Anda di halaman 1dari 7

Versi online / URL:

Volume 6, Nomor 1

APLIKASI TEORI COMFORT KOLCABA DALAM MENGATASI NYERI PADA


ANAK PASCA PEMBEDAHAN LAPARATOMI DI RUANG BCH RSUPN DR.
CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

The application of Comfort Kolcaba Theory in order to Overcome the Children


Laparotomy post-surgery Pain in BCH Ward RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo

Reni Ilmiasih1, Nani Nurhaeni2, Fajar Tri Waluyanti3


1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang
2,3
Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1
Jalan Bendungan Sutami 188A Malang (0341) 551149
2,3
Gedung FIK UI & Laboratorium, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok
Email: 1)reni.ilmi@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pasien yang dilakukan pembedahan hampir seluruhnya mengalami nyeri. Nyeri yang dialami oleh
pasien pasca pembedahan dapat mempengaruhi kestabilan hemodinamik dan dapat mssenurunkan imunitas
tubuh sehingga mengganggu proses penyembuhan. Tujuan dari karya akhir ilmiah ini adalah untuk
memberikan gambaran penerapan teori keperawatan Comfort Kolcaba dan pendekatan Family Centered
Care dalam mengatasi nyeri pada anak pasca pembedahan laparatomi. Penerapan teori comfort dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien pasca pembedahan dapat meningkatkan kepuasan keluarga
dan efektif menurunkan nyeri pada pasien nyeri yang dipengaruhi faktor kecemasan. Aplikasi teori comfort
yang ada belum menggunakan ceklist comfort karena perawatan difokuskan pada masalah nyeri sehingga
evaluasi yang dipilih menggunakan skala nyeri FLACC dan VAS. Teori comfort dapat diaplikasikan terutama
pada pasien yang mengalami nyeri ringan dan pasien dengan peningkatan skala nyeri yang dipengaruhi
kecemasan.

Kata Kunci: Teori Comfort, family centered care, nyeri pasca pembedahan, laparatomi.

ABSTRACT

Patients who undergo surgery almost entirely feel pain. Pain experienced by patients after surgery
could affect the stability of hemodynamic and decreases the body’s immunity which can interrupt the
healing process. The purpose of this study is to provide an overview of the application of nursing theory
Comfort Kolcaba and Family Centered Care approach in dealing with post-surgical pain in children
laparotomy. The application of the comfort theory in performing nursing care to patients after surgery
can improve family satisfaction and effectively reduce pain in patients which influenced by anxiety.
Recently, the application of comfort theory has not been implementing of an evaluation using a checklist
comfort because the treatment is focused on the problem so that the evaluation of selected pain using the
VAS pain scale and FLACC. Comfort theory can be applied, especially in patients with mild pain and
increase pain scale which influenced by anxiety.

Keywords: Theory of Comfort, family centered care, post-surgical pain, laparotomy.

LATAR BELAKANG penyebab anak sakit. Kondisi yang dapat


menyebabkan anak sakit dapat bervariasi
Proses pertumbuhan dan perkembangan selama masa pertumbuhan dan
anak dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan, perkembangan anak, diantaranya disebabkan
lingkungan dalam rahim maupun lingkungan karena suatu infeksi maupun penyakit
ekternal yang menyebabkan anak dalam keturunan dan penyakit karena kelainan
kondisi rentang sehat sakit (James & Ashwill, kongenital. Kondisi kelaianan kongenital ini
2007). Faktor tersebut dapat menjadi menyebabkan anak harus dirawat di rumah

