ANTARA KEBIDANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Buku Panduan ini menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan penelitian bagi
dosen perguruan tinggi. Dengan penerbitan Buku Panduan ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas peneliti untuk mengembangkan petunjuk penulisan karya ilmiah
yang sifatnya lebih detail dan spesifik yang sesuai dengan kekhasan penulisan karya
ilmiah di STIKes Abdi Nusantara Jakarta.
Atas terbitnya Buku Panduan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua anggota tim penyusun atas
sumbangsih yang telah diberikan mulai dari menggagas dan menyusun sampai dengan
penerbitan.
TIM
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perguruan tinggi, dosen mempunyai peran penting berkaitan dengan mutu
pendidikan yang diberikan oleh perguruan tinggi tersebut. Peran tersebut dilaksanaakan dalam
tiga fungsi dosen yang dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi
Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat.
Di antara ketiga fungsi dosen tersebut, penelitian mempunyai peran cukup vital,
karena melalui penelitian, dosen dapat mengembangkan pengetahuan baru dan
mengaplikasikannya dalam berbagai fenomena yang terjadi. Hasil penelitian ini akan
memperkaya khasanah keilmuan dosen dan meningkatkan kualitas pengajaran dosen di kelas.
Bagi perguruan tinggi, penelitian dosen selain menambah referensi pengetahuan, juga
akan meningkatkan citra perguruan tinggi, menjadikan perguruan tinggi tersebut dikenal
sebagai sumber pengembangan ilmu pengetahuan. Perguruan tingi diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam memecahkan problema-problema pembangunan dalam
memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan penelitian harus
terus dipacu baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Secara ringkas, sebuah Jurnal Ilmiah memiliki beberapa bagian yang penting
diketahui. Umumnya sebuah Jurnal memiliki nama jurnal, nama organisasi penerbit, nama
penanggung jawab, nama Dewan Editor, nama Redaksi Pelaksana, dan nama Mitra Bestari
atau sering disebut reviewer. Tentu setiap orang yang terlibat dalam pengelolaan jurnal
mempunyai tugasnya masing-masing. Nama organisasi yang mengeluarkan jurnal tersebut
bisa berasal dari suatu institusi pendidikan, institusi penelitian, dan bisa juga organisasi
profesi. Yang terakhir ini banyak bermunculan saat ini seiring dengan kebutuhan akan
peningkatan kualitas anggota dari setiap organisasi profesi.
Umumnya setiap jurnal mempunyai visi dan misi serta sasaran pembacanya. Jenis
artikel yang dimuat dalam Jurnal biasanya ditentukan sesuai dengan target pembacanya. Tugas
para Dewan Editor ini menyeleksi artikel yang masuk dan disesuaikan dengan visi misi jurnal.
Frekuensi penerbitan jurnal dalam setiap tahun juga berbeda-beda dari setiap jurnal. Ada yang
terbit setiap bulan, ada yang setiap 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan, dan 6 bulan. Kadang ada
juga yang terbit di luar frekuensi yang telah ditetapkan yang sering disebut dengan edisi
Suplemen.
-1-
Yang paling penting dalam setiap jurnal adalah “Petunjuk Bagi Penulis” yang
biasanya diletakkan dalam kulit halaman bagian dalam atau di bagian terakhir suatu jurnal.
Umumnya bagian ini ada pada setiap terbitan namuan kadang hanya pada awal tahun terbitan.
Bagian ini menjadi sangat penting karena nantinya akan digunakan oleh penulis untuk menjadi
format yang harus diikuti. Walaupun setiap Jurnal mempunyai “Petunjuk Bagi Penulis” yang
berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki format umum sama.
2. Memberikan persepsi yang sama bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian
-2-
BAB II
TATACARA PENULISAN
Moore D. & Rhodes T. (2004). Social theory in drug research, drug policy and
harm reduction. International Journal of Drug Policy, 15(5):323- 325.
The Cardiac Society of Australia and New Zealand. (1996). Clinical exercise
stress testing. Safety and performance guidelines. Medical Journal of
Australia, 164:282-284
Fatimah S., Hadju V., Bahar B. & Abdullah Z. (2011). Pola konsumsi dan kadar
haemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Makara Kesehatan, 15:31-36
-4-
7. Laporan ilmiah
Smith P. & Golladay K. (1994). Payment for durable medical equipment billed
during skilled nursing facility stays. Final report. Dallas (TX): Dept. Of
Health and Human Services (US), Office of evaluation and inspection.
