Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Arti Penting Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

“Akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi menyediakan

informasi keuangan dan nonkeuangan kepada manajer perusahaan,

pemilik perusahaan, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang

terkait dengan perusahaan (stakeholder).” Catur Sasongko (2016:2)

“Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi

adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukan penilaian serta

pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang

menggunakan informasi tersebut.” Lantip Susilowati (2016:1)

“Proses pengedentifikasian, pengukuran, pencatatan,

penggolongan, dan pengikhtisaran serta pelaporan informasi keuangan

dalam ukuran moneter (uang) dalam suatu perusahaan atau organisasi

yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

rangka pengambilan keputusan.” Rizal Effendi (2014:1)

b. Tujuan Akuntansi

“Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan

dalam bentuk laporan keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.” V. Wiratna Sujarweni (2016:5)

6
7

c. Fungsi Arti Penting Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu


organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi
keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi di
dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran
uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya
oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat
keputusan suatu organisasi. Hurriyah Badriyah (2015:11)

Fungsi dasar akuntansi adalah menyediakan informasi dana


suatu entitas atau unit organisasi. Sebagai sistem informasi akuntansi
memiliki 3 fungsi utama yang ber urutan, yaitu :
1) Fungsi Penginputan
Akuntansi menyiapkan input secara memadai. Input
akuntansi berupa transaksi (transactions), yaitu peristiwa atau
kejadian yang menyebabkan perubahan dana.
2) Fungsi Pemprosesan
Akuntansi mengolah setiap input dalam rangka
menghasilkan informasi yang berkualitas. Proses dasar berupa
pencatatan yang terdiri dari penjurnalan (journalizing) dan
pemindah-bukuan (posting).
3) Fungsi Pengoutputan
Akuntansi menyajikan informasi dana sesuai kebutuhan
pengguna agar dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Sony Warsono (2013:1)

2. Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan Dasar Akuntansi adalah persamaan yang secara global


dan terpadu menggambarkan semua hubungan yang ada di
perusahaan yaitu hubungan antara kekayaan atau aktiva dengan
sumbernya (Kewajiban dan Modal/Ekuitas) sehingga Persamaan
dasar akuntansi digunakan untuk menjelaskan secara logis bahwa
setiap terjadi transaksi akan selalu berpengaruh terhadap Aktiva,
Kewajiban. Modal/Ekuitas. Lantip Susilowati (2016:23)

Persamaan akuntansi membentuk rumus atau formula sebagai berikut :

Assets = Liabilities + Equity ……………..(1)

Elemen-elemen persamaan akuntansi dapat didefinisikan sebagai

berikut:
8

a. Aset (Asset) adalah setiap sumber daya yang dimiliki oleh


perusahaan dan berguna pada waktu sekarang dan waktu yang
akan datang. Contohnya : Cash (kas), piutang usaha,
perlengkapan kantor dan toko, Inventory (persediaan), Building
(Gedung), dan Equipment (Peralatan).
b. Kewajiban (Liability) merupakan utang perusahaan yang wajib
dibayar kepada pihak lain yang memberi pinjaman dalam jangka
waktu tertentu. Contohnya : utang usaha, pinjaman bank, utang
gaji, utang pajak penghasilan, utang obligasi.
c. Modal atau yang sering disebut ekuitas adalah hak milik atas
aktiva perusahaan yang dikurangi dengan semua kewajiban.
Contohnya modal pribadi, modal saham (untuk PT), laba yang
ditahan, modal simpanan (untuk koperasi atau modal anggota).
V.Wiratna Sujarweni (2016:20)

3. Saldo Normal dan Makna Debit Kredit

“Dalam akuntansi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan

atas dasar double-entry system dimana salah satu dari dua akun tersebut

akan dicatat di sebelah debet dan akun satunya lagi dicatat di sebelah

kredit.” Hery (2014:18)

Makna debet kredit adalah kiri kanan, tidak lebih tidak kurang.
Debet tidak selalu berarti penambahan, dan kredit juga tidak selalu
berarti pengurangan. Akuntansi menerapkan mekanisme debet kredit
agar pencatatan transaksi dapat dilakukan sesuai dengan realitanya,
yaitu tidak terdapat nilai moneter yang bernilai negatif. Sony
Warsono (2013:11)

Teknik sederhana untuk membantu mengenali ketentuan debet


kredit adalah sebagai berikut :
a Semua elemen yang ada disisi kiri (debet) persamaan :
bertambah dicatat di debet, berkurang di catat kredit.
b Semua elemen yang ada disisi kanan (kredit) persamaan :
bertambah dicatat kredit, berkurang dicatat debet.

Berikut ini saldo normal setiap perkiraan menurut klasifikasinya


9

Tabel 1
Saldo Normal

Saldo
Perkiraan Menambah Mengurangi
Normal
Aktiva Debet Debet Kredit
Hutang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Pendapatan Kredit Kredit Kredit
Beban Debet Debet Debet
Sumber : (Hurriyah Badriah 2015:42)

a. Aktiva memiliki saldo normal disebelah Debet. Jika terdapat


transaksi yang sifatnya menambah aktiva perusahaan, maka
transaksi tersebut harus dicatat dengan mendebet aktiva yang
bersangkutan. Sebaliknya jika efek dari suatu transaksi akan
mengurangi aktiva, maka aktiva yang berkurang tersebut harus
dicatat disebelah kredit.
b. Utang (kewajiban) memiliki saldo normal disebelah kredit. Jadi,
jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah jumlah kewajiban
perusahaan, maka transaksi tersebut harus dicatat dengan
mengkredit kewajiban yang bersangkutan, sebaliknya jika efek
dari suatu transaksi sifatnya mengurangi jumlah kewajiban, maka
utang yang berkurang tersebut harus dicatat di sebelah debet.
c. Ekuitas memiliki saldo normal disebelah kredit. Ekuitas akan
bertambah disebelah kredit, sebaliknya akan berkurang disebelah
debet. Sedangkan Prive memiliki saldo normal disebelah debet
dimana prive sifatnya akan mengurangi ekuitas.
d. Pendapatan memiliki saldo normal disebelah kredit, sehingga
pendapatan sifatnya akan menambah ekuitas. Pendapatan akan
bertambah disebelah kredit dan sebaliknya akan berkurang
disebelah debet.
e. Beban memiliki saldo normal disebelah debet, dimana sifatnya
akan mengurangi ekuitas. Beban bertambah disebelah debet dan
sebaliknya akan berkurang disebelah kredit. Hery (2016:22-24)