Aplikasi Teori Comfort Kolcaba Dalam Mengatasi Nyeri Pada Anak Pasca Pembedahan Laparatomi di Ruang 27
BCH RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
JURNAL KEPERAWATAN,
Reni Ilmiasih1, Nani Nurhaeni 2, Fajar Tri Waluyanti 3 P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900

sakit dan mendapat tindakan medis bahkan Berbagai masalah pasien yang
tindakan pembedahan. ditimbulkan akibat pasca operasi
Tindakan pembedahan menyebabkan menyebabkan gangguan rasa nyaman nyeri
jaringan sekitar mengalami pemutusan yang perlu diatasi. Rasa nyaman merupakan
(discontinuitas) sehingga mengakibatkan bagian perawatan yang penting untuk
cidera pada jaringan yang dilakukan diperhatikan. Kenyamanan merupakan nilai
pembedahan. Cidera karena pembedahan ini dasar yang menjadikan tujuan keperawatan
akan mengaktifkan nosiseptor untuk pada setiap waktu (Siefert, 2002).
melepaskan zat kimia yang akan diteruskan Pendekatan teori comfort yang
oleh kornudorsalis dan dilanjutkan ke otak dikembangkan oleh Kolcaba menawarkan
sebagai persepsi nyeri. Dalam beberapa detik kenyamanan sebagai bagian terdepan dalam
setelah kerusakan jaringan yang hebat akan proses keperawatan. Kolcaba memandang
terjadi aliran sensoris yang masif kedalam bahwa kenyamanan holistik adalah
medulla spinalis, ini akan menyebabkan kenyamanan yang menyeluruh meliputi
jaringan saraf didalam medulla spinalis kenyamanan fisik, psikospiritual, lingkungan
menjadi hiperresponsif. Reaksi ini akan dan psikososial. Tingkat kenyamanan terbagi
menyebabkan munculnya rangsangan nyeri menjadi tiga yaitu relief dimana pasien
akibat stimulus non noksius dan pada daerah memerlukan kebutuhan kenyamanan yang
yang jauh dari jaringan cedera juga akan spesifik, ease yaitu terbebas dari rasa
menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan ketidaknyamanan atau meningkatkan rasa
nyeri (Smeltzer & Bare, 2002; Skilton, 2003). nyaman, dan transcendence yaitu mampu
Nyeri dialami oleh sebagian besar (86%) mentoleransi atau dapat beradaptasi dengan
anak yang menjalani perawatan di rumah ketidaknyamanan (Kolcaba & Dimarco,
sakit, dari angka tersebut 40% mengalami 2005; Tomey & Alligood, 2006). Pendekatan
nyeri berat. Pasien pasca pembedahan 99% teori Comfort Kolcaba telah digunakan pada
menderita nyeri sedangkan pasien dengan perawatan pasien kanker payudara yang
penyakit infeksi sebanyak 65% mengalami menjalani radioterapi (Kocaba & Fox, 1999),
nyeri (Kozlowski, et al., 2012). perawatan pasien dengan gangguan frekuensi
Bebas dari rasa nyeri merupakan hak buang air kecil dan inkontinensia urin (Down,
setiap anak. Nyeri pada pasien pasca Kolcaba & Steiner, 2000), dan pengaruh
pembedahan apabila tidak segera ditangani kenyamanan suhu pada pasien yang akan
akan berpengaruh pada perubahan dilakukan operasi (Wagner, Byr ne &
hemodinamik, terdapat gangguan aliran Kolcaba, 2006). Artikel dengan judul teori
darah, faktor koagulasi, fibrinolisis, terjadi comfort dan penerapannya dalam
ketidakseimbangan cairan elektrolit serta keperawatan anak telah digambarkan sebagai
meningkatanya kebutuhan sistem respirasi dan studi kasus pada salah satu anak setelah
sistem kardiovaskuler akibat peningkatan menjalani operasi oleh Kolcaba dan Dimarco
hormon katabolik (Hockenberry & Wilson, (2005).
2009). Respon terhadap nyeri juga dapat Untuk memenuhi kebutuhan
menyebabkan anak frustasi, menghindari kenyamanan yang holistik yaitu kenyamanan
kontak sosial, menangis, menjerit, atau fisik, psikospiritual, lingkungan dan
memukul sehingga tidak kooperatif dengan sosiokultural diperlukan kerja sama antara
tindakan keperawatan, menurunnya minat tenaga perawat dan keluarga pasien. Perawat
terhadap aktivitas dan pemenuhan kebutuhan perlu melibatkan keluarga baik orang tua
seperti makan, bermain dan kebersihan diri pasien maupun keluarga besar. Keterlibatan
(Smeltzer & Bare, 2002; Hockenberry & keluarga mutlak diperlukan pada perawatan
Wilson, 2009). anak karena keluarga adalah bagian yang

