Anda di halaman 1dari 18

STEP 1

 J4: salah satu pemeriksaan untuk melihat visus jarak dekat, j1:
15 feet, j2: 20 feet, j3: 25 feet, j4: 30 feet
 Nbc: tanpa gangguan lain
 Fotokoagulasi: bedah yg menggunkan laser untuk menutup
atau menghancurkan PD abnormal pada retina

STEP 2

1. Jelaskan secara singkat anatomi lensa!


2. Apa yang menyebabkan penurunan visus dari lensa?
3. Apa hub riwayat memakai kacamata sejak 15 tahun dg keluhan
sekarang?
4. Apa hubungan riwayat DM dan hipertensi pada orang tua
dengan keluhn pasien?
5. Apa DD dan diagnosis pada pasien di skenario?
6. Apa yang dimaksud katarak?
7. Sebutkkan gejala dan tanda seorang penderita katarak?
8. Apa etiologi dan faktor resiko pada kasus di skenario?
9. Bagaimana tatalaksana pada kasus di skenario?
10. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus di skenario?

STEP 3

1. Jelaskan secara singkat anatomi, fisiologi lensa, retina dan


koroid!
2. Apa yang menyebabkan penurunan visus?
Penurunan visus dipengaruhi oleh:
 Persarafan (trauma, kelainan retina (retinopati,ablasi retina,retinitis
pigmentosa,retinoblastoma dll)
 Media refraksi (kekeruhan kornea (keratitis), kekeruhan AH (Glaukoma), kekeruhan
lensa (katarak), gangguan vitreus humor, dll)
Anomali rekraksi (miopi, hipermetropi, astigmatisma)
Dasar dari penurunan visus sendiri bisa disebabkan oleh adanya
gangguan atau kekeruhan media refrakta, refraksi yang
anomali, dan gangguan pada saraf penglihatan.
Yang termasuk media refrakta adalah kornea, humor akuos,
lensa dan korpus vitreum.
 Kelainan pada kornea: Edema, Infiltrat, Ulkus, sikatrik, panus
(nebula, makula, lekoma)
 Kelainan pada Humor akuos: kekeruhan pada humor akuos
(Flare/sel radang, hifema, hipopion)
 Kelainan pada lensa: Katarak
 Kelainan pada korpus vitreum: Vitritis, perdarahan vitreus,
(Proliferative VitreoRetinopathy/PVR)
3. Kelainan – kelainan apa saja yg terjadi pada media refrakta
yang menyebabkan mata tenang visus turun!

4. Apa hub riwayat memakai kacamata sejak 15 tahun dg keluhan


sekarang?
 Pada myopia terdapat peningkatan dari MDA (malondialdehida), dan
penurunan dari kadar glutation reduksi (fungsinya: transparansi lensa) 
kekeruhan pada lensa. Dimana fungsi glutation berfungsi menginhibisi dari
perubahan fraksi protein larut air menjadi tidak larut air.
 MDA merupakan produk sampingan dari produski lipid yang merupakan
senyawa organic yang beresiko mengalami mutagen
 Ablatio retina latar belakang penyakit (diabetes militus) rapuhnya
pembuluh darah  terjadi jaringan fibros  penarikan retina dari koroid
 Miopi axis bola mata memanjanglamina cribosa rentan peregangan
stafiloma
 Pigmentasi tidak rata  Kresan pigementasi  pigmen tidak merata di bagian
anterior papil opticum
 Miopia yang tinggi juga bisa menyebabkan vitreus detachment 
menyebabkan pengurangan kolagen pada vitreus body makin cepat 
kelenturan berkurang sehingga meyebabkan dari pemanjangan axisnya
 Pada anamnesis harus digali, bagaimana kadar gula darahnya sejak kecil 
kemungkinan DM sejak kecil. Hiperglikemi gangguan Poliol pathway yang
merupakan jalur metabolism dari glukosa yang akan menghasilkan sorbitol
 fruktosa  gangguan  penumpukan sorbitol bisa menyebabkan mipi
sementara (Hiperfakosorbitomiopikosis): jarak jauh terganggu, jarak dekat
tidak terganggu