4. Metode Pencatatan Akuntansi

Ada dua metode untuk pencatatan transaksi dalam akuntansi,yaitu:


10

a. Basis Kas
Dengan menggunakan Basis Kas, pendapatan dan beban dilaporkan
dalam Laporan Laba Rugi pada periode dimana kas telah dite rima
atau dikeluarkan.
b. Basis Akrual
Dengan menggunakan Basis Akrual, pendapatan dan beban
dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi periode terjadinya
pendapatan dan beban tersebut. Catur Sasongko (2016:58)

Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah cash


basis, maka pendapatan dan beban akan dilaporkan dalam laporan
laba rugi (income statement) dalam periode dimana uang kas
diterima (untuk pendapatan) atau uang kas dibayarkan (untuk
beban). Sedangkan apabila dasar pencatatan akuntansi yang
digunakan adalah accrual basis, maka baik untuk pendapatan
maupun beban akan dilaporkan dalam laba rugi dalam periode
dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa
memperhatikan arus uang kas masuk ataupun arus uang kas keluar.
Hery (2016:36)

5. Pencatatan Akuntansi Berbasis Akun

“Akun adalah daftar/catatan untuk mencatat setiap perubahan pos-pos

laporan keuangan sejenis.” Pirmatua Sirait (2014:54)

“Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai

tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat mengubah

komposisi harta, kewajiban, dan modal perusahaan.” Lantip Susilowati

(2016:17)

Secara umum akun dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :


a. Akun rill (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, di
mana saldo akunnya terbawa dari satu periode ke periode
berikutnya. Akun rill terdiri dari tiga kelompok yaitu harta,
kewajiban dan modal
b. Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam
laporan laba rugi. Akun nominal terdiri dua kelompok yaitu
pendapatan dan beban. Lantip Susilowati (2016:17)

Proses pembelajaran lazimnya menggunakan akun format T. Terdapat

2 argumen penting yang mendasari penggunaan akun format T. Pertama,


11

akun format T mencerminkan keseimbangan sisi kiri (debet) dan sisi

kanan (kredit) persamaan aljabar. Kedua, akun format T bentuknya

sederhana dan mudah dibuat. Sony Warsono (2013:26)

Berikut ini bentuk akun T yaitu:

Tabel 2
Bentuk Akun T
Debet Kredit
Tgl Deskripsi Jumlah(Rp) Tgl Deskripsi Jumlah (Rp)

Sumber : Sony Warsono (2013:26)

6. Kode Akun (Chart of account)

“Kode akun (chart of account) adalah sekumpulan daftar akun yang

akan digunakan dalam proses pencatatan transaksi keuangan.” Catur

Sasongko (2016:28)

a. Tujuan Kode

Dalam sistem pengolahan data akuntansi, kode memenuhi berbagai


tujuan berikut ini:
1) Mengidentifikasi data akuntansi secara unik
Data akuntansi perlu diberi identifikasi secara unik agar dapat
dilakukan pencatatan, klasifikasi, penyimpnan, dan pengambilan
data tersebut dengan benar.
2) Meringkas data
Kode menjadikan data akuntansi lebih ringkas sehingga
memerlukan lebih sedikit ruang dalam pencatatannya.
3) Mengklasifikasi akun atau transaksi
Dalam mengolah data akuntansi, kode digunakan untuk
menunjukan ke dalam klasifikasi apa suatu akun atau transaksi
dikelompokkan.
4) Menyampaikan makna tertentu
Dengan kode kita dapat menyampaikan informasi yang bermakna
tertentu. Mulyadi (2016:101)
12

b. Jenis-Jenis Kode Akun

“Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode

numerial, kode desimal, kode mnemonic serta kode kombinasi huruf

dan angka.” Lantip Susilowati (2016:18)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian


nomor kode yaitu antara lain:
1) Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.
2) Kode akun dalam penggunaanya harus konsisten.
3) Jika ada penambahan akun baru, usahakanlah jangan sampai
mengubah kode yang sudah ada. Lantip Susilowati (2016:19)

Pembuatan kode/akun perkiraan dapat diklasifikasikan menjadi:

1) Kode Perkiraan Dengan Sistem Numeral

Kode perkiraan dengan menggunakan sistem numeral ini


merupakan cara untuk mencatatkan kode pada perkiraan dengan
menggunakan nomor (angka), penulisan nomor pada tiap-tiap
perkiraan dapat dilakukan dengan bebas dan ditulis urut sehingga
mudah dimengerti dan dibedakan antara perkiraan satu dengan
yang lain. Lantip Susilowati (2016:19)

2) Kode Nomor Berurutan

Tabel 3
Kode Nomor Berurutan

No. No.
Nama Perkiraan Nama Perkiraan
Kode Kode
101 Kas 201 Hutang Dagang
102 Piutang Dagang 202 Hutang Gaji
104 Perlengkapan 301 Modal Tuan Arif
105 Sewa dibayar di Muka 302 Prive Tuan Arif
108 Peralatan Cetak 401 Pendapatan
109 Akum.Peny.Peralatan 402 Ikhtisar Laba Rugi
Sumber : Lantip Susilowati (2016:20)

3) Kode blok

“Akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan dan


13

tiap golongan menjadi jenis. Masing-masing kelompok, golongan,

dan jenis diberi satu blok nomor kode yang berbeda.” Lantip

Susilowati (2016:21)

contoh kode Angka Blok :