28 Januari 2015: 27 - 33
Versi online / URL:
Volume 6, Nomor 1

tidak dapat dipisahkan dari anak. Anggota melakukan intervensi. Data yang didapatkan
keluarga terutama orang tua mempunyai pada pengkajian fisik antara lain adalah
peran yang sangat penting dalam keluhan nyeri. Dalam melakukan pengkajian
meningkatkan kesehatan atau kesejahteraan nyeri perawat menggunakan skala nyeri Face
pasien. Keluarga menjadi sumber utama Legs Activity Cry Consolability (FLACC).
dalam memberikan kekuatan dan dukungan Pengkajian nyeri pada pasien yang mampu
kepada anak (Neal, et al 2007). melakukan komunikasi dan usia lebih dari 4
Tujuan dari tulisan ilmiah ini adalah tahun menggunakan skala Visual Analog
mengaplikasikan teori keperawatan Comfort Scale (VAS) karena penilaian individu adalah
Kolcaba dan pendekatan Family Centered pengkajian yang paling valid dalam menilai
Care dalam member ikan asuhan nyeri dimana nyeri merupakan pengalaman
keperawatan pada anak dengan masalah yang bersifat individual dan subyektif (James
nyeri pasca pembedahan. Pendekatan teori & Ashwill, 2007).
Comfort yang memperhatikan kenyamanan
fisik, psikospiritual, sosiokultural dan Diagnosa Keperawatan
lingkungan serta keterlibatan keluarga dalam
manajemen nyeri nonfarmakologi diharapkan Diagnosa keperawatan yang
dapat membantu meningkatkan kenyamanan berhubungan dengan masalah kenyamanan
holistik pada anak. Kenyamanan holistik ini fisik pada pasien antara lain, nyeri akut, defisit
akan berpengaruh terhadap persepsi anak volume cairan baik aktual maupun risiko,
dalam menghadapi nyeri sehingga nyeri ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
berkurang, hilang atau pasien mampu kebutuhan, ketidakefektifan bersihan jalan
meningkatkan koping positif terhadap nyeri nafas, risiko infeksi dan risiko jatuh.
pasca pembedahan. Nyer i akut merupakan diagnosa
keperawatan yang utama pada kelima pasien
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut. Meskipun sudah dilakukan
pemberian obat analgesik pada kelima pasien
Lima kasus dalam penerapan aplikasi ini, akan tetapi nyeri masih menjadi perhatian
teori comfort adalah anak S dengan riwayat utama pada masalah kenyamana fisik anak.
pasca pembedahan ulang laparatomi karena Nyeri dapat dipengaruhi karena perasaan
invaginasi usus, Anak F dengan pasca operasi cemas akibat perawatan di rumah sakit
laparatomi dan reseksi usus, anak D dengan dengan menghadapi lingkungan yang asing
post operasi tutup kolostomi, anak P dengan dan pengalaman nyeri sebelumnya.
post operasi apendiksitis, bayi MR dengan Pengalaman nyeri sebelumnya dialami oleh
post operasi ekplorasi laparatomi karena anak D, anak S dan anak F yang pernah
invaginasi. Kelima kasus ini dikategorikan mengalami tindakan operasi sebelum sakit
mengalami pembedahan abdomen atau sekarang. Hal ini kemungkinan dapat
laparatomi karena proses pembedahan mempengaruhi persepsi anak terhadap nyeri
berlokasi di abdomen dan insisi jaringan karena pengalaman dan persepsi yang kurang
dilakukan pada dinding abdomen seperti yang tepat dapat berkontribusi terhadap keparahan
dijelaskan oleh Meeker dan Rothrock (1999). nyeri (Wiroonpanich & Strickland, 2004).
Diagnosa keperawatan berhubungan
Pengkajian dengan psikospiritual yaitu kecemasan
dialami oleh anak P. Anak P merasa cemas
Pengkajian yang dilakukan berdasarkan karena takut pada tindakan perawatan yang
keempat konteks kenyamanan selanjutnya dipersepsikan selalu menyakitkan sehingga
dimasukkan kedalam toksonomi comfort pasien tidak mau melihat bila didekati perawat
untuk memudahkan perawat dalam

