Anda di halaman 1dari 81

STUDI KELAYAKAN EKONOMI

PADA PEMBANGUNAN BRONJONG TEBING SUNGAI


(Studi Kasus: Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat)

Satu Tugas Akhir


Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat
Yang Diperlukan untuk Memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik

Disusun oleh

ISRAQ HIJRIAH
Nim : 1405903020061
Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi
Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR


ALUE PEUNYARENG, ACEH BARAT
2018
PENGESAHAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI


PADA PEMBANGUNAN BRONJONG TEBING SUNGAI
(Studi Kasus: Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat)

Oleh

Nama Mahasiswa : ISRAQ HIJRIAH


Nomor Induk Mahasiswa : 1405903020061
Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi
Jurusan : Teknik Sipil

Alue Peunyareng, 30 Juli 2018

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

DIAN FEBRIANTI, S.T., M.T MEYLIS SAFRIANI, S.T., M.T


NIDN. 0019028402 NIDN. 0001059001

Diketahui/Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan


Universitas Teuku Umar Teknik Sipil FT-UTU

Dr. Ir. H. KOMALA PONTAS LISSA OPIRINA, S.T., M.T


NIP. 19580526 198702 1 001 NIDN. 0005107904

ii
PENGESAHAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI


PADA PEMBANGUNAN BRONJONG TEBING SUNGAI
(Studi Kasus: Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat)

Oleh

Nama Mahasiswa : ISRAQ HIJRIAH


Nomor Induk Mahasiswa : 1405903020061
Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi
Jurusan : Teknik Sipil

Alue Peunyareng, 30 Juli 2018

Dibahas Oleh:

Penguji I Penguji II

EDI MAWARDI, S.T., M.T LISSA OPIRINA, S.T., M.T


NIDN. 0106077603 NIDN. 0005107904

Diketahui/Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan


Universitas Teuku Umar Teknik Sipil FT-UTU

Dr. Ir. H. KOMALA PONTAS LISSA OPIRINA, S.T., M.T


NIP. 19580526 198702 1 001 NIDN. 0005107904

iii
PRAKARTA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas akhir ini berjudul “Studi Kelayakan Ekonomi Pada Pembangunan
Bronjong Tebing Sungai”, ditulis dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan Pendidikan
Program Sarjana (S1) pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Teuku Umar.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tugas akhir ini penulis telah
memperoleh bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terutama pembimbing.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang amat tulus kepada Ibu Dian
Febrianti, S.T., M.T dan Ibu Meylis Safriani, S.T., M.T sebagai Pembimbing I dan
Pembimbing II.
Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Teknik, Bapak Dr. Ir. H. Komala Pontas, Ketua Jurusan
Teknik Sipil sekaligus Penguji II, Ibu Lissa Opirina, S.T., M.T, serta semua
dosen pada Program Studi Teknik Sipil yang telah mendidik, mengajar dan
memberi dorongan kepada penulis.
2. Bapak Penguji I, Bapak Edi Mawardi, S.T., M.T yang akan memberikan
banyak masukan untuk perbaikan tulisan ini.
3. Ibunda dan Ayahanda serta saudara-saudara tercinta yang selalu berdoa dan
memberikan dorongan untuk keberhasilan penulis.
4. Rekan-rekan satu tim penelitian, Refvina Dari dan Zaini Dahlan, beserta
sahabat-sahabat penulis Nurzaman. Z, Irwansyah, Panji Setiawan Mahmud,
Rona Reskuna, Muhammad Hanif, Selvi Yeni, Ayu Safriati, Nurhabibah dan
Nia Desita Sari. NST yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.

iv
5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil khususnya angkatan
2014 yang telah memberikan dukungan pada penulis hingga selesainya
penulisan ini.

Akhirnya kepada Allah SWT jugalah kita berserah diri, karena tiada
satupun dapat terjadi jika tidak atas kehendak-Nya.

Alue Peunyareng, 30 Juli 2018

Israq Hijriah
NIM. 1405903020061

v
STUDI KELAYAKAN EKONOMI
PADA PEMBANGUNAN BRONJONG TEBING SUNGAI
(Studi Kasus : Desa Padang Mancang Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat)

Oleh:
ISRAQ HIJRIAH
NIM. 1405903020061

Pembimbing
Dian Febrianti, S.T., M.T
Meylis Safriani, S.T., M.T

ABSTRAK

Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan seperti investor atau
pemerintah. Investor berkepentingan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari
investasi, sedangkan pemerintah lebih menitikberatkan manfaat dari investasi
tersebut. Salah satu program pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat
adalah dengan membangun fasilitas atau konstruksi yang dapat berpengaruh pada
perekonomian masyarakat atau untuk keselamatan masyarakat, salah satunya yaitu
bronjong. Pembangunan bronjong sebagai tebing sungai di Desa Padang
Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat diharapkan dapat
memberikan keselamatan bagi warga yang tinggal di sekitar sungai dikarenakan
pengikisan tebing sungai yang semakin parah. Pembangunan bronjong ini
disarankan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Dinas PU Pengairan untuk
mengetahui tentang studi kelayakan ekonominya. Biaya modal yang dikeluarkan
untuk pembangunan bronjong adalah sebesar Rp. 8.684.106.116,- dan biaya
tahunan yang dikeluarkan (biaya operasional dan pemeliharaan) adalah sebesar
Rp. 37.111.565,-. Manfaat yang diperoleh dengan adanya pembangunan bronjong
didapat senilai Rp. 7.214.000.000,-. Studi Kelayakan Ekonomi Pada
Pembangunan Bronjong Tebing Sungai bertujuan untuk mengetahui layak atau
tidak proyek tersebut dijalankan dengan menggunakan metode NPV (Net Present
Value), IRR (Internal Rate of Return) dan BEP (Break Even Point). Studi
kelayakan ini menggunakan metode pengumpulan data primer, data sekunder dan
asumsi untuk dapat dipergunakan dalam perhitungan analisis cash flow. Dengan
menggunakan suku bunga 5% dan umur ekonomi 65 tahun, nilai NPV yang
diperoleh adalah sebesar Rp. 397.600.237,-, IRR sebesar 8,06% dan BEP terjadi
pada tahun ke-60 bulan ke-6. Hasil dari ketiga metode menunjukkan bahwa
proyek pembangunan bronjong ini layak dilaksanakan atau dibangun.

Kata kunci: studi kelayakan ekonomi, bangunan bronjong, NPV, IRR, BEP

vi
DAFTAR ISI

Lembaran Judul ............................................................................................... i


Pengesahan ...................................................................................................... ii
Prakarta ........................................................................................................... iv
Abstrak ............................................................................................................ vi
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
Daftar Gambar ................................................................................................. ix
Daftar Tabel .................................................................................................... x
Daftar Lampiran Gambar ................................................................................ xi
Daftar Lampiran Tabel .................................................................................... xii
Daftar Lampiran Perhitungan .......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ...................................................... 5


2.1 Estimasi Biaya Proyek ............................................................. 5
2.2 Studi Kelayakan Proyek .......................................................... 6
2.3 Aspek Keuangan ...................................................................... 9
2.3.1 Sumber dana investasi .................................................... 9
2.3.2 Kebutuhan dana investasi ............................................... 10
2.3.3 Pengertian uang, biaya dan bunga .................................. 10
2.4 Besaran – Besaran Dalam Analisis Ekonomi .......................... 11
2.4.1 Biaya modal (capital cost) ............................................. 11
2.4.2 Biaya tahunan (annual cost) .......................................... 12
2.4.3 Aliran kas (cash flow) .................................................... 12
2.4.4 Suku bunga ..................................................................... 12
2.4.5 Masa konstruksi ............................................................. 13
2.5 Nilai Uang Dalam Waktu (Time Value Of Money) ................. 13
2.6 Analisis Penilaian Investasi ..................................................... 13

vii
2.6.1 NPV (net present value) ................................................. 13
2.6.2 IRR (internal rate of return) .......................................... 15
2.6.3 BEP (break even point) .................................................. 16
2.7 Penelitian Terdahulu ................................................................ 17

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 20


3.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 20
3.2 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 20
3.2.1 Data primer .................................................................... 21
3.2.2 Data sekunder .................................................................. 21
3.2.3 Asumsi ........................................................................... 21
3.3 Metode Penelitian .................................................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 24


4.1 Hasil ......................................................................................... 24
4.1.1 Biaya langsung ............................................................... 24
4.1.2 Biaya tidak langsung ...................................................... 26
4.1.3 Biaya tahunan ................................................................. 27
4.1.4 Manfaat dengan adanya proyek ..................................... 27
4.1.5 Analisis aliran kas (cash flow) ....................................... 28
4.2 Pembahasan ............................................................................. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 38


5.1 Kesimpulan .............................................................................. 38
5.2 Saran ........................................................................................ 39

DAFTAR KEPUSTAKAAN .......................................................................... 40

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik NPV Pada Periode Umur Proyek ................................. 34


Gambar 4.2 Grafik BEP Cash Flow Benefit dan Cash Flow Cost .............. 35
Gambar 4.3 Grafik BEP Cash Flow Benefit, Cash Flow Cost, dan NPV .... 36

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan RAB Pembangunan Bronjong ........................ 25


Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan Analisis Cash Flow ............................. 31

x
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR

Gambar A.3.1 Bagan Alir Penelitian .......................................................... 42


Gambar A.3.2 Peta Provinsi Aceh .............................................................. 43
Gambar A.3.3 Peta Kabupaten Aceh Barat ................................................ 44
Gambar A.3.4 Peta Lokasi Penelitian ......................................................... 45
Gambar A.3.5 Foto Lokasi Penelitian ........................................................ 46
Gambar A.3.6 Foto Rumah Tinggal Warga Desa Padang Mancang .......... 47
Gambar A.3.7 Foto Jembatan Gantung Desa Padang Mancang ................. 48
Gambar A.3.8 Foto Jalan Desa Padang Mancang ...................................... 49
Gambar A.3.9 Foto Musholla Desa Padang Mancang ............................... 50
Gambar A.3.10 Foto Usaha Panglong Kayu Desa Padang Mancang............ 51
Gambar A.3.11 Gambar Proyeksi Bronjong ................................................ 52
Gambar A.3.12 Gambar Detail Bronjong Pabrikasi ..................................... 53
Gambar A.3.13 Gambar Cross Section Sungai Krueng Meureubo .............. 54
Gambar A.3.14 Gambar Potongan Cross Section Sungai Krueng
Meureubo ............................................................................ 55

xi
DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Lampiran B.3.1 Daftar Harga Bahan Material dan Satuan Jasa/Upah 2018 . 56

xii
DAFTAR LAMPIRAN PERHITUNGAN

Lampiran C.3.1 Surat Keterangan Data Wawancara .................................... 63


Lampiran C.4.1 Rekap Rencana Anggaran Biaya (RAB) ............................ 64

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelangsungan pekerjaan suatu proyek tentunya tak lepas dari investasi.


