Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No.

1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)

ANALISIS BENTUK DASAR (BEDFORM) SALURAN TERBUKA


AKIBAT VARIASI DEBIT DALAM KONDISI SEIMBANG
(KAJIAN LABORATORIUM)
Fuad Halim
Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Flume berupa alat laboratorium angkutan sedimen S8 MkII dengan dasar pasir digunakan sebagai
kajian fisik di mana bentuk dasar (bedforms) saluran terbuka diamati.
Pengamatan dilakukan akibat variasi debit aliran seragam untuk mendapatkan bentuk dasar
(bedforms) saluran terbuka setelah kondisi keseimbangan (equilibrium) dicapai. Pengukuran aliran
dilakukan dengan menggunakan micro currentmeter, sedangkan diameter butiran pasir ditentukan
dengan menggunakan analisa saringan (Sieve Analysis) dan sebagai pengontrol karakteristik
pengaliran digunakan Bilangan Froude.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bentuk dasar (bedforms) saluran
terbuka dipengaruhi oleh besarnya Bilangan Froude dan diameter pasir. Hasil pengamatan
berdasarkan rumus empiris Simon dan Richardson berdasarkan fungsi diameter jatuh median dan
daya aliran τ0U memperlihatkan bedforms pada daerah dunes. Hasil pengamatan berdasarkan
rumus empiris Athaullah yang merupakan hubungan antara Bilangan Froude dan kekasaran relatif
(R/d) memperlihatkan Bilangan Froude < 1 atau aliran subkritis, bedformsnya adalah jatuh pada
daerah aliran rejim bawah (lower regime). Hasil pengamatan berdasarkan rumus empiris Van Rijn
yang merupakan hubungan antara parameter partikel nirdimensi (d•) dengan parameter transport-
stage (T) memperlihatkan bedforms adalah dunes. Debit yang berbeda-beda dapat mempengaruhi
bedforns karena keseimbangan bedforms tergantung pada kemampuan debit tertentu untuk
menggerus serta ketahanan material terhadap energi yang ditimbulkan.
Kata kunci : flume, bedforms, equilibrium, dunes, lower regimes

PENDAHULUAN dikategorikan oleh Simon et.al. (1961)


menjadi:
Fenomena bentuk dasar (bedforms) pada  Ripple
sungai alluvial sering kita jumpai dalam  Dunes with ripples superimposed
morfologi sungai. Bentuk dasar ini terjadi  Dunes
disebabkan oleh aliran (flow induced) dan  Washed-out dunes
pengaruh kekasaran dasar (roughness).  Plane bed
Banyak peneliti tertarik dengan masalah ini  Antidune standing waves
karena begitu banyaknya aspek sedimentasi  Lower flow regime
dan morfologi sungai.  Transition
Para ahli telah banyak melakukan kajian  Upper flow regime
baik analitis maupun laboratorium tentang Di Indonesia dan lebih khusus di Sulawesi
masalah bentuk dasar (bedforms) dengan Utara banyak terdapat sungai-sungai alluvial
pendekatan parameter yang berbeda, di yang bentuk dasarnya belum diketahui
antaranya Simon dan Richardson (1961), seperti dengan kondisi sungai-sungai
Athaullah (1968), dan Van Rijn (1968). alluvial dari para peneliti di atas. Di Manado
Selain para ahli di atas ada juga para ahli terdapat 4 sungai besar alluvial yaitu Sungai
yang telah melakukan kajian bedforms Tondano, Sungai Bailang, Sungai Sario, dan
adalah : Guy et al, Williams, Delft Sungai Malalayang.
Hydrologi Lab., Stein, dan Znamenskaya. Sehubungan permasalahan tersebut di atas,
Bentuk dasar dari sungai Alluvial maka penulis tertarik untuk melakukan

58
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)