Aplikasi Teori Comfort Kolcaba Dalam Mengatasi Nyeri Pada Anak Pasca Pembedahan Laparatomi di Ruang 29
BCH RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
JURNAL KEPERAWATAN,
Reni Ilmiasih1, Nani Nurhaeni 2, Fajar Tri Waluyanti 3 P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900

dan menolak tindakan keperawatan. Hal ini untuk melakukan belajar atau bermain
merupakan salah satu bentuk dari reaksi bersama, akan tetapi jarang dilakukan untuk
hospitalisasi. Pasien dihadapkan pada anak yang masih dalam kondisi sakit berat.
lingkungan baru yang asing dan pengalaman
yang tidak menyenangkan terhadap Evaluasi
perawatan sebelumnya seperti trauma,
sehingga pasien menjadi stess, takut dan Evaluasi keperawatan dilakukan
cemas menghadapi situasi hospitalisasi berdasarkan kebutuhan kenyamanan fisik,
(Salmela, Aronen & Salantera, 2010; Hatfield, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan.
2008). Evaluasi untuk masalah nyeri pada kelima
Intervensi Keperawatan pasien dapat teratasi. Skala nyeri yang
didapatkan pada pasien setelah dilakukan
Intervensi keperawatan untuk nyeri intervensi keperawatan menurun menjadi 0-
akut pada pasien pasca pembedahan perawat 1. Kecemasan anak yang dapat
melakukan manajemen nyeri non farmakologi mempengaruhi nyeri juga dapat diatasi dengan
degan melibatkan keluarga. Keluarga dukungan orang tua yang selalu menunggui
melakukan tindakan distr aksi dengan anak dan dilakukan teknik bermain.
memberikan sentuhan, ciuman, memijit, Kenyamanan lingkungan dapat dipenuhi
menggendong anak, mendengarkan musik, dengan memberikan susana yang
membacakan buku cerita, memfasilitasi menyenangkan bagi anak seperti
lingkungan yang nyaman bagi anak, mendekatkan mainan atau benda kesukaan
memberikan mainan kesukaan anak dan anak. Evaluasi untuk kenyamanan
distraksi lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil sisiokultural masih belum bisa difasilitasi
penelitian Kakkunen, et al (2009) yang dengan baik terutama dukungan keluarga
menyatakan bahwa manajemen nyeri non besar dan teman sebaya tidak bisa dilakukan
farmakologi yang dilakukan oleh keluarga setiap saat karena pertimbangan peningkatan
efektif dalam menurunkan nyeri dan stress infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial di
pada anak pasca pembedahan. Perawat juga rumah sakit dapat disebabkan salah satunya
melakukan tindakan kolaborasi dengan adalah karena keberadaan pengunjung atau
memberikan analgesik. keluarga (WHO, 2002).
Intervensi untuk mengur angi Teori Comfort Kolcaba secara umum
kecemasan bisa dilakukan dengan perawatan dapat diaplikasikan pada anak dengan
yang melibatkan keluarga, melakukan masalah nyeri pasca pembedahan laparatomi.
distraksi dengan bermain atau mendengarkan Pendekatan teori Comfort dilakukan dalam
musik. Kenyamanan lingkungan merupakan proses keperawatan mulai dari pengkajian,
salah satu sebab anak menjadi stress akibat pembuatan diagnosa keperawatan, intervensi,
hospitalisasi, maka dari itu hendaknya perawat implementasi dan evaluasi. Pendekatan
atau keluarga menciptakan lingkungan yang family centered care juga dilakukan pada
nyaman bagi anak. proses asuhan keperawatan terutama
Pemenuhan kebutuhan pada intervensi, implementasi dan evaluasi.
kenyamanan sosiokultural pada pasien Pada aplikasi penerapan pengkajian anak
difasilitasi dengan mendatangkan rohaniawan yang mengalami nyeri pasca pembedahan,
untuk melakukan do’a bersama dengan tidak mendapat kesulitan dalam pengkajian
keluarga, hal ini sesuai dengan intervensi kenyamanan berdasarkan taxsonomi
sosiocultural comfort yang dicontohkan oleh comfort. Akan tetapi masih diperlukan
Kolcaba dan Dimarco (2005). Area bermain kejelian dan pengalaman untuk
juga disediakan serta ada petugas yang datang mengkategorikan kebutuhan kenyamanan