Investasi dalam suatu proyek berarti menanamkan sejumlah modal untuk
menjalankan suatu proyek pada masa sekarang, dengan harapan adanya
pengembalian modal yang juga disertai dengan keuntungan di masa yang akan
datang. Untuk mengetahui tingkat keuntungan investasi pada suatu proyek, maka
dibutuhkan studi kelayakan. Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak
kalangan seperti investor atau pemerintah. Investor berkepentingan untuk
mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, sedangkan pemerintah lebih
menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi
perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dan lain-lain.
Program utama pemerintah saat ini adalah meningkatkan taraf hidup
masyarakat di desa-desa terpencil agar dapat seperti daerah-daerah lain yang
sejahtera. Salah satu program pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat
adalah dengan membangun fasilitas atau konstruksi yang dapat berpengaruh pada
perekonomian masyarakat atau untuk keselamatan masyarakat, seperti pengaman
tebing sungai. Perilaku sungai melalui debit banjir dan arah aliran sangat dominan
membentuk kerusakan. Salah satu kerusakan yang terjadi adalah pengikisan
tebing sungai yang diakibatkan oleh aliran air yang cepat sehingga mengakibatkan
terjadinya erosi. Salah satu desa di Kabupaten Aceh Barat yang mengalami
terjadinya erosi pada tebing sungai adalah Desa Padang Mancang, Kecamatan
Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat. Erosi yang terjadi setiap tahun pada tebing
sungai di desa tersebut semakin parah, dan mengakibatkan perkebunan
masyarakat yang berada di dekat tepi sungai terkikis akibat erosi, bahkan jarak
tepi sungai semakin mendekati beberapa perumahan penduduk sehingga rawan
untuk ditempati. Untuk menghindari terjadinya erosi, digunakan pengaman tebing

1
2

sungai salah satunya adalah bronjong. Bronjong adalah kotak yang terbuat dari
anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk
mencegah erosi yang dipasang pada tebing-tebing atau tepi-tepi sungai.
Masyarakat dapat merasakan manfaat-manfaat untuk kelangsungan hidup
mereka dengan adanya pembangunan bronjong ini. Manfaat yang dirasakan dapat
berupa keselamatan warga yang tinggal didekat tepi sungai dikarenakan tidak
terjadi lagi erosi tebing sungai, perkebunan warga dan jembatan yang terhindar
dari kerusakan, serta menghindari proses sedimentasi pada dasar sungai yang
dapat mengakibatkan banjir.
Kondisi pembangunan proyek di masa yang akan datang dipenuhi dengan
ketidakpastian, sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena
di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti
kelayakannya. Untuk permasalahan tersebut, maka dilakukan studi kelayakan
ekonomi pada Pembangunan Bronjong di Desa Padang Mancang, Kecamatan
Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat untuk memperhitungkan layak atau tidaknya
dibangun bronjong berdasarkan studi kelayakan ekonomi proyek.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah


adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengetahui studi kelayakan ekonomi pada Pembangunan
Bronjong di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh
Barat dengan metode NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return)
dan BEP (Break Even Point) ?
2. Apakah Pembangunan Bronjong di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway
XVI, Kabupaten Aceh Barat memenuhi kriteria dalam studi kelayakan
ekonomi proyek ?
3

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, adapun tujuan dalam penelitian ini


adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana studi kelayakan ekonomi pada Pembangunan
Bronjong di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh
Barat dengan metode NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return)
dan BEP (Break Even Point).
2. Untuk mengetahui hasil studi kelayakan ekonomi pada Pembangunan
Bronjong di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh
Barat.

1.4 Batasan Masalah

Agar penulisan dalam penelitian ini terarah sesuai dengan yang telah
direncanakan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun batasan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah proyek Pembangunan
Bronjong di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh
Barat.
2. Pada penelitian ini, studi kelayakan yang ditinjau hanya terhadap aspek
keuangan.
3. Pada studi ini hanya digunakan desain bronjong pada bagian tebing sungai
yang tererosi paling parah yaitu bagian tikungan sungai dengan panjang
608 m.
4. Metode penilaian investasi yang dihitung yaitu NPV (Net Present Value), IRR
(Internal Rate of Return) dan BEP (Break Even Point).

1.5 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah:


4

1. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah/dinas untuk


mengetahui tentang studi kelayakan pada proyek Pembangunan Bronjong di
Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat
berdasarkan analisis terhadap aspek finansialnya.
2. Mampu memberikan tambahan ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan referensi khususnya mengenai analisis terhadap aspek finansial
suatu proyek bagi yang membutuhkan.
3. Dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan keselamatan warga yang
tinggal di dekat tepi sungai dikarenakan tidak terjadi erosi lagi.

1.6 Hasil Penelitian

Hasil dari Studi Kelayakan Ekonomi Pada Pembangunan Bronjong Tebing


Sungai di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat
dikatakan layak apabila nilai NPV>0, IRR>rate of return, dan BEP terjadi
sebelum umur ekonomis proyek.
Nilai biaya investasi proyek pembangunan bronjong yang diperoleh adalah
sebesar Rp. 8.684.106.116,- serta biaya operasional dan pemeliharaan sebesar
Rp. 37.111.565,- untuk panjang tebing sungai yang direncanakan dibangun
bronjong sepanjang 608 m. Data manfaat bronjong yang diperoleh dari studi
wawancara adalah sebesar Rp. 7.214.000.000,-. Berdasarkan suku bunga (i) 5%
dan tahun periode (n) 65 tahun, didapat nilai NPV sebesar Rp. 397.600.237,- > 0,
IRR sebesar 8,06% > 5% dan BEP terjadi pada tahun ke-60 bulan ke-6 sebelum
umur ekonomis proyek 65 tahun. Hasil dari ketiga metode ini menunjukkan
bahwa proyek pembangunan bronjong sudah memenuhi syarat kelayakan dan
proyek tersebut dapat dilaksanakan atau dibangun.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Estimasi Biaya Proyek

Estimasi biaya merupakan suatu prediksi terhadap jumlah, biaya dan atau
harga dari sumber daya yang diperlukan oleh lingkup dari suatu pilihan investasi,
aset, aktivitas atau proyek. Estimasi biaya digunakan sebagai input untuk
pengganggaran biaya atau analisa nilai, pengambilan keputusan dalam bisnis, aset
dan perencanaan proyek, atau untuk biaya proyek dan proses pengendalian jadwal
(AACE International dalam Jennyvera, 2012). Menurut Napitupulu (2012) tujuan
dari dibuatnya estimasi biaya proyek adalah:
a. Sebagai dasar dalam pembuatan anggaran proyek;
b. Sebagai alat untuk mengontrol biaya proyek;
c. Untuk memonitor progres, dengan membandingkan anggaran biaya, biaya
estimasi dengan aktual di lapangan;
d. Untuk membuat suatu database biaya yang dapat digunakan untuk estimasi-
estimasi berikutnya.
Estimasi biaya konstruksi dapat dibedakan atas estimasi kasaran dan
estimasi teliti/detail. Estimasi kasaran biasanya diperlukan untuk pengusulan atau
pengajuan anggaran kepada instansi/pemerintah dan juga digunakan dalam tahap
studi kelayakan suatu proyek. Sedangkan estimasi detail adalah RAB lengkap
yang dipakai dalam penilaian penawaran pada pelelangan, serta sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan (Soeharto, 1997 dalam Sudiarta, 2011).
Didalam menentukan estimasi biaya proyek atau yang dikenal juga dengan
Rencana Anggaran Biaya (RAB), dibutuhkan perhitungan volume galian dan
timbunan, volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan yang nantinya digunakan
sebagai acuan di dalam perhitungan anggaran. Perhitungan volume mengacu pada
gambar teknis yang telah dibuat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menghitung RAB suatu pekerjaan fisik yaitu (Ervianto, 2003):

5
6

1. Menghitung volume tiap-tiap pekerjaan sesuai dengan gambar;


2. Menentukan analisa harga satuan pekerjaan yang diperlukan;
3. Menentukan harga satuan bahan dan upah dengan mengalikan harga satuan
pekerjaan dengan volume pekerjaan didapatkan harga pekerjaan;
4. Dibuat rekapitulasi harga pekerjaan;
5. Biaya pembangunan adalah harga pekerjaan fisik yang ditambahkan PPn
sebesar 10% harga pekerjaan fisik. Harga inilah yang digunakan dalam setiap
pelelangan pekerjaan pemborongan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung volume dalam perhitungan
RAB yaitu (Sudiarta, 2011):

V=PxLxT (2.1)
dimana:
V = volume (m3);
P = panjang (m);
L = lebar (m);
T = tinggi/tebal (m).

