Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
CHYSTITIS
Sistem Perkemihan
Disusun oleh :
B. TUJUAN
Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan masyarakat dapat memahami dan mengerti
apa yang dimaksud Chystitis.
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga masyarakat dapat :
1. Menjelaskan definisi Chystitis.
2. Menyebutkan etiologi atau penyebab utama Chystitis.
3. Menyebutkan manifestasi klinik Chystitis
4. Menyebutkan komplikasi dari Chystitis.
5. Menyebutkan penanganan Chystitis.
C. Sasaran
Masyarakat
E. Media
Materi
Infokus
Notebook
F. METODE
Ceramah
Diskusi/Tanya Jawab
KEGIATAN
NO WAKTU
MAHASISWA Peserta
1 Pendahuluan
Memberikam salam Menjawab salam
Perkenalan Berkenalan 3 menit
Menjelaskan maksud dan tujuan Memperhatikan
Kontrak waktu Memperhatikan
Apersepsi Memperhatikan/berperan serta
3 Evaluasi 4 menit
Mengajukan soal tanya jawab. Menjawab pertanyaan yang
diajukan.
Jumlah 15 menit
H. Materi
Pengertian
Chystitis adalah infeksi yang disebabkan bakteri pada kandung kemih, dimana akan terasa
nyyeri ketika buang air kecil (disuria), kencing yang tidak tuntas, dan demam yang harus
dicurigai (Gupte, 2004).
Sistitis (chystitis) merupakan peradangan yangterjadi di kantung urinaria. Biasanya terjadi
karena infeksi oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh (Ferdinand & Ariebowo, 2007).
Chystitis virus dan kimiawi harus dibedakan dari chystitis bakterial berdasarkan atas riwayat
penyakit dan hasil biakan urin. Secara radiografi, ginjal hipoplastik dan displastik, atau ginjal
kecil akibat vaskuler, dapat tampak sama dengan pielonefritis kronis. Namun, pada yang
terakhir ini biasanya terdapat refluks vesikureter.
Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu cystitis primer dan cystitis sekunder. Cystitis
primer merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena
penyakit lain, seperti batu pada kandung kemih, divertikel/ penonjolan mukosa buli,
hipertropi prostat dan striktur uretra (penyempitan akibat dari adanya pembentukan jaringan
fibrotik/jaringan parut pada uretra atau daerah urethra). Sedangkan cystitis sekunder
merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya
uretritis/peradangan yang terjadi pada uretra dan prostatitis/peradangan yang terjadi pada
prostat (Benson & Pernoll, 2009).
Menurut Taber (1994), cystitis dibedakan menjadi dua, yaitu tipe infeksi dan tipe non infeksi.
Tipe infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Sedangkan tipe non infeksi
disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, dan interstisial (tidak diketahui
penyebabnya/ideopatik).
Etiologi
Etiologi dari Etiologi dari cystitis berdasarkan jenisnya menurut Taber (1994), yaitu :
a.Infeksi :
Bakteri
Kebanyakan berasal dari bakteri Escherichia coly yang secara normal terletak pada
gastrointestinal. Pada beberapa kasus infeksi yang berasal dari retra dapat menuju
ginjal. Bakteri lain yang bisa menyebabkan infeksi adalah Enterococcus, Klebsiella,
Proteus, Pseudomonas, dan Staphylococcus.
Jamur
Infeksi jamur, penyebabnya misalnya Candida.
Virus dan parasit
Infeksi yang disebabkan olehvirus dan parasit jarang terjadi. Contohnya adalah
trichomonas, parasit ini terdapat dalam vagina, juga dapat berada dalam urin.
b.Non infeksi :
• Paparan bahan kimia, contohnya obat-obatan (misalnya cyclophosphamide/cytotaxan,
Procycox).
• Radio terapi
• Reaksi imunologi, biasanya pada pasien SLE (Systemic Lupus Erytematous)
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi untuk chystitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis,
keadaan-keadaan obsdtruktif, dan diabetes mellitus (Tambayong, 2000). Pada umumnya
faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi saluran kemih adalah :
a) Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.
b) Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat
kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengn pria.
c) Abnormalitas struktural dan fungsional mekanisme yang berhubungan termasuk stasis
urin yang merupakan media untuk kultur bakteri, refluks urin yang infeksi lebih tinggi
pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik. Contoh : strikur, anomali
ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis.
d) Obstruksi
Contoh : tumor, hipertofi prostat, calculus, sebab-sebab iatrogenic.
e) Gangguan inervasi kandung kemih
Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosi.
f) Penyakit kronis
Contoh : Gout/asam urat, DM, hipertensi, Penyakit Sickle cell
g) Instrumentasi
Contoh : prosedur kateterisasi.
h) Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya.
Patofisiologi
Chystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh
bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara
hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik
dapat bilateral maupun unilateral. Kemudian bakteri tersebut berekolonisasi pada suatu
tempat misalkan pada vagina atau genetalia eksterna menyebabkan organisme melekat dan
berkolonisasi disuatu tempat di periutenial dan masuk ke kandung kemih.
