Disusun oleh
ISRAQ HIJRIAH
Nim : 1405903020061
Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi
Jurusan : Teknik Sipil
Oleh
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui/Disahkan Oleh:
ii
PENGESAHAN
Oleh
Dibahas Oleh:
Penguji I Penguji II
Diketahui/Disahkan Oleh:
iii
PRAKARTA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas akhir ini berjudul “Studi Kelayakan Ekonomi Pada Pembangunan
Bronjong Tebing Sungai”, ditulis dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan Pendidikan
Program Sarjana (S1) pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Teuku Umar.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tugas akhir ini penulis telah
memperoleh bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terutama pembimbing.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang amat tulus kepada Ibu Dian
Febrianti, S.T., M.T dan Ibu Meylis Safriani, S.T., M.T sebagai Pembimbing I dan
Pembimbing II.
Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Teknik, Bapak Dr. Ir. H. Komala Pontas, Ketua Jurusan
Teknik Sipil sekaligus Penguji II, Ibu Lissa Opirina, S.T., M.T, serta semua
dosen pada Program Studi Teknik Sipil yang telah mendidik, mengajar dan
memberi dorongan kepada penulis.
2. Bapak Penguji I, Bapak Edi Mawardi, S.T., M.T yang akan memberikan
banyak masukan untuk perbaikan tulisan ini.
3. Ibunda dan Ayahanda serta saudara-saudara tercinta yang selalu berdoa dan
memberikan dorongan untuk keberhasilan penulis.
4. Rekan-rekan satu tim penelitian, Refvina Dari dan Zaini Dahlan, beserta
sahabat-sahabat penulis Nurzaman. Z, Irwansyah, Panji Setiawan Mahmud,
Rona Reskuna, Muhammad Hanif, Selvi Yeni, Ayu Safriati, Nurhabibah dan
Nia Desita Sari. NST yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.
iv
5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil khususnya angkatan
2014 yang telah memberikan dukungan pada penulis hingga selesainya
penulisan ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jugalah kita berserah diri, karena tiada
satupun dapat terjadi jika tidak atas kehendak-Nya.
Israq Hijriah
NIM. 1405903020061
v
STUDI KELAYAKAN EKONOMI
PADA PEMBANGUNAN BRONJONG TEBING SUNGAI
(Studi Kasus : Desa Padang Mancang Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat)
Oleh:
ISRAQ HIJRIAH
NIM. 1405903020061
Pembimbing
Dian Febrianti, S.T., M.T
Meylis Safriani, S.T., M.T
ABSTRAK
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan seperti investor atau
pemerintah. Investor berkepentingan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari
investasi, sedangkan pemerintah lebih menitikberatkan manfaat dari investasi
tersebut. Salah satu program pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat
adalah dengan membangun fasilitas atau konstruksi yang dapat berpengaruh pada
perekonomian masyarakat atau untuk keselamatan masyarakat, salah satunya yaitu
bronjong. Pembangunan bronjong sebagai tebing sungai di Desa Padang
Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat diharapkan dapat
memberikan keselamatan bagi warga yang tinggal di sekitar sungai dikarenakan
pengikisan tebing sungai yang semakin parah. Pembangunan bronjong ini
disarankan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Dinas PU Pengairan untuk
mengetahui tentang studi kelayakan ekonominya. Biaya modal yang dikeluarkan
untuk pembangunan bronjong adalah sebesar Rp. 8.684.106.116,- dan biaya
tahunan yang dikeluarkan (biaya operasional dan pemeliharaan) adalah sebesar
Rp. 37.111.565,-. Manfaat yang diperoleh dengan adanya pembangunan bronjong
didapat senilai Rp. 7.214.000.000,-. Studi Kelayakan Ekonomi Pada
Pembangunan Bronjong Tebing Sungai bertujuan untuk mengetahui layak atau
tidak proyek tersebut dijalankan dengan menggunakan metode NPV (Net Present
Value), IRR (Internal Rate of Return) dan BEP (Break Even Point). Studi
kelayakan ini menggunakan metode pengumpulan data primer, data sekunder dan
asumsi untuk dapat dipergunakan dalam perhitungan analisis cash flow. Dengan
menggunakan suku bunga 5% dan umur ekonomi 65 tahun, nilai NPV yang
diperoleh adalah sebesar Rp. 397.600.237,-, IRR sebesar 8,06% dan BEP terjadi
pada tahun ke-60 bulan ke-6. Hasil dari ketiga metode menunjukkan bahwa
proyek pembangunan bronjong ini layak dilaksanakan atau dibangun.
