Anda di halaman 1dari 6

Smart,Aqila. 2010. Kanker Organ Reproduksi. Jogjakarta:A Plus Books.

Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim)
merupakan kanker yang menyerang kaum wanita dan jumlahnya meningkat beberapa tahun
belakangan. Dari seluruhpenderita kanker di Indonesia,sepertiganya adalah penderita kanker
serviks. Kanker ini memang merupakan pembunuh wanita yang menakutkan (Aqila Smart:2010).

A. Pengertian

Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus,suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim(uterus)
dan liang senggama(vagina). Waktu yang diperlukan bagi kanker serviks untuk berkembang
cukup lama,sekitar 10-15 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia antara 30
tahun sampai dengan 50 tahun,yaitu pada puncak usia reproduktif wanita sehingga akan
menyebabkan gangguan kualitas hidup(Aqila Smart:2010).

B. Faktor-faktor penyebab (Aqila Smart:2010).


1. Menikah diusia muda.

Transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa ditandai dengan menstruasi yang melibatkan
berbagai macam perubahan, terutama perubahan hormon. Munculnya hormon esterogen pada
masa itu membuat sel-sel pada dinding vagina menebal. Selain itu, juga pada masa ini terdapat
glikogen yang oleh bakteri yang bermanfaat diubah menjadi asam vagina. Pada dasarnya, asam
vagina ini berfungsi melakukan proteksi terhadap infeksi. Akibat suasana vagina yang menjadi
asam, jaringan epitel disekitarnya menjadi berlapis-lapis. Apabila pada situasi yang penuh
perubahan itumasuk sperma, perubahan akan semakin menjadi-jadi. Apalagi, bila terjadi luka
akibat gesekan. Sel-sel epitel akan terganggu dan kadang akan menjadi tidak normal.

2.HPV (human papilloma virus)

Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe16, 18, 45, dan 56.

3.traumatik kronis pada serviks, seperti persalinan, infeksi dan iritasi menahun, terkena
mikroba,radiasi, atau pencemaran oleh bahan kimia.
4.Hindari penggunaan antiseptik.

Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun


deodoran karena akan mengakibatkan iritasi di mulut rahim yang merangsang terjadinya kanker.

5.Hindari pemakaian bedak.

Hindari pemakaian bedak pada vagina wanita usia subur karena pemakaian tersebut justru bisa
mengakibatkan kanker ovarium (indung telur).

C. Gejala kanker mulut rahim

Jika kanker berkembang makin lanjut,akan timbul gejala-gejala seperti (Aqila Smart:2010).:

-keputihan yang semakin berbau busuk, berwarna kekuningan, dan kental.

-perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, yang lama-kelamaan dapat terjadi pendarahan
spontan walaupun tidak melakukan hubungan seksual.

-Timbulnya perdarahan setelah menopouse.

-Pada fase invasif, dapat keluar cairan berwarna kekuningan, berbau, dan bercampur dengan
darah.

-anemia (kurang darah)karenaperdarahan yang sering timbul.

-rasa nyeri di sekitar genital.

-timbul rasa nyeri di panggul atau perut bagian bawah bila ada radang panggul.

-berkurangnya nafsu makan,menurunnya berat badan,dan kelelahan.

-rasa nyeri di panggul,punggung,dan tungkai.

-keluar air kemih tanpa tinja dari vagina.

D. Deteksi kanker serviks

1.Thin prep
Metode thin prep lebih akurat di bandingkan pap smear.jikapap smear hanya mengambil
sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim,metode thin prep akan memeriksa seluruh bagian
serviks atau leher rahim.tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.

2.Kolposkopi

Untuk membantu menentukan stadium kanker,dilakukan beberapa pemeriksa berikut:

-sistoskopi

-rontgen dada

-urografi intravena

-sigmoidoskopi

-skening tulang dan hati

-barium enema

E. Pencegahan kanker serviks

1.Dapatkan pemeriksaan terbaik

Kebanyakan kasus kanker serviks disebabkan infeks HPV,sejenis virus yang tersebar lewat
kontak seksual. Sekitar 90% dari HPV sembuh dengan sendirinya. Namun jika tidak,HPV dapat
menyebabkan terbentuknya sel-sel prakanker. Pemeriksaan pap smear merupakan standar untuk
mendeteksi sel-sel ini,tapi beberapa studi terkini mengungkapkan,pemeriksaan untuk HPV bisa
berbicara lebih mudah menghentikan kanker sebelum dimulai. Jika hasil tes ini positif,dokter
akan meperhatikan secara lebih cermat perubahan serviks dan mengangkat sel-sel prakanker
yang mungkin ada.

2. Makan sayur pembasmi HPV

Perempuan yang diet tinggi sayuran beresiko lebih rendah 50% menderita infeksi HPV yang
berlangsung lama,yang juga berarti berkemungkinan lebih kecil mengembangkan kanker serviks.
Tambahkan semua jenis buah dan sayuran warna pelangi kedalam diet anda untuk mendapatkan
perlindungan terbaik.

3. Makan brokoli dan kerabatnya

Senyawa tumbuhan didalam brokoli,kembang kol,dan lain-lain dapat membantu sel-sel yang terinfeksi
HPV menghancurkan diri. Cara ini alamiah untuk menghilangkan sel-sel yang tidak sehat sehingga dapat
meminimalkan resiko terkena kanker serviks.