Report No.: HHSIGOE169200860
Yunus I. (2011). Hubungan pola makan, asupan energi dan zat gizi macro dan
aktifitas fisik terhadap status gizi lansia di Desa Manuba Kecamatan
Mallusetasi, Kabupaten Baru (Skripsi). Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Russeng S.S. (2010). Status gizi dan kelelahan kerja: kajian pada pengemudi bus
malam di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Disertasi). Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Morse S.S. (1995). Factors in the emergence of infections diseases. Emrg infect
Dis (serial online) Jan-Mar diunduh 5 Juni 1996. Available from: URL:
HYPERLINK http://www.cdc.gov/ncidod/EID/eid.htm.
-5-
B. Lembar Evaluasi Oleh Petugas Jurnal
Identitas
Nama Peneliti 1.
2.
3.
4.
5.
Nama program studi
Institusi
Alamat Istitusi
Judul
Tanggal pemasukan I
Tanggal Pemasukan II
Tanggal pemasukan III
-6-
C. Lembar evaluasi Manuskrip oleh Reviewer
1. Identitas
No. HP Reviewer
E-mail Reviewer
Alamat Institusi Reviewer
..................................................
..................................................
-7-
2. Komentar Reviewer
-8-
Kesimpulan Berisi simpulan yang berupa
dan saran jawaban atas permasalahan
dalam penelitian.
Berisi saran (bila ada), yang
mengacu pada hasil penelitian
dan berupa tindakan praktis,
dan ditulis dalam bentuk
essay.
Daftar Ditulis secara lengkap, sesuai
Pustaka dengan rujukan dalam teks
dan minimal 60% berupa
artikel jurnal baik nasional
maupun internasional.
3. Rekomendasi
-9-
DAFTAR PUSTAKA
- 10 -
Contoh Manuskrip
The Comparison Matrix of the Levels Metalloproteinase-9 in Preterm Delivery and Aterm Delivery
1
Andi Asadul Islam, 2Nasrudin AM, 3Resi Galaupa,
1
Bagian Bedah Saraf, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin,
Makassar (Email: andiasadul@yahoo.com)
2
Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar, (Email: ernase@yahoo.co.id)
3
Bagian Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara,
Jakarta (email: ressigalaupa@yahoo.com)
ABSTRAK
Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) adalah MMP utama yang terlibat dalam persalinan normal dan juga memainkan
peran penting dalam proses-proses patologis yang menyebabkan persalinan preterm.Penelitian ini bertujuan
membandingkan kadar MMP-9 serum pada persalinan preterm dan aterm. Metode yang digunakan adalah observasi
analitik dengan pendekatan cross sectional Sampel adalah ibu dengan persalinan preterm sebanyak 18 orang dan aterm
sebanyak 20 orang. Kadar MMP-9 diperiksa dengan metode ELISA. Data dianalisis menggunakan uji normalitas
Shapiro-Wilk, uji Mann-Withney, dan uji chi- Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar MMP-9 serum
kelompok preterm, yaitu 2242,84 ± 1131,76 ng/L, sedangkan rerata kadar MMP-9 serum kelompok aterm, yaitu
1315,94 ± 376, 96 ng/L. Berdasarkan uji analisis kadar serum MMP-9 pada persalinan, preterm lebih tinggi
dibandingkan dengan persalinan aterm. Perbedaan ini secara statistik bermakna dilihat danri hasil p 0,002 (p 0,05).
ABSTRACT
Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) is the major MMP involved in normal delivery and also plays an important role in
pathological processes leading to preterm delivery. This research aimed to compare the levels of Matrix
Metalloproteinase-9 (MMP-9) in pre-term and A-term deliveries. The research method used was
observationallanalytical method with the cross sectional approach. The samples comprised 18 mothers with pre-term
delivery and 20 mothers with a-term delivery. The levels of MMP-9 were examined using ELISA method, and the data
were analyzed using Shapiro-Wilk normality test, Mann-Whitney test, and Chi square test. The research results
indicated that he mean level of MMP-9 serum in preterm group was 2242.84 ± 1131.76 ng/L, while the mean level of
MMP-9 serum in a-term group was 1315.94 ± 376.96 ng/L. Tus, the result of the analysis test, the level of MMP-9
serum in pre-term delivery was higher compared to that in a-term delivery. This difference, statistically, was significant
since the value of p 0.002 (p<0.05).
