FISIOLOGI
Nistagmus adalah kelainan dalam pergerakan bola mata, sehingga mempelajari
nistagmus perlu mengingat lagi bahwa semua gerak motorik itu berawal dari
cetusan impuls di neuron korteks motorik yang kemudian dihantarkan melalui jalur
serat saraf sentral ke lower motor neuron dan berlanjut melalui serat saraf perifer
mencapai otot, dan gerakan karena kerja otot tersebut kemudian diperhalus oleh
pengaruh neuron ekstra piramidal sedang ketepatan dan kecepatan gerak kekasaran
mendapat bantuan impuls dari cerebelum. Segala kelainan gerakan penyebabnya
harus dicari dengan menelaah semua komponen yang tersangkut dengan gerakan
tersebut. Sedikit berbeda dengan gerakan-gerakan motorik anggota tubuh lain,
pergerakan bola mata mempunyai 2 korteks penggerak, yaitu disamping gerak
volunter yang bersifat cepat atau secadic yang lazim disebut sebagai FEM (fast eye
movement) dengan neuron sentral pada korteks frontal, juga terdapat sistem gerak
yang lain yaitu gerakan mata involunter yang lambat yaitu gerakan mengikuti
beralihnya lapangan pandang yang disebut gerak mata pursuit atau lazim disebut
SEM (slow eye movement) dengan neuron sentral pada korteks parietal, kedua
sistem gerak ini mempunyai final common pathway yaitu mencapai lower motor
neuron va PPRF, yang berada di ponds dan pada level pontis ini PPRF dapat
terpengaruh oleh sistem vestibuler untuk penggerakan mata secara reflek. Dengan
adanya 2 sistem penggerak bola itu, maka pemicu rangsangan gerak bola mata juga
2 macam yaitu bisa:
1. menyangkut sistem SEM, dalam hal ini rangsangan optik, misalnya lapangan
lapangan pandang didepan mata kita berpindah seperti saat kita duduk dalam
gerbong kereta api sambil memandang keluar jendela kereta api yang sedang
melaju, terjadi rangsangan optik yang memicu geran SEM.
2. Sistem FEM yaitu gerak volunter yang terlaksana dengan sadar dan
sepenuhnya atas kemauan manusia misalnya dihadapan mata kita melintas
sebuah obyek yang menarik perhatian kita, maka secara volunter kita akan
memakai FEM untuk mengikuti gerak obyek tersebut.
3. Sistem gerak bola mata secara reflek yang akan timbul bila kita sekonyong-
konyong mendengar suara keras di sekitar kita, bahkan bila tubuh kita terayun-
ayun saat naik kapal menerjang ombak gerak mata involunter juga terjadi.
Kesemua gerak yang muncul secara spontan ini akan menyebabkan posisi bola
mata bergerak ke posisi eksentrik atau menjauhi garis tengah sampai mencapai
sebuah posisi ekstrim kemudian akan dikoreksi secara otomatis oleh gerak
sacadik kembali mid position lagi.
Kelainan pergerakan bola mata akan terjadi bila pemicu gerak bola mata itu selalu
bekerja secara persisten, maka akan terjadi gerakan bolak balik timbul secara ritmis
berulang kali, dan ini disebut nistagmus. Nistagmus yang timbul secara wajar pada
tubuh yang sehat disebut fisiologik nistagmus, umumnya timbul karena manipulasi
kita, bila ditimbulkan akibat rangsangan penglihatan ia disebut optokinetik
nistagmus, bila ditimbulkan akibat gerak putaran dengan kursi barani disebut
vestibulo kinetik nistagmus, dan bila timbul akibat rangsangan kalorik pada telinga
disebut vestibulo kalorik nistagmus. Jenis nistagmus fisiologi yang lain adalah bila
mata dipaksa melirik ke samping kiri atau kanan secara ekstrem, maka akibat rasa
capai pada otot tersebut, sejenak bola mata akan kembali sendiri agak ke tengah,
suatu nistagmus yang dikenal sebagai indopoint nistagmus umumnya hanya
nampak pada extreme horizontal gaze, tidak pernah pada upward atau fownward
gaze. Dari uraian diatas tentunya telah jelas bahwa dalam menghadapi nistagmus,
penyebabnya harus dicari melalui analisa yang teliti terhadap semua komponen
yang terlihat dalam melakukan gerakan motorik dan disamping itu harus dicari
pemicu apa yang merangsang terjadinya gerakan ritmis tersebut.