2.2 Studi Kelayakan Proyek

Suratman (2001) mengartikan bahwa studi kelayakan proyek adalah studi


atau penelitian yang berguna untuk menilai layak atau tidaknya suatu proyek
investasi yang akan dilakukan. Oleh karena itu, sebelum menjalankan suatu usaha
atau proyek perlu diadakan studi kelayakan agar usaha atau proyek yang
dijalankan tidak menjadi sia-sia di masa yang akan datang.
Studi kelayakan proyek adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu kegiatan proyek yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak proyek tersebut dijalankan. Adapun tujuan dari studi
kelayakan menurut Kasmir dan Jakfar (2003) antara lain adalah:
7

1. Menghindari risiko kerugian.


Dalam hal ini, studi kelayakan berfungsi untuk meminimalkan resiko yang
tidak diinginkan, baik resiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak
dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan.
Jika sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang,
maka akan mempermudah dalam melakukan perencanaan hal-hal apa saja
yang perlu direncanakan.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
Dengan adanya perencanaan yang telah disusun sebelumnya, maka akan
mempermudah dalam pelaksanaan suatu usaha atau proyek sehingga menjadi
tepat sasaran dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
4. Memudahkan pengawasan.
Pengawasan diperlukan agar pelaksanaan suatu usaha atau proyek tidak
menyimpang dari rencana yang telah disusun.
5. Memudahkan pengendalian.
Pengendalian bertujuan untuk mengembalikan pelaksanaan suatu usaha atau
proyek yang menyimpang agar sesuai dengan yang seharusnya, sehingga
tujuan perusahaan akan tercapai.
Studi kelayakan juga berhubungan dengan investasi. Menurut Suratman
(2001), investasi dalam suatu perusahaan tidak lain adalah mengenai penggunaan
sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan pengembalian yang
menguntungkan pada masa mendatang. Hal tersebut berarti menanamkan
sejumlah modal untuk menjalankan suatu usaha atau proyek pada masa sekarang,
dengan harapan adanya pengembalian modal yang juga disertai dengan
keuntungan di masa yang akan datang. Jenis investasi menurut Kasmir dan Jakfar
(2003) dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Investasi nyata (real investment).
Investasi nyata (real investment) merupakan investasi yang dibuat dalam harta
tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
8

2. Investasi finansial (financial investment).


Investasi finansial (financial investment) merupakan investasi dalam bentuk
kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi, atau surat berharga lainnya
seperti sertifikat deposito.
Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan investasi dari
suatu usaha atau proyek menurut Kasmir dan Jakfar (2003) antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Aspek hukum.
Aspek hukum membahas tentang masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang
dimiliki.
2. Aspek pasar dan pemasaran.
Aspek ini membahas apakah perusahaan yang akan melakukan investasi
memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak, apabila ditinjau dari segi
pasar dan pemasaran.
3. Aspek keuangan atau finansial.
Aspek keuangan atau finansial menilai biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan
dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan.
4. Aspek teknis atau operasi.
Aspek ini membahas tentang teknis atau pengoperasian usaha atau proyek
yang akan dijalankan.
5. Aspek manajemen atau organisasi.
Yang dinilai dalam aspek manajemen adalah para pengelola usaha dan
struktur organisasi yang ada.
6. Aspek ekonomi sosial.
Aspek ekonomi sosial membahas tentang seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan jika usaha atau proyek ini dijalankan.
7. Aspek dampak lingkungan.
Aspek ini perlu dibahas, karena setiap usaha dan proyek yang dijalankan akan
menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitarnya, baik darat, air maupun
udara.
9

Berdasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan, aspek keuangan atau


finansial adalah aspek yang paling dominan pengaruhnya dalam menentukan
kelayakan dari suatu investasi usaha atau proyek.

2.3 Aspek Keuangan

Aspek keuangan atau finansial merupakan aspek yang digunakan untuk


menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), penilaian dalam aspek keuangan atau finansial
meliputi:
a. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh;
b. Kebutuhan biaya investasi;
c. Estimasi pendapatan dan biaya investasi;
d. Proyeksi neraca dan laporan laba rugi;
e. Kriteria penilaian investasi;
f. Rasio keuangan.

2.3.1 Sumber dana investasi

Biasanya diperlukan dana yang cukup besar untuk mendanai suatu


kegiatan investasi, oleh karena itu investor perlu mencari sumber dana untuk
mendanai kegiatan tersebut. Modal adalah suatu sumber dana keuangan (a fluid
financial resources) yang dapat diartikan sebagai barang-barang yang diharapkan
dapat menghasilkan suatu keuntungan (pendapatan tambahan) atau hanya untuk
kepuasan perorangan (Suyanto, et. al., 2003). Pada dasarnya secara potensial
tersedia berbagai macam sumber pendanaan bagi suatu perusahaan, yang
dikelompokkan sebagai berikut (Soeharto, 2005):
1. Modal sendiri, yaitu modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan itu sendiri.
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya diperoleh dari setoran dari
pemegang saham, cadangan laba, laba yang belum dibagi.
10

2. Sumber dari luar/ utang. Ini terjadi bila sejumlah uang (pinjaman pokok)
dipinjam dalam jangka waktu tertentu yang dalam hal ini kreditor
membebankan bunga dengan persentase tetap dan pembayaran kembali utang
pokok sesuai syarat perjanjian.
3. Sumber dari proyek, yaitu biasanya berupa uang muka dan pembayaran oleh
owner yang sesuai dengan prestasi proyek dan berdasarkan waktu atau termin
pembayaran.

2.3.2 Kebutuhan dana investasi

Komponen yang terdapat dalam biaya kebutuhan investasi disesuaikan


dengan jenis usaha atau proyek yang akan dijalankan. Menurut Giatman (2006),
biaya terbagi 3 berdasarkan kelompok sifat penggunaannya, yaitu:
1. Biaya investasi, yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan
kebutuhan usaha untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya
dikeluarkan pada awal-awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar
dan berdampak jangka panjang untuk kesinambungan usaha tersebut.
2. Biaya operasional, yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan
aktifitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dikeluarkan
secara rutin atau periodik waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau
sesuai dengan jadwal kegiatan/produksi.
3. Biaya perawatan, yaitu biaya yang diperuntukkan dalam rangka
menjaga/menjamin performance kerja fasilitas atau peralatan agar selalu prima
dan siap untuk dioperasikan.

2.3.3 Pengertian uang, biaya dan bunga

Uang adalah suatu alat pembayaran dalam transaksi yang dilakukan antar
perorangan, suatu organisasi, atau perusahaan, dimana dipersiapkan keputusan-
keputusan untuk mengadakan investasi (Suyanto, et. al., 2003).
11

Biaya (cost) adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka


mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang (Giatman, 2006).
Bunga adalah pembayaran tambahan yang dibayarkan untuk menunggu
kembalinya uang pinjaman (Suyanto, et. al., 2003).

2.4 Besaran – Besaran Dalam Analisis Ekonomi

Besaran-besaran tekno ekonomi mencakup hal biaya modal, aliran kas,


suku bunga dan masa konstruksi.

2.4.1 Biaya modal (capital cost)

Menurut Poerbo (1993), definisi biaya modal adalah jumlah semua


pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari pra studi sampai selesai dibangun. Bunga
modal dibagi menjadi dua bagian yaitu (Poerbo, 1993):
1. Biaya langsung (direct cost).
Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk pembangunan suatu proyek.
Biaya langsung pada proyek gedung misalnya biaya pembebasan tanah dan
konstruksi. Biaya tanah (land cost) berupa pengadaan tanah. Pendapatan dari
suatu proyek biasa berasal dari sewa/sewa beli. Jika berasal dari sewa maka
bangunan berikut tanahnya tetap menjadi pemilik pengusaha bangunan. Jika
berasal sewa beli maka bangunan menjadi milik penyewa dan tanah menjadi
milik pengusaha bangunan atau keduanya menjadi milik penyewa setelah
jangka waktu yang diperhitungkan.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost).
Biaya ini mencakup tiga komponen yaitu:
a. Biaya administrasi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk kelancaran suatu
konstruksi. Biaya ini diambil 2% dari biaya langsung.
b. Biaya teknik, yaitu biaya untuk pembuatan desain mulai dari studi awal
sampai biaya perencanaan dan pengawasan selama masa konstruksi. Biaya
ini diambil 5% dari biaya langsung.
12

c. Biaya kemungkinan / hal yang tidak terduga dari biaya langsung. Biaya ini
diambil 10% dari biaya langsung. Kemungkinan / hal yang tidak pasti ini
bila dikelompokkan dapat menjadi tiga, yaitu:
1. Biaya / pengeluaran yang timbul tetapi tidak pasti;
2. Biaya yang timbul namun belum terlihat;
3. Biaya yang timbul akibat ditetapkannya harga pada waktu yang akan
datang (misal kemungkinan adanya kenaikan harga).

2.4.2 Biaya tahunan (annual cost)

Menurut Poerbo (1993), umur ekonomi proyek dimulai setelah proyek


selesai dibangun atau setelah masa konstruksi selesai. Biaya tahunan merupakan
biaya yang harus dikeluarkan selama umur proyek. Selama pemanfaatan proyek,
masih diperlukan biaya sampai umur proyek selesai dan merupakan beban yang
masih harus dipikul oleh pihak investor. Biaya operasional dan pemeliharaan
termasuk kedalam biaya tahunan yang diperlukan agar dapat memenuhi umur
proyek sesuai yang direncanakan pada detail desain. Biaya ini diambil 0,5% dari
biaya langsung.

2.4.3 Aliran kas (cash flow)

Setiap proyek mempunyai aliran kas masuk (cash-in flow) dan aliran kas
keluaran (cash-out flow). Masuk dan keluarnya uang digambarkan dalam suatu
daftar yang sistematis yang disebut dengan aliran kas (Poerbo, 1993).

2.4.4 Suku bunga

Suku bunga (rate of interest) adalah tingkat suku bunga pada periode
waktu yang ditentukan (Poerbo, 1993). Menurut Suyanto, et. al., (2003), tingkat
suku bunga tergantung pada kondisi perekonomian negara, besarnya resiko yang
dikaitkan dengan pinjaman, dan tingkat inflasi yang diperkirakan di masa depan.
13

2.4.5 Masa konstruksi

Untuk proyek komersil yang dibiayai dengan modal pinjaman yang


dikenakan bunga meskipun proyek belum menghasilkan pendapatan, maka
sebaiknya masa konstruksi diusahakan sesingkat-singkatnya agar beban bunganya
tidak semakin bertambah. Biasanya para kreditur memberi keringanan berupa
penangguhan pembayaran pokok kredit dan bunganya selama masa konstruksi,
namun ada pula yang hanya memberikan penangguhan pembayaran pokok
kreditnya saja, sedangkan bunga harus tetap dibayar (Poerbo, 1993).