Metabolisme glukosa
 HMP shunt/Hexomonophospat shunt
 Poliol pathway/Sorbitol pathway
 Glikolisis/anaerob  70%
TCA cycle/Siklus Krebs

5. Apa hubungan riwayat DM dan hipertensi pada orang tua


dengan keluhan pasien?
• Peningkatan aktivitas aldosa reduktase.
Akibat hiperglikemia  dalam jaringan terjadi peningkatan
kadar glukosa  Oleh aldosa reduktase, glukosa akan dirubah
menjadi sorbitol  meningkatnya kadar sorbitol didalam sel 
Akumulasi sorbitol  akan meningkatkan osmolaritas didalam
sel terjadi perubahan fisiologi sel Sel dengan kadar sorbitol
yang tinggi menunjukan aktivitas penurunan aktivitas protein
kinase C dan Na+, K+ - ATPase membran.
• Glikosilasi non enzimatik.
Glukosa adalah suatu aldehid yang bersifat reaktif, yang dapat
bereaksi secara spontan, walaupun lambat dengan protein.
Melalui proses yang disebut dengan glikosilasi non enzimatik 
protein mengalami modifikasi  Gugus aldehid glukosa
bereaksi dengan gugus amino yang terdapat pada suatu protein
 membentuk produk glikosilasi yang bersifat reversible 
Produk ini mengalami serangkaian reaksi dengan gugus NH2
dari protein dan mengadakan ikatan silang membentuk
advanced glycoliation end-product (AGE)  Akumulasi AGE
pada kolagen  dapat menurunkan elastisitas jaringan ikat 
menimbulkan perubahan pada pembuluh darah dan membrane
basalis.
• Pembentukan senyawa dikarbonil.
• Monosakarida seperti glukosa dapat mengalami oksidasi yang
dikatalis oleh Fe dan Cu,  membentuk radikal OH, O2, H2O2
dan senyawa dikarbonil toksik Senyawa dikarbonil yang
terbentuk dapat bereaksi dengan gugus –NH2 protein
membentuk AGE.

6. Apa DD dan diagnosis pada pasien di skenario?

7. Apa yang dimaksud katarak?


Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang.
Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas.
Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat
hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi :
• Faktor keturunan.

• Cacat bawaan sejak lahir.

• Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

• Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.

• Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

• Operasi mata sebelumnya.

• Trauma (kecelakaan) pada mata.

• Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.


Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, dan mempunyai
kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral
terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul
anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan
posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna, Nampak seperti kristal salju pada jendela.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan
pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah
diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan
kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan
dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.

Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori
lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
kebanyakan pasien yang menderita katarak.

KelainanRetinadancorpusvitreum

Khurana AK. Comphrehensive Ophthalmology: disease of the vitreous [ebook]. 4 th ed. New
Delhi: New Age International; 2007.

Mekanisme Pengaturan Keseimbangan Cairan dan elektrolit


Aspek fisiologi yang terpenting dalam menjaga ketransparanan lensa adalah
pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit. Ketransparanan lensa sangat
bergantung pada komponen struktural dan makromolekular. Selain itu, hidrasi lensa
dapat menyebabkan kekeruhan lensa. Lensa mempunyai kadar kalium dan asam
amino yang tinggi dibandingkan aqueous dan vitreus dan memiliki kadar natrium
dan klorida yang lebih rendah dibandingkan sekitarnya. Keseimbangan elektrolit
diatur oleh permeabilitas membran dan pompa natrium dan kalium (Na-K-ATPase).
Pompa ini berfungsi memompa natrium keluar dan memompa kalium untuk
masuk. Kombinasi dari transport aktif dan permeabilitas membran di lensa di sebut
teori pompa bocor. Kalium dan asam amino ditransportasikan ke dalam lensa secara
aktif ke anterior lensa melalui epithelium. Lalu kalium dan asam amino akan berdifusi
melalui bagian posterior lensa. Sedangkan natrium masuk ke dalam lensa di bagian
posterior lensa secara difusi dan keluar melalui bagian anterior lensa secara aktif.
8.
Sebutkkan gejala dan tanda seorang penderita katarak?

DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yg dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa, atau akibat kedua2nya.
ETIOLOGI
- Bahan toksik khusus (kimia & fisik)
- Keracunan obat (eserin, kortikosteroid, ergot,
antikolinesterase topikal)
- Kelainan sistemik / metabolic (DM, galaktosemi, dan
distrofi miotonik)

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau


bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak
adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat
pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat
hamil muda.
Katarak dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor
(multifactorial) dan belum sepenuhnya diketahui. Berbagai
faktor tersebut antara lain:
a. Kelainan kongenital/herediter
b. Proses degenerasi
c. Komplikasi penyakit di mata maupun penyakit sistemik
d. Efek samping obat
e. Radiasi: ultraviolet, infrared, X-ray, microwafe
f. Trauma penetrans dan perforans
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu
teori hidrasi dan sklerosis:
1. Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada
epitel lensa yang berada di subkapsular anterior, sehingga air
tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan
menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yang
menyebabkan kekeruhan lensa.
2. Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana
serabut kolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan
serabut kolagen di tengah. Makin lama serabut tersebut
semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis
nukleus lensa.

Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut:


1.Kapsula
§ Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
§ Mulai presbiopiac
§ Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
§ Terlihat bahan granular
2. Epitel-makin tipis
a. Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan
berat)
b. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa
Ø Serat irregular
Ø Pada korteks jelas kerusakan serat sel
Ø Brown sclerotic nucleu, sinar UV lama kelamaan merubah
proteinnukelus lensa, sedang warna coklat protein lensa
nucleusmengandung histidin dan triptofan dibanding normal
Ø Korteks tidak berwarna karenai kadar asam askorbat
tinggi dan menghalangi foto oksidasi. Sinar tidak banyak
mengubah protein pada serat muda. Perubahan fisik dan kimia
dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat
perubahan pada serabut halus multipel yang memanjang dari
badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya
menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Pada protein
lensa menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan
pandangan dengan penghambatan jalannya cahaya ke retina.

a. Developmental:
o Congenital
o Juvenil
b. Degeneratif/senilis:
o Insipiens
o Immatura
o Matura
o Hypermatura
c. Komplikata: oleh karena penyakit/kelainan di Mata atau
tempat lain
o Glaucoma
o Iridocyclitis
o DM, galaktosemia, hipoparatiroid, miotonia distrofi
o Efek samping obat: steroid, amiodaron, miotika
antikolinesterase, klorpromazine, ergot, naftalein, dinitrofenol,
triparanol (MER-29)
d. Traumatika

Menurut kejadian
1. Katarak Developmental
2. Katarak Degeneratif
Menurut Umur
1. Katarak kongenital
2. katarak juvenil
3. katarak senil
Menurut Konsistensi
1. Katarak cair
2. Katarak lunak
3. Katarak keras

Menurut lokasi kekeruhannya


1. Katarak nukleus
2. Katarak kortikal
3. Katarak subskapular
Menurut warna
1. Katarak nigra ( Hitam)
2. Katarak rubra (Merah)
3. Katarak Brusnesecent (coklat)
Menurut bentuk kekeruhan
1. Katarak pungtata
2. Katarak stelata
3. Katarak linier
9. Apa etiologi dan faktor resiko pada kasus di skenario?

10. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus di skenario?

11. Bagaimana tatalaksana pada kasus di skenario?

 Bedah katarakdengan prosedur intrakapsuler atau


ekstrakapsuler

 Intrakapsulerjarang dilakukan lagi sekarangadalah


mengangkat lensa in toto yakni di dalam kapsulnya melalui
insisi limbus superior 140-160 derajat

 Ekstrakapsulerinsisi limbus superior, again anterior kapsul


dipotong dan diangkat, nucleus di ekstraksi, korteks dibuang
dari mata dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi sehingga
menyisakan kapsul posterior
 Fakofragmentasi atau fakoemulsi dengan irigasi atau aspirasi
(atau keduanya) adalah teknik ekstrakapsuler yang
menggunakan getaran-getaran ultrasonic untuk mengangkat
nucleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm)
sehingga mempermudah peyembuhan pasca operasiteknik
ini bermanfaat untuk katarak senilis, congenital, traumatic.
Kurang efektif pada katarak senilis yang padat