30 Januari 2015: 27 - 33
Versi online / URL:
Volume 6, Nomor 1

pada masing-masing jenis dan konteks Pada lima kasus yang telah diangkat
kenyamanan. Kesulitan saat pengkajian didapatkan implementasi pendekatan teori
ditemui pada proses pengkajian skala nyeri. comfort yang paling efektif adalah pada anak
Tidak semua pasien dapat menggunakan satu P. Hal ini dimungkinkan karena meskipun
skala pengkajian meskipun secara teori skala nyeri anak P cukup tinggi yaitu pada
sebenarnya skala tersebut dapat digunakan. pengkajian awal skala FLACC adalah 6, akan
Pengkajian nyeri pada anak F seharusnya bisa tetapi mudah diatasi karena kebutuhan
dilakukan dengan skala VAS, akan tetapi kenyamanan psikospiritual yaitu masalah
karena anak F kurang dapat berkomunikasi kecemasan teratasi. Kecemasan dapat
secara kooperatif akhirnya lebih banyak mempengaruhi persepsi nyeri seseorang
digunakan skala FLACC. Dalam hal ini sehingga dalam mengatasi nyeri perlu
diperlukan kemampuan perawat untuk diperhatikan faktor yang mempengaruhi, salah
memilih skala yang tepat yang bisa digunakan satunya adalah kecemasan (Smeltzer &
pada kondisi anak saat pengkajian. Bare, 2002).
Penerapan penegakan diagnosa Pendekatan family centered care
keperawatan juga dapat diaplikasikan dilakukan terutama pada saat melakukan
berdasarkan teori comfort yaitu dengan manajemen nyeri non farmakologi. Pada
pengelompokan diagnosa berdasarkan evaluasi pelaksanaan manajemen nyeri non
kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, farmakologi oleh keluarga didapatkan hasil
dan lingkungan. Kendala yang ditemukan, 100% keluarga mampu terlibat dan aktif dalam
perawat adalah kesulitan menegakkan melakukan manajemen nyeri pada anak.
diagnosa sosiokultural karena meskipun ada Keluarga sebagian besar telah melakukan
data yang mengarah pada masalah jenis tindakan yang ada pada checklist
sosiokultural, akan tetapi sulit merumuskan panduan manajemen nyeri non farmakologi,
diagnosa keperawatan karena terbatasnya kecuali kegiatan yang memang tidak bisa
literatur yang secara eksplisit menuliskan difasilitasi oleh keluarga. Evaluasi tertulis
diagnose keperawatan yang terkait masalah dengan menyebarkan angket yang diisi
sosiokultural. keluarga didapatkan 100 % keluarga
Intervensi dan implementasi menyatakan format tersebut cukup
memperhatikan prinsip intervensi pada teori membantu sebagai panduan manajemen nyeri
comfort yaitu intervensi untuk kenyamanan pada anak, terdapat perubahan perilaku anak
standar (standar comfort), intervensi untuk ke arah yang lebih baik, dan tindakan yang
pembinaan (choaching), dan intervensi yang dilakukan mampu mendistraksi anak terhadap
berhubungan dengan member ikan rasa nyeri.
kenyamanan jiwa (comfort food for the
soul) (Kolcaba & Dimarco, 2005). Evaluasi SIMPULAN
dilakukan sesuai dengan empat konteks
kenyamanan dengan harapan lebih mampu Pasien pasca pembedahan mempunyai
menggambarkan hasil akhir dari pencapaian masalah utama yaitu nyeri akut. Pasien anak
kenyamanan holistik yang meliputi aspek belum mampu mengungkapkan perasaan
kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, nyer i secar a adekuat sehingga perlu
dan lingkungan. Evaluasi kenyamanan holistik keterampilan perawat untuk melakukan
berdasarkan pengembangan istr umen pengkajian nyeri secara tepat. Pelaksanaan
Kolcaba sudah ada, tetapi tidak semua dapat intervensi manajemen nyeri non farmakologi
diaplikasikan mengingat perawat menekankan perlu melibatkan keluarga dan hasil evaluasi
pada masalah nyeri sehingga evaluasi yang cukup efektif dalam menurunkan nyeri serta
digunakan dengan menggunakan skala nyeri membatu menurunkan kecemasan pada anak.
FLACC dan VAS. Pendekatan teori comfort Kolcaba dalam