Tabel 4
Kode Angka Blok

Nama Akun No Akun


Aset 100-199
Utang 200-299
Ekuitas 300-399
Pendapatan 400-499
Biaya 500-599
Pos-pos sementara 001-099
Sumber: Rizal Effendi (2014:31)

Tabel 5
Kode Blok Tiap Jenis

Kelompok Kode
Harta 100
Piutang 101
Peralatan 150
Kendaraan 151
Utang Usaha 201
Wesel Bayar 202
Utang Obligasi 250
Utang Hipotik 251
Modal 300
Prive 301
Sumber: Lantip Susilowati (2016:22)

Tabel 6
Kode Blok Tiap Golongan

Kelompok Kode
Harta Lancar 100-149
Harta Tetap 150-199
Utang Lancar 200-249
Utang Jangka Panjang 250-299
Sumber: Lantip Susilowati (2016:22)
14

4) Kode Kelompok

Tabel 7
Kode kelompok

Nomor Kode Arti


Angka Pertama Kelompok Akun
Angka Kedua Golongan Akun
Angka Ketiga Sub Golongan Akun
Angka Keempat Jenis Akun
Sumber: Lantip Susilowati (2016:20)

Tabel 8
Klasifikasi Akun Secara Lengkap

1) Harta/Aset 11 Harta Lancar 111 Kas


112 Bank
113 Piutang
12 Harta Tetap 121 Tanah
122 Gedung
123 Peralatan
2) Utang/Liabilitas 21 Utang Lancar 211 Utang Usaha
212 Wesel Bayar
213 Sewa yg masih hrs dibayar
22 Utang Jangka Panjang 221 Utang Obligasi
222 Utang Hipotik
223 KMKP
3) Modal 301 Modal Pemilik
4) Pendapatan 41 Pendapatan Operasional 411 Pendapatan Service
412 Pendapatan ….
42 Pendapatan Non-Operasional 421 Bunga
422 Laba Penjualan Alat
5) Beban 51 Beban Operasional 511 Beban Gaji
512 Beban Iklan
52 Beban Non-Operasional 521 Beban Bunga
522 Rugi penjualan Alat
Sumber: Lantip Susilowati (2016:21)

Daftar (list) yang memuat mengenai keseluruhan kode (nomor)


dan nama akun, dinamakan sebagai bagan perkiraan (chart of
accounts).” Kode dan nama akun yang terdapat di dalam daftar
merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk mencatat dan mengklasifikasikan setiap
transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi.
Contoh chart of accounts (COA) :
15

1. AKTIVA
1.1 Kas
1.2 Piutang Usaha
1.4 Perlengkapan Kantor
1.5 Asuransi Dibayar di Muka
1.7 Peralatan Kantor
1.8 Perabot Kantor

2. UTANG
2.1 Utang Usaha
2.3 Sewa Diterima di Muka

3. EKUITAS
3.1 Modal
3.2 Prive

4. PENDAPATAN
4.1 Pendapatan Usaha
4.2 Pendapatan Sewa
4.3 Pendapatan Bunga

5. BEBAN
5.1 Beban Gaji
5.2 Beban Iklan
5.3 Beban Sewa Kantor
5.4 Beban Utilitas
5.9 Beban Rupa-rupa

Bentuk baku (standarisasi) dalam penyusunan chart of account dan


yang telah diterapkan di kebanyakan perusahaan adalah bahwa
pengelompokan kode (nomor) 1 selalu di mulai dari akun-akun
aktiva, lalu diikuti dengan akun-akun dari kelompok utang,
ekuitas, pendapatan, dan beban.
Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyusunannya/
penempatannya di dalam COA haruslah berdasarkan urutan tingkat
likuiditas. Sedangkan untuk aktiva tetap, penyusunannya selalu
dimulai dari aktiva tetap berwujud yang memiliki umur ekonomis
(masa manfaat) yang paling lama. Penyusunan COA untuk utang
dimulai dari utang jangka pendek yang sifatnya paling lancar, yang
biasanya dimulai dengan utang usaha, dan seterusnya
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan
COA adalah penerapan flexible numbering system (sistem
penomoran yang fleksibel), di mana sebuah kode dan nama akun
yang baru akan dapat ditambah (disisipkan) tanpa mengubah
urutan kode akun lainnya yang telah ada. Hery (2014:16)
16

7. Sistem Akuntansi Pokok

Sistem akuntansi pokok merupakan organisasi formulir, catatan,


dan laporan. Unsur-unsur sistem akuntansi ini dirancang oleh
manajemen untuk menyajikan informasi keuangan bagi
kepentingan pengelolaan perusahaan dan pertanggung jawaban
keuangan kepada pihak luar perusahaan (seperti investor, kreditur,
dan Kantor Pelayanan Pajak).Mulyadi (2016:11)

Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem


akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal,
buku besar dan buku pembantu serta laporan. Berikut ini diuraikan
lebih lanjut pengertian setiap unsur sistem akuntansi tersebut :
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah
dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi
dalam organisasi, direkam (didokumentasikan) diatas secarik
kertas, formulir sering pula disebut dengan istilah media,
karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa
yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan
formulir ini data yang terkait dengan transaksi direkam pertama
kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data
keuangan dan data lainnya. Seperti telah disebutkan diatas,
sumber informasi pencatatan dalam jurnal ini adalah formulir.
Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya
diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan
informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Contoh
jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal
penjualan, dan jurnal umum.
c. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari akun-akun yang
digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal.
d. Buku Pembantu
Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu yang
merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu
dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu disebut
sebagai catatan akuntansi akhir juga karena setelah data
akuntansi keuangan dicatat dalam buku buku tersebut, proses
akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan,
bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi.
17

e. Laporan
Hasil akhri proses akuntansi adalah laporan keuanagan berupa
laporan posisi keuanagan, laporan laba rugi, laporan perubahan
saldo laba, laporan harga pokok produksi, laporan beban
pemasaran, laporan beban pokok penjualan, daftar umur
piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo
persediaan yang lambat penjualannya. Mulyadi (2016:3-4)