Patologi
Dalam praktek sehari-hari banyak kita temukan keluhan penglihatan kabur, dan
selalu harus kita tanyakan secara jelas apa yang dimaksudkan keluhan penglihatan
kabur itu, apakah gangguan dari fungsi penglihatan, ataukah tidak bisa melihat
jelas karena bola mata bergoyang-goyang terus sehingga lapangan pandang juga
menjadi terayun-ayun yang lazim disebut oscilopsia akibat dari adanya nistagmus.
Kemungkinan yang menjadi sebabnya diteliti sebagai berikut:
1. Nistagmus akibat kelainan penglihatan
Disebut juga nistagmus aferen, disebut demikian karena nistagmus terjadi
akibat kelainan eferen yaitu halangan optis yang menutupi central vision
dengan akibat bayangan yang diterima korteks occipital menjadi tidak jelas,
akan memicu gerak motorik pursuit dalam upaya mencari posisi mata yang
optimal agar benda bisa terlihat jelas. Sayangnya teori ini tidak bisa
menjelaskan bahwa orang dengan penglihatan yang jelek kadang-kadang tidak
mengalami nistagmus, sehingga diduga sebenarnya tidak nistagmus ini terjadi
pada orang yang secara herediter mempunyai kelemahan sistem optokinetik
subcortical guna fiksasi pandangan bola mata, dan nistagmus justru terpicu
kemunculannya oleh kemunduran penglihatan tersebut, dan karena
menyangkut mekanisme fiksasi pandangan, nistagmus jenis ini lebih cocok
disebut fixation nystagmus.
Kelainan penglihatan karena agangguan pada sistem optical pada bola
mata yang menghambat berkas cahaya mencapai retina bisa sebagai akibat
dari kerusakan pada bagian tengah kornea seperti kongenital keratitis,
kekeruhan lensa akibat kongenital katarak, ataupun akibat disfungsi
makula seperi macular scar akibat toksoplasmosis, macular hypoplasia
pada albinismedan aniridia, karena kelainan kongenital seperti
achromatopsia, optic nerve hypoplasia dan retinal degeneration (Leber)
umumnya hanya mengenai satu mata saja. Disini mata bisa melihat namun
tidak pernah bisa jelas (no visual auity) dengan akibat dua mata akan
begerak sendiri secara otomatis akibat reflek SEM dalam upaya agar visus
bisa mencapai lebih baik.nistagmus eferen ini selalu timbul bila gangguan
visus terjadi pada usia dibawah 2 tahun, namun hanya kadang-kadang
timbul bila gangguan visus terjadi antara usia 2 – 4 tahun, dan tidak pernah
timbul bila gangguan visus erjadi pada usia diatas 6 tahun. Nistagmus
eferen pada primary eye position umumnya berupa penular nistagmus,
yaitu bola mata seperti bergerak-gerak seperti bandulan, tanpa fase cepat
dan umumnya bidang gerak adalah horisontal saja tetapi bila dipakai
melirik akan akan menjadi jerk nistagmus, sedang pada konvergensi
nistagmus bila amat berkurang, nistagmus persisten dalam ruangan gelap
tetapi akan berhenti saat mata ditutup. Kekaburan penglihatan bisa juga
terjadi akibat strabismus yang ringan seperti pada congenital nistagmus,
disini tiap mata mempunyai visus baik, namun pada binocular vision
menjadi tidak jelas/superimposed, disini gerak nistagmus bisa pendular
atau jerk yang halus dan pada umumnya mempunyai null zone, yaitu posisi
mata melirik pada satu sudut pandang, atau kepaladimiringkan sebesar
sudut itu, dimana halangan penglihatan paling tipis danvisus paling bail.
