Dakwah yang dilakukan Muhammad bin Abdul Wahab menuai protes sehingga
pindah ke desa sebelah utara Riyadh. Karena tidak memiliki pengikut,
Muhammad bin Abdul Wahab bergabung dengan keluarga Kerajaan
Muhammad bin Suud. Muhammad bin Abdul Wahab menjadi ulama yang
memberikan argumen atau dalil untuk setiap tindakan keluarga Ibnu Suud.
1
Hasil muktamar Ahlussunnah di Chechnya http://ruwaqazhar.com/pernyataan-hasil-
muktamar-internasional-ahlussunnah-wal-jamaah-chechnya.html
Ahmad Sahidin 2
Berkat dukungan keluarga Raja Ibnu Suud maka ajaran-ajaran Muhammad bin
Abdul Wahab disebarkan di sekitar Riyadh dan Najad.2
Aqidah Wahabi
Ajaran aqidah Wahabi yang berasal dari pendirinya, Muhammad bin Abdul
Wahab, didasarkan pada definisi tauhid yang terbagi dalam tiga.3 Pertama
adalah tauhid rububiyyah bahwa hanya Allah yang memiliki sifat rabb,
penguasa dan pencipta dunia, Allah yang menghidupkan dan mematikan.
Kedua adalah tauhid asma wa sifat bahwa nama dan sifat Allah yang benar
terdapat dalam Al-Quran tanpa disertai upaya untuk menafsirkan dan tidak
boleh menerapkan nama dan sifat Allah itu kepada siapa pun selain Allah.
Ketiga adalah tauhid al-ibadah bahwa seluruh ibadah ditujukan hanya kepada
Allah dan tidak diperbolehkan mengikuti ajaran ibadah yang tidak dicontohkan
Rasulullah saw.
Wahabi dalam aqidah meyakini bahwa Allah memiliki raga (jism), sifat-sifat
Allah sama dengan sifat-sifat manusia (tasybih) seperti duduk di Arasy (tahta)
dan turun ke langit dunia. Ulama-ulama Wahabi berkeyakinan bahwa Allah
telah menciptakan manusia seperti bentuk dan rupa-Nya sendiri, sama besar
dan sama tinggi dengan Nabi Adam as, yaitu 60 hasta.4
2
Sejarah dari Muhammad bin Abdul Wahabi bisa diaca pada karya Hamid Algar,
Wahabisme: Sebuah Tinjauan Kritis (Jakarta: Paramadina, 2008).
3
Hamid Algar, Wahabisme: Sebuah Tinjauan Kritis (Jakarta: Paramadina, 2008) h. 69-70.
4
Pernyataan ini keluar dari Ibnu Baz dalam kitab Majmu Fatawa Allamah Abdul bin Baz.
Diterbitkan oleh Dar al-Ifta, jilid 4, fatwa nomor 2331, h. 368. Terjemahannya dapat dibaca
pada Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2011) h. 241.
5
Kitab ini diterbitkan oleh Dar as-Salaf, Riyadh, Saudi Arabia, cetakan ke-3, 1997.
6
Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2011) h. 292.
Ahmad Sahidin 3
Ulama Wahabi terkenal, yaitu Abdul Karim bin Shalih Al-Hamid dalam kitab
Hidayah Al-Hairan fi Mas’alati Ad-Dauran10menyebutkan bahwa bumi yang
ditempati manusia tidak berputar karena Allah selalu turun ke langit bumi ini
setiap sepertiga malam terakhir, menanti doa hamba-hamba-Nya.11
7
Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2011) h. 267.
8
Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2011) h. 268-269.
9
Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2011) h. 233.
10
Diterbitkan oleh As-Safir, Riyadh, Saudi Arabi.
11
Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2011) h. 231.
12
Syaikh Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2011) h. 235-240.
Ahmad Sahidin 4
sufi. Pengikut aqidah Wahabi menyebut bid’ah, kafir, dan musyrik terhadap
orang-orang Islam yang menjalankan agama dan ibadah-ibadah yang berbeda
dengan keyakinan Wahabi.
Ajaran Wahabi ini mendapat kritik dari keluarga Abdul Wahab, khususnya dari
Sulaiman bin Abdul Wahab (kakak Muhammad bin Abdul Wahab) dalam buku
As-Shawaa’iqul illahiyyah.
13
Ahmad Sarwat, Lc, dalam http://www.eramuslim.com/ustadz/dll/7315003349-sejauh-
mana-sudah-perjalanan-wahabi.
14
Perilaku zalim ini mengingatkan penulis pada tindakan radikal yang pernah dilakukan
Khawarij, Mu`tazilah, Daulah Umayyah, dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah melalui penguasa
Daulah Abbasiyah.
15
Luthfi Assyaukanie, “Muhammad bin Abd al-Wahab (1703-1791)” dalam situs
http://islamlib.com.
16
Dalam artikel “Pembaruan Islam, Melacak Akar Pemikiran Keagamaan Persatuan Islam”
dalam situs http://persis.or.id, disebutkan Wahabi berpengaruh dalam gerakan pembaruan
Islam Indonesia yang ditandai berdirinya Muhammadiyah dan Persatuan Islam.
Ahmad Sahidin 5
Aliran Wahabi ini dianggap “menodai” ajaran Islam karena dalam dakwah
tidak menggunakan pendekatan santun dan anti budaya. Sejarah
mengisahkan gerakan Wahabi ini penuh dengan noda darah dan permusuhan
dengan umat Islam pengikut Syiah, Sunni, dan kaum Sufi.
(Diambil dari buku karya Ahmad Sahidin, Memahami Aliran-aliran Dalam Islam.
Bandung: Acarya Media Utama, 2012).
17
Ketiganya diterbitkan di Yogyakarta oleh Pustaka Pesantren, 2011.