8. Siklus Akuntansi

Prosedur akuntansi yang dilakukan setiap periode dikenal dengan


istilah siklus akuntansi. siklus akuntansi dilakukan dalam suatu
periode waktu yang disebut dengan periode akuntansi.
Suatu periode akuntansi adalah periode waktu yang dicakup dalam
laporan laba rugi. Pada umumnya satu periode akuntansi sama
dengan satu tahun kalender (1 Januari - 31 Desember), akan tetapi
perusahaan dapat menggunakan periode akuntansi yang lebih
pendek dari satu tahun kalender, misalnya, tiap bulan, per tiga
bulanan, atau per enam bulanan. Catur Sasongko (2016:26)
Satu periode akuntansi dapat bervariasi baik dalam rentang waktu
(minggu, bulan, tahun, dsb) maupun tanggal awal dan akhir (1
Juni – 30 Juni, 1 Januari – 31 Desember, dsb). Umumnya
perusahaan menggunakan tahun kalender (1 Januari – 31
Desember pada tahun yang sama). Satu siklus akuntansi dibagi
menjadi 2 kelompok waktu, yaitu:
a. Siklus akuntansi selama periode berjalan yang terdiri dari
urutan aktivitas untuk mencatat transaksi-transaksi yang
terjadi selama periode berjalan, dan
b. Siklus akuntansi pada akhir periode yang terdiri dari urutan
aktivitas dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Sony
Warsono (2013:2)

Tahapan-tahapan dalam Siklus Akuntansi secara lebih rinci adalah


sebagai berikut :
18

Bagan 1
Siklus Akuntansi

Transaksi

Dokumen Sumber Data (Pendukung Transaksi)

Analisis Transaksi (identifikasi akun) dan buat Jurnal

Posting Jurnal ke Buku Besar

Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Jurnal Penyesuaian (Updating) dan Posting ke Buku Besar

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Neraca Lajur Laporan Keuangan (Laba Rugi, Perubahan Modal, dan Neraca

Jurnal Penutup dan Posting ke Buku Besar

Neraca Saldo Setelah Penutupan

Jurnal Pembalik

Sumber : Hery (2016:57)

9. Bukti Transaksi

“Transaksi adalah situasi atau kejadian yang melibatkan unsur

lingkungan dan mempengaruhi posisi keuangan. Setiap transaksi harus

dibuatkan keterangan tertulis seperti faktur atau nota penjualan atau

kwitansi dan disebut dengan Bukti Transaksi.” Lantip Susilowati

(2016:25)

“Bagi perusahaan, transaksi (transactions) yang merupakan input di

akuntansi dapat didefinisikan sebagai setiap peristiwa atau kejadian yang

menyebapkan perubahan dana perusahaan. Sebagai catatan, transaksi tidak

selalu melibatkan uang tunai karena dana perusahaan dapat beragam.


19

Termasuk transaksi adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara barter

dan secara kredit. Sony Warsono (2013:7)

“Jika ada transaksi pasti ada bukti yang digunakan untuk membuktikan

bahwa transaksi itu terjadi, bukti tersebut disebut bukti transaksi.”

V.Wiratna Sujarweni (2016:15)

Bukti transaksi dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Bukti transaksi internal perusahaan

Adalah bukti transaksi yang dibuat dan beredar dilingkungan

dalam perusahaan. Yaitu bukti kas masuk, bukti kas keluar, dan

memo.

b. Bukti transaksi ekternal perusahaan

Bukti transaksi ekternal perusahaan adalah bukti transaksi yang

berhubungan dengan pihak luar perusahaan, bukti transaksi

ekternal terdiri dari faktur, kuitansi, nota kontan, nota debet, nota

kredit, dan cek. (V.Wiratna Sujarweni,2016:16)

10. Jurnal

a. Pengertian Jurnal

“Jurnal adalah buku harian untuk mencatat semua transaksi secara

kronologis yang memuat nama bersama besarannya ke rekening-

rekening debet maupun kredit.” V.Wiratna Sujarweni (2016:25)

”Jurnal adalah alat yang digunakan untuk mencatat transaksi

perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan menjadikan


20

akun yang harus di debet dan di kredit beserta jumlahnya masing-

masing.” Lantip Susilowati (2016:62)

b. Bentuk Jurnal

“Terdapat 2 (dua) tipe buku jurnal, yaitu buku jurnal umum

(general journal) dan buku jurnal khusus (special journal)

Tabel 9
Buku Jurnal Umum

Nama Akun dan Deskripsi Singkat Debet Kredit


Tgl
(Rupiah) (Rupiah)

Total

Sumber: Sony Warsono (2013:66)

Buku jurnal khusus umumnya terdiri dari:

1) Jurnal Penjualan

“Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi

penjualan, baik penjualan kredit maupun tunai.” Mulyadi

(2016:84)

Tabel 10
Jurnal Penjualan

No. Piutang Penjualan Lain-lain Debet Hasil


Tgl Keterangan Bukti Dagang Tunai Penjualan
No. Akun Jumlah Kredit
Debit Debit

Sumber: Mulyadi (2016:85)

2) Jurnal Pembelian

“Jurnal pembelian ini digunakan untuk mencatat

transaksi pembelian kredit.Transaksi pembelian tunai dicatat

dalam jurnal jurnal pengeluaran kas.” Mulyadi (2016:84)


21

Tabel 11
Jurnal Pembelian
Lain-lain Debit
Nomor Utang Dagang Persediaan
Tgl Keterangan
Bukti Kredit Debit No. Akun Jumlah

Sumber: Mulyadi (2016:86)

3) Jurnal Penerimaan Kas

“Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat

transaksi penerimaan kas.Sumber pokok penerimaan kas

umumnya dari penjualan tunai dan penerimaan piutang.”