Aplikasi Teori Comfort Kolcaba Dalam Mengatasi Nyeri Pada Anak Pasca Pembedahan Laparatomi di Ruang 31
BCH RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
JURNAL KEPERAWATAN,
Reni Ilmiasih1, Nani Nurhaeni 2, Fajar Tri Waluyanti 3 P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900

melakukan asuhan keperawatan pada pasien pain at home. International Journal of


pasca pembedahan secara umum mudah Caring Sciences, Vol 2 No 1, pp. 11-
diterapkan. Teori comfort efektif untuk 21.
mengatasi nyeri yang dipengaruhi oleh faktor Kocaba, K., & Fox, C. (1999). The effects
psikospiritual seperti kecemasan. Kepuasan of guided imagery on comfort of women
keluarga menjadi meningkat dengan with early stage breast cancer going
keterlibatan keluarga dalam perawatan through radiation therapy. Oncology
manajemen nyeri non farmakologi. Evaluasi Nursing Forum, Vol 26, No 1, pp. 67-
tidak menggunakan checklist comfort karena 71.
perawat menekankan masalah nyeri sehingga Kolcaba, K., & DiMarco, M. A. (2005).
dipilih skala nyeri FLACC dan VAS dalam Comfort theory and its application to
melakukan evaluasi kenyamanan nyeri. pediatric nursing. Pediatric Nursing,
Dalam melakukan intervensi keperawatan Vol 31, No. 3, pp. 187-194.
Kolcaba, K., Tilton, C., & Drouin, C.(2006).
yang berhubungan dengan manajemen nyeri
Comfort theory a unifying framework
disarankan untuk melibatkan keluarga karena
to enhance the practice environment.
kehadiran dan keterlibatan keluarga terbukti
The Journal og Nursing
efektif dalam membantu mengurangi respon
Administration, Vol. 36, No. 11, pp. 538-
nyeri pada anak. Penerapan teori comfort
544.
Kolcaba dapat dijadikan acuan dalam
Kozlowski L.J., Byerly, S.K., Colantuoni, E.,
melakukan asuhan keperawatan pada pasien
Thompson, C.B.,Vasquenza, K.J.,
di ruang bedah anak, terutama pasien yang
Rothman, S.K. et al. (2012). Pain
mengalami nyeri ringan dan pasien dengan prevalence, intensity, assessment and
peningkatan skala nyeri terkait adanya management in a hospitalized
kecemasan. pediatric population. USA: Elsevier.
Meeker, M.H., & Rothrock, J. N. (1999).
DAFTAR PUSTAKA Alexander ’s care of the patient in
surgery. (11 th ed). Missouri: Mosby.
Down, T., Kolcaba K., & Steiner, R. (2000). Neal, A., Frost, M., Kuhn J., Green A.,
Cognitif strategies to enhance comfort Cleveland B.G., & Kersten, R. ( 2007).
and decrease episodes of urinary Family centered care whitin a infant-
incontinence. Holistic Nursing toddler unit. Pediatric Nursing, Vol. 33,