4. Vaksin HPV

Saat ini tersedia vaksin untuk strain HPV yang paling berbahaya. Vaksin ini bisa membantu mencegah
kanker serviks. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang
vaksin HPV sebagai pencegah kanker serviks.

5. Pengobatan kanker serviks

Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung pada lokasi dan ukuran tumor,stadium
penyakit,usia,keadaan umum penderita,dan rencana penderita untuk hamil lagi.

a) Pembedahan pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar).
Seluruh kanker sering diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP. Dengan
pengobatan tersebut,penderita masih memiliki anak. Karena kanker bisa kembali
sembuh,penderita dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan pap smear setiap 3 bulan
selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setisp 6 bulan. Jika penderita tidak memiliki rencana
untuk hamil lagi,dianjurkan untuk menjalani histerektomi.
Pada kankerinvasif,dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya serta
kelenjar getah bening. Pada wanita muda,ovarium yang normal dan masih berfungsi tidak
diangkat.
b) Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas
pada daerah panggul. Terapi radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-
sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
c) Radiasi eksternal: sinar berasal dari sebuah mesin besar. Ketika menjalani terapi ini,penderita
tidak perludirawat di rumah sakit. Penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu
selama 5-6 minggu.
d) Radiasi internal: zat radioaktif yang terdapat didalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke
dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah
sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah:

-iritasi rektum dan vagina

-kerusakan kandung kemih dan rektum


-ovarium berhenti berfungsi

e). kemoterapi. Jika kanker telah menyabar ke luar panggul, penderita kadang dianjurkan untuk
menjalani kemoterapi. Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat
anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melaui mulut. Kemoterapi diberikan dalam
suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan
pengobatan diselingi dengan pemulihan, begitu seterusnya.

f). terapi biologis. Terapi biologis menggunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh
dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Terapi biologis yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan
dengan kemoterapi.

Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap prakanker, dan kanker leher rahim telah dapat
diidentikasi, untuk menyembuhkan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

-Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher
rahimnya.

-Radioterapi, yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara
internal maupun eksternal.

G.Efek Samping Pengobatan Kanker

Efek samping yang timbul berupa kram atau nyeri lainnya, perdarahan, atau keluar cairan encer dari
vagina. Beberapa hari setelah menjalani histerektomi, penderita dapat mengalami nyeri di perut bagian
bawah. Untuk mengatasinya, bisa diberikan obat pereda nyeri. Penderita juga mungkin akan mengalami
kesulitan dalam berkemih dan buang air besar. Untuk membantu pembuangan air kemih, bisa dipasang
kateter. Beberapa saat setelah penbedahan, aktivitas penderita harus dibatasi agar penyembuhan
berjalan lancar. Aktivitas normal (termasuk hubungan seksual) biasanya bisa kembali dilakukan dalam
waktu 4-8 minggu. Setelah menjalani histerektomi, penderita tidak akan mengalami menstruasi lagi.
Hiterektomi biasanya tidak memengaruhi gairah seksual dan kemampuan untuk melakukan hubungan
seksual.

Selama menjalani radioterapi, penderita mudah mengalami kelelahan yang luar biasa, terutama
seminggu sesudahnya. Istirahat yang cukup merupakan hal yang penting, tetapi dokter biasanya
menganjurkan agar penderita sebisa mungkin tetap aktif. Pada radiasi eksternal, sering terjadi
kerontokan rambut didaerah yang disinari dan kulit menjadi merah, kering, serta fatal-gatal. Mungkin
kulit akan menjadi lebih gelap. Daerah yang disinari sebaiknya mendapatkan udara yang cukup, tetapi
harus terlindung dari sinar matahari dan penderita sebaikny tidak menggunakan pakaian yang bisa
mengiritasi daerah yang disinari.

Biasanya, selama menjalani radioterapi, penderita tidak boleh melakukan hubungan seksual. Kadang
setelah radiasi internal, vagina menjadi lebih sempit dan kurang lentur sehingga bisa menyebabkan nyeri
ketika melakukan hubungan seksual. Radioterapi juga bisa menimbulkan diare dan sering berkemih. Efek
samping dari kemoterapi sangat tergantung kepada jenis dan dosis obat yang digunakan. Selain itu, efek
sampingnya berbeda pada tiap penderita.

Biasanya, obat antikanker akan memengaruhi sel-sel yang membelah dengan cepat, termasuk sel
darah (yang berfungsi melawan infeksi, membantu pembekuan darah, atau mengangkut oksigen
keseluruh tubuh). Jika sel darah terkena pengaruh antikanker, penderita akan lebih mudah mengalami
infeksi, mudah memar, mengalami perdarahan, serta kekurangan tenaga. Sel-sel pada akar rambut dan
sel-sel yang melapisi saluran pencernaan juga membelah dengan cepat. Jika sel-sel tersebut terpengaruh
oleh kemoterapi, penderita akan mengalami kerontokan rambut, nafsu makannya berkurang, mual,
muntah, atau luka terbuka dimulut. Terapi biologis bisa menyebabkan gejala yang menyerupai flu, yaitu
menggigil, demam, nyeri otot, lemah, nafsu makan berkurang, mual, muntah, dan diare.

Anda mungkin juga menyukai