Oleh:
Universitas Padjadjaran
kehadirat Allah SWT, kami telah menyelesaikan makalah yang berjudul Diskriminasi
Dalam makalah ini kami membahas mengenai pengertian Hak Asasi Manusia, fungsi
pendidikan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Kami tak lupa menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang ikut membimbing, mengarahkan dan membantu penyusunan
makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
khususnya Mahasiswa/i Semester 1 yang tidak lain adalah sebagai generasi penerus bangsa
Salah satu alasan kami membahas materi Diskriminasi Pendidikan ini adalah
diskriminasi dalam dunia pendidikan karena materi ini termasuk dalam lingkup materi
PEMBAHASAN
Hak Asasai Manusia (HAM) mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, terutama
dalam hubungan antara negara dan warga negara, dan dalam hubungan antara sesama
warga negara. HAM merupakan hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan yang diperoleh manusia dari Tuhan YME dan merupakan hak yang tidak dapat
diabaikan. HAM tidak dapat digganggu gugat oleh siapapun karena HAM bersifat kodrati
dan berlaku sepanjang hidup manusia.
Di Indonesia, HAM bersumber dan bermuara pada pancasila diatur dengan UUD 1945
dan UU RI No.39 tahun 1999 tentang HAM. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan Hak
Asasi Manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila.
Dalam pelaksanaanya, Hak Asasi Manusia (HAM) dibagi atas berbagai jenis. Berikut ini
pembagian jenis Hak Asasi Manusia dunia, diantaranya:
· Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya,
· Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
· Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
Landasan hukum yang mengatur penegakan HAM di dunia pendidikan Indonesia antara
lain:
a. Pasal 31 ayat 1
“Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Dari bunyi pasal tersebut sudah
jelas bahwa setiap anak harus mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Jika
ada salah satu warga atau siswa yang sengaja dibuat untuk tidak dapat mendapatkan
pendidikan karena alasan biaya yang terlalu mahal maka pemerintah wajib menetapkan
kebijakan lain yang dapat diterima oleh semua warga agar dapat bersekolah.
b. Pasal 31 ayat 2
“Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya”. Dari bunyi pasal tersebut sudah jelas bahwa pemerintah wajib
membiayai pendidikan bagi siapapun tanpa adanya perbedaan ras, suku, agama, jenis
kelamin, dll. Tentunya pihak sekolah tidak boleh sewenang-wenang dalam membuat
anggaran biaya massuk sekolah di setiap satuan pendidikan.
c. Pasal 31 ayat 3
d. Pasal 31 ayat 4
e. Pasal 31 ayat 5
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai
– nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan kesejahteraan umat
manusia”. Dengan pendidikan yang maju diharapkan semua warga dapat mengikuti
perkembangan zaman.
· Pasal 12
· Pasal 13
“Setiap orang berhak untuk mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya sesuai dengan martabat manusia demi
· Pasal 26 ayat 1
· Pasal 26 ayat 2
· Pasal 26 ayat 3
Orang tua mempunyai hak utama dalam memilih jenis pendidikan yang akan diberikan
kepada anak-anak mereka.
Di Indonesia hak ini diakui dan dijamin di dalam UUD 1945. Tanggung jawab negara di
dalam pendidikan dituangkan di dalam pasal-pasal dalam UUD 1945, dan sasaran
pendidikan secara konkret adalah “….mencerdaskan kehidupan bangsa….” Sebagaimana
yang tertuang di dalam pembukaan UUD 1945.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak tidak
memperhatikan hak orang lain, maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atau dengan kata lain dapat
menimbulkan kasus-kasus pelanggaran HAM. Kasus-kasus pelanggaran HAM bisa saja
terjadi di berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali di bidang pendididikan.
Berangkat dari hal tersebut, sudah sepantasnya seluruh warga negara Indonesia
mengupayakan kemajuan pendidikan di Indonesia. Hal sentral yang perlu diperhatikan
adalah upaya memajukan pendidikan sangat erat kaitanya dengan pemenuhan hak atas
pendidikan. Kasus yang terjadi di Pangkal Pinang sekitar tahun 2011 lalu telah
mengingatkan kita tentang bagaimana hak atas pendidikan ini dipandang sebelah mata.