Pada posisi mana juga nistagmus yang ada paling kecil juga. Adanya null
zone mempunya arti prognostik, karena ada operasi bisa dibuat agar
dengan posisi kepala memandang lurus ke depan, null zone menghadap
depan dengan nistagmus minimal. Kongenital nistagmusadalah nistagmus
yangada sejak lahir atau muncul dalam masa anak masih berusia kurang
dari 3 bulan, dan umumnya persisten seumur hidup. Tercakup dalam
kongenital nistagmus ini adalah pendular nistagmus, latent nystagmus,
spasmus nutants. Salah satu penyebab kongenital nistagmus adalah
kelainan refraksi lensa seperti high astigmatism, pada high astigmatisma
ini alur cahaya optik umumnya masih baik tetapi gambar pada retina tidak
kongruen mengakibatkan gerakan nistagmus akibatkoreksi SEM,
nistagmus mana akan hilang pada saat konvergensi atau melihat dekat, dan
untuk high astigmatisma ini bisa umumnya bisa diatasi dengan
lensakhusus. Latent nistagmus terjadi pada penderita dengan satu mata
normal, sedang mata yang lain ambliopi sehingga tidak terjadi dipopli,
karena secarafaktual penderita hanya melihat secara monokuler, namun
pada cover uncover testpada saat mata yang sehat ditutupi akan terjadi
nistagmus binokuler pendulardengan amplitudo pendek dengan gerak
bandulan yang kasar. Spasmus nutans adalah nistagmus pada bayi antara
4 – 18 bulan, umumnya timbul pada musim salju dan biasanya akan
sembuh sendiri dalam beberapa bulan, ditandai dengan gejala berupa
nistagmus halus dan cepat, bersifat pendular yang umumnya horisontaldan
biasanya monocular tetapi bisa binocular asimetris antara satu mata
dengan mata yang lain, disertai manggut-manggut kepala dan tolah-toleh
(dancing eye and feed syndrome) tanpa diketahui apa penyebabnya disuga
karena keterlambatan perkembangan otak akibat fetal alkohol syndrome,
namun bila persisten hati-hati terhadap kelainan pada vebtrikel III atau
Glioma Chiasmas dan perlu evaluasi AMRI. Acquired nistagmus selalu
berdasar pada keadaan patologis, acquired pendular nistagmus dapat juga
terjadi pada penyakit dari batang otak yang luas dengan gangguan
mekanisme fiksasi pandangan, baik dalam bidang horisontal maupun
vertikal.
Kelainan penglihatan karena gangguan transmisis aferan impuls akibat
kerusakan saraf optis, seperti pada nervus optikus, optik kiasma, traktus
optikus, radiatio optikus bahkan sampai kerusakan lobus oksipitalis, yang
berakibat kebutaan parsial ataupun total namun sebagian lapang pandang
masih bisa melihat secara jelas, apalagi jalur gerak SEM dari lobus
oksipitalo parietalis menginervasi PPRF di pons secara bilateral, maka
gerak pursuit ke sisi yang buta masih akan berjalan sempurna jadi tidak
akan menimbulkan nistagmus spontan. Tes optokinetik dengan rotating
drum akan menimbulkan nistagmus yang sama besarnya baik pada
perputaran rotating drum kearah lapang pandang yang sehat maupun
perputaran optic drum ke lapang pandang yang buta. Satu-satunya
asimetrik OKN akan terjadi pada deep parietal lession, karena disini jarak
saraf optomotor yang menuju PPRF sesisi di pons akan tertekan, sehingga
gerak SEM pada pergerakan optik drum ke sisi hemianopsi akan terhambat
dan pursuit yang timbul hanya kecil saja. Asimetri OKN adalah petunjuk
adanya lesi lobus parietal bagian dalam biasanya akibat penekanan oleh
deep occipital lobe tumor.
2. Nistagmus akibat kelainan pada sistem penggerak motorik yang volunter
maupun akibat refleks pada disfungsi sistem vestibular disebut sebagai
nistagmus eferen atau gaze nystagmus.
