Dilaksanakan dan disusun untuk dapat mengikuti ujian praktikum (responsi) pada
mata kuliah Koralogi
oleh :
Nama : Ade Dwiki Andrianto
NIM : L1C017021
Kelompok : 02
Asisten : Karina Maharani
1.1.1. Alat
Alat yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah buku
identifikasi, kaca pembesar, dan alat dokumentasi.
1.1.2. Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah sample
karang.
1.2. Metode
Metode kerja pada praktikum kali ini adalah pertama sample karang
diambil dan diamati menggunakan kaca pembesae bentuk & bagian –
bagian dari karang dersebut. Kemudian bentuk pertumbuhannya ditentukan
dan dicatat pada lembar kerja.
1.3. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2019 di laboratorium
fakultas perikanan dan ilmu kelautan Unsoed. Commented [A2]: Laboratorium Pengajaran Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal
Soedirman.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar Bentuk
No. Keterangan
Pertumbuhan
1. Nama bentuk pertumbuhan :
Acropora Branching Commented [A3]: Kata asing diitalic
2. Kode bentuk pertumbuhan :
ACB
3. Deskripsi bentuk pertumbuhan :
1. (gambar handmade) Sesuai namanya, jenis karang ini
berbentuk seperti pohon atau
tanduk rusa. Jika dilihat secara
detail, terdapat jelas axial koralit
pada karang ini. jenis ini paling
banyak ditemukan dan juga yang
paling cepat tumbuh. Commented [A4]: Minimal 4 kalimat yaa
(English et al., 1997) Commented [A5]: Et al. itu bahasa asing, jadi
1. Nama bentuk pertumbuhan : selanjutnya diitalic yaa
Coral Branching Commented [A6]: Kata asing diitalic
2. Kode bentuk pertumbuhan :
CB
3. Deskripsi bentuk pertumbuhan :
2. (gambar handmade)
Memiliki cabang lebih panjang
daripada diameter yang dimiliki,
banyak terdapat di sepanjang tepi
terumbu dan bagian atas lereng,
terutama yang terlindungi atau
setengah terbuka. Bersifat banyak
memberikan tempat perlindungan
bagi ikan dan invertebrata
tertentu. Commented [A7]: Minimal 4 kalimat ya
English, S., Wilkinson, C. dan Baker, V., 1997. Survey Manual For
Tropical Marine Resources. Australia: ASEAN – Australia Marine
Science Project Living Coastal Resources. Commented [A8]: Penulisan dapus mengikuti Format
TA
ACARA II. IDENTIFIKASI STRUKTUR KORALIT KARANG
1.1.1. Alat
Alat yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah penggaris,
nampan, kaca pembesar, dan alat dokumentasi.
1.1.2. Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah sample
koralit karang.
1.2. Metode
Metode kerja pada praktikum kali ini adalah sample koralit karang
dipersiapkan dan diukur diamater koralit karang tersebut. Kemudian bentuk
dan bagian – bagian koralit diamatai dengan kaca pembesar, lalu dicatat
dalam lembar kerja.
1.3. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2019 di laboratorium
fakultas perikanan dan ilmu kelautan Unsoed. Commented [A9]: Sama seperti Acara 1
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar Bentuk
No. Keterangan
Pertumbuhan
1. Tipe koralit karang :
Placoid
2. Bagian koralit karang :
a. Septa
b. Kolumela
1. c. Pali
d. Kosta
e. Konesteum
3. Deskripsi karang :
Masing-masing koralit memiliki
dindingnya masing-masing
dan dipisahkan oleh coenosteum Commented [A10]: Minimal 4 kalimat
(Suharsono, 2008)
1. Tipe koralit karang :
Hydnophoroid
2. Bagian koralit karang :
a. Kolumella
b. Septa
2. c. Kosta
d. Konesteum
3. Deskripsi karang :
Koralit terbentuk seperti bukit
tersebar pada seluruh permukaan
sehingga sangat mudah untuk
dikenal Commented [A11]: Minimal 4 kalimat
(Suharsono, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Suharsono, 2008. Jenis-Jenis Karang di Indonesia. LIPI. Jakarta. Commented [A12]: Good :’) Akhirnya ada yang
dapusnya bener
ACARA III. SIMULASI PENGAMATAN EKOSISTEM
TERUMBU KARANG
1.1.1. Alat
Alat yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah minitur
ekosistem terumbu karang, meteran (1 meter), dan alat dokumentasi.