Kata kunci: studi kelayakan ekonomi, bangunan bronjong, NPV, IRR, BEP
vi
DAFTAR ISI
vii
2.6.1 NPV (net present value) ................................................. 13
2.6.2 IRR (internal rate of return) .......................................... 15
2.6.3 BEP (break even point) .................................................. 16
2.7 Penelitian Terdahulu ................................................................ 17
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Lampiran B.3.1 Daftar Harga Bahan Material dan Satuan Jasa/Upah 2018 . 56
xii
DAFTAR LAMPIRAN PERHITUNGAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sungai salah satunya adalah bronjong. Bronjong adalah kotak yang terbuat dari
anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk
mencegah erosi yang dipasang pada tebing-tebing atau tepi-tepi sungai.
Masyarakat dapat merasakan manfaat-manfaat untuk kelangsungan hidup
mereka dengan adanya pembangunan bronjong ini. Manfaat yang dirasakan dapat
berupa keselamatan warga yang tinggal didekat tepi sungai dikarenakan tidak
terjadi lagi erosi tebing sungai, perkebunan warga dan jembatan yang terhindar
dari kerusakan, serta menghindari proses sedimentasi pada dasar sungai yang
dapat mengakibatkan banjir.
Kondisi pembangunan proyek di masa yang akan datang dipenuhi dengan
ketidakpastian, sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena
di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti
kelayakannya. Untuk permasalahan tersebut, maka dilakukan studi kelayakan
ekonomi pada Pembangunan Bronjong di Desa Padang Mancang, Kecamatan
Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat untuk memperhitungkan layak atau tidaknya
dibangun bronjong berdasarkan studi kelayakan ekonomi proyek.
Agar penulisan dalam penelitian ini terarah sesuai dengan yang telah
direncanakan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun batasan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah proyek Pembangunan
Bronjong di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh
Barat.
2. Pada penelitian ini, studi kelayakan yang ditinjau hanya terhadap aspek
keuangan.
3. Pada studi ini hanya digunakan desain bronjong pada bagian tebing sungai
yang tererosi paling parah yaitu bagian tikungan sungai dengan panjang
608 m.
4. Metode penilaian investasi yang dihitung yaitu NPV (Net Present Value), IRR
(Internal Rate of Return) dan BEP (Break Even Point).
Estimasi biaya merupakan suatu prediksi terhadap jumlah, biaya dan atau
harga dari sumber daya yang diperlukan oleh lingkup dari suatu pilihan investasi,
aset, aktivitas atau proyek. Estimasi biaya digunakan sebagai input untuk
pengganggaran biaya atau analisa nilai, pengambilan keputusan dalam bisnis, aset
dan perencanaan proyek, atau untuk biaya proyek dan proses pengendalian jadwal
(AACE International dalam Jennyvera, 2012). Menurut Napitupulu (2012) tujuan
dari dibuatnya estimasi biaya proyek adalah:
a. Sebagai dasar dalam pembuatan anggaran proyek;
b. Sebagai alat untuk mengontrol biaya proyek;
c. Untuk memonitor progres, dengan membandingkan anggaran biaya, biaya
estimasi dengan aktual di lapangan;
d. Untuk membuat suatu database biaya yang dapat digunakan untuk estimasi-
estimasi berikutnya.
Estimasi biaya konstruksi dapat dibedakan atas estimasi kasaran dan
estimasi teliti/detail. Estimasi kasaran biasanya diperlukan untuk pengusulan atau
pengajuan anggaran kepada instansi/pemerintah dan juga digunakan dalam tahap
studi kelayakan suatu proyek. Sedangkan estimasi detail adalah RAB lengkap
yang dipakai dalam penilaian penawaran pada pelelangan, serta sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan (Soeharto, 1997 dalam Sudiarta, 2011).