Kerusakan pada uppermotor neuron yang akut di lobus frontalis atau jaras
uppermotor akan mengakibatkan deviation cojugae, yang dalam beberapa
hari akan diikuti kembalinya posisi bola mata ke midposition di orbita,
namun karena fungsi kelompok neuron motorik tadi kurang sempurna
maka untuk gerak mata melirik ke samping masih paralisa dan baru pada
awal kesembuhan biarpun masih parese terjadi gerak melintasi midline
namun excurse gerak mungkin hanya sedikit dan endurance untuk
mempertahankan posisi eksentrik bola mata amatkurang sehingga
terjadilah gerak nistagmus conjugate yang dosebut gaze paretic
nystagmus. Kerusakan yang terjadi secara lambat umumnya menimbulkan
iocular apraxia, kesulitan menempatkan mata pada satu posisi seperti saat
mmbaca, timbul kesulitan menempatkan pandangan pada kalimat
berikutnya, sehingga memakai ayunan kepala agar bisa menuju titik yang
diinginkan tersebut tanpa terjadi gerakan nistagmus.
Kerusakan pada interneuron (FLM) menagkibatkan kegagalan gerak pada
satu mata, yang nampak jelas pada saat penderita diminta melakukan gerak
sweeping movement kedua bola mata kekanan dan kembali ke kiri secara
bolak-balik, pada sisi kerusakan FLM, maka bola mata sisi itu tidak bisa
aduksi, jadi saat gerak sweeping satu bola mata akan berhenti pada
midposition sedang bola mata sehat akan mengalami unilateral abduction
nistagmus karena pengaruh kerja jerk muscles bola mata. Ketidak serasian
gerak istagmus antara bola mata kanan dan bola mata kiri ini disebut juga
sebagai dissciated nistagmus.
Kelainan nukleus : nucleus nervus abbducents letaknya menempel pada
PPRF, sehingga lesio nucleus nervus VI selain menimbulkan paralisa otot
mata ekstra okuler yang dipersarafinya sehinga satu bola mata akan
tertarik ke dalam posisi miring ke tengah dan bola mata tersebut menjadi
total tidak bisa bergerak lagi, sedang pada bola mata kontralaeral terjadi
gejala disfungsi FLM dengan kelumpuhan abduksi, jadi kemampuan gerak
horisontal mata satunya adalah hanya ke satu sisi, karena itu disebut
sindroma kelumpuhan satu setengah, tanpa timbul nistagmus. Nukleus
nervus oculomotorius terletak di midbrain dan paling sering terganggu
karena kelainan di daerah dorso rostral midbrain/area pretectal atau akibat
pelebaran aquaductus sylvii, disebut sindroma parinaud dengan posisi
palpebra retraksi (Collier sign) posisi bola mata tidak sama tingginya
antara mata kanan dan kiri/skew deviation, gangguan pupil berupa pupil
Argil Robertson dan juga terganggunya reflek konvergensi, disertai
paralisa upward gaze paralisis yang pada lesi yang luas akan teranti dengan
kontraksisecara bersamaan dari semua otot nervus ketiga yang berakibat
terjadi tarikan bola mata ke dalam orbita bukan saja pada saat berupaya
untuk upward gaze tetapi juga terjadi pada saat upaya konvergensi,
menimbulkan convergenze retraction nystagmus yang bersifat jerk
nystagmus.
Nistagmus akibat kelemahan otot penggerak bola mata seperti isolated
muscle weakness pada awal miastenia gravis akan mengakibatkan gerak
bola mata pada satu sisi lambat laun melambat, akan diimbangi dengan
aduction niystagmus mata kontralateral mirip seperti INO namun dengan
amplitudo yang tidak konstan.