Mulyadi (2016:84)

Tabel 12
Jurnal Penerimaan Kas

Piutang Lain-lain Debit


Nomor Kas Dagang Penjualan
Tgl Keterangan
Bukti Debit Kredit Tunai Kredit No. Akun Jumlah

Sumber: Mulyadi (2016:87)

4) Jurnal Pengeluaran Kas

“Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk

mencatat transaksi pengeluaran kas.” Mulyadi (2016:85)

Tabel 13
Jurnal Pengeluaran Kas

Utang Lain-lain Debit


Nomor Dagang
Tgl Keterangan
Bukti Debit No. Akun Jumlah Kas Kredit

Sumber: Mulyadi (2016:83)

5) Jurnal Umum

Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi selain


22

yang dicatat pada jurnal khusus. Pada umumnya jurnal umum

berbentuk jurnal dua kolom (artinya kolom rupiah hanya

terdiri dari dua kolom) yaitu kolom debit dan kolom kredit.

Hal ini dibuat demikian karena transaksi yang dicatat dalam

jurnal umum sangat bervariasi, denan frekuensi kejadian yang

rendah. (Mulyadi, 2016:85)

Tabel 14
Jurnal Umum

Tanggal Ket/Akun Ref Debet Kredit

Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:27)

11. Buku Besar

“Buku besar (general ledger) merupakan kumpulan akun-akun yang

digunakan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat

dalam jurnal.” Mulyadi (2016:95)

“Berbeda dari buku jurnal yang berisi kumpulan ringkasan transaksi,

buku besar (ledgers) berisi akun-akun dimana setiap akun berisi semua

perubahan yang terjadi di akun tersebut.

Berikut ini format buku besar bentuk staffle berkolom saldo rangkap :

Tabel 15
Buku Besar
Saldo
Tgl Ket Ref Debet Kredit
Debet Kredit

Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:39)

Terdapat dua jenis buku besar, yaitu:

a. Buku besar utama (general ledger): Berisi kumpulan akun-


23

akun yang tercantum di laporan keuangan. Nama akun yang


terdapat di buku besar utama seharusnya sama dengan nama
akun yang tercantum di laporan keuangan.
b. Buku besar pembantu (subsidiary ledger): berisi kumpulan
akun yang merupakan rincian/uraian dari salah satu akun
yang ada di buku besar uttama. Akun di buku besar utama
yang memiliki buku besar pembantu di sebut akun
pengendali (control accounts). Saldo akun pengendali harus
sama dengan total saldo akun-akun di buku besar pembantu
untuk akun tersebut. Sony Warsono (2013:68)

12. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Tahap pertama dalam siklus akuntansi akhir periode adalah


penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian (unadjusted
balances) atau disebut juga daftar saldo percobaan (trial
balances). Daftar saldo percobaan selanjutnya terdiri dari
sepasang kolom debit kredit dan berisi saldo setiap akun yang
terdapat di buku besar utama. Tujuan membuat daftar saldo
percobaan adalah mengetahui saldo masing- masing akun dan
mengecek terjaganya keseimbangan persamaan yang
mencerminkan hukum dana. Sony Warsono (2013:90)

Setelah proses pemindahan seluruh ayat jurnal ke buku besar

(posting) telah dilakukan, maka langkah selanjutnya yang harus

dilakukan dalam siklus akuntansi adalah penyusunan neraca saldo.

Neraca saldo berfungsi sebagai langkah awal dalam penyusunan laporan

keuangan.

Terdapat aturan yang harus ditaati dalam menyusun neraca saldo,

yaitu sebagai berikut:

a. Neraca saldo dimulai dengan akun-akun Aset kemudian diteruskan


dengan akun-akun Liabilitas, akun-akun Modal Pemilik, akun-akun
Pendapatan, dan diakhiri dengan akun-akun Beban.
b. Jumlah keseluruhan sisi debit harus sama atau seimbang dengan
jumlah keseluruhan sisi kredit. Jika ditemukan kondisi yang tidak
sama maka haruslah dicarikan penyebabnya. Kita tidak akan dapat
menyusun laporan keuangan jika neraca saldo tidak seimbang. Catur
Sasongko (2016:40)
24

Tabel 16
PT X
Neraca Saldo
31 Desember 2015
(dalam satuan rupiah)

No Akun Nama Akun Debet Kredit

Jumlah
Sumber :V.Wiratna Sujarweni (2016:43)

13. Jurnal Penyesuaian

“Pencatatan penyesuai dilakukan untuk menjadikan semua

transaksi yang terjadi dalam satu periode telah terekam dan tercatat.”

Sony Warsono (2013:101)

“Jurnal penyesuaian yaitu jurnal yang digunakan untuk

menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di neraca saldo menjadi

saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, dengan

tujuan akan mencerminkan keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan, dan

biaya yang sebenarnya.” V.Wiratna Sujarweni (2016:43)

Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo. Yang


perlu disesuaikan adalah :
a. Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan)
yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum
dicatat.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Piutang Rp xxxx
Pendapatan Rp xxxx
b. Biaya/ beban yang masih harus dibayar (utang biaya)
yaitu biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi
belum dicatat.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban Rp xxxx
Utang Rp xxxx
c. Pendapatan diterima dimuka
25