Didalam menentukan estimasi biaya proyek atau yang dikenal juga dengan
Rencana Anggaran Biaya (RAB), dibutuhkan perhitungan volume galian dan
timbunan, volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan yang nantinya digunakan
sebagai acuan di dalam perhitungan anggaran. Perhitungan volume mengacu pada
gambar teknis yang telah dibuat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menghitung RAB suatu pekerjaan fisik yaitu (Ervianto, 2003):
5
6
V=PxLxT (2.1)
dimana:
V = volume (m3);
P = panjang (m);
L = lebar (m);
T = tinggi/tebal (m).
2. Sumber dari luar/ utang. Ini terjadi bila sejumlah uang (pinjaman pokok)
dipinjam dalam jangka waktu tertentu yang dalam hal ini kreditor
membebankan bunga dengan persentase tetap dan pembayaran kembali utang
pokok sesuai syarat perjanjian.
3. Sumber dari proyek, yaitu biasanya berupa uang muka dan pembayaran oleh
owner yang sesuai dengan prestasi proyek dan berdasarkan waktu atau termin
pembayaran.
Uang adalah suatu alat pembayaran dalam transaksi yang dilakukan antar
perorangan, suatu organisasi, atau perusahaan, dimana dipersiapkan keputusan-
keputusan untuk mengadakan investasi (Suyanto, et. al., 2003).
11
c. Biaya kemungkinan / hal yang tidak terduga dari biaya langsung. Biaya ini
diambil 10% dari biaya langsung. Kemungkinan / hal yang tidak pasti ini
bila dikelompokkan dapat menjadi tiga, yaitu:
1. Biaya / pengeluaran yang timbul tetapi tidak pasti;
2. Biaya yang timbul namun belum terlihat;
3. Biaya yang timbul akibat ditetapkannya harga pada waktu yang akan
datang (misal kemungkinan adanya kenaikan harga).
Setiap proyek mempunyai aliran kas masuk (cash-in flow) dan aliran kas
keluaran (cash-out flow). Masuk dan keluarnya uang digambarkan dalam suatu
daftar yang sistematis yang disebut dengan aliran kas (Poerbo, 1993).
Suku bunga (rate of interest) adalah tingkat suku bunga pada periode
waktu yang ditentukan (Poerbo, 1993). Menurut Suyanto, et. al., (2003), tingkat
suku bunga tergantung pada kondisi perekonomian negara, besarnya resiko yang
dikaitkan dengan pinjaman, dan tingkat inflasi yang diperkirakan di masa depan.
13
Time value of money atau nilai waktu dari uang merupakan konsep yang
menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang di
masa mendatang. Metode yang digunakan dalam time value of money yaitu
(Poerbo, 1993):
a. Present value merupakan nilai uang pada masa sekarang;
b. Future value merupakan nilai uang pada masa yang akan datang.
Metode NPV (Net Present Value) adalah metode menghitung nilai bersih
(netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu
awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi di lakukan atau pada periode
14
tahun ke-0 dalam perhitungan cash flow investasi (Giatman, 2006). Rumus yang
digunakan untuk menghitung nilai NPV adalah (Giatman, 2006):
NPV = PWB – PWC (2.2)
dimana:
PWB (Present Worth of Benefit) = nilai sekarang dari pendapatan;
PWC (Present Worth of Cost) = nilai sekarang dari biaya/pengeluaran.
Selain itu, harus diperhatikan pula apakah nilai NPV yang dihasilkan
cukup sesuai dengan modal awal yang telah dikeluarkan dan umur dari investasi
tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah investasi yang dijalankan
memberikan penambahan yang cukup besar atau tidak.
Penggunaan metode NPV dalam mengetahui kelayakan dari suatu
investasi memiliki keunggulan seperti (Kuswadi, 2007):
- Memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money);
- Memperhitungkan nilai sisa proyek.
Sedangkan kelemahan dari NPV antara lain adalah sebagai berikut:
- Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama
usia ekonomis proyek;
- Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh kas perusahaan,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.