3. Nistagmus akibat pengaruh sistem vestibular
Kelainan aparatus vestibular menimbulkan tinitus + ketulian +vertigo dan
jerk nistagmus dengan fase cepat ke arah yang sehat, arah mana tetap
persisten saat mata melirik ke arah mana mana saj anamun amplitudo akan
melebar bila melirik ke arah yang sehatdengan past painting ke arah yang
sakit. Romberg tes pada posisi kepala tegak akan menyebabkan tubuh akan
jatuh ke arah sehat, dan bila dilakukan romberg pada saat kepala menoleh
ke arah yang sehat dan jatuh ke arah belakang sedang tibuh akan jatuh
kedepan bila kepala menoleh ke sisi yang sakit saat dilakukan romberg tes.
Kelainan nucleus vestibular
Terjadi nistagmus yang murni undirectional. Dengan nistagmus
berpindaharah bila mata melirik ke arah lain (gaze evoked nistagmus),
tanpa keluhan tinitus/ketulian dan vertigo, dan pada Rhomberg test selalu
akan jatuh pada arah yang sama biarpun kepala ditolehkan kemana saja.
PEMERIKSAAN
Secara klinis nistagmus dapat diperiksa dengan urutan sebagai berikut:
1. Pasien diperiksa dalam posisi duduk, diperiksa kemampuan refraksi
menggunakan snellen chart, lalu
2. Pasien diminta memandang jauh kedepan dan diamati posisi bola mata
dalam primary gaze position bila terdapat misalignment bola mata disebut
ocular palsy. Yang berarti adanya lower motor neuron paralisis dan diamati
adakah nistagmus pada primary position ini.
3. Kemudian pasien diminta menggerakkan bola mata secara conjugate
kesegala arah dengan excursion yang sama jauhnya, bila tidak bisa berarti
terdapat gaze paralisis yang berarti terdapat upper motor neuron paralisis.
Diamati juga adakah nistagmus dalam pergerakan bola mata ini dan pada
gaze kearah mana nistagmus menguat?
Nistagmus dibagi dalam beberapa derajar degradasi, yaitu:
Grade I: nistagmus muncul pada saat melirik 300 kearah fase cepat dari
nistagmus yang ada.
Grade II: bila nistagmus muncul pada primary eye position
Grade III: nistagmus yang muncul pada mata melirik 300 kearah yang
sehat.
4. Kemudian diamati bagaimana fungsi konvergensinya.
5. Dan dicari adanya gejala-gejala defisit neurologi lain yang menyertai
nistagmus ini.
DIAGNOSIS
Dari pertimbangan praktis, diperlukan pembagian nistagmus secara
sederhana dan mudah dipakai dalam evaluasi hasil pemeriksaan yang kita lakukan
diatas, yaitu membagi pertama dengan usia dan kemudian jenis nustagmus yang
ada.
1. Nistagmus pada anak-anak:
Pada bayi, test visus tidak dapat dilakukan, sehingga ahnya perlu observasi
gerakan mata dan melihat adanya nistagmus. Jenis nistagmus yang paling
sering dijumpai adalah pendular nistagmus pada primary eye position. Namus
bisa juga nampak jerk nistagmus akibat astigmatisma tinggi, dan kadang-
kadang bisa nampak gerakan tubuh yang spasmus nutans. Pada anak yang lebih
besar bisa dilakukan test visual acuity dan nistagmus yang muncul pada satu
mata yang ditutup, yang disebut latent nistagmus. Congenital nistagmus
umumnya bersifat binokular simetris, umumnya berarah horizontal dan
nistagmus akan bertambah kuat saat mencoba fiksasi melihat objek jauh dari
mata. Dan sebaliknya akan makin mengecil saat konvergensi/melihat objek
dekat dengan mata, dan hilang saat tidur. Congenital nystagmus tidak disertai
dengan keluhan oscilopsia. Acquired nystagmus pada anak-anak menimbulkan
gejala yang amat bervariasi, karena otak yang terganggu itu masih dalam fase
tumbuh kembang.
2. Nistagmus pada orang dewasa
Monocular nystagmus spontan
Pada primary eye position terjadi pada superior oblique miokimia karena
denervasi dan incomplete reinervasi N.IV ataupun lesio nuklear troklearis
yang parsial mengakibatkan quivering torsinal oscilopsia, yang akan
diimbangi dengan monocular rotary nystagmus.