2.5 Nilai Uang Dalam Waktu (Time Value Of Money)

Time value of money atau nilai waktu dari uang merupakan konsep yang
menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang di
masa mendatang. Metode yang digunakan dalam time value of money yaitu
(Poerbo, 1993):
a. Present value merupakan nilai uang pada masa sekarang;
b. Future value merupakan nilai uang pada masa yang akan datang.

2.6 Analisis Penilaian Investasi

Analisis penilaian investasi mengikuti metodologi “discounted cash flow’


dalam penentuan nilai NPV, IRR, dan BEP dengan memperhitungkan tingkat
suku bunga yang ditetapkan.

2.6.1 NPV (net present value)

Metode NPV (Net Present Value) adalah metode menghitung nilai bersih
(netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu
awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi di lakukan atau pada periode
14

tahun ke-0 dalam perhitungan cash flow investasi (Giatman, 2006). Rumus yang
digunakan untuk menghitung nilai NPV adalah (Giatman, 2006):
NPV = PWB – PWC (2.2)
dimana:
PWB (Present Worth of Benefit) = nilai sekarang dari pendapatan;
PWC (Present Worth of Cost) = nilai sekarang dari biaya/pengeluaran.

Rumus untuk menghitung PWB dan PWC (Giatman, 2006):


𝑛

PWB = ∑ Cb𝑡 (FBP)𝑡


𝑡=0

PWB = Cb (1 + i)n (2.3)


𝑛

PWC = ∑ Cc𝑡 (FBP)𝑡


𝑡=0

PWC = Cc (1 + i)n (2.4)


dimana:
Cb = cash flow benefit;
Cc = cash flow cost;
FBP = faktor bunga present;
n = umur investasi;
t = periode waktu.

Menurut Kuswadi (2007), langkah-langkah yang dilakukan dalam


perhitungan NPV yaitu:
1. Menentukan tingkat diskon (discount rate) yang akan digunakan, dalam hal ini
dapat dipakai:
a. Biaya modal (capital cost), atau;
b. Tingkat keuntungan (rate of return) yang di kehendaki.
2. Menghitung present value dari aliran kas dengan tingkat diskon tersebut.
3. Menghitung present value dari besarnya investasi.
4. Menghitung NPV menggunakan rumus pada persamaan 2.2.
15

Hasil dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan


dilakukan adalah:
- Jika : NPV bernilai positif, maka investasi layak;
NPV bernilai negatif, maka investasi tidak layak.
NPV = 0 , maka investasi tidak memiliki pengaruh apapun.

Selain itu, harus diperhatikan pula apakah nilai NPV yang dihasilkan
cukup sesuai dengan modal awal yang telah dikeluarkan dan umur dari investasi
tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah investasi yang dijalankan
memberikan penambahan yang cukup besar atau tidak.
Penggunaan metode NPV dalam mengetahui kelayakan dari suatu
investasi memiliki keunggulan seperti (Kuswadi, 2007):
- Memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money);
- Memperhitungkan nilai sisa proyek.
Sedangkan kelemahan dari NPV antara lain adalah sebagai berikut:
- Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama
usia ekonomis proyek;
- Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh kas perusahaan,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.

2.6.2 IRR (internal rate of return)

IRR (Internal Rate of Return) adalah suatu tingkat bunga (bukan bunga
bank) yang menggambarkan tingkat keuntungan dari suatu proyek atau investasi
dalam persentase pada saat dimana nilai NPV sama dengan nol (Kuswadi, 2007).
IRR merupakan tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit
(penerimaan) yang telah dipresent-valuekan dan cost (pengeluaran) yang telah
dipresent-valuekan sama dengan nol (Giatman, 2006).
Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR yaitu (Giatman, 2006):

IRR = iNPV0 + NPV0 ( iNPV0 – iNPV1 ) (2.5)


(NPV0 + NPV1 )
16

dimana :
iNPV0 = suku bunga net present value pada i0;
iNPV1 = suku bunga net present value pada i1;
NPV0 = net present value pada i0;
NPV1 = net present value pada i1.

Cara menghitung nilai IRR menurut Sinaga (2009) adalah sebagai berikut:
1. Menghitung arus net cash flow sepanjang umur proyek, ditambah nilai sisa
dari aset;
2. Menentukan tingkat bunga pembanding yang lebih besar dari tingkat rate of
return, selisih sebaiknya tidak lebih besar dari 5%;
3. Menghitung nilai IRR menggunakan rumus pada persamaan 2.5.
Sinaga dan Saragih (2013) menjelaskan bahwa kriteria dalam menilai
kelayakan suatu usaha atau proyek dari segi internal rate of return adalah sebagai
berikut:
- Jika : IRR ˃ rate of return, maka investasi layak;
- Jika : IRR ͟˂ rate of return, maka investasi tidak layak dilaksanakan.
Adapun keuntungan dari penggunaan internal rate of return yang
dikemukakan oleh Sinaga (2009), yaitu:
- Dapat mengetahui kemampuan proyek dalam menghasilkan persentase
keuntungan bersih rata-rata tiap tahun selama umur ekonomis dari proyek;
- Nilai sisa (salvage value) barang-barang modal diperhitungkan dalam arus
benefit/penerimaan.

2.6.3 BEP (break even point)

BEP (Break Even Point) adalah jangka waktu pengembalian modal


atau titik impas dimana biaya yang dikeluarkan dan pendapatan adalah seimbang
(NPV = 0), sehingga pada saat itu investasi tidak mengalami kerugian maupun
keuntungan. Metode ini menggunakan teknik coba-coba waktu/periode sampai
17

biaya pendapatan = biaya pengeluaran (Kuswadi, 2007). Adapun rumus


interpolasi untuk mencari BEP yaitu (Sinaga dan Saragih, 2013):

𝑛1 −𝑛𝑥 𝑛1 −𝑛0
= (2.6)
𝑁𝑃𝑉𝑛_1 −0 𝑁𝑃𝑉𝑛_1 −𝑁𝑃𝑉𝑛_0

dimana:
nx = nilai tahun yang diperlukan (BEP);
n0 = tahun pada t0;
n1 = tahun pada t1;
NPVn_0 = net present value pada t0;
NPVn_1 = net present value pada t1.

Metode studi kelayakan investasi menggunakan metode Net Present Value


(NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Break Even Point (BEP) memiliki
kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Oleh karena itu, sebaiknya
dilakukan studi kelayakan ekonomi dengan menggunakan ketiga metode tersebut
untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih maksimal.

2.7 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terkait dengan studi kelayakan ekonomi proyek


sumber daya air, antara lain penelitian “Analisis Kelayakan Ekonomi
Pembangunan Waduk Keureuto di Kabupaten Aceh Utara Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam” yang dilakukan oleh Trikomara dan Fauzi. Dalam penelitian
ini didapatkan hasil Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 131.894.993.000,- atau
NPV > 0 yang artinya proyek tersebut layak dilaksanakan. Hasil dari Internal
Rate of Return (IRR) yaitu sebesar 11,50%, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga pengembalian yang telah direncanakan yaitu sebesar 10% sehingga proyek
layak untuk dilaksanakan. Kemudian Break Event Point (BEP) terjadi pada tahun
ke-27 bulan ke-7 (2038 bulan ke-7), sehingga proyek layak dilaksanakan karena
jangka waktu pengembalian modal yang didapat kurang dari umur ekonomis
18

proyek tersebut, yaitu 50 tahun. Trikomara dan Fauzi menyimpulkan bahwa


investasi pada proyek Pembangunan Waduk Keureuto di Kabupaten Aceh Utara
layak dilaksanakan, karena memenuhi kriteria dalam studi kelayakan yang diteliti.
Kemudian penelitian “Studi Kelayakan Ekonomi Teknik Pembangunan
Embung” yang dilakukan oleh Suryanto. Dalam penelitian ini didapatkan hasil
Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 239.449,- atau NPV > 0 yang artinya
proyek tersebut layak dilaksanakan. Hasil dari Internal Rate of Return (IRR) yaitu
sebesar 28%, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga pengembalian yang
telah direncanakan yaitu sebesar 20% sehingga proyek layak untuk dilaksanakan.
Kemudian Payback Period (PP) terjadi pada tahun ke-7 (2014), sehingga proyek
layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian modal yang didapat
kurang dari umur ekonomis proyek tersebut, yaitu 20 tahun. Suryanto
menyimpulkan bahwa investasi pada proyek Pembangunan Embung layak
dilaksanakan, karena memenuhi kriteria dalam studi kelayakan yang diteliti.
Ada juga penelitian terkait dengan analisa kelayakan ekonomi proyek,
antara lain penelitian “Analisis Kelayakan Ekonomi Rumah Susun Sederhana
Pekan Baru” yang dilakukan oleh Taufik dan Arianti. Dalam penelitian ini
didapatkan hasil Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 107.897.470.758,- atau
NPV > 0 yang artinya proyek tersebut layak dilaksanakan. Hasil dari Internal
Rate of Return (IRR) yaitu sebesar 67,73%, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga pengembalian yang telah direncanakan yaitu sebesar 15% sehingga proyek
layak untuk dilaksanakan. Kemudian Break Event Point (BEP) terjadi pada tahun
ke-9 bulan ke-8 (2021 bulan ke-8), sehingga proyek layak dilaksanakan karena
jangka waktu pengembalian modal yang didapat kurang dari umur ekonomis
proyek tersebut, yaitu 25 tahun. Taufik dan Arianti menyimpulkan bahwa
investasi pada proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Pekan Baru layak
dilaksanakan, karena memenuhi kriteria dalam studi kelayakan yang diteliti.
Kemudian penelitian “Analisis dan Studi Kelayakan Pembangunan
Kembali Pasar Turisari Kota Surakarta” yang dilakukan oleh Akbar, Sugiyarto
dan Srihandayani. Dalam penelitian ini didapatkan hasil Net Present Value (NPV)
sebesar Rp. 42.542.850.116,- atau NPV > 0 yang artinya proyek tersebut layak
19