kajian laboratorium dengan memakai (1982). Teori gelombang juga diaplikasi


pendekatan empiris dari penelitian yang untuk studi bedforms (Song, 1983; dan
sudah ada. Haque dan Mahmood, 1985). Kontribusi
penting telah dibuat untuk memprediksikan
Batasan Masalah bentuk karakteristik dan kejadian bed forms.
 Material dasar saluran yang dipakai Berikut metode-metode empiris yang
adalah tanah aluvial (pasir) lolos ditampilkan, menurut Simons dan
saringan 2 mm. Richardson (1961), Athaullah (1968), dan
 Aliran air dalam 1 dimensi yaitu arah Van Rijn (1984).
longitudinal. Pengaruh adanya aliran
samping tidak diperhitungkan. Pendekatan Simon dan Richardson
 Jumlah debit yang akan dipakai adalah 5 (1961)
debit. Simon dan Richardson (1961) mengembang-
 Distribusi kecepatan pada suatu kan sebuah peramalan bed form yang
penampang melintang saluran adalah ditunjukkan dalam Gambar 1, Di atas daerah
seragam. dunes, garis pemisahan dunes dari peralihan
 Kemiringan dasar saluran sangat kecil (transition) diwakili oleh persamaan berikut:
sehingga dianggap tidak ada. Log τ0U = -0,60 + 1,05d
 Angkutan sedimen yang dihitung yaitu untuk d < 0,25 mm (1)
angkutan sedimen dasar sungai (bed dan
load). Log τ0U = -0,442 + 0,44d
untuk d > 0,25 mm (2)
 Jenis aliran adalah seragam.
Dimana :
τ0U = daya aliran (stream power)
Tujuan Penulisan
(lbs/ft-sec).
 Mendapatkan bentuk dasar (bedforms)
d = diameter jatuh median
saluran terbuka pada kondisi seimbang
(median fall diameter) (mm).
dengan debit yang berbeda-beda.
 Untuk mendapatkan klasifikasi bedforms Grafik hubungan dalam Gambar 1. hanya
dari formulasi empiris yang telah
diaplikasikan untuk dasar pasir. Hal ini
dikembangkan para ahli sebelumnya.
menunjukkan perilaku berikut: Karena
diameter jatuh meningkat di bawah daerah
Manfaat Penelitian yang ditandai, nilai dari τ0U untuk bentukan
 Dapat memberikan masukan bagi dunes akan berkurang yang mengakibatkan
perkembangan ilmu pengetahuan kehilangan dunes untuk dasar kerikil.
khususnya dalam bidang morfologi
sungai.
 Memberikan informasi awal bagi para
ahli hidraulik.
 Sebagai bahan pengantar untuk
melakukan kajian lebih lanjut.

TINJAUAN PUSTAKA DAN


LANDASAN TEORI

Analisis stabilitas Kennedy kemudian diikuti Gambar 1. Hubungan antar bedforms, daya
dan diperluas oleh beberapa penyelidik- aliran per unit luas, dan diameter jatuh
penyelidik yang lain, di antaranya, Hayashi median (Simons dan Richardson, 1961).
(1970), Engelund (1980), dan Fredsoe (Sumber : Chang,1987)

59
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)

Pendekatan Athaullah Dimana :


Athaullah (1968), memperkenalkan sebuah d. = parameter partikel nirdimensi
hubungan grafikal, ditunjukkan dalam d = ukuran median dari sedimen
Gambar 2. menunjukkan bahwa nilai paling dasar
kecil dari R/d, itu adalah, untuk sungai- ρ = rapat massa fluida
sungai paling kecil, aliran rejim bawah dapat ρs = rapat massa sedimen
terjadi pada Bilangan Froude yang paling v = kecepatan kinematik
tinggi. Untuk sungai sangat besar, g = percepatan gravitasi.
sebaliknya, peralihan (transition) dari aliran Karena parameter partikel dihitung untuk
rejim bawah ke flat bed berkembang secara gravitasi spesifik sedimen dan kecepatan
wajar pada Bilangan Froude kecil. fluida, maka hal ini adalah sebangun untuk
diameter jatuh yang digunakan oleh Simons
dan Richardson. Parameter T dinyatakan
tegangan geser butiran dalam hubungan
untuk kritis, atau Shields, tegangan :