Keputusan sekolah unuk mengeluarkan keempat siswa yang membuat pernyataan “tak
sepantasnya” di facebook dirasa terlalu berlebihan sehingga menghalang-halangi mereka
untuk memperoleh hak atas pendidikan mereka.
Fungsi HAM adalah untuk menjamin kelangsungan hak hidup, kemerdekaan dan hak
untuk berkembang yang telah dirampas atau dilanggar oleh siapapun.
Di Indonesia sendiri perlindungan hak asasi manusia sudah ditegakkan sejak lama.
Namun langkah yang sangat positif baru dimulai sejak tahun 90-an. Pada saat
pemerintahan orde baru banyak sekali pelanggaran hak asasi manusia yang dilanggar.
Bahkan untuk sekedar menyampaikan pendapat pun pada saat itu masyarakat harus
sangat berhati-hati. Kebebasan pers dibatasi demi kepentingan politik. Setelah
pemerintahan orde baru lengser, barulah langkah penegakkan HAM di Indonesia
menemui titik terang. Pemerintah memberikan sebuah kepastian hukum kepada seluruh
warga negara Indonesia dengan diterbitkannya Undang-Undang No 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi manusia. Hingga kini UU tersebut digunakan sebagai pedoman
dalam upaya penegakkan dan perlindungan HAM. Meskipun demikian UU No 39
Tahun 1999 tidak berdiri sendiri melainkan dilengkapi dengan instrumen hukum
lainnya berkenaan dengan hak asasi manusia.
Hak asasi manusia yang melekat pada diri manusia tetap memiliki batas yaitu hak yang
dimiliki oleh manusia lainnya. Oleh karena itu, ketika menggunakan hak asasi kita
tidak boleh semena-mena sehingga dapat menyebabkan terlanggarnya hak orang lain.
Asas yang berlaku masih sama dimana setiap hak pasti diimbangi dengan kewajiban
yang telah lebih dahulu dilakukan sebelumnya.
Tujuan HAM :
Pendidikan merupakan salah satu dari Hak Asasi Manusia. Setiap manusia memiliki hak
yang sama dalam mengakses pendidikan dengan bebas.
Sayangnya, kasus diskriminasi dalam dunia pendidikan hingga saat ini masih
terjadi. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat sepanjang 2014
hingga 2015 terdapat sedikitnya 175 aduan terkait pelanggaran HAM dan diskriminasi di
dunia pendidikan.
Banyak hal yang bisa mendasari terjadinya diskriminasi dalam dunia pendidikan.
Kemampuan fisik, akademik, dan ekonomi merupakan tiga aspek yang paling sering terjadi
diskriminasi. Pada sekolah-sekolah yang menjadi sekolah percontohan, kemampuan fisik
dan akademik sangat diperhatikan.
Pada dunia pendidikan anak-anak yang memiliki cacat fisik selalu dinomor duakan.
Siswa yang memiliki keterbatasan fisik tidak dapat menempuh pendidikannya di sekolah
umum, melainkan harus di sekolah luar biasa. Padahal untuk kekurangan fisik tertentu
seorang siswa masih bias mengikuti pelajaran sama dengan anak-anak yang normal.
Sekolah salah dalam menilai anak yang memiliki keterbatasan fisik selalu dan pasti akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran.
b. Pembiaran Masyarakat
Saat terjadi diskriminasi terhadap anak-anak yang memiliki keterbatasan
kemampuan fisik, masyarakat memaklumi tindakan sekolah, karena merasa hal tersebut
sudah biasa terjadi. Padahal, jika hal ini dibiarkan terus terjadi, anak-anak yang memiliki
keterbatasan kemampuan fisik ini akan merasa terdiskriminasi selamanya dan merasa
bahwa pendidikan tidak lagi bisa menjebatani kekurangan fisik yang dimilikinya dengan
dunia luar.