Kebanyakan saluran infeksi kemih bawah ialah oleh organisme gram negatif seperti E. Colli,
Psedomonas, Klebsiela, Proteus yang berasal dari saluran intestinum orang itu sendiri dan
turun melalui urethra ke kandung kencing. Pada waktu mikturisi, air kemih bisa mengalir
kembali ke ureter (Vesicouretral refluks) dan membawa bakteri dari kandung kemih ke atas
ke ureter dan ke pelvis renalis. Kapan saja terjadi urin statis seperti maka bakteri mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk bertumbuh dan menjadikan media yang lebih alkalis
sehingga menyuburkan pertumbuhannya.Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih
dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang
terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah
yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari
suplai jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui
helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Menurut Tiber (1994), agen infeksi kebanyakan disebabkan oleh bakteri E. coly. Tipikal ini
berada pada saluran kencing dari uretra luar sampai ke ginjal melalui penyebaran hematogen,
lymphogendan eksogen. Tiga faktor yang mempengaruhi terjadnya infeksi adalah virulensi
(kemampuan untuk menimbukan penyakit) dari organisme, ukuran dari jumlah
mikroorganisme yang masuk dalam tubuh, dan keadekuatan dari mekanisme pertahanan
tubuh. Terlalu banyaknya bakteri yang menyebabkan infeksi dapat mempengaruhi pertahanan
tubuh alami pasien. Mekanisme pertahanan tubuh merupakan penentu terjadinya infeksi,
normalnya urin dan bakteri tidak dapat menembus dinding mukosa bladder. Lapisan mukosa
bladder tersusun dari sel-sel urotenial yang memproduksi mucin yaitu unsur yang membantu
mempertahankan integritas lapisan bladder dan mencegah kerusakan serta inflamasi bladder.
Mucin juga mencegah bakteri melekat pada selurotelial. Selain itu pH urine yang asam dan
penurunan/kenaikan cairan dari konstribusi urin dalam batas tetap, berfungsi untuk
mempertahankan integritas mukosa, beberapa bakteri dapat masuk dan sistem urin akan
mengeluarkannya.
Tanda dan Gejala
Menurut Taber (1994), secara umum tanda dan gejala cystitis adalah :
a) Disuria.
b) Rasa panas seperti terbakar saat kencing.
c) Ada nyeri pada tulang punggung bagian bawah.
d) Urgensi (rasa terdesak saat kencing).
e) Nokturia (cenderung sering kencing pada malam hari akibat penurunan kapasitas
kandung kemih).
f) Pengosongan kanding kemih yang tidak sempurna.
g) Inkontinensia (keluarnya urin tanpa disengaja atau sulit ditahan).
h) Retensi, yaitu suatu keadaan penumpukan urin di kandung kemih dan tidak
mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya.
i) Nyeri suprapubik
Manifestasi Klinis
Uretro Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
Disuria (nyeri waktu berkemih) karena epitelium yang meradang tertekan
Peningkatan frekuensi berkemih
Perasaan ingin berkemih
Piuria(Adanya sel-sel darah putih dalam urin)
Nyeri punggung bawah atau suprapubic
Demam yang disertai hematuria (danya darah dalam urine) pada kasus yang parah.
Komplikasi :
1) Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
2) Gagal ginjal
3) Sepsis
Pencegahan cystitis
Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan ke belakang dapat
mengurangi peluang memperkenalkan bakteri dari daerah dubur ke uretra.
Meningkatkan asupan cairan mungkin mengizinkan sering buang air kecil untuk menyiram
bakteri dari kandung kemih. Buang air kecil segera setelah melakukan hubungan seksual
dapat membantu menghilangkan bakteri yang mungkin telah diperkenalkan selama hubungan
seksual. Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu yang lama memungkinkan bakteri
waktu untuk berkembang biak, begitu sering buang air kecil dapat mengurangi risiko cystitis
pada mereka yang rentan terhadap infeksi saluran kemih.
Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat pada dinding
kandung kemih dan dapat mengurangi kemungkinan infeksi.
Tablet ekstrak cranberry juga telah ditemukan efektif dalam mencegah cystitis dan
merupakan alternatif yang mungkin bagi mereka yang tidak suka rasa jus cranberry.
Cauterisation pada lapisan kandung kemih melalui cystoscopy memberikan bantuan jangka
panjang (kadang-kadang beberapa tahun) dari kondisi ini.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan chystitis menurut Grace dan
Borley (2007) yaitu :
a) Urinalisis dengan makroskopik yaitu urin berwarna keruh dan berbau, dan dengan
mikroskopik yaitu piuria, hematuria, dan bakteriuria. Leukosuria atau piuria terdapat
>5/lapang pandang besar sedimen air kemih dan hematuria 5-10 eritrosit/lpb sedimen
air kemih.
b) Kultur Urin, dilakukan untuk mengetahui jenis kuman penyebab infeksi.
c) Sistograf, dilakukan bila pada anamnesa ditemukan hematuria atau peda pemeriksaan
urin ditemukan mikrohematuria, yaitu untuk mengetahui asal dari perdarahan yang
ada.
d) Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap (DPL).
e) Sistoskopi hanya jika terdapat hematuria, keganasan batu yang menjadi penyebab
dasar.
f) Jika terdapat obstruksi, scan ultrasonografi ginjal dan kandung kemih, IVU (kelainan
struktural), dan sistoskopi.
Daftar pustaka
1. Brunner & Suddath.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
2. Tessy, Agus dkk. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
3. http://askep-ebook.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-infeksi-saluran.html
Kriteria Evaluasi
a) Evaluasi Proses
Peserta
Penderita penyakit glomerulonefritis mengikuti kegiatan sampai selesai.
Pertemuan berjalan dengan lancar.
Penyuluh
Bisa mefasilitasi jalannya penyuluhan.
Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggungjawab.
b) Evaluasi Hasil
1. Apakah masyarakat mampu definisi Chystitis?
2. Apakah masyarakat mampu menyebutkan etiologi atau penyebab utama Chystitis ?
3. Apakah masyarakat mampu menyebutkan manifestasi klinik Chystitis?
4. Apakah masyarakat mampu menyebutkan komplikasi dari Chystitis?
5. Apakah masyarakat mampu menyebutkan penanganan Chystitis?