IRR (Internal Rate of Return) adalah suatu tingkat bunga (bukan bunga
bank) yang menggambarkan tingkat keuntungan dari suatu proyek atau investasi
dalam persentase pada saat dimana nilai NPV sama dengan nol (Kuswadi, 2007).
IRR merupakan tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit
(penerimaan) yang telah dipresent-valuekan dan cost (pengeluaran) yang telah
dipresent-valuekan sama dengan nol (Giatman, 2006).
Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR yaitu (Giatman, 2006):
dimana :
iNPV0 = suku bunga net present value pada i0;
iNPV1 = suku bunga net present value pada i1;
NPV0 = net present value pada i0;
NPV1 = net present value pada i1.
Cara menghitung nilai IRR menurut Sinaga (2009) adalah sebagai berikut:
1. Menghitung arus net cash flow sepanjang umur proyek, ditambah nilai sisa
dari aset;
2. Menentukan tingkat bunga pembanding yang lebih besar dari tingkat rate of
return, selisih sebaiknya tidak lebih besar dari 5%;
3. Menghitung nilai IRR menggunakan rumus pada persamaan 2.5.
Sinaga dan Saragih (2013) menjelaskan bahwa kriteria dalam menilai
kelayakan suatu usaha atau proyek dari segi internal rate of return adalah sebagai
berikut:
- Jika : IRR ˃ rate of return, maka investasi layak;
- Jika : IRR ͟˂ rate of return, maka investasi tidak layak dilaksanakan.
Adapun keuntungan dari penggunaan internal rate of return yang
dikemukakan oleh Sinaga (2009), yaitu:
- Dapat mengetahui kemampuan proyek dalam menghasilkan persentase
keuntungan bersih rata-rata tiap tahun selama umur ekonomis dari proyek;
- Nilai sisa (salvage value) barang-barang modal diperhitungkan dalam arus
benefit/penerimaan.
𝑛1 −𝑛𝑥 𝑛1 −𝑛0
= (2.6)
𝑁𝑃𝑉𝑛_1 −0 𝑁𝑃𝑉𝑛_1 −𝑁𝑃𝑉𝑛_0
dimana:
nx = nilai tahun yang diperlukan (BEP);
n0 = tahun pada t0;
n1 = tahun pada t1;
NPVn_0 = net present value pada t0;
NPVn_1 = net present value pada t1.
dilaksanakan. Hasil dari Benefit Cost Ratio (BCR) yaitu sebesar 4,9 atau BCR > 1
yang artinya proyek tersebut layak dilaksanakan. Kemudian Break Event Point
(BEP) terjadi pada tahun ke-1,02 sehingga proyek layak dilaksanakan karena
jangka waktu pengembalian modal yang didapat kurang dari umur ekonomis
proyek tersebut, yaitu 50 tahun. Akbar, Sugiyarto dan Srihandayani
menyimpulkan bahwa investasi pada proyek Pembangunan Kembali Pasar
Turisari Kota Surakarta layak dilaksanakan, karena memenuhi kriteria dalam studi
kelayakan yang diteliti.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang akan
digunakan dalam Studi Kelayakan Ekonomi Pada Pembangunan Bronjong Tebing
Sungai di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh
Barat. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sumber data, teknik
pengumpulan data, studi pustaka dan literatur, mengembangkan asumsi dan
analisis aliran kas. Adapun bagan alir penelitian dapat dilihat pada flowchart atau
bagan alir pada Lampiran A Gambar A.3.1. Halaman 42.
20
21
Data primer yaitu data yang didapat langsung oleh penulis untuk maksud
khusus dalam menyelesaikan penelitian ini. Data dikumpulkan langsung dari
lapangan atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer dalam penelitian ini
berupa data manfaat bronjong yang diperoleh dari studi wawancara.
Studi wawancara yang dilakukan berupa data tentang rumah tinggal,
jembatan, perkebunan, dan bangunan lainnya yang berada didaerah dekat sungai.