Practice, Vol 14No 2, pp. 91-102. No. 6, pp. 481-485.
Hatfield, N.T. (2008). Broadribbs Potter, P A & Perry, A G. (2005). Buku ajar
introductory pediatric nursing. (7 th fundamental keperawatan: Konsep,
ed). USA: Lippincott. Proses, dan Praktik. Edisi 4 Volume
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2009). 2. Jakarta: EGC.
Wongs’s essentials of pediatric Salmela, M., Aronen, E.T., & Salantera, S.
nursing. (8 th ed). St. Louis: Mosby (2010). The experience of hospital-
Elseiver. related fears of 4-to6-year-old children.
James, S.R. & Ashwill, J.W. (2007). Nursing Child: care, health and development,
care of children: Principles & Vol. 37, No. 5, pp. 719-726.
practice. (3th ed). St Louis: Saunders Siefert, M.L. (2002). Concept analysis of
Elsevier Inc. comfort. Nursing Forum, Vol. 37, No.
Kakkunen, P, Vehvilainen J.K., Pietila A.M., 4, pp. 16-23.
Nysonen S., Korhanen A., Lehikoinen Skilton, M. (2003). Post-operative pain
N.M. et al. (2009). Promoting parents’ management in day surgery. Nursing
use of non-pharmacological methods and Standard, Vol. 17, No. 38, pp. 39-44.
assessment of children’s postoperative

32 Januari 2015: 27 - 33
Versi online / URL:
Volume 6, Nomor 1

Smeltzer, S. C., & Bare, B G. (2002). Buku


Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Edisi 8 Vol.3. Agung Waluyo
(penterjemah). Jakarta: EGC.
Spagrud, L.J., Piira, T., & Von Baeyer, C.L.
(2003). Children’s self-report of pain
intensity: The Faces Pain Scale -
Revised. American Journal of
Nursing, Vol 103, No 12, pp. 62-64.
Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2006).
Nursing theorist and their work.
(6th ed). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Universitas Indonesia. (2008). Pedoman
teknis penulisan tugas akhir
mahasiswa Universitas Indonesia.
Wagner, D., Byrne M. & Kolcaba K. (2006).
Effect of comfort warming on
preoperative patiens. AORN Journal,
Vol. 84, No. 3, pp. 427-448.
Wiroonpanich, W., & Strickland, J.C. (2004).
Normalizing: Postoperative acute
abdominal surgical pain in Thai children.
Journal of Pediatric Nursing, Vol. 19
No. 2, pp. 104-112.
WHO. (2002). Prevention of hospital-
acquired infections: A practical
guide. (2 th ed.). Diakses http://
w w w. w h o . i n t / c s r / r e s o u r c e s /
publications/whocdscsreph. Tanggal 08
Juli 2002.

Aplikasi Teori Comfort Kolcaba Dalam Mengatasi Nyeri Pada Anak Pasca Pembedahan Laparatomi di Ruang 33
BCH RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Anda mungkin juga menyukai