T
U   U 
.
' 2
.c
2


 0'   c
(4)
U .c 2 c
Dimana :
U.c = (τc / ρ)1/2 = kecepatan geser dasar kritis
menurut grafik Shields
U .' = hubungan kecepatan geser dasar
Gambar 2. Perkiraan bedforms sebagai dengan kekasaran dihitung menurut
fungsi dari Bilangan Froude dan R/d persamaan Chezy berikut :
(Athaullah, 1968)
(Sumber : Chang, 1987) 1 1
g 2 g 2
U  ' U
'
U (5)
Kritikan dari metode ini adalah
.
C 18 log 12 Rb 
kesalahannya untuk membeda-bedakan 3d 90 
bedforms dalam sungai-sungai alami Dimana :
(Simons dan Senturk, 1977). Distribusi C’ = koefisien Chezy karena kekasaran
aliran ke seberang lebar dari sungai alami Rb = radius hidrolis dari dasar aluvial.
menjadi diam tak seragam seperti perbedaan Menggunakan parameter partikel (particle
aliran rejim selalu ada bersamaan pada parameter) (d), dan parameter transport-
daerah silang yang sama. Hubungannya stage (T), Van Rijn mengembangkan
tidak termasuk akibat suhu di atas bed form. diagram untuk klasifikasi bedform dalam
aliran rejim bawah dan peralihan
Pendekatan Van Rijn (transitional), seperti yang ditunjukkan
Dalam pendekatan Van Rijn (1984), dalam Gambar 3. Hal itu menunjukkan zona
klasifikasi dari bedform diasumsikan terpisah dari ripples, dunes, dan washed-out
sebagian besar dikendalikan oleh angkutan dunes berdasarkan atas 40 pengaturan data
bed-load, yang mana digambarkan oleh flume dan lapangan. Data flume termasuk
sebuah parameter partikel nirdimensi oleh Guy et al. (1966), Delft Hydraulic
(dimensionless particle parameter) (d.), dan laboratory, dan seterusnya. Data lapangan
sebuah parameter tingkat angkutan adalah dari sungai Dutch, Rio Parana,
(transport-stage parameter) (T). saluran-saluran Jepang, dan Sungai
Bentukannya didefinisikan sebagai Mississippi. Seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, bed forms tipe dune disajikan untuk
    g  3
1

d.  d  s 2  . (3) T < 15. Tapi untuk partikel yang lebih kecil


 v  dari 0,45 mm (d. = 10), ripples dihasilkan

60
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)

setelah awal gerakan tapi hilang untuk T > empat persegi panjang dengan dimensi
3. Aliran rejim peralihan (transitional) saluran seperti pada Gambar 4:
dengan washed-out dunes disajikan untuk 15
< T < 25. Untuk T > 25, sebuah aliran flat Dimensi Keseluruhan
bed akan dihasilkan. Proses penghanyutan  Tinggi : 1,1 m
(washing-out processing) digambarkan oleh  Lebar : 0,4 m
parameter T karena ketika  0'   c , partikel  Kedalaman : 2,5 m
sedimen akan pergi mengalami suspension
dan bed forms akan dihanyutkan. Metode ini Dimensi Saluran Sedimen
mungkin lebih valid daripada yang diberikan  Tinggi : 0,110 m
oleh Simons dan Richardson untuk aliran  Lebar : 0,078 m
rejim bawah dan transitional dalam kondisi  Kedalaman : 1,55 m
lapangan karena angka yang besar dari data
lapangan dengan kedalaman aliran kecil dan
besar (sampai 16 m untuk Mississippi)
digunakan. Parameter T adalah rasio, sensitif
untuk ketakakuratan dalam menentukan
tegangan Shields.

Gambar 4. Saluran Angkutan Sedimen S8 MkII

Alat ini terdiri atas sebuah bak masuk (inlet


tank), sebuah saluran air yang dasarnya
panjang miring (tilting flume bed) dengan
saluran angkutan sedimen dan sebuah
Gambar 3 Diagram untuk klasifikasi bendungan pintu air (over-shot weir) pada
bedforms dalam aliran rejim bawah dan akhir pelepasan, sebuah papan sistem
transitional (van rijn, 1984). pengangkat (jacking system), sebuah pompa
(Sumber : Chang. 1987) sirkulasi (recirculation pump) untuk air dan
sebuah bak pengumpul/pengendapan
(collecting/settling tank). Ini dibuat di atas
METODOLOGI PENELITIAN rangka logam.

Metodologi yang digunakan yaitu dengan


pendekatan kajian eksperimental di HASIL DAN PEMBAHASAN
laboratorium.
Pembahasan Hasil Penelitian Menurut
Lokasi Penelitian Simons Dan Richardson
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Menurut Simons dan Richardson, untuk
Hidrolika Fakultas Teknik Universitas Sam mendapatkan bedforms dipengaruhi
Ratulangi Manado. hubungan antara diameter jatuh median
(D50) dan daya aliran (stream power) τ0U .
Peralatan Penelitian Simons dan Richardson mengklasifikasikan
Flume berupa alat laboratorium angkutan dua persamaan berdasarkan besar diameter
sedimen S8 MkII dan bentuk penampang jatuh median.
Untuk d < 0,25 mm

61
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)