yaitu pendapatan yang telah diterima namun belum menjadi hak


pada periode tersebut.
Dengan pendekatan utang
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Pendapatan diterima dimuka Rp xxxx
Pendapatan Rp xxxx
(nilai= catat sejumlah yang terpakai)
Dengan pendekatan pendapatan
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Pendapatan sewa Rp xxxx
Sewa diterima dimuka Rp xxxx
d. Beban dibayar dimuka
yaitu beban yang sudah dikeluarkan lebih dahulu, namun haknya
belum diterima.
Dengan pendekatan asset
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban asset (asuransi/iklan/sewa) Rp xxxx
Asset dibayar di muka Rp xxxx
Dengan pendekatan beban
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Asset dibayar di muka Rp xxxx
Beban asset (asuransi/iklan/sewa) Rp xxxx
e. Piutang Tak Tertagih
Penyesuaian ini digunakan untuk mencadangkan perkiraan
sejumlah piutang yang tidak dapat tertagih oleh pelanggan.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban cadangan kerugiaan piutang Rp xxxx
Cadangan kerugiaan piutang tak tertagih Rp xxxx
f. Depresiasi aktiva tetap
Digunakan untuk mengalokasikan dana yangdikeluarkan untuk
pembelian aktiva tetap yang mengalami pengurangan harga dari
tahun ke tahun.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban penyusutan asset tetap Rp xxxx
Akumulasi penyusutan asset tetap Rp xxxx
g. Perlengkapan
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban perlengkapan Rp xxxx
Perlengkapan Rp xxxx
V.Wiratna Sujarweni (2016:44)

14. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

“Setelah pencatatan penyesuaian dilakuakan, maka disusun Neraca

Saldo Setelah Penyesuaian dengan bersumber pada buku besar setelah


26

dilakukan pembaruan posting jurnal penyesuaian. Setelah jurnal

penyesuaian di posting ke buku besar, maka saldo buku besar saat ini

bersumber dari dua jurnal yaitu jurnal umum dan jurnal penyesuaian.”

Syaiful Bahri (2016:94)

Contoh neraca saldo setelah penyesuaian :

Tabel 17
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Kode
akun Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian Neraca Saldo setelah
Nama
Akun Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

Total
Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:49)

15. Neraca Lajur

“Neraca lajur atau kertas kerja adalah suatu kertas yang berkolom-

kolom (berlajur-lajur) digunakan untuk mengumpulkan akun-akun

transaksi perusahaan, untuk keperluan menyusun laporan keuangan.”

V.Wiratna Sujarweni (2016:50)

Tujuan pembuatan neraca lajur :


1) Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan
2) Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari
neraca saldo dan jurnal penyesuaian
3) Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang
mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian
V.Wiratna Sujarweni (2016:51)

Penyusunan neraca lajur adalah sebagai berikut :


1) Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam rekening
buku besar kedalam kolom neraca saldo pada formulir
neraca lajur, dimana jumlah debit dengan jumlah kredit
harus sama,
2) Membuat jurnal penyesuaian dan kemudian dimasukkan
kedalam kolom yang sudah disediakan dalam neraca lajur
27

3) Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom neraca


saldo dengan kolom ayat jurnal penyesuaian,dan mengisi
kolom neraca saldo setelah disesuaikan.
4) Memindahkan jumlah-jumlah didalam kolom neraca saldo
setelah disesuaikan kedalam kolom laba/rugi dan kolom
neraca.dimana untuk rekening riil atau neraca yakni
rekening aktiva/harta, utang/kewajiban, dan modal, harus
dipindahkan kedalam neraca lajur kolom neraca.
Sedangkan untuk rekening nominal atau laba rugi yakni
rekening pendapatan dan beban, harus dipindahkan
kedalam neraca lajur kolom laba/rugi.
5) Menjumlahkan kolom laba rugi dan neraca. Seandainya
kolom laba rugi lebeh besar sebelah kredit, berarti laba,
maka jumlah laba dipindahkan ke kolom neraca sebelah
kredit. Sebaaliknya juka jumlah dalam kolom laba rugi
lebih besar sebelah debit berarti rugi, maka jumlah rugi
dipindahkan ke kolom neraca sebelah debet. V.Wiratna
Sujarweni (2016:51)

Bentuk neraca lajur adalah sebagai berikut :

Tabel 18
PT X
Neraca Lajur
31 Desember 2015
(dalam satuan rupiah)

Neraca Saldo
Kode Neraca Saldo Penyesuaian setelah Rugi-Laba Neraca
Akun penyesuaian
Akun
D K D K D K D K D K

Total
Sumber: V.Wiratna Sujarweni (2016:52)

16. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan


transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan
dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang di bebankan
kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan. Manajemen perusahaan
bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
28

perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan


oleh bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Saiful Bahri (2016:134)

Laporan keuangan yang dihasilkan tersebut terdiri dari:

a. Laporan laba rugi

“Laporan Laba Rugi adalah sebuah laporan yang menyajiakn

hasil operasi perusahaan yang dituangkan dalam nilai pendapatan

dan beban.” Catur Sasongko (2016:83)

“Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menyajikan

perbandingan antara penggunaan dana dalam rangka menjalankan

kegiatan usaha (elemen beban) dengan pemerolehan dana dari

kegiatan usaha (elemen penghasilan).” Sony Warsono (2013:113)

Laporan Rugi Laba (Profit & Loss Statement/Income


Statement) adalah suatu laporan yang memberikan informasi
kinerja perusahaan menjalankan operasinya dalam jangka waktu
tertentu. Laporan ini pada hakekatnya melaporkan pendapatan dan
beban serta laba/rugi selama periode tertentu. Antara hasil dengan
beban ditandingkan sehingga diperoleh laba bersih (matching
concept). Apabila hasil lebih besar dari beban, maka selisihnya
laba bersih. Sebaliknya hasil lebih kecil dari beban, maka
selisihnya rugi bersih. Pirmatua Sirait (2014:20)

Tabel 19
ENTITAS
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X8

PENDAPATAN Catatan 20X8 20X7

Pendapatan usaha 10 xxx xxx


Pendapatan lain-lain xxx xxx

JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx

BEBAN
Beban usaha xxx xxx
29

Lanjutan
Beban lain-lain 11 xxx xxx

JUMLAH BEBAN xxx xxx

LABA (RUGI) SEBELUM


PAJAK PENGHASILAN xxx xxx

Beban pokok penghasilan 12 xxx xxx

LABA (RUGI) SETELAH


PAJAK PENGHASILAN xxx xxx

Sumber: I A I (2016;51)

b. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan entitas dapat mencakup pos-pos

berikut:

