Oleh :
Fahmi Reza Fahlevi
NIM: 16-55-201-364
Di Susun Oleh:
Manager HRD,
PT.Pegadaian
Pembimbing Lapangan
( )
( )
LEMBARAN PENGESAHAN
(_______________)
( -)
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN HASIL
Tangerang,
Yang membuat pernyataan
Dalam melakukan kerja praktek dan menyusun laporan ini, penyusun telah
melibatkan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa ucapan terima kasih penyusun
sampaikan kepada :
1. Pak Syepry Maulana Husain selaku ketua Program Studi Teknik
Informatika yang memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan
program studi dan mahasiswa khususnya.
2. Angga, selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek,
atas bimbingan dan arahnya mulai proses Kerja Praktek hingga tersusun
laporan ini.
oleh karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca guna menyempurnakan laporan di masa akan
datang.
Adapun masalah yang timbul dalam sistem informasi pemberian kredit gadai di
pegadaian graharaya :
efisien.
1. Penulis
Memberi wawasan baru dan menerapkan apa saja yang penulis dapat
2. Pegadaian Graharaya
pendidikan.
1.7 Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
kerja praktek ini, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
ahli dibidangnya.
syariah graharaya.
6. Daftar Pustaka
7. Rencana Kegiatan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem dapat
dirumuskan sebagai setiap kumpulan komponen atau subsistem yang
dirancang untuk mencapai tujuan.
B. Blok Model
C. Blok Keluaran
D. Blok Teknologi
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia
Belanda menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur stelsel" di mana dalam
kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan
pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan
perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No.
131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian
merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan
Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya setiap
tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian
yang terletak di jalan Kramat Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan
perang dan kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya
132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang
baik dari sisi kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian.
Jawatan Pegadaian dalam bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan
Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San
dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.