64
Contoh Artikel
65
Contoh Artikel
persalinan preterm dan aterm yang memenuhi terbanyak yaitu 21-35 tahun yaitu 12 orang
kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden (66,6%) pada persalinan preterm dan 18 orang
dengan menandatangai informed consent yang (90%) pada persalinan aterm. Dilihat dari jumlah
telah dikeluarkan oleh Komite Etik Fakultas paritas, pada persalinan preterm ibu yang
Kedokteran Universitas Hasanuddin. multipara lebih banyak dari pada ibu primipara
Metode Pengumpulan Data yaitu 10 orang (55,6%), pada persalinan preterm
Dalam penelitian ini, akan dipilih ibu jumlah ibu primipara ssebanding dengan ibu
dengan persalinan aterm dan preterm yang akan multipara yaitu masing-masing sebanyak 10
diambil sampel darahnya sebanyak 3cc pada vena responden (50%). Pada jarak kehamilan,
cubiti. Pengukuran kadar MMP-9 menggunakan kelompok persalinan preterm didominasi oleh ibu
Human Matrix Metalloproteinase-9 ELISA Kit. yang baru pertama kali hamil yaitu sebanyak 8
Analisis Data responden (44,4%), ibu yang memiliki jarak
Dalam penelitian ini distribusi data kehamilan kurang dari 2 tahun sebanyak 7
normal dengan menggunakan uji statistik Shapiro- responden (38,9%) dan yang lebih dari 2 tahun
Wilk. Uji analisis menggunakan Mann-Withney sebanyak 3 responden (16,7%). Sedangkan pada
dan Chi-square diolah dengan menggunakan SPSS kelompok persalinan aterm, ibu primipara
For Windows 21. sebanyak 9 responden (45%), ibu yang jarak
kehamilannya kurang dari 2 tahun sebanyak 6
HASIL responden (30%) dan ibu dengan jarak kehamilan
Karakteristik Sampel lebih atau sama dengan 20 tahun sebanyak 5
Tabel 1 menunjukkan distribusi responden (25%).
karakteristik responden bahwa kelompok umur
Persalinan Persalinan
Karakteristik Preterm (%) Aterm (%) p
(n = 18) (n = 20)
Umur
≤20 thn 3 16,7 2 10
21–35 thn 12 66,6 18 90
0,446**
> 35 thn 3 16,7 0 0
Paritas
Primipara 8 44,4 10 50
Multipara 10 55,6 10 50 0,732*
Jarak Kehamilan
Hamil pertama 8 44,4 9 45
< 2 tahun 7 38,9 6 30
0,813**
≥ 2 tahun 3 16,7 5 25
66
Contoh Artikel
Variabel n P
Persalinan Preterm 18 0,003
Kadar MMP-9
Persalinan Aterm 20 0,182
Perbandingan Kadar serum MMP-9 pada kelompok persalinan aterm yaitu 1315,94±376,96
Persalinan Preterm dan Aterm ng/L. Pada tabel diatas dapat lihat bahwa kadar
Tabel 3 hasil uji Mann-Withney MMP-9 lebih tinggi pada persalinan preterm
menunjukkan bahwa rerata kadar MMP-9 serum dibandingkan persalinan aterm dengan hasil uji
kelompok persalinan preterm 2242,84±1131,76 p<0,05 (p=0,002).
ng/L sedangkan rerata kadar MMP-9 serum
Tabel 3. Perbandingan Rerata Kadar Serum MMP-9 pada Persalinan Preterm dan Persalinan Aterm
Faktor Resiko tingginya Kadar MMP-9 pada responden kelompok persalinan aterm mayoritas
Persalinan Preterm kadar MMP-9 yang tinggi sebanyak 8 responden
Tabel 4 menentukan cut off point (40%) dan yang rendah sebanyak 12 responden
berdasarkan uji kurva ROC yaitu 1402,70 ng/L, (60%). Selanjutkan berdasarkan hasil uji analisis
dengan nilai sensitivitas 77,8% dan nilai spesifitas juga menunjukkan nilai p<0,05 (p=0,019) yang
sebesar 60% sedangkan untuk mengetahui berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna
hubungan antara kadar MMP-9 yang tinggi antara kedua variabel dengan nilai OR = 5,25.
dengan kejadian persalinan preterm digunakan uji Hasil ini menyatakan bahwa kadar MMP-9 yang
Chi-Square. Data menunjukkan bahwa dari 18 tinggi 5,25 kali lebih berisiko terjadi persalinan
responden kelompok persalinan preterm mayoritas preterm pada ibu yang memiliki kadar MMP-9
dengan kadar MMP-9 yang tinggi pada kelompok yang tinggi dibandingkan ibu yang memiliki kadar
persalinan preterm sebanyak 14 responden MMP-9 yang rendah dengan Convidence Interval
(77,8%) dan kadar MMP-9 yang rendah sebanyak (CI 95%= 1,26 – 21,86).
4 responden (22,2%). Sedangkan dari 20
Persalinan Convidence
Preterm Aterm p OR Interval
n % n % (CI) 95%
67
Contoh Artikel
68
Contoh Artikel
69
Contoh Artikel
70