dilaksanakan. Hasil dari Benefit Cost Ratio (BCR) yaitu sebesar 4,9 atau BCR > 1
yang artinya proyek tersebut layak dilaksanakan. Kemudian Break Event Point
(BEP) terjadi pada tahun ke-1,02 sehingga proyek layak dilaksanakan karena
jangka waktu pengembalian modal yang didapat kurang dari umur ekonomis
proyek tersebut, yaitu 50 tahun. Akbar, Sugiyarto dan Srihandayani
menyimpulkan bahwa investasi pada proyek Pembangunan Kembali Pasar
Turisari Kota Surakarta layak dilaksanakan, karena memenuhi kriteria dalam studi
kelayakan yang diteliti.
BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang akan
digunakan dalam Studi Kelayakan Ekonomi Pada Pembangunan Bronjong Tebing
Sungai di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh
Barat. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sumber data, teknik
pengumpulan data, studi pustaka dan literatur, mengembangkan asumsi dan
analisis aliran kas. Adapun bagan alir penelitian dapat dilihat pada flowchart atau
bagan alir pada Lampiran A Gambar A.3.1. Halaman 42.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Padang Mancang dengan mengamati


kondisi tebing sungainya. Desa Padang Mancang merupakan salah satu desa yang
berada di dalam Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat. Secara geografis
Desa Padang Mancang terletak pada posisi 04013’0" Lintang Utara (LU) dan
96°10’0" Bujur Timur. Desa Padang Mancang secara administratif berbatasan
langsung dengan 4 desa lainnya, yaitu Desa Meunasah Buloh, Peunia, Mesjid dan
Keude Pasi. Untuk lebih jelasnya peta lokasi penelitian dan foto lokasi penelitian
dapat diihat pada Lampiran A Gambar A.3.2 – A.3.5 Halaman 43 – 46.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data – data yang diperlukan dalam studi kelayakan ekonomi pada


pembangunan bronjong tebing sungai di Desa Padang Mancang, Kecamatan
Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat berupa data primer, data sekunder, dan
asumsi yang terkait dengan perhitungan analisis data.

20
21

3.2.1 Data primer

Data primer yaitu data yang didapat langsung oleh penulis untuk maksud
khusus dalam menyelesaikan penelitian ini. Data dikumpulkan langsung dari
lapangan atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer dalam penelitian ini
berupa data manfaat bronjong yang diperoleh dari studi wawancara.
Studi wawancara yang dilakukan berupa data tentang rumah tinggal,
jembatan, perkebunan, dan bangunan lainnya yang berada didaerah dekat sungai.
Surat keterangan dari studi wawancara dapat dilihat pada Lampiran C Perhitungan
C.3.1 Halaman 63 serta lampiran foto dapat dilihat pada Lampiran A Gambar
A.3.6 – A.3.10 Halaman 47 – 51.

3.2.2 Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai literatur yang
mendukung penelitian, seperti buku, catatan, jurnal, internet, rekan mahasiswa,
dan data yang diperoleh dari dinas atau instansi lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Data sekunder dalam penelitian ini berupa gambar desain bronjong dan
data rincian harga barang dan upah di lokasi penelitian pada tahun 2018. Dalam
penelitian ini, gambar desain bronjong diperoleh dari rekan mahasiswa yang
melakukan penelitian dilokasi yang sama. Sedangkan data harga barang dan upah
tahun 2018 diperoleh di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan. Adapun gambar
desain bronjong dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.3.11 – A.3.14 Halaman
52 – 55. Tabel daftar harga barang dan upah tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran B Tabel B.3.1 Halaman 56-62.

3.2.3 Asumsi

Asumsi merupakan perkiraan-perkiraan yang akan digunakan dalam


penelitian, seperti:
22

- Umur ekonomis atau usia pakai bangunan bronjong;


- Tingkat suku bunga Bank Indonesia;
- Tingkat keuntungan atau rate of return.

Berdasarkan data yang telah terkumpul, maka dilakukan pembuatan


asumsi untuk mendapatkan sebuah perkiraan atau estimasi yang akan digunakan
dalam penelitian.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan metode-metode yang digunakan dalam


penelitian. Adapun metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Studi pustaka dan literatur.


Dalam penulisan penelitian ini dilakukan pengumpulan referensi yang
diperoleh dengan membaca buku-buku literatur, jurnal, internet dan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

2. Pengumpulan data.
Seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian dikumpulkan dengan cara
studi lapangan untuk mendapatkan data primer, studi kepustakaan untuk
mendapatkan data sekunder dan juga membuat asumsi yang diperlukan dalam
penelitian. Asumsi-asumsi mengenai objek yang akan diteliti kemudian
dikembangkan kembali untuk mempermudah dalam menghasilkan estimasi
dan kesimpulan yang bermanfaat pada penelitian.

3. Menghitung RAB.
Dalam penulisan penelitian ini dilakukan perhitungan RAB yang berguna
sebagai data awal (investasi) dalam perhitungan analisis aliran kas.
23

4. Analisis aliran kas (cash flow).


Setelah seluruh data dan asumsi yang dibutuhkan terkumpul, maka dilakukan
input data untuk analisis dengan membuat aliran kas atau cash flow.
Berdasarkan cash flow tersebut, data diolah menjadi informasi yang digunakan
untuk menyelesaikan rumusan permasalahan dalam penelitian. Analisis data
yang dilakukan pada penelitian ini antara lain adalah:
a. Menghitung Net Present Value (NPV).
Hasil perhitungan NPV didapat dengan menggunakan rumus pada
persamaan 2.2. Apabila NPV bernilai positif, NPV ˃ 0, dan NPV memiliki
nilai yang signifikan dari modal awal, maka kegiatan investasi dapat
dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Namun jika tidak, maka kegiatan
investasi dinyatakan tidak layak.
b. Menghitung Internal Rate of Return (IRR).
Hasil perhitungan IRR didapat dengan menggunakan rumus pada
persamaan 2.5. Apabila nilai IRR ˃ bunga pasar modal, maka kegiatan
investasi dapat dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Namun jika tidak,
maka kegiatan investasi dinyatakan tidak layak.
c. Menghitung Break Even Point (BEP).
BEP didapatkan dari rumus pada persamaan 2.6. Kemudian dari hasil
perhitungan akan dilakukan interpolasi untuk mendapatkan hasil BEP pada
saat NPV = 0.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang pengolahan data dan pembahasan sesuai dengan
metode pengolahan data yang ada di bab III dan disesuaikan dengan teori
pembahasan yang ada di bab II. Perhitungan dilakukan berdasarkan teori dan
rumus-rumus serta metodologi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

4.1 Hasil

Hasil yang diperhitungkan didapat dari pengolahan data primer, data


sekunder dan asumsi suku bunga serta umur ekonomis proyek. Data primer
diperoleh dari studi wawancara di lokasi penelitian, sehingga diperoleh data
manfaat bronjong atau cash flow benefit. Data sekunder diperoleh dari rekan
mahasiswa dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan. Dari rekan mahasiswa,
data sekunder yang diperoleh adalah gambar desain bronjong yang direncanakan.
Panjang tebing sungai yang direncanakan untuk proyek pembangunan bronjong
adalah sepanjang 608 m. Proyek ini direncanakan hanya dibangun di lokasi yang
tererosi paling parah yaitu bagian tikungan sungai. Sedangkan data sekunder yang
diperoleh dari Dinas PU Pengairan adalah daftar harga barang dan upah tahun
2018. Data sekunder diperlukan untuk menghitung RAB dari pembangunan
bronjong atau biaya investasi awal (biaya modal).

4.1.1 Biaya langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk pembangunan


suatu proyek, seperti Rencana Anggaran Biaya (RAB). Perhitungan RAB
dilakukan menggunakan data sekunder, yaitu gambar desain bangunan bronjong
serta daftar harga barang dan upah tahun 2018.

24
25

Hasil perhitungan RAB yang diperoleh untuk pembangunan bronjong


diperlihatkan pada Tabel 4.1. Untuk lebih jelasnya perhitungan RAB bronjong
diperlihatkan pada Lampiran C Perhitungan C.4.1 Halaman 64 – 68.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan RAB Pembangunan Bronjong.

HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME ANALISA SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)

1 2 3 4 5 6
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pengukuran dan Pemasangan Patok 1,00 Ls Ls 1.000.000 1.000.000
2 Papan Nama Proyek 1,00 Ls Ls 250.000 250.000
Jumlah 1.250.000
B PEMASANGAN BRONJONG
1 Galian Tanah 364,80 m3 A.2.3.1.1 108.500 39.580.800
2 Memancang/Memasang Pancang Kayu 6.688,00 m1 Dihitung 12.800 85.606.400
3
3 Bronjong 6.688,00 m P.06 990.000 6.621.120.000
Jumlah 6.746.307.200
TOTAL BIAYA KONSTRUKSI 6.747.557.200
PPN 10% 674.755.720
TOTAL BIAYA LANGSUNG 7.422.312.920

Hal yang paling utama dihitung dalam RAB adalah perhitungan volume
pekerjaan, dan selanjutnya diikuti penentuan harga barang dan upah. Dari harga
barang dan upah, dapat ditentukan analisa harga satuan. Analisa yang
dipergunakan di penelitian ini adalah analisa SNI dan dipakai berdasarkan jenis
item pekerjaan di RAB. Di perhitungan RAB ini, ada digunakan analisa harga
satuan taksiran (Ls) yang berarti harga pekerjaan pada item pekerjaan RAB
ditaksir berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan item pekerjaan
tersebut.
Setelah perhitungan untuk keseluruhan item pekerjaan, mulai dari
pekerjaan persiapan hingga pemasangan bronjong, maka dibuat Rekapitulasi RAB
atau total nilai dari seluruh item pekerjaan. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat
26

total RAB setelah ditambahkan PPn 10% yaitu Rp. 7.422.312.920,-. Hasil dari
perhitungan RAB ini merupakan biaya langsung dalam pembangunan bronjong,
dimana biaya langsung adalah bagian dari biaya modal.