Logτ0U=0,60+1,05d (1) hubungan didapat bedforms jatuh pada


daerah lower regimes.
Untuk d > 0,25 mm Pada debit Q5 = 0,000083928 m3/detik,
Logτ0U=0,442+0,44d (2) Bilangan Froude adalah 0,3435, kekasaran
relativenya adalah 5,11024. Dari grafik
Diameter jatuh median pasir aluvial yang hubungan didapat bedforms jatuh pada
dihitung pada penelitian ini bernilai 1,5575 daerah lower regimes.
mm. Jadi, persamaan yang dipakai adalah Secara keseluruhan didapat hasil bahwa
persamaan (2). Dari hasil perhitungan Bilangan Froude < 1 atau pada aliran
stream power didapat daya aliran τ0U = subkritis, bedforms yang terjadi jatuh pada
1,751 lbs/ft.sec. daerah lower regimes. Daerah lower
Dari grafik Simons dan Richardson regimes. Hal ini sesuai dengan klasifikasi
hubungan ini jatuh pada daerah dunes. Hal bedforms yaitu pada daerah lower regimes
ini menunjukkan bahwa berdasarkan rumus bedforms mencakup ripples dan dunes.
empiris Simons dan Richardson, bedforms Jadi, bedforms juga merupakan fungsi dari
yang terjadi adalah dunes bed. Hal inni Bilangan Froude (Fr) dan kekasaran relative
sesuai dengan foto penelitian yang didapat (R / d).
adalah bedforms yang berbentuk bukit
(dunes). Pembahasan Hasil Penelitian Menurut
Walaupun debit berubah-ubah hal ini tidak Van Rijn
mempengaruhi bedforms yang terjadi. Dalam metode Van Rijn, klasifikasi
Karena parameter yang ada menunjukkan bedforms dihubungkan dengan angkutan
fungsi dari diameter jatuh median (D50). bed-load, yang mana berdasarkan hubungan
antara parameter partikel nirdimensi (d•)
Pembahasan Hasil Penelitian Menurut dengan parameter transport-stage (T).
Athaullah Secara keseluruhan parameter partikel
Athaullah mengembangkan suatu pende- nirdimensi (d•) bernilai 33,583. Menurut
katan untuk mendapatkan bedforms pada parameter mobilitas kritis (Qc) yang
aliran rejim yaitu berdasarkan hubungan merupakan fungsi dari partikel nirdimensi
antara Bilangan Froude (Fr) dan kekasaran (d•) dapat dihitung kecepatan geser dasar
relative (R / d). R adalah jari-jari hidrolis kritis (U•c).
dan d adalah diameter jatuh butiran. Untuk transport-stage (T) merupakan fungsi
Pada debit Q1 = 0,00026451 m3/detik, dari kuadrat kecepatan geser dasar kritis
Bilangan Froude adalah 0,2084, kekasaran (U•c) dengan kuadrat kecepatan geser dasar
relativenya adalah 10,887. Dari grafik (U•). Kuadrat kecepatan geser dasar (U•)
hubungan didapat bedforms jatuh pada merupakan fungsi dari kecepatan aliran (U)
daerah lower regimes. dan koefisien Chezy dalam suatu gravitasi
Pada debit Q2 = 0,000177409 m3/detik, tertentu.
Bilangan Froude adalah 0,2520, kekasaran Pada debit Q1 = 0,00026451 m3/detik
relativenya adalah 8,5553. Dari grafik dengan kecepatan aliran U = 0,0169565 m/s
hubungan didapat bedforms jatuh pada dan kuadrat kecepatan geser dasar kritis
daerah lower regimes. (U•c) sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat
Pada debit Q3 = 0,00012037 m3/detik, kecepatan geser dasar (U•) adalah
Bilangan Froude adalah 0,2682, kekasaran 0,0069852 m/s. Hasil ini menunjukkan
relativenya adalah 6,955377. Dari grafik parameter transport-stage bernilai 11,4336
hubungan didapat bedforms jatuh pada Dari grafik hubungan antara transport-stage
daerah lower regimes. (T) dengan partikel nirdimensi (d•),
Pada debit Q4 = 0,00011490 m3/detik, bedforms yang terjadi jatuh pada daerah
Bilangan Froude adalah 0,3173, kekasaran dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah
relativenya adalah 6,26. Dari grafik dunes.

62
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)

