J4: salah satu pemeriksaan untuk melihat visus jarak dekat, j1:
15 feet, j2: 20 feet, j3: 25 feet, j4: 30 feet
Nbc: tanpa gangguan lain
Fotokoagulasi: bedah yg menggunkan laser untuk menutup
atau menghancurkan PD abnormal pada retina
STEP 2
STEP 3
Metabolisme glukosa
HMP shunt/Hexomonophospat shunt
Poliol pathway/Sorbitol pathway
Glikolisis/anaerob 70%
TCA cycle/Siklus Krebs
• Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan
pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah
diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan
kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan
dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori
lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
kebanyakan pasien yang menderita katarak.
KelainanRetinadancorpusvitreum
Khurana AK. Comphrehensive Ophthalmology: disease of the vitreous [ebook]. 4 th ed. New
Delhi: New Age International; 2007.
DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yg dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa, atau akibat kedua2nya.
ETIOLOGI
- Bahan toksik khusus (kimia & fisik)
- Keracunan obat (eserin, kortikosteroid, ergot,
antikolinesterase topikal)
- Kelainan sistemik / metabolic (DM, galaktosemi, dan
distrofi miotonik)
a. Developmental:
o Congenital
o Juvenil
b. Degeneratif/senilis:
o Insipiens
o Immatura
o Matura
o Hypermatura
c. Komplikata: oleh karena penyakit/kelainan di Mata atau
tempat lain
o Glaucoma
o Iridocyclitis
o DM, galaktosemia, hipoparatiroid, miotonia distrofi
o Efek samping obat: steroid, amiodaron, miotika
antikolinesterase, klorpromazine, ergot, naftalein, dinitrofenol,
triparanol (MER-29)
d. Traumatika
Menurut kejadian
1. Katarak Developmental
2. Katarak Degeneratif
Menurut Umur
1. Katarak kongenital
2. katarak juvenil
3. katarak senil
Menurut Konsistensi
1. Katarak cair
2. Katarak lunak
3. Katarak keras
o Visus
SETELAH OPERASI
Setelah operasi mata yang dioperasi akan ditutup dengan kasa
dan tidak boleh kena air selama 2-4 hari, tidak boleh terpukul
dan jangan digosok-gosok. Jaga kebersihan mata, cuci tangan
sebelum menyentuh mata, dan minum obat2an atau
menggunakan obat tetes mata sesuai dengan petunjuk dokter
untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi. Untuk melindungi
mata dari cedera, pasien sebaiknya menggunakan kaca mata
atau pelindung mata yang terbuat dari logam termasuk waktu
tidur (siang dan malam) minimal selama 1 (satu) minggu
setelah operasi atau sampai luka pembedahan benar-benar
sembuh. Pada awalnya penglihatan memang belum sejelas
seperti yang diharapkan, tetapi makin hari akan bertambah
jelas. Beberapa minggu setelah operasi dilakukan, pasien dapat
diberi resep untuk kacamata khusus yang membantu agar
mempunyai penglihatan yang tepat setelah pengangkatan
lensa. Jangan menunduk atau membongkokan badan (kepala
lebih rendah dari dada) untuk mengangkat benda dari lantai.
Jangan mengangkat barang yang berat dan tidur tengkurap.
Selain itu pemeliharaan pasca operasi tidak hanya mata tetapi
gula darah, tekanan darah, pola istirahat, yang kemudian ikut
mempengaruhi kesiapan mata untuk beradaptasi dengan lensa
yg dipasangkan pengganti tersebut. Di banyak kasus, diperlukan
8 minggu untuk kesembuhan total.