Pada kasus yang terjadi Palangkaraya jelas terlihat bahwa sekolah hanya peduli
dengan nama baik sekolah tersebut, tanpa mempedulikan apa sebenarnya fungsi dari
sekolah itu sendiri. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat dimana anak bisa
mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran mereka, malah berubah menjadi sebuah
tempat yang mengkotak-kotakkan anak berdasarkan kemampuan fisik.
Pada kasus pertama, yaitu seorang anak yang berusia tujuh tahun karena tidak
diterima karena tidak berhasil lulus tes, namun ada seorang anak yang berusia kurang dari
enam tahun yang berhasil diterima karena lulus tes.
3. Pada kasus kedua tentang pembagian kelas unggulan dan non unggulan,
memiliki penyebab-penyebab sebagai berikut:
Sekolah atau pun orangtua sering salah menafsirkan antara anak pandai dengan
anak bodoh. Selama ini sistem pendidikan di Indonesia selalu memandang seseorang
pandai atau bodoh berdasarkan nilai. Padahal, ada delapan aspek kecerdasan yang dimiliki
masing-masing anak. Selama ini sekolah selalu mengidentikkan seorang anak yang selalu
mengikuti pelajaran dan mendapatkana nilai bagus merupakan anak pandai, dan sebaliknya
anak yang nakal dan mendapatkan nilai buruk adalah anak yang bodoh.
d. Keinginan Guru
Sekolah yang dahulunya merupakan tempat mencari ilmu yang menerapkan prinsip
memberi dengan ikhlas, telah berubah menjadi sebuah momok bagi anak-anak miskin yang
tidak memiliki biaya untuk membayar sekolah. Pendidikan telah menjadi barang dagangan
yang tidak dapat ditawar. Bahkan banyak anak-anak miskin yang sekarang sudah mulai
putus asa dengan sistem pendidikan di Indonesia. Mereka mulai berpikir bahwa pendidikan
hanya untuk anak dari keluarga kaya. Mengharap pendidikan yang layak bagi mereka,
sama halnya dengan mimpi-mimpi kosong.
Kepada siapa lagi anak-anak miskin harus meminta bantuan, jika tidak kepada
pemerintah. Pemerintah yang sebenarnya dapat memberikan bantuan kepada siswa-siswa
miskin malah menghambur-hamburkan uang untuk pembangunan sekolah-sekolah RSBI.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia atau disingkat HAM adalah hak istimewa yang diberikan
kepada manusia sejak lahir dan bersifat universal. HAM adalah hal yang istimewa dan
harus dijaga oleh setiap warga negara untuk menjamin berlangsungnya hak - hak dari
seorang manusia.
Salah satu bentuk dari HAM adalah hak untuk berkembang dan untuk memperoleh
Pendidikan. Pendidikan adalah hal yang vital yang harus dimiliki manusia. Dengan
Pendidikan, manusia akan memperoleh pengetahuan dan ilmu, serta kesempatan untuk
mengembangkan diri yang berguna untuk memenuhi kehidupan.
Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga dan menjamin
Pendidikan di Indonesia. Kita harus mengawasi jalannya Pendidikan di Indonesia. Selain
itu, kita harus mau berkontribusi, mengabdi, mengajar, atau membantu Pendidikan orang
orang yang membutuhkan.
3.2. Saran
Ibrahim, A. (2016, January 8). Pengertian HAM, fungsi, tujuan dan sejarah perkembangannya.
Kautsar, M. (2017, Mei 2). Komnas HAM: Diskriminasi di Dunia Pendidikan Masih Terjadi.
maxmonroe.com. (2018, Agustus 25). Pengertian HAM Secara Umum, Macam-Macam HAM, dan
Pelanggaran HAM di Indonesia.
Nisak, R. (2015, November 2). Definisi HAM Pengertian HAM atau Hak Asasi Manusia (Human
Rights).
Onang. (2018, Oktober 22). Pengertian HAM, Fungsi, Ciri, Tujuan, Macam Jenisnya.