1) Kas dan setara kas

2) Piutang

3) Persediaan

4) Aset tetap

5) Utang usaha

6) Utang bank

7) Ekuitas
I A I (2016;9)

Tabel 20
ENTITAS
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 20X8

ASET Catatan 20X8 20X7


Kas dan setara kas
Kas 3 xxx xxx
Giro 4 xxx Xxx
Deposito 5 xxx Xxx
30

Lanjutan
Jumlah kas dan setara kas xxx Xxx

Piutang usaha 6 xxx Xxx


Persediaan xxx Xxx
Beban dibayar dimuka 7 xxx Xxx
Aset tetap xxx Xxx
Akumulasi penyusutan (xxx) (xxx)

JUMLAH ASET xxx Xxx

LIABILITAS xxx Xxx


Utang usaha xxx Xxx
Utang bank 8 xxx Xxx

JUMLAH LIABILITAS xxx Xxx

EKUITAS

Modal xxx Xxx


Saldo laba (defisit) 9 xxx Xxx

JUMLAH EKUITAS xxx Xxx


JUMLAH LIABILITAS & EKUITAS xxx Xxx
Sumber: I A I (2016;50)

17. Jurnal Penutup

“Pengertian jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir

periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal (nominal

account). Jurnal penutup dibuat bila perusahaan akan memulai

pembukuan untuk periode pembukuan yang baru.” Syaiful Bahri

(2016:168)

Pada akhir periode akuntansi akun-akun neraca akan berlanjut ke


periode selanjutnya, jadi harta perusahaan, utang dan ekuitas akhir periode
akan menjadi harta, utang, dan ekuitas awal periode berikutnya.
Sedangkan akun-akun sementara (pendapatan, beban, prive untuk
perusahaan perseorangan/persekutuan dan dividen untuk perusahaan
perseroan) tidak akan berlanjut ke periode berikutnya, jadi pendapatan dan
beban periode sekarang atau berjalan tidak akan menjadi pendapatan dan
beban periode berikutnya. Rizal Effendi (2013:72)
31

Pencatatan penutup merupakan tahap pemindahan akun-akun nominal ke


elemen ekuitas yang dilakukan dengan menutup akun tersebut. Akun-
akun nominal atau akun sementara yang dipindahkan ke elemen ekuitas
di persamaan akuntansi yaitu:
a) Penghasilan,
b) Beban, dan
c) Pengembalian ke pemilik. Sony Warsono (2013:114)

Berikut contoh jurnal penutup:

Tabel 21
PT Adil Seimbang
Jurnal Penutup
Tahun 2012
Tanggal Keterangan Debet Kredit
31/12/2012 Pendapatan ....
Ikhtisar Laba/Rugi
31/12/2012 Ikhtisar Laba Rugi
Beban ….
Beban ….
Beban ….
31/12/2012 Ikhtisar Laba Rugi
Saldo laba
Saldo laba
Dividen
Sumber: Sony Warsono (2013:115)

18. Neraca Saldo Penutup

“Hanya akun-akun permanen (akun-akun yang ada di laporan posisi

keuanagan) yang ada di neraca saldo setelah penutupan. Akun-akun

temporer (ikhtisar laba rugi, pendapatan, beban, dan prive) telah ditutup

sehingga tidak akan pernah ada di neraca sado setelah penutupan. Catur

Sasongko (2016:97)

“Fungsi neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memastikan

bahwa buku besar telah seimbang, sebelum melakukan pencatatan untuk

periode akuntansi selanjutnya. Tetapi harus diperhatikan bahwa neraca


32

saldo setelah penutupan hanya terdiri perkiraan neraca saja.” Lantip

Susilowati (2016:82)

Bentuk neraca saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut :

Tabel 22
Neraca saldo Setelah Penutup
31 Desember 2015
(dalam satuan rupiah)

No Akun Nama Akun Debet Kredit

Jumlah
Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:65)

19. Aset Tetap

“Aset tetap adalah aset perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai

manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan di peroleh perusahaan untuk

melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.” Mulyadi

(2016:497)

Untuk mengitung beban penyusutan aktiva tetap dapat dalakukan

dengan metode:

a. Metode Garis Lurus (straight-line method)

Metode ini adalah metode penyusutan atau depresiasi yang paling


sederhana dan banyak digunakan, dalam metode ini perhitungan
aset tetap setiap periode akuntansi diberikan beban yang sama
secara merata. Beban penyusutan dihitung dengan cara mengurangi
biaya perolehan dengan nilai sisa dan dibagi dengan manfaat
ekonomi dari aset tetap tersebut, dengan rumus sebagai berikut:

Depresiasi = HP – NS ……………….….(2)
n

Keterangan:
Hp = Harga Perolehan (cost)
33

NS = Nilai Sisa (residu)


n = Taksiran Umur Kegunaan.
Rizal Effendi (2013:237)

b. Metode saldo menurun (diminishing balance method)

Dalam cara ini depresiasi periodik dihitung dengan cara

mengalikan tariff yang tetap dengan nilai buku aset. Karena nilai

buku aset ini setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi

tiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

n NS
Tarif = 1 √ ……………….……………(3)
HP

Keterangan:
T = Tarif
n = Umur ekonomis
NS = Nilai sisa
Hp = Harga perolehan.
Rizal Effendi (2013:238-239)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu dalam penelitian ini Jamila Fatma pada

tahun 2015 dengan judul Penerapan Akuntansi Pokok, Tujuan penelitian

Untuk Menyusun Laporan Keuangan UD Berkat Lestari dan Khairiyanti

Yasmin pada tahun 2016 dengan judul Penerapan Akuntansi Pokok Untuk

Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP Tahun 2013 Pada PT

Edi Jaya, Tujuan penelitian Menerapkan Akuntansi Pokok Untuk Menyusun

Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP Tahun 2013 Pada PT Edi Jaya