Surat keterangan dari studi wawancara dapat dilihat pada Lampiran C Perhitungan
C.3.1 Halaman 63 serta lampiran foto dapat dilihat pada Lampiran A Gambar
A.3.6 – A.3.10 Halaman 47 – 51.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai literatur yang
mendukung penelitian, seperti buku, catatan, jurnal, internet, rekan mahasiswa,
dan data yang diperoleh dari dinas atau instansi lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Data sekunder dalam penelitian ini berupa gambar desain bronjong dan
data rincian harga barang dan upah di lokasi penelitian pada tahun 2018. Dalam
penelitian ini, gambar desain bronjong diperoleh dari rekan mahasiswa yang
melakukan penelitian dilokasi yang sama. Sedangkan data harga barang dan upah
tahun 2018 diperoleh di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan. Adapun gambar
desain bronjong dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.3.11 – A.3.14 Halaman
52 – 55. Tabel daftar harga barang dan upah tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran B Tabel B.3.1 Halaman 56-62.
3.2.3 Asumsi
2. Pengumpulan data.
Seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian dikumpulkan dengan cara
studi lapangan untuk mendapatkan data primer, studi kepustakaan untuk
mendapatkan data sekunder dan juga membuat asumsi yang diperlukan dalam
penelitian. Asumsi-asumsi mengenai objek yang akan diteliti kemudian
dikembangkan kembali untuk mempermudah dalam menghasilkan estimasi
dan kesimpulan yang bermanfaat pada penelitian.
3. Menghitung RAB.
Dalam penulisan penelitian ini dilakukan perhitungan RAB yang berguna
sebagai data awal (investasi) dalam perhitungan analisis aliran kas.
23
Bab ini memuat tentang pengolahan data dan pembahasan sesuai dengan
metode pengolahan data yang ada di bab III dan disesuaikan dengan teori
pembahasan yang ada di bab II. Perhitungan dilakukan berdasarkan teori dan
rumus-rumus serta metodologi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
4.1 Hasil
24
25
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pengukuran dan Pemasangan Patok 1,00 Ls Ls 1.000.000 1.000.000
2 Papan Nama Proyek 1,00 Ls Ls 250.000 250.000
Jumlah 1.250.000
B PEMASANGAN BRONJONG
1 Galian Tanah 364,80 m3 A.2.3.1.1 108.500 39.580.800
2 Memancang/Memasang Pancang Kayu 6.688,00 m1 Dihitung 12.800 85.606.400
3
3 Bronjong 6.688,00 m P.06 990.000 6.621.120.000
Jumlah 6.746.307.200
TOTAL BIAYA KONSTRUKSI 6.747.557.200
PPN 10% 674.755.720
TOTAL BIAYA LANGSUNG 7.422.312.920
Hal yang paling utama dihitung dalam RAB adalah perhitungan volume
pekerjaan, dan selanjutnya diikuti penentuan harga barang dan upah. Dari harga
barang dan upah, dapat ditentukan analisa harga satuan. Analisa yang
dipergunakan di penelitian ini adalah analisa SNI dan dipakai berdasarkan jenis
item pekerjaan di RAB. Di perhitungan RAB ini, ada digunakan analisa harga
satuan taksiran (Ls) yang berarti harga pekerjaan pada item pekerjaan RAB
ditaksir berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan item pekerjaan
tersebut.
Setelah perhitungan untuk keseluruhan item pekerjaan, mulai dari
pekerjaan persiapan hingga pemasangan bronjong, maka dibuat Rekapitulasi RAB
atau total nilai dari seluruh item pekerjaan. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat
26
total RAB setelah ditambahkan PPn 10% yaitu Rp. 7.422.312.920,-. Hasil dari
perhitungan RAB ini merupakan biaya langsung dalam pembangunan bronjong,
dimana biaya langsung adalah bagian dari biaya modal.
b. Biaya jasa konsultasi, yaitu biaya untuk pembuatan desain mulai dari studi
awal sampai biaya perencanaan dan pengawasan selama masa konstruksi.
Biaya ini diambil 5% dari biaya langsung.
