Sap Striktur Gita
Sap Striktur Gita
STRIKTUR URETRA
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan ini, pasien dan keluarga pasien diharapkan
mampu memahami tentang striktur uretra.
Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien :
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian striktur uretra.
b. Mengulang kembali penyebab striktur uretra.
c. Mengulang kembali tanda gejala striktur uretra.
d. Menjelaskan pencegahan striktur uretra.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan 3 menit
a. Memberi salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan
d. Menjawab
d. Apersepsi
e. Menjawab
e. Pre test secara lisan
pertanyaan yang
diajukan secara
lisan
b. Memperhatika
n dan bertanya
3 Penutup 2 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
penyuluhan bersama peserta
b. Memberikan evaluasi secara b. Menjawab
lisan. pertanyaan yang
diajukan secara
lisan
c. Memberikan salam penutup c. Menjawab salam
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Peran dan tugas pelaksana penyuluhan sesuai perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Pasien dan keluarga berperan aktif selama penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Pasien dapat mengulang apa yang ditanyakan pembicara atau penyuluh
Lampiran 1. Materi
STRIKTUR URETRA
1. DEFINISI
2. ETIOLOGI:
Penyebab dari striktur uretra adalah sebagai berikut :
1. Kongenital
Pertumbuhan dan perkembangan meatus uretralis semenjak janin
mengalami gangguan, sehingga tidak terbentuk sempurna.
Pembentukan yang tidak sempurna tersebut akan mempersempit jalan
urine, sehingga terjadi obstruksi jaringan. (Prabowo & Pranata, 2014).
2. Jaringan parut sepanjang uretra
Jaringan parut ini dipicu oleh adanya perlukaan karena suatu penyakit.
Infeksi jaringan (gonorhea) oleh diplococcus neisseria gonorhea akan
melukai jaringan uretra. Perlukaan yang kronis akan menyebabkan
jaringan fibrosa mengalami penebalan, sehingga terjadilah striktur
fibrosa pada uretra posterior (Prabowo & Pranata, 2014)
3. Cidera traumatik (instrumentasi atau infeksi)
Banyak tindakan yang memicu terjadinya striktur, misalnya
pemasangan kateter yang lama. Infeksi chlamidia sekarang merupakan
penyebab utama tapi dapat dicegah dengan menghindarikontak dengan
individu yang terinfeksi atau menggunakan kondom (Nurarif &
Kusuma, 2015).
4. PENCEGAHAN
Menurut (Prabowo & Pranata, 2014), pencegahan yang dapat dilakukan
yaitu:
Berusaha untuk menghindari cedera pada uretra dan panggul.
Selalu berhati-hati pada penyebab kateterisasi. Cara untuk
menghindarinya adalah dengan menggunakan pelumas dan
menggunakan kateter terkecil apabila diperlukan dan hanya dalam
waktu yang sebentar.
Hindari infeksi menular seksual, seperti gonore dan chlamydia.
Gonore merupakan salah satu penyebab paling umum dari striktur
uretra. Sedangkan, chlamydia belakangan ini disebut sebagai
penyebab paling utama striktur uretra.
Infeksi dapat dicegah dengan penggunaan kondom atau menghindari
berhubungan intim dengan pengidapnya.
Hal yang dapat mencegah striktur uretra salah satunya adalah dengan
mengonsumsi antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem
Perkemihan. Yogyakarta: Nuha Medika.