ü Indikasi ekstraksi katarak :

o Pada bayi  < 1 tahun  bila fundus tak terlihat

o Pada umur lanjut

  indikasi klinis  kalau katarak menimbulkan penyulit uveitis


atau glaukoma

  indikasi visual  tergantung dari katarak monokuler (bila


sudah masuk ke stadium matur, visus pasca bedah sebelum
dikoraksi lebih baik sebelum operasi) atau binokuler (bila sudah
masuk ke stadium matur, visus meskipun telah dikoreksi tidak
cukup)

ü Sebelum operasi harus dilakukan beberapa pemeriksaan:

o Fungsi retina harus baik

o Tidak boleh ada infekai mata atau jaringan sekitarya

o Tidak boleh ada glaukoma

o Visus

o Keadaan umum harus baik

 SETELAH OPERASI
 Setelah operasi mata yang dioperasi akan ditutup dengan kasa
dan tidak boleh kena air selama 2-4 hari, tidak boleh terpukul
dan jangan digosok-gosok. Jaga kebersihan mata, cuci tangan
sebelum menyentuh mata, dan minum obat2an atau
menggunakan obat tetes mata sesuai dengan petunjuk dokter
untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi. Untuk melindungi
mata dari cedera, pasien sebaiknya menggunakan kaca mata
atau pelindung mata yang terbuat dari logam termasuk waktu
tidur (siang dan malam) minimal selama 1 (satu) minggu
setelah operasi atau sampai luka pembedahan benar-benar
sembuh. Pada awalnya penglihatan memang belum sejelas
seperti yang diharapkan, tetapi makin hari akan bertambah
jelas. Beberapa minggu setelah operasi dilakukan, pasien dapat
diberi resep untuk kacamata khusus yang membantu agar
mempunyai penglihatan yang tepat setelah pengangkatan
lensa. Jangan menunduk atau membongkokan badan (kepala
lebih rendah dari dada) untuk mengangkat benda dari lantai.
Jangan mengangkat barang yang berat dan tidur tengkurap.
Selain itu pemeliharaan pasca operasi tidak hanya mata tetapi
gula darah, tekanan darah, pola istirahat, yang kemudian ikut
mempengaruhi kesiapan mata untuk beradaptasi dengan lensa
yg dipasangkan pengganti tersebut. Di banyak kasus, diperlukan
8 minggu untuk kesembuhan total.

 Meskipun ada beberapa obat yang dapat menghambat


progresivitas katarak, belum ada satupun yang dapat
menjernihkan lensa yang sudah terlanjur keruh, sehingga
operasi tetap diperlukan. Secara umum dikenal dua macam
teknik operasi katarak yaitu EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra
Kapsular) dan EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsular). EKEK
merupakan teknik operasi katarak dengan cara membuka
kapsul anterior lensa untuk mengeluarkan masa lensa (kortek
dan nukleus) dan meninggalkan kapsul posterior.
Pengembangan dari teknik ini adalah PHACOEMULSIFIKASI
dengan memanfaatkan energi ultrasonik untuk menghancurkan
masa lensa. Pada kantong kapsul lensa selanjutnya dipasang
lensa intra okuler (IOL)

 EKIK merupakan teknik operasi katarak dimana seluruh masa


lensa dikeluarkan bersama kapsulnya. Teknik ini memerlukan
irisan kornea yang lebih besar dan jahitan lebih banyak. Saat ini
hanya dipakai pada keadaan khusus seperti luksasi lensa.

12. Bagaimana indikasi operasi pada kasus di skenario?

 Indikasi Visus : apabila katarak sudah mengganggu aktifitas


 Indikasi medis : apabila katarak berpotensi menimbulkan
komplikasi (misalnya : uveitis, glaukoma), atau apabila katarak
sudah mengganggu visualisasi segmen posterior baik untuk
follow up penyakit maupun intervensi terapi.
 Indikasi kosmetik

13. Apa saja komplikasi pada kasus di skenario?


Glukoma fakormorfik, kebutaan,
Hypermatur : Uveitis  glukoma sekunder pada katarak imatur

14. Apa saja kelainan-kelainan pada retina!


Ablasio retina
Retinopati DM
Retinopati hipertensi

Anda mungkin juga menyukai