Biaya konsultan = 0,05 x Rp. 7.422.312.920,-
= Rp. 371.115.646,-
c. Biaya kemungkinan / hal yang tidak terduga dari biaya langsung. Biaya ini
dapat berupa biaya yang timbul tetapi tidak pasti, biaya yang timbul
namun belum terlihat, atau biaya yang timbul akibat ditetapkannya harga
pada waktu yang akan datang (misal kemungkinan adanya kenaikan
harga). Biaya ini diambil 10% dari biaya langsung.
Biaya tak terduga = 0,1 x Rp. 7.422.312.920,-
= Rp. 742.231.292,-
Total keseluruhan biaya pengeluaran atau cash flow cost, dihitung dengan
menjumlahkan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya tahunan. Total
biaya ini merupakan cash flow cost yang digunakan untuk perhitungan analisis
cash flow. Maka total keseluruhan biaya pengeluaran adalah:
Tahun periode (n) atau umur ekonomis proyek adalah 65 tahun dan persentase
bunga atau rate of return adalah 5%.
30.344.077 𝑥 (61−60)
-BEP = - 61
30.344.077−(−50.806.185)
31
-BEP = -60,6
BEP = 60,6 tahun
BEP = tahun ke-60 bulan ke-6 < 65 tahun LAYAK
BEP yang didapat adalah tahun ke-60 bulan ke-6, yang berarti BEP terjadi
sebelum umur ekonomis proyek, yaitu 65 tahun. Maka nilai BEP
memenuhi syarat kelayakan suatu proyek.
400,000,000
200,000,000
-
(200,000,000)
NPV (Rp)
(400,000,000)
(600,000,000)
(800,000,000)
(1,000,000,000)
(1,200,000,000)
(1,400,000,000)
(1,600,000,000)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Tahun
Grafik NPV pada periode umur proyek menunjukkan pergerakan dari nilai
NPV yang meningkat setiap tahunnya. Pada awal tahun sampai dengan tahun
35
ke-60, nilai NPV yang diperoleh adalah negatif. Ini menerangkan bahwa NPV
belum memenuhi syarat kelayakan. Di tahun ke-60 bulan ke-6, nilai NPV yang
diperoleh adalah nol, dan ditah0un berikutnya sampai tahun ke-65, nilai NPV
yang diperoleh adalah positif. Nilai NPV di akhir periode adalah Rp.
397.600.237,-.
10,500
9,800
9,100
8,400
7,700
7,000 Cash
6,300
Juta (Rp)
5,600 Flow
4,900 Benefit
4,200
3,500 Cash
2,800 Flow
2,100 Cost
1,400
700
-
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Tahun
Gambar 4.2 : Grafik BEP Cash Flow Benefit dan Cash Flow Cost
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Grafik BEP pada Gambar 4.2 menunjukkan tingkat kenaikan cash flow
benefit yang berpotongan dengan cash flow cost pada tahun ke-60 bulan ke-6.
Perpotongan garis ini menunjukkan NPV = 0 atau jangka waktu pengembalian
modal (BEP). Dari grafik ini, didapat BEP terjadi pada tahun ke-60 bulan ke-6
yang berarti bahwa BEP terjadi sebelum umur ekonomis proyek yaitu 65 tahun.
36
11,200
10,400
9,600
8,800
8,000
7,200 Cash
6,400 Flow
5,600 Benefit
Juta (Rp)
4,800
Cash
4,000
Flow
3,200
Cost
2,400
1,600 NPV
800
-
(800)
(1,600)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Tahun
Gambar 4.3 : Grafik BEP Cash Flow Benefit, Cash Flow Cost, dan NPV
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
4.2 Pembahasan
investasi dikatakan layak apabila NPV bernilai positif, IRR>rate of return, dan
BEP diperoleh sebelum umur ekonomis proyek.
Perhitungan analisis cash flow pada penelitian ini menggunakan suku
bunga (i) 5% dan tahun periode (n) 65 tahun. Hasil nilai NPV yang diperoleh
sebesar Rp. 397.600.237,- atau NPV > 0, nilai IRR 8,06% > rate of return (5%),
dan BEP terjadi pada tahun ke-60 bulan ke-6 yang menunjukkan jangka waktu
pengembalian modal yang didapat kurang dari umur ekonomis proyek tersebut,
yaitu 65 tahun.
