Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

STROKE HEMORAGIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

…………………….. 00 1 dari 3

PPK Tanggal Terbit


Ditetapkan
xxxxxxxxxx

Diajukan Oleh Disetujui Oleh


Kelompok Staf Medik, Ketua Komite Medik,

(……………………)
NIP.......................
(……..…………………….) (…………………………………)
Stroke hemoragik ialah suatu gangguan organik otak yang disebabkan
Pengertian adanya darah di parenkim otak atau ventrikel
a. Gejala prodomal yaitu :
Gejala peningkatan tekanan intrakranial dapat berupa : sakit kepala,
muntah-muntah, sampai kesadaran menurun.
Anamnesis
b. Gejala penekanan parenkim otak (perdarahan intraserebral),
memberikan gejala tergantung daerah otak yang tertekan/terdorong
oleh bekuan darah
• GCS
• Kelumpuhan saraf kranial
• Kelemahan motorik
Pemeriksaan Fisik
• Defisit sensorik
• Gangguan otonom
• Gangguan neurobehavior
1. Kriteria anamnesis
Kriteria Diagnosis 2. Kriteria pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis Banding Stroke Iskemik (bila belum dilakukan CT/MRI Otak)
Pemeriksaan Penunjang  CT Scan + CT Angiografi /MRI + MRA Otak
 EKG
 Doppler Carotis
 Transcranial Doppler
 TCD Bubble Contrast & VMR
 Lab : Hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi
ginjal (ureum, kreatinin), Activated Partial Thrombin
Time (APTT), waktu prothrombin (PT), INR, gula
darah puasa dan 2 jam PP, HbA1C, profil lipid, C-
reactive protein (CRP), laju endap darah, dan
pemeriksaan atas indikasi seperti: enzim jantung
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
STROKE HEMORAGIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

…………………….. 00 2 dari 3

(troponin / CKMB), serum elektrolit, analisis hepatik


dan pemeriksaan elektrolit.
 Thorax foto
 Urinalisa
 Echocardiografi (TTE/TEE)
 Pemeriksaan Neurobehavior (Fungsi Luhur)
 DSA Serebral
a. Tatalaksana Umum :
 Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
 Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
 Pengendalian tekanan intrakranial (mannitol, furosemide jika
diperlukan)
 Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
 Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
 Gastroprotektor, jika diperlukan
 Manajemen nutrisi
 Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH

b. Tatalaksana Spesifik
 Koreksi koagulopati (PCC/Prothrombine Complex
Terapi
Concentrate, jika perdarahan karena antikoagulan)
 Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor,
Calcium Antagonist, Beta blocker, Diuretik)
 Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
 Pencegahan stroke hemoragik (manajemen factor risiko)
 Neuroprotektor
 Perawatan di Unit Stroke
 Neurorestorasi / Neurorehabilitasi

c. Tindakan Intervensi/Operatif
 Kraniotomi evakuasi hematom, sesuai indikasi
 Kraniotomi dekompresi, sesuai indikasi
 VP Shunt / external drainage, sesuai indikasi
Edukasi 1. Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan,
prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen
nyeri, risiko dan komplikasi)
2. Penjelasan mengenai stroke iskemik, risiko dan komplikasi selama
perawatan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
STROKE HEMORAGIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

…………………….. 00 3 dari 3

3. Penjelasan mengenai factor risiko dan pencegahan rekurensi


4. Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
5. Penjelasan mengenai gejala stroke, dan apa yang harus dilakukan
sebelum dibawa ke RS
1. Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Prognosis 2. Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
1. Hemphill C, Greenberg S, Anderson C, Becker K, Bendok B, et al.
Guidelines for the Management of Spontaneous Intracerebral
Hemorrhage. A Guideline for Healthcare Professionals From the
American Heart Association/American Stroke Association. Stroke
2015;46
2. Steiner T, Salman R, Beer R, Christensen H, Cordonnier C. uropean
Stroke Organisation (ESO) guidelines for the management of
spontaneous intracerebral hemorrhage. Int J of Stroke. 2014; 840–
Kepustakaan 855
3. Acute Stroke Practice Guidelines for Inpatient Management of
Intracerebral Hemorrhage. OHSU Health Care System. Jan 2010.
4. Dewey HM, Chambers BR, Donnan GA. Stroke. In: Warlow C
(ed). Handbook of Treatment in Neurology. The Lancet.
2006.pp.87-116.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
6. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015

Anda mungkin juga menyukai