4.1.2 Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

a. Biaya administrasi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk kelancaran suatu


konstruksi. Biaya ini diambil 2% dari biaya langsung.
Biaya administrasi = 0,02 x Rp. 7.422.312.920,-
= Rp. 148.446.258,-

b. Biaya jasa konsultasi, yaitu biaya untuk pembuatan desain mulai dari studi
awal sampai biaya perencanaan dan pengawasan selama masa konstruksi.
Biaya ini diambil 5% dari biaya langsung.
Biaya konsultan = 0,05 x Rp. 7.422.312.920,-
= Rp. 371.115.646,-

c. Biaya kemungkinan / hal yang tidak terduga dari biaya langsung. Biaya ini
dapat berupa biaya yang timbul tetapi tidak pasti, biaya yang timbul
namun belum terlihat, atau biaya yang timbul akibat ditetapkannya harga
pada waktu yang akan datang (misal kemungkinan adanya kenaikan
harga). Biaya ini diambil 10% dari biaya langsung.
Biaya tak terduga = 0,1 x Rp. 7.422.312.920,-
= Rp. 742.231.292,-

Berdasarkan perhitungan ketiga komponen biaya tidak langsung, maka


didapat total biaya tidak langsung dengan menjumlahkan ketiga biaya tersebut.
Total biaya tidak langsung adalah sebesar Rp. 1.261.793.196,-.
27

4.1.3 Biaya tahunan

Biaya tahunan merupakan biaya yang harus dikeluarkan selama umur


proyek. Selama pemanfaatan proyek, masih diperlukan biaya sampai dengan umur
proyek selesai dan merupakan beban yang masih harus dipikul oleh pihak
investor. Biaya tahunan yang dihitung adalah biaya operasional dan pemeliharaan.
Biaya operasional dan pemeliharaan diperlukan agar dapat memenuhi umur
proyek sesuai yang direncanakan pada detail desain. Biaya ini diambil 0,5% dari
biaya langsung.
Biaya operasional dan pemeliharaan = 0,005 x Rp. 7.422.312.920,-
= Rp. 37.111.565,-

Total keseluruhan biaya pengeluaran atau cash flow cost, dihitung dengan
menjumlahkan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya tahunan. Total
biaya ini merupakan cash flow cost yang digunakan untuk perhitungan analisis
cash flow. Maka total keseluruhan biaya pengeluaran adalah:

Total biaya = biaya langsung + biaya tidak langsung + biaya tahunan


= Rp. 7.422.312.920,- + Rp. 1.261.793.196,- + Rp. 37.111.565,-
= Rp. 8.721.217.681,-

4.1.4 Manfaat dengan adanya proyek

Manfaat yang timbul dengan adanya pembangunan bronjong antara lain


berupa rumah tinggal warga yang tinggal didekat tepi sungai tetap aman
dikarenakan tidak terjadi lagi erosi tebing sungai. Perkebunan warga, usaha
panglong kayu, mushola, jalan dan jembatan yang terhindar dari kerusakan dan
beroperasi dengan baik.
Studi wawancara merupakan data primer yang dibutuhkan untuk
perhitungan analisis cash flow. Untuk lebih jelasnya studi wawancara
diperlihatkan pada Lampiran C Perhitungan C.3.1 Halaman 63. Berdasarkan hasil
28

wawancara, maka dapat disimpulkan besarnya manfaat dengan adanya


pembangunan bronjong antara lain:

- Rumah tinggal : Rp. 6.600.000.000,-


- Jembatan gantung : Rp. 200.000.000,-
- Jalan : Rp. 170.000.000,-
- Mushola : Rp. 120.000.000,- +
Total Rp. 7.090.000.000,-

- Usaha Panglong Kayu : Rp. 40.000.000,- pertahun


- Hasil produksi lahan : Rp. 84.000.000,- pertahun +
Total Rp. 124.000.000,- pertahun

Uraian biaya tersebut merupakan besarnya biaya manfaat sebelum proyek


dibangun. Nilai Rp. 7.090.000.000,- adalah biaya bangunan-bangunan di Desa
Padang Mancang yang letaknya dekat dengan tepi sungai. Bangunan-bangunan
tersebut berupa rumah tinggal, mushola, jembatan gantung, dan jalan. Sedangkan
nilai Rp. 124.000.000,- adalah biaya yang diperoleh pertahun dari usaha-usaha
yang ada di Desa Padang Mancang yang juga terletak dekat dengan tepi sungai.
Usaha-usaha tersebut berupa usaha panglong kayu dan produksi lahan pertanian.
Total biaya manfaat yang diperoleh adalah Rp. 7.214.000.000,-. Setelah
adanya proyek, nilai ini terus bertambah karena dipengaruhi oleh suku bunga dan
umur ekonomis proyek. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Total hasil manfaat ini adalah biaya pendapatan atau cash flow benefit yang
diperoleh dengan adanya pembangunan bronjong.

4.1.5 Analisis aliran kas (cash flow)

Perhitungan analisis cash flow dilakukan dengan metode NPV (Net


Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan BEP (Break Even Point).
29

Tahun periode (n) atau umur ekonomis proyek adalah 65 tahun dan persentase
bunga atau rate of return adalah 5%.

1. Perhitungan NPV (Net Present Value)


Metode NPV adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu
sekarang (present). Untuk mencari nilai NPV, digunakan Persamaan 2.2
Halaman 14.
NPV = PWB – PWC
NPV = (Cb (1+i)n) – (Cc (1+i)n)
NPV = (7.090.000.000 (1+5%)1 + 124.000.000 (1+5%)65) –
(8.684.106.116 (1+5%)1 + 37.111.565 (1+5%)65)
NPV = 10.400.647.669 – 10.003.047.432
NPV = 397.600.237 > 0 LAYAK
Nilai NPV yang didapat adalah positif, yaitu sebesar Rp. 397.600.237,-.
Nilai ini memenuhi syarat kelayakan suatu proyek, yaitu NPV > 0.

2. Perhitungan IRR (Internal Rate of Return)


Metode IRR adalah metode yang memperlihatkan suatu tingkat bunga
(bukan bunga bank) yang menggambarkan tingkat keuntungan dari suatu
proyek atau investasi dalam persentase pada saat dimana nilai NPV sama
dengan nol. Untuk menghitung nilai IRR, dilakukan perbandingan antara
nilai NPV pada suku bunga awal dengan nilai NPV pada suku bunga
pembanding yang lebih besar.
Jika IRR dengan i = 4,5%
NPV = (7.090.000.000 (1+4,5%)1 + 124.000.000 (1+4,5%)65) –
(8.684.106.116 (1+4,5%)1 + 37.111.565 (1+4,5%)65)
NPV = -146.970.011
Jika IRR dengan i = 4,8%
NPV = (7.090.000.000 (1+4,8%)1 + 124.000.000 (1+4,8%)65) –
(8.684.106.116 (1+4,8%)1 + 37.111.565 (1+4,8%)65)
NPV = 159.352.601
30

Maka IRR dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.5 Halaman 15:


IRR = iNPV0 + NPV0 ( iNPV0 – iNPV1 )
(NPV0 + NPV1 )
IRR = 4,5% + -146.970.011 ( 4,5% – 4,8% )
(-146.970.011 + 159.352.601)
IRR = 8,06% > 5% LAYAK
Tingkat bunga IRR yang didapat adalah sebesar 8,06%, yang
menunjukkan IRR lebih besar dari suku bunga (i) yaitu 5%. Nilai IRR ini
memenuhi syarat kelayakan suatu proyek, yaitu IRR > rate of return (i).

3. Perhitungan BEP (Break Even Point)


Metode BEP adalah metode yang memperhitungkan jangka waktu
pengembalian modal atau titik impas dimana biaya yang dikeluarkan dan
pendapatan adalah seimbang (NPV = 0), sehingga pada saat itu investasi
tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. BEP diperoleh dengan
menggunakan teknik coba-coba waktu/periode sampai nilai NPV = 0.
NPV pada tahun ke-60
NPV = (7.090.000.000 (1+5%)1 + 124.000.000 (1+5%)60) –
(8.684.106.116 (1+5%)1 + 37.111.565 (1+5%)60)
NPV = -50.806.185
NPV pada tahun ke-61
NPV = (7.090.000.000 (1+5%)1 + 124.000.000 (1+5%)61) –
(8.684.106.116 (1+5%)1 + 37.111.565 (1+5%)61)
NPV = 30.344.077
Dari perhitungan diatas, dilakukan interpolasi untuk mendapatkan nilai
NPV = 0 dengan menggunakan Persamaan 2.6 Halaman 17:
𝑛1 −𝑛𝑥 𝑛1 −𝑛0
=
𝑁𝑃𝑉𝑛_1 −0 𝑁𝑃𝑉𝑛_1 −𝑁𝑃𝑉𝑛_0

𝑁𝑃𝑉𝑛_1 𝑥 (𝑛1 −𝑛0 )


-nx = - n1
𝑁𝑃𝑉𝑛_1 −𝑁𝑃𝑉𝑛_0

30.344.077 𝑥 (61−60)
-BEP = - 61
30.344.077−(−50.806.185)
31

-BEP = -60,6
BEP = 60,6 tahun
BEP = tahun ke-60 bulan ke-6 < 65 tahun LAYAK
BEP yang didapat adalah tahun ke-60 bulan ke-6, yang berarti BEP terjadi
sebelum umur ekonomis proyek, yaitu 65 tahun. Maka nilai BEP
memenuhi syarat kelayakan suatu proyek.