1.1.2. Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah sample
biota karang, biota indikator/ikan, dan substrat.
1.2. Metode
Metode kerja pada praktikum kali ini adalah meteran dibentangkan
sepanjang 100 cm/ 1 meter dan sepanjang line transect tersebut dicatat
setiap lifeform karang dengan interval 0,5 cm, jenis substrat, ikan terumbu,
dan avertebrata asosiasi.
1.3. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2019 di laboratorium
fakultas perikanan dan ilmu kelautan Unsoed. Commented [A13]: Sama seperti Acara 1
II. HASIL DAN PEMBAHASAN (tiap bab beda halaman)
2.1. Hasil
Titik Kategori Biota Asosiasi / Ikan Karang Commented [A14]: Kategorinya pake kode seperti S,
0 Sand - CF, S, S, dst.
5 Lifeform foliose (hc) -
10 Sand -
15 Sand Amblyglyphidodon curacao
20 Rubble -
25 Sand -
30 Sand Mespilia globules
35 Sand Abudefduf sexfasciatus
40 Lifeform tabulate (hc) -
45 Sand -
50 Lifeform massive (hc) Holothuria scabra
55 Massive (cm) -
60 Sand Pomacentrus moluccensis
65 Sand -
70 Softcoral (Melitea) Halichoeres vrolikii Commented [A15]: Soft coral tdk disinggung titik, jadi
75 Lifeform mushroom Halichoeres hotulanus masuknya ke biota asosiasi
80 Rubble -
85 Sand Cypraea tigris
90 Liform massive (hc) -
95 Massive (cm) -
100 Sand Cheilinus fasciatus
Perhitungan :
Ni = 35%
Kategori Penutupan Karang Hidup (Sedang)
2.1. Pembahasan
Teripang Pasir atau dikenal juga dengan teripang gosok dalam dunia
internasional dikenal dengan nama Sand Fish. Teripang ini dapat tumbuh
sampai ukuran 40 cm dengan bobot 1,5 kg. Kematangan gonad hewan air
berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran rata-rata 220
mm. Seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah
yang sangat banyak hingga mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Daur
hidup hewan ini dimulai dengan telur yang dibuahi yang akan menetas
dalam waktu seitar 2 hari. Jenis ini mempunyai bentuk badan yang bulat
panjang yang berwarna putih kekuning-kuningan serta terdapat sekat-
sekat yang melintang berwarna putih. Diantara sekat-sekat tersebut
terdapat garis-garis hitam pada punggungnya apabila seluruh badannya
diraba, akan terasa kasar seperti butiran (kkp.go.id). Commented [A20]: Bukan seperti ini sitasinya
e. Pomacentrus moluccensis
Spesies dewasa tinggal di perairan laguna yang jernih atau diantara rumput
laut pada area karang branching dan mereka hidup secara berkelompok kecil.
Makanan utama mereka adalah alga atau plankton. Bersifat ovipar dan
meletakan telurnya pada substrat dimana spesies jantan akan menjaga telur dari
predator (Allen, G.R., 1991). Commented [A21]: Tambahkan
f. Halichoeres vrolikii
Dapat ditemukan di perairan dangkal pada petak pasir dan terumbu karang
yang dipenuhi rumput laut, beberapa juga dapat ditemukan pada kedalaman sedang
asalkan memiliki tempat untuk berlindung bagi mereka dan spesies remaja mudah
ditemukan di bawah kanal berombak. Mangsa utama mereka adalah moluska,
krustacea, ataupun bulu babi (Allen, G.R., 1991). Commented [A23]: Tambahkan
h. Cypraea tigris
Spesies ini merupakan salah satu spesies yang paling sering ditemukan
diantara moluska cypraea, cangkang mereka yang mengkilap dengan corak pola yang
mudah diidentifikasi menjadi cara cepat untuk menemukan spesies ini. Spesies ini bisa
ditemukan di perairan dangkal pada terumbu karang yang kaya ditumbuhi rumput lau
atau lamun. Spesies ini juga sering diburu untuk dijadikan kerajinan atau suvenir (Reid,
C. 2011). Commented [A24]: Tambahkan
i. Cheilinus fasciatus
1.1.1. Alat
Alat yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah coral finder
tool dan alat dokumentasi. Commented [A27]: Kata asing diitalic
1.1.2. Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah sample
karang.
