Evaluasi
Diagnosa Kep. NOC Ttd
. Sebelum Sesudah
1. Ketidakefektifan TUK 1 : keluarga S: S:
managemen mampu mengenal - Tn. M mengatakan - Keluarga
kesehatan penyakit Hipertensi belum memahami mengatakan bersedia
keluarga TUK 2 : keluarga tentang penyakit untuk diberikan
berhubungan mampu memutuskan
Hipertensi penyuluhan
dengan kurang untuk mengatasi atau
pengetahuan merawat anggota - Tn. M mengatakan hipertensi aga dapat
tentang program keluarga dengan sering merasa mengontrol tekanan
terapeutik masalah Hiertensi pusing dan sakit di darah Tn. M
TUK 3 : keluarga tengkuknya. - Keluarga
mampu merawat - Ny. S mengatakan
anggota keluarga mengatakan
bingung kalau Tn.
dengan masalah mengerti saat
M tiba tiba
Hipertensi diberikan
TUK 4 : keluarga merasakan pusing penyuluhan tentang
mampu memodifikasi hipertensi
lingkungan untuk O:
mengatasi asalah - Tn. M
Hipertensi O:
1. TD: 140/80 mmhg - Keluarga
TUK 5 : keluarga mampu
bisa memanfaatkan 2. N: 80x/’ menyebutkan
fasilitas kesehatan Keluarga mampu
untuk mengatasi 3. Rr: 20x/’
menyebutkan
masalah Hipertensi - Ny. S terlihat pengertian
cemas dengan Hipertensi
keluhan suaminya - penyebab Hipertensi
A : masalah belum - Keluarga mampu
teratasi menyebutkan 3
tanda dan gejala
P : rencanakan
Hipertensi
pertemuan
- Keluarga mampu
selanjutnya untuk
menyebutkan 5 dari
memberikan
6 faktor predisposisi
pendkes tentang
terjadinya Hipertensi
penyakit
- Keluarga mampu
hipertensi dan cara
menyebutkan 5
memodifikasi
penatalaksanaan
lingkungan
Hipertensi di rumah
- Keluarga tampak
senang dan
tersenyum
- Keluarga juga
mengucapkan terima
kasih pada perawat
atas informasi yang
diberikan
A : masalah teratasi
P :pertahankan
intervensi
2. Risiko kesepian TUK 1 : keluarga S : S :Keluarga
pada keluarga - Ny. S mengatakan mengatakan bahwa
mampu mengenal
Tn. M khususnya suaminya saat ini mereka sudah
Tn. M tugas-tugasa dalam sedang menjalang mengetahui
berhubungan penyebab keluarga
tahap perkembangan masa pensiun.
dengan mereka merasa
ketidakmampuan usia pertengahan - Tn. M mengatakan kesepian. Klien
keluarga bahwa ia bingung mengatakan sudah
TUK 2 : keluarga dan merasa sedih.
mengenal tahap mampu
perkembangan mampu memutuskan Karena selama ini mengidentifikasi
keluarga usia ia menjalani cara
cara agar tidak
pertengahan profesi sebagai menghindari/menga
merasa kesepian tasi rasa kesepian
guru tetapi
dalam keluarga
TUK 3 : keluarga sebentar lagi ia O : keluarga mampu
mampu merawat tidak akan menyebutkan
menjalankan tugas-tugas
anggota keluarga
kegiatan tersebut keluarga pada tahap
yang memiliki lagi. keluarga usia
- Tn M mengatakan pertengahan
ketergantungan
A : masalah teratasi
anaknya sudah
TUK 4 : mampu P : lanjutkan intervensi
berkeluarga dan dan berikan
menciptakan sudah tidak tinggal reinforcementterha
lingkungan dimana serumah lagi dap ernyataan dan
sehingga takut kegiatan yang
anggota keluarga
merasa kesepian dilakukan oleh
secara terbuka dapat keluarga
O:
-
mengungkapkan - Tn. M terlihat
perasaan bingung dan sedih
A : masalah belum
TUK 5 : mampu teratasi
berpartisipasi dalam P : lanjutkan
intervensi
kegiatan masyarakat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu
yang memiliki hubungan erat satu salam alin, saling tergantung yang diorganisir
dalam satu unit tunggal dalam rangka mengcapai tujuan tertentu.
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap
keluarga sedang mengasuh anak, tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah, tahap
keluarga dengan anak usia sekolah, tahap keluarga dengan anak remaja, tahap
keluarga dengan anak dewasa, tahap keluarga usia pertengahan, dan tahap keluarga
lanjut usia.
Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan keluarga, catatan
perkembangan dan evaluasi.
B. Saran
1. Keluarga