Hasil dari ketiga metode analisis cash flow menunjukkan bahwa proyek
pembangunan bronjong dikatakan layak secara ekonomis karena sudah memenuhi
syarat kelayakan dan proyek tersebut dapat dilaksanakan atau dibangun.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis cash flow pada Studi Kelayakan Ekonomi Pada
Pembangunan Bronjong Tebing Sungai, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Biaya modal pembangunan bronjong tebing sungai di Desa Padang
Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat adalah sebesar
Rp. 8.684.106.116,-.
2. Besarnya manfaat yang diperoleh dengan adanya pembangunan bronjong
adalah Rp. 7.214.000.000,-
3. Panjang sungai yang direncanakan untuk pemasangan bronjong pada tebing
sungai adalah 608 m sehingga menghasilkan volume bronjong sebesar
6.688 m3.
4. Hasil analisis cash flow metode NPV adalah sebesar Rp. 397.600.237,-,
metode IRR sebesar 8,06% dan BEP terjadi pada tahun ke-60 bulan ke-6.
5. Hasil studi kelayakan ekonomi pada Pembangunan Bronjong Tebing Sungai di
Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat
menunjukkan layak untuk dilaksanakan pada semua alternatif analisis yang
dilakukan, karena pada tingkat suku bunga sebesar 5% menunjukkan indikator
kelayakan yaitu nilai NPV positif, IRR > 5% dan BEP kurang dari umur
operasional bangunan yaitu 65 tahun.
6. Dengan adanya pembangunan bronjong, masyarakat bisa merasakan manfaat
berupa keselamatan warga yang tinggal didekat tepi sungai dikarenakan tidak
terjadi lagi erosi tebing sungai, perkebunan warga dan jembatan yang
terhindar dari kerusakan, serta menghindari proses sedimentasi pada dasar
sungai yang dapat mengakibatkan banjir.
38
39
5.2 Saran
40
12. Sudiarta, I. 2011. Estimasi Biaya Konseptual Konstruksi Gedung dengan
Faktor Kapasitas Biaya. Tesis Program Pasca Sarjana. Denpasar :
Universitas Udayana.
13. Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur
Penyusunan Laporan. Yogyakarta : J & J Learning.
14. Suryanto. 2011. Studi Kelayakan Ekonomi Teknik Pembangunan Embung.
Jurnal Teknik Sipil Volume 2 Nomor 1 Halaman 88-102. Lampung :
Universitas Bandar Lampung.
15. Suyanto, A., Sunaryo, M. dan Syarief, R. 2003. Ekonomi Teknik Proyek
Sumberdaya Air. Jakarta : PT. Mediatama Saptakarya.
16. Taufik, H. dan Arianti, Y. 2013. Analisis Kelayakan Ekonomi Rumah
Susun Sederhana Pekanbaru. Pekanbaru : Universitas Riau.
17. Trikomara, I. dan Fauzi, M. 2013. Analisis Kelayakan Ekonomi
Pembangunan Waduk Keureuto di Kabupaten Aceh Utara Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Jurnal Ritma Melati. Pekanbaru : Universitas
Riau.
41
LAMPIRAN A
42
LAMPIRAN A
LOKASI PENELITIAN
43
LAMPIRAN A
44
LAMPIRAN A
45
LAMPIRAN A
46
LAMPIRAN A
47
LAMPIRAN A
48
LAMPIRAN A
49
LAMPIRAN A
50
LAMPIRAN A
51
LAMPIRAN A
52
LAMPIRAN A
53
LAMPIRAN A
54
LAMPIRAN A
55
LAMPIRAN B.3.1
56
LAMPIRAN B.3.1
57
LAMPIRAN B.3.1
58
LAMPIRAN B.3.1
59
LAMPIRAN B.3.1
60
LAMPIRAN B.3.1
61
LAMPIRAN B.3.1
62
LAMPIRAN C.3.1
63
LAMPIRAN C.4.1
64
LAMPIRAN C.4.1
65
LAMPIRAN C.4.1
66
LAMPIRAN C.4.1
67
LAMPIRAN C.4.1
68