1.2. Metode
Bentuk pertumbuhan karang yang akan diidentifikasi dilihat pada kolom
key group dalam halaman pertama Coral Finder, dan dilihat bagaimana
bentuk pertumbuhan karang. Setelah bentuk pertumbuhan ditentukan
adalah bentuk dan besar koralit diukur pada karang tersebut dengan
menggunakan bantuan kaca pembesar dan penggaris atau alat ukur.
Selanjutnya pada karang yang sedang diamati dengan gambar karang pada
kolom colony, corallites dan close up, dibandingkan pada halaman look-
alike.
Setelah karakteristik karang yang diamati dengan contoh karang pada
Coral Finder sesuai, kemudian dicatat nama genus karang yang telah
diamati sesuai dengan keterangan nama genus yang terdapat di atas
gambar karang pada Coral Finder dan referensi silang untuk mendapatkan
deskripsi lebih lanjut mengenai karang yang diamati.
1.3. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2019 di laboratorium
fakultas perikanan dan ilmu kelautan Unsoed. Commented [A28]: Seperti Acara 1
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kekurangan dari menggunakan Coral Finder Tool kurang nya efektifitas kerja
dikarenakan melakukan identifikasi secara manual; dan akurasi kurang tentu,
tergantung kejelian orang dalam membandingkan jenis karang tersebut. Commented [A29]: 1 paragraf 4 kalimat
a. Acropora sp.
1.1.1. Alat
Alat yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah simuator
karang, kartu identifikasi dan alat dokumentasi.
1.1.2. Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam acara praktikum kali ini adalah foto
penyakit karang.
1.2. Metode
Metode kerja pada praktikum kali ini adalah terlebih dahulu simulator
transek karang dan dilakukan pengamatan dan pengukuran koloni karang,
serta nama spesies karang yang terserang penyakit di catat dan di
observasi. Selanjutnya di dokumentasikan dan di analisis data untuk
menentukan penyakit karang.
1.3. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2019 di laboratorium
fakultas perikanan dan ilmu kelautan Unsoed. Commented [A33]: Seperti Acara 1
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Black Band Disease (BBD)
Penyakit ini dicirikan oleh band warna coklat keemasan atau coklat muda
yang terdapat antara jaringan yang sehat dengan jaringan yang sudah mati.
Kadang terdapat jaringan memutih antara band berwarna coklat keemasan
dengan jaringan sehat yang ada di sekitar Pada band yang berwarna coklat
terdapat ciliata yang diindikasikan sebagai penyebab penyakit tersebut, penyakit
ini menginfeksi karang Acropora branching. Setelah diidentifikasi, penyebab
karang terinfeksi BrB adalah dikarenakan oleh Cromobacterium sp.,
Pseudomonas sp., dan Staphylococcus sp. yang menginfeksi karang (Massinai,
A. 2016.).
c. White Band Disease (WBD)
Penyakit white band disease merupakan jenis penyakit yang menyerang karang
Acropora sp. Penyakit white band disease ditandai dengan adanya band berwarna
putih dengan lebar sekitar 2-8 cm terletak diantara jaringan karang yang sehat dan
jaringan karang yang sudah mati. Pada jaringan karang yang sakit terlihat bahwa
jaringan mengalami degradasi disebabkan oleh jaringan yang lisis dan nekrosis,
jaringan epidermis terlihat hilang dan mulai hancur, zooxanthellae tidak ditemukan
dan mulai terdapat jamur. Bakteri yang berasosiasi dengan penyakit white band
disease pada karang Acropora sp. adalah bakteri Vibrio alginolyticus, Vibrio owensii,
dan Pseudoalteromonas rubra (Huda, F. et, al. 2018). Commented [A35]: Italic
Commented [A36]: et al.,
d. Ulcerative White Spot (UWS)
Massinai, A. 2016. Laju Infeksi Penyakit Brown Band Disease dan Bakteri Asosiasi pada
Karang Acropora sp. di Pulau Barranglompo, Makassar, Sulawesi Selatan. Jurnal