Berdasarkan hasil dari ketiga metode, maka dapat disimpulkan bahwa


hasil yang didapat untuk suku bunga 5% dan umur ekonomis proyek 65 tahun
adalah memenuhi syarat kelayakan suatu proyek. Berikut disajikan tabel
rekapitulasi perhitungan umur proyek pertahun dari analisis cash flow metode
NPV, IRR dan BEP.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan Analisis Cash Flow

Biaya Manfaat Dengan Adanya


Biaya Modal Analisis Cash Flow
Tahunan Proyek
Thn
Biaya Biaya Tidak
Biaya OP Bangunan Usaha NPV IRR BEP
Langsung Langsung
0 - - - 7.090.000.000 124.000.000 - -

1 7.422.312.920 1.261.793.196 37.111.565 7.444.500.000 130.200.000 (1.582.578.565) 4,35

2 - - 37.111.565 7.444.500.000 136.710.000 (1.578.016.922) 4,35

3 - - 37.111.565 7.444.500.000 143.545.500 (1.573.227.197) 4,35

4 - - 37.111.565 7.444.500.000 150.722.775 (1.568.197.986) 4,35

5 - - 37.111.565 7.444.500.000 158.258.914 (1.562.917.314) 4,35

6 - - 37.111.565 7.444.500.000 166.171.859 (1.557.372.609) 4,35


60,6
7 - - 37.111.565 7.444.500.000 174.480.452 (1.551.550.668) 4,35

8 - - 37.111.565 7.444.500.000 183.204.475 (1.545.437.630) 4,35

9 - - 37.111.565 7.444.500.000 192.364.699 (1.539.018.941) 4,35

10 - - 37.111.565 7.444.500.000 201.982.934 (1.532.279.317) 4,35

11 - - 37.111.565 7.444.500.000 212.082.080 (1.525.202.711) 4,35

12 - - 37.111.565 7.444.500.000 222.686.184 (1.517.772.276) 4,35

13 - - 37.111.565 7.444.500.000 233.820.494 (1.509.970.319) 4,35


32

Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan Analisis Cash Flow (lanjutan 2/3)

Biaya Manfaat Dengan Adanya


Biaya Modal Analisis Cash Flow
Tahunan Proyek
Thn
Biaya Biaya Tidak
Biaya OP Bangunan Usaha NPV IRR BEP
Langsung Langsung
14 - - 37.111.565 7.444.500.000 245.511.518 (1.501.778.263) 4,35

15 - - 37.111.565 7.444.500.000 257.787.094 (1.493.176.605) 4,35

16 - - 37.111.565 7.444.500.000 270.676.449 (1.484.144.865) 4,35

17 - - 37.111.565 7.444.500.000 284.210.271 (1.474.661.537) 4,35

18 - - 37.111.565 7.444.500.000 298.420.785 (1.464.704.042) 4,35

19 - - 37.111.565 7.444.500.000 313.341.824 (1.454.248.673) 4,35

20 - - 37.111.565 7.444.500.000 329.008.915 (1.443.270.536) 4,35

21 - - 37.111.565 7.444.500.000 345.459.361 (1.431.743.492) 4,35

22 - - 37.111.565 7.444.500.000 362.732.329 (1.419.640.095) 4,35

23 - - 37.111.565 7.444.500.000 380.868.946 (1.406.931.529) 4,35

24 - - 37.111.565 7.444.500.000 399.912.393 (1.393.587.534) 4,35

25 - - 37.111.565 7.444.500.000 419.908.013 (1.379.576.340) 4,35

26 - - 37.111.565 7.444.500.000 440.903.413 (1.364.864.586) 4,35

27 - - 37.111.565 7.444.500.000 462.948.584 (1.349.417.244) 4,35 60,6

28 - - 37.111.565 7.444.500.000 486.096.013 (1.333.197.535) 4,35

29 - - 37.111.565 7.444.500.000 510.400.814 (1.316.166.840) 4,35

30 - - 37.111.565 7.444.500.000 535.920.855 (1.298.284.611) 4,35

31 - - 37.111.565 7.444.500.000 562.716.897 (1.279.508.271) 4,35

32 - - 37.111.565 7.444.500.000 590.852.742 (1.259.793.113) 4,35

33 - - 37.111.565 7.444.500.000 620.395.379 (1.239.092.198) 4,35

34 - - 37.111.565 7.444.500.000 651.415.148 (1.217.356.237) 4,35

35 - - 37.111.565 7.444.500.000 683.985.906 (1.194.533.477) 4,35

36 - - 37.111.565 7.444.500.000 718.185.201 (1.170.569.580) 4,35

37 - - 37.111.565 7.444.500.000 754.094.461 (1.145.407.488) 4,35

38 - - 37.111.565 7.444.500.000 791.799.184 (1.118.987.291) 4,35

39 - - 37.111.565 7.444.500.000 831.389.143 (1.091.246.085) 4,35

40 - - 37.111.565 7.444.500.000 872.958.600 (1.062.117.818) 4,35


33

Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan Analisis Cash Flow (lanjutan 3/3)

Biaya Manfaat Dengan Adanya


Biaya Modal Analisis Cash Flow
Tahunan Proyek
Thn
Biaya Biaya Tidak
Biaya OP Bangunan Usaha NPV IRR BEP
Langsung Langsung
41 - - 37.111.565 7.444.500.000 916.606.530 (1.031.533.138) 4,35

42 - - 37.111.565 7.444.500.000 962.436.857 (999.419.223) 4,35

43 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.010.558.700 (965.699.613) 4,34

44 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.061.086.635 (930.294.023) 4,34

45 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.114.140.966 (893.118.153) 4,34

46 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.169.848.015 (854.083.490) 4,34

47 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.228.340.415 (813.097.093) 4,34

48 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.289.757.436 (770.061.376) 4,34

49 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.354.245.308 (724.873.874) 4,34

50 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.421.957.573 (677.426.997) 4,34

51 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.493.055.452 (627.607.775) 4,34

52 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.567.708.225 (575.297.593) 4,34

53 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.646.093.636 (520.371.902) 4,33


60,6
54 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.728.398.318 (462.699.926) 4,33

55 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.814.818.234 (402.144.351) 4,33

56 - - 37.111.565 7.444.500.000 1.905.559.145 (338.560.997) 4,33

57 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.000.837.103 (271.798.476) 4,32

58 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.100.878.958 (201.697.829) 4,32

59 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.205.922.906 (128.092.149) 4,31

60 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.316.219.051 (50.806.185) 4,30

60,6 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.388.725.444 0 4,29

61 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.432.030.003 30.344.077 4,28

62 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.553.631.504 115.551.851 4,26

63 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.681.313.079 205.020.015 4,20

64 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.815.378.733 298.961.587 4,03

65 - - 37.111.565 7.444.500.000 2.956.147.669 397.600.237 8,06


34

Berdasarkan tabel rekapitulasi perhitungan analisis cash flow, dapat dilihat


biaya-biaya dari sebelum adanya proyek sampai proyek selesai. Pada perhitungan
sebelum adanya proyek atau tahun ke-0 ,biaya modal dan biaya tahunan belum
muncul dikarenakan belum adanya investasi untuk proyek pembangunan
bronjong. Sedangkan biaya manfaat sudah muncul tetapi belum ada pengaruh
suku bunga dan umur proyek. Total biaya manfaat sebelum adanya proyek adalah
Rp. 7.214.000.000,-. Kemudian di tahun ke-1, biaya modal dikeluarkan dengan
total sebesar Rp. 8.684.106.116,-. Biaya tahunan yaitu biaya operasional dan
pemeliharaan dikeluarkan pada tahun ke-1 sebesar Rp. 37.111.565,-. Biaya modal
hanya ada ditahun pertama atau tahun ke-1, sedangkan biaya tahunan dikeluarkan
pertahun sampai umur proyek selesai. Biaya manfaat dengan adanya proyek terus
bertambah dari nilai sebelum adanya proyek, dikarenakan adanya faktor suku
bunga dan umur proyek.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat beberapa grafik analisis cash flow.
Grafik tersebut diperlihatkan pada gambar berikut.

400,000,000
200,000,000
-
(200,000,000)
NPV (Rp)

(400,000,000)
(600,000,000)
(800,000,000)
(1,000,000,000)
(1,200,000,000)
(1,400,000,000)
(1,600,000,000)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Tahun

Gambar 4.1 : Grafik NPV Pada Periode Umur Proyek


Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Grafik NPV pada periode umur proyek menunjukkan pergerakan dari nilai
NPV yang meningkat setiap tahunnya. Pada awal tahun sampai dengan tahun
35

ke-60, nilai NPV yang diperoleh adalah negatif. Ini menerangkan bahwa NPV
belum memenuhi syarat kelayakan. Di tahun ke-60 bulan ke-6, nilai NPV yang
diperoleh adalah nol, dan ditah0un berikutnya sampai tahun ke-65, nilai NPV
yang diperoleh adalah positif. Nilai NPV di akhir periode adalah Rp.
397.600.237,-.

10,500
9,800
9,100
8,400
7,700
7,000 Cash
6,300
Juta (Rp)

5,600 Flow
4,900 Benefit
4,200
3,500 Cash
2,800 Flow
2,100 Cost
1,400
700
-
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Tahun

Gambar 4.2 : Grafik BEP Cash Flow Benefit dan Cash Flow Cost
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Grafik BEP pada Gambar 4.2 menunjukkan tingkat kenaikan cash flow
benefit yang berpotongan dengan cash flow cost pada tahun ke-60 bulan ke-6.
Perpotongan garis ini menunjukkan NPV = 0 atau jangka waktu pengembalian
modal (BEP). Dari grafik ini, didapat BEP terjadi pada tahun ke-60 bulan ke-6
yang berarti bahwa BEP terjadi sebelum umur ekonomis proyek yaitu 65 tahun.
36

11,200
10,400
9,600
8,800
8,000
7,200 Cash
6,400 Flow
5,600 Benefit
Juta (Rp)

4,800
Cash
4,000
Flow
3,200
Cost
2,400
1,600 NPV
800
-
(800)
(1,600)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Tahun

Gambar 4.3 : Grafik BEP Cash Flow Benefit, Cash Flow Cost, dan NPV
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Gambar 4.3 merupakan grafik yang menunjukkan nilai NPV = 0 pada


periode tahun ke-60 bulan ke-6, sedangkan cash flow cost dan cash flow benefit
saling berpotongan pada tahun ke-60 bulan ke-6. Hal ini juga menyatakan bahwa
BEP terjadi pada tahun ke-60 bulan ke-6, yaitu sebelum umur ekonomis proyek
pada tahun ke-65.