Hasil perbandingan penelitian terdahulu sebagai berikut :


Tabel 23
Hasil Perbandingan Penelitian Terdahulu

Identitas Jamila Fatma Khairiyanti Yasmin Muhammad Yahya


A03130002 A03140020 A03150034
Penelitian Tahun 2015 Politeknik Negeri Banjarmasin Politeknik Negeri Banjarmasin
Aspek Politeknik Negeri Banjarmasin 2016 2018
1. Judul PENERAPAN AKUNTANSI Penerapan Akuntansi Pokok Penerapan Akuntansi Pokok
POKOK Untuk Menyusun Laporan Keuangan Untuk Menyusun Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK ETAP Tahun 2013 pada Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018
PT Edi Jaya pada PT Banjar Karya Utama
2. Intitusi/perusahaan UD BERKAT LESTARI PT Edi Jaya Banjarmasin PT Banjar Karya Utama Banjarmasin
yang diteliti
3. Permasalahan Bagaimana penerapan akuntansi pokok untuk Bagaimana penerapan akuntansi pokok untuk
menyusun laporan keuangan berdasarkan menyusun laporan keuangan berdasarkan
SAK ETAP tahun SAK EMKM tahun
2013 pada PT Edi Jaya? 2018 pada PT Banjar Karya Utama?

4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah Menerapkan akuntansi pokok Menerapkan akuntansi pokok untuk
untuk menyusun laporan untuk menyusun laporan keuangan menyusun laporan keuangan berdasarkan
keuangan pada UD Berkat berdasarkan SAK ETAP tahun 2013 pada PT SAK EMKM tahun 2018 pada PT Banjar
Lestari Edi Jaya Karya Utama
5. Metode Penelitian Data yang diperoleh melalui Teknik Pengumpulan Data: Teknik Pengumpulan Data:
wawancara,observasi, dan Observasi, interview (wawancara), Observasi, interview (wawancara),
dokumentasi dokumentasi, studi pustaka dokumentasi, studi pustaka

34
Lanjutan
Teknik Analisis Data: Teknik Analisis Data:
1. Rancangan akuntansi pokok yang 1. Rancangan akuntansi pokok yang
disarankan disarankan
a. Pembuatan dan mengklasifikasikan a. Membuat dan mengklasifikasikan
kode dan nama rekening yang kode dan nama rekening yang
diperlukan pada PT Edi Jaya, diperlukan pada PT. Banjar Karya
b. Menyusun daftar aset tetap dan Utama.
menghitung penyusutan aset tetap pada b. Membuat neraca saldo awal per 01
PT Edi Jaya, Januari 2018 pada PT. Banjar
c. Membuat neraca saldo awal per 01 Karya Utama.
Oktober 2016 pada PT Edi Jaya, 1) Mengumpulkan dan membuat
d. Mengumpulkan data transaksi yang daftar aset tetas pada PT. Banjar
dilakukan PT Edi Jaya dari bulan Karya Utama.
Oktober sampai dengan Desember 2) Menghitung dan penyusutan
2016, daftar aset tetap yang belum
e. Melakukan penjurnalan untuk dilakukan PT. Banjar Karya
transaksi PT Edi Jaya periode 01 Utama.
Oktober – 31 Desember 2016, c. Mengumpulkan data transaksi yang
f. Memposting jurnal ke dalam buku dilakukan PT. Banjar Karya Utama
besar PT Edi Jaya untuk periode 01 untuk bulan Januari sampai dengan
Oktober - 31 Desember 2016, Maret 2018.
g. Membuat neraca saldo per d. Membuat jurnal transaksi yang
31Desember 2016, dilakukan PT. Banjar Karya Utama
h. Membuat data penyesuaian dan untuk bulan 01 Januari sampai
mencatatnya ke jurnal penyesuaian dengan 31 Maret 2018.
pada PT Edi Jaya per 31 Desember e. Membuat rekapitulasi jurnal periode
2016 01 Januari – 31 Maret 2018.
i. Membuat neraca lajur pada PT Edi f. Memposting rekapitulasi jurnal
Jaya per 31 Desember 2016 transaksi tersebut ke buku besar
PT. Banjar Karya Utama untuk
periode 01 Januari sampai 31 Maret
2018.

35
Lanjutan
j. Menyusun laporan laba rugi pada PT g. Membuat neraca saldo sebelum
Edi Jaya untuk periode 01 Oktober - penyesuian PT. Banjar Karya
31 Desember 2016, Utama per 31 Maret 2018.
k. Menyusun laporan perubahan ekuitas h. Membuat data penyesuaian dan
pada PT Edi Jaya untuk Oktober – 31 mencatatnya ke jurnal penyesuaian
Desember 2016, pada PT. Banjar Karya Utama per
l. Menyusun neraca pada PT Edi Jaya 31 Maret 2018.
per 31 Desember 2016, i. Membuat neraca lajur pada PT.
m. Menyusun laporan arus kas pada PT Banjar Karya Utama per 31 Maret
Edi Jaya untuk periode 01 Oktober 2018.
31 Desember 2016, j. Menyusun laporan laba rugi pada
n. Membuat jurnal penutup pada PT Edi PT. Banjar Karya Utama untuk
Jaya per 31 Desember 2016, dan periode 01 Januari sampai 31
o. Membuat neraca saldo setelah Maret 2018.
penutupan pada PT Edi Jaya per 31 k. Menyusun laporan posisi keuangan
Desember 2016 pada PT. Banjar Karya Utama per
31 Maret 2018.
l. Membuat jurnal penutup pada PT.
Banjar Karya Utama per 31Maret
2018, dan
m. Membuat neraca saldo setelah
penutupan pada PT. Banjar Karya
Utama per 31 Maret 2018.

6. Hasil Penelitian Penulis menyusunkan laporan keuangan


pada periode 01 Oktober -31 Desember
2016
Sumber: Jamila Fatma (2015), Khairiyanti Yasmin (2016)

36

Anda mungkin juga menyukai