Pada debit Q2 = 0,000177409 m3/detik Bedforms berdasarkan pada fungsi


dengan kecepatan aliran U = 0,11232 m/s kecepatan aliran. Karena aliran bersifat
dan kuadrat kecepatan geser dasar kritis subkritis maka bedforms yang terjadi adalah
(U•c) sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat dunes-bed.
kecepatan geser dasar (U•) adalah 0,007225 Hal ini juga menunjukkan bahwa
m/s. Hasil ini menunjukkan parameter pembentukan bedforms dipengaruhi oleh
transport-stage bernilai 11,86. parameter butiran seperti berat jenis butiran,
Dari grafik hubungan antara transport-stage maka hal ini sebangun dengan diameter
(T) dengan partikel nirdimensi (d•), jatuh butiran yang digunakan oleh Simon
bedforms yang terjadi jatuh pada daerah dan Richardson.
dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah
dunes.
Pada debit Q3 = 0,00012037 m3/detik PENUTUP
dengan kecepatan aliran U = 0,10288 m/s
dan kuadrat kecepatan geser dasar kritis Kesimpulan
(U•c) sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat 1. Klasifikasi Bedforms yang terbentuk dari
kecepatan geser dasar (U•) adalah 0,006376 penelitian ini adalah dunes pada lower
m/s. Hasil ini menunjukkan parameter regimes. Hal ini dapat dilihat secara
transport-stage bernilai 10,349. visual pada gambar-gambar penelitian
Dari grafik hubungan antara transport-stage bahwa bedforms terbentuk secara bukit-
(T) dengan partikel nirdimensi (d•), bukit yang merupakan spesifik dari
bedforms yang terjadi jatuh pada daerah dunes. Ini juga dibuktikan oleh
dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah perhitungan empiris dari Simon dan
dunes. Richardson, Athaullah yang
Pada debit Q4 = 0,00011490 m3/detik membuktikan dunes pada lower regimes,
dengan kecepatan aliran U = 0,11332 m/s dan Van Rijn.
dan kuadrat kecepatan geser dasar kritis 2. Bedforms secara keseluruhan merupa-
(U•c) sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat kan fungsi diameter jatuh median (d50)
kecepatan geser dasar (U•) adalah 0,007679 dan parameter nirdimensi (d•). Ini
m/s. Hasil ini menunjukkan parameter dibuktikan melalui rumus empiris dari
transport-stage bernilai 12,6686. Simon dan Richardson serta Van Rijn.
Dari grafik hubungan antara transport-stage
(T) dengan partikel nirdimensi (d•), 3. Dunes bisa terbentuk pada Bilangan
bedforms yang terjadi jatuh pada daerah Froude < 1 atau pada aliran subkritis.
dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah Jadi, Bedforms merupakan fungsi dari
dunes. Bilangan Froude.
Pada debit Q5 = 0,000083928 m3/detik 4. Debit yang berbeda-beda dapat
dengan kecepatan aliran U = 0,1076 m/s dan mempengaruhi bedforms yang terjadi.
kuadrat kecepatan geser dasar kritis (U•c) Kondisi ini tidak tercapai dikarenakan
sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat variasi debit yang terjadi saat penelitian
kecepatan geser dasar (U•) adalah 0,007542 adalah sangat kecil, antara 0,000083928
m/s. Hasil ini menunjukkan parameter m3/detik sampai 0,000264510 m3/detik.
transport-stage bernilai 12,425. 5. Bedforms terbentuk pada suatu kondisi
Dari grafik hubungan antara transport-stage aliran yang seimbang di mana tangkapan
(T) dengan partikel nirdimensi (d•), yang terjadi relatif sama pada waktu
bedforms yang terjadi jatuh pada daerah tertentu.
dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah
dunes. Saran
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Van 1. Diperlukan penelitian tambahan pada
Rijn mengembangkan metode pendekatan tingkat aliran kritis dan superkritis untuk

63
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)

2. mencari bagaimana bentukan bedforms


yang terjadi.
3. Untuk mendapatkan keakuratan data dan
hasil yang lebih memuaskan dalam
kajian laboratorium, maka untuk
penelitian selanjutnya diharapkan alat
ukur kecepatan yang digunakan
sebaiknya memiliki tingkat kepekaan
yang lebih tinggi, sehingga data yang
diperoleh lebih teliti.
4. Untuk mengetahui lebih jauh klasifikasi
bedforms, maka untuk penelitian
selanjutnya perlu dilakukan penelitian
dengan menggunakan variasi diameter
butiran sedimen. Karena bobot material
dasar merupakan faktor dominan dalam
pembentukkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Chang Howard H., (1987). Fluvial


Processes in River Engineering, A.
Willey Interscience Publication San
Diego State University. New York.
Soekarno Indratmo, (1995). Bahan Kuliah
Morphologi dan Hidrolika Sungai,
Program Pasca Sarjana ITB Jurusan
Teknik Sumber Air, Bandung.
Simons D. B, & Senturk F. (1977). Sediment
Transport Technology, Water
Resources Publication Fort Colline,
Colorado 80552. USA.
Chow V. T., Rosalina, N.N.V., Kristanto,
S.V.F.X., Suyatman, 1989.”Hidrolika
Saluran Terbuka” Erlangga, Jakarta.
Soewarno J.L., Suprihadi B,1993:”Hidrologi
Sungai”, Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.

58

Anda mungkin juga menyukai