4.2 Pembahasan

Hasil analisis cash flow dalam penyusunan Studi Kelayakan Ekonomi


Pada Pembangunan Bronjong Tebing Sungai di Desa Padang Mancang,
Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat ini menggunakan metode
pendekatan perkiraan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan
RAB, biaya investasi atau biaya modal yang dikeluarkan adalah sebesar
Rp. 8.684.106.116,-. Biaya tahunan atau biaya operasional dan pemeliharaan
dikeluarkan sebesar Rp. 37.111.565,-. Data manfaat bronjong menghasilkan biaya
pendapatan atau cash flow benefit sebesar Rp. 7.214.000.000,-. Suatu proyek
37

investasi dikatakan layak apabila NPV bernilai positif, IRR>rate of return, dan
BEP diperoleh sebelum umur ekonomis proyek.
Perhitungan analisis cash flow pada penelitian ini menggunakan suku
bunga (i) 5% dan tahun periode (n) 65 tahun. Hasil nilai NPV yang diperoleh
sebesar Rp. 397.600.237,- atau NPV > 0, nilai IRR 8,06% > rate of return (5%),
dan BEP terjadi pada tahun ke-60 bulan ke-6 yang menunjukkan jangka waktu
pengembalian modal yang didapat kurang dari umur ekonomis proyek tersebut,
yaitu 65 tahun.
Hasil dari ketiga metode analisis cash flow menunjukkan bahwa proyek
pembangunan bronjong dikatakan layak secara ekonomis karena sudah memenuhi
syarat kelayakan dan proyek tersebut dapat dilaksanakan atau dibangun.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis cash flow pada Studi Kelayakan Ekonomi Pada
Pembangunan Bronjong Tebing Sungai, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Biaya modal pembangunan bronjong tebing sungai di Desa Padang
Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat adalah sebesar
Rp. 8.684.106.116,-.
2. Besarnya manfaat yang diperoleh dengan adanya pembangunan bronjong
adalah Rp. 7.214.000.000,-
3. Panjang sungai yang direncanakan untuk pemasangan bronjong pada tebing
sungai adalah 608 m sehingga menghasilkan volume bronjong sebesar
6.688 m3.
4. Hasil analisis cash flow metode NPV adalah sebesar Rp. 397.600.237,-,
metode IRR sebesar 8,06% dan BEP terjadi pada tahun ke-60 bulan ke-6.
5. Hasil studi kelayakan ekonomi pada Pembangunan Bronjong Tebing Sungai di
Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat
menunjukkan layak untuk dilaksanakan pada semua alternatif analisis yang
dilakukan, karena pada tingkat suku bunga sebesar 5% menunjukkan indikator
kelayakan yaitu nilai NPV positif, IRR > 5% dan BEP kurang dari umur
operasional bangunan yaitu 65 tahun.
6. Dengan adanya pembangunan bronjong, masyarakat bisa merasakan manfaat
berupa keselamatan warga yang tinggal didekat tepi sungai dikarenakan tidak
terjadi lagi erosi tebing sungai, perkebunan warga dan jembatan yang
terhindar dari kerusakan, serta menghindari proses sedimentasi pada dasar
sungai yang dapat mengakibatkan banjir.

38
39

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil analisis yang telah dilakukan,


disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Merekomendasikan kepada pihak Dinas PU Pengairan agar dapat
merealisasikan rencana pembangunan bronjong sebagai pengaman tebing
sungai di Desa Padang Mancang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten
Aceh Barat khususnya terhadap warga yang tinggal dekat dengan tepi
sungai agar terhindar dari bahaya, karena berdasarkan hasil studi
kelayakan ekonomi pada penelitian tugas akhir ini menunjukkan proyek
pembangunan bronjong ini layak dilaksanakan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna secara umum dalam ilmu
studi kelayakan ekonomi suatu proyek dan menjadi bahan referensi bagi
pemerintah atau mahasiswa yang ingin memperdalam ilmu studi
kelayakan ekonomi suatu proyek.
3. Penelitian lanjutan dapat memakai metode berbeda serta asumsi suku
bunga dan umur ekonomis proyek lainnya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Akbar, R., Sugiyarto dan Srihandayani, F. 2011. Analisis dan Studi


Kelayakan Pembangunan Kembali Pasar Turisari Kota Surakarta. E-
Jurnal Matriks Teknik Sipil Halaman 242-248. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
2. Ervianto, W. 2003. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi
Offset.
3. Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
4. Jennyvera. 2012. Estimasi Biaya Konseptual Pada Konstruksi Bangunan
Gedung Perkantoran Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Logic. Tugas
akhir Jurusan Teknik Sipil Program Studi S1. Jakarta : Universitas
Indonesia.
5. Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Prenada Media
Grup.
6. Kuswadi. 2007. Analisis Keekonomian Proyek. Yogyakarta : Andi Offset.
7. Napitupulu, R. 2011. Pengaruh Kualitas Estimasi Biaya Terhadap Kinerja
Biaya Pada Pembangunan Proyek Taman Di Suku Dinas Pertamanan
Jakarta Timur. Tesis Program Pasca Sarjana. Jakarta : Universitas
Indonesia.
8. Poerbo, H. 1993. Tekno Ekonomi Bangunan Bertingkat Banyak. Jakarta :
Djambatan.
9. Sinaga, D. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Dalam Ekonomi Global : Teori
dan Aplikasinya dalam Evaluasi Proyek. Jakarta : Mitra Wacana Media.
10. Sinaga, D. dan Saragih, H. 2013. Studi Kelayakan Investasi Pada Proyek
Dan Bisnis Dalam Perspektif Iklim Investasi Perekonomian Global : Teori
dan Aplikasinya dalam Menilai Investasi Modal dalam Proyek dan Bisnis.
Jakarta : Mitra Wacana Media.
11. Soeharto, I. (2005). Manajemen Proyek : dari Konseptual Sampai
Operasional Jilid 1-2. Jakarta : Erlangga.

40
12. Sudiarta, I. 2011. Estimasi Biaya Konseptual Konstruksi Gedung dengan
Faktor Kapasitas Biaya. Tesis Program Pasca Sarjana. Denpasar :
Universitas Udayana.
13. Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur
Penyusunan Laporan. Yogyakarta : J & J Learning.
14. Suryanto. 2011. Studi Kelayakan Ekonomi Teknik Pembangunan Embung.
Jurnal Teknik Sipil Volume 2 Nomor 1 Halaman 88-102. Lampung :
Universitas Bandar Lampung.
15. Suyanto, A., Sunaryo, M. dan Syarief, R. 2003. Ekonomi Teknik Proyek
Sumberdaya Air. Jakarta : PT. Mediatama Saptakarya.
16. Taufik, H. dan Arianti, Y. 2013. Analisis Kelayakan Ekonomi Rumah
Susun Sederhana Pekanbaru. Pekanbaru : Universitas Riau.
17. Trikomara, I. dan Fauzi, M. 2013. Analisis Kelayakan Ekonomi
Pembangunan Waduk Keureuto di Kabupaten Aceh Utara Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Jurnal Ritma Melati. Pekanbaru : Universitas
Riau.

41
LAMPIRAN A

Gambar A.3.1 : Bagan Alir Penelitian

42
LAMPIRAN A

LOKASI PENELITIAN

Gambar A.3.2 : Peta Provinsi Aceh


Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Aceh, 2015

43
LAMPIRAN A

Gambar A.3.3 : Peta Kabupaten Aceh Barat


Sumber : Unit BAPPEDA Aceh Barat, 2018

44
LAMPIRAN A

Gambar A.3.4 : Peta Lokasi Penelitian


Sumber : Unit BAPPEDA Aceh Barat, 2018

45
LAMPIRAN A

Gambar A.3.5 : Foto Lokasi Penelitian

46
LAMPIRAN A

Gambar A.3.6 : Foto Rumah Tinggal Warga Desa Padang Mancang

47
LAMPIRAN A

Gambar A.3.7 : Foto Jembatan Gantung Desa Padang Mancang

48
LAMPIRAN A

Gambar A.3.8 : Foto Jalan Desa Padang Mancang

49
LAMPIRAN A

Gambar A.3.9 : Foto Musholla Desa Padang Mancang

50
LAMPIRAN A

Gambar A.3.10 : Foto Usaha Panglong Kayu Desa Padang Mancang

51
LAMPIRAN A

Gambar A.3.11 : Gambar Proyeksi Bronjong


Sumber : Tugas Akhir Zaini Dahlan, 2018

52
LAMPIRAN A

Gambar A.3.12 : Gambar Detail Bronjong Pabrikasi


Sumber : Tugas Akhir Zaini Dahlan, 2018

53
LAMPIRAN A

Gambar A.3.13 : Gambar Cross Section Sungai Krueng Meureubo


Sumber : Tugas Akhir Zaini Dahlan, 2018

54
LAMPIRAN A

Gambar A.3.14 : Gambar Potongan Cross Section Sungai Krueng Meureubo


Sumber : Tugas Akhir Zaini Dahlan, 2018

55
LAMPIRAN B.3.1

56
LAMPIRAN B.3.1

57
LAMPIRAN B.3.1

58
LAMPIRAN B.3.1

59
LAMPIRAN B.3.1

60
LAMPIRAN B.3.1

61
LAMPIRAN B.3.1

62
LAMPIRAN C.3.1

63
LAMPIRAN C.4.1

64
LAMPIRAN C.4.1

65
LAMPIRAN C.4.1

66
LAMPIRAN C.4.1

67
LAMPIRAN C.4.1

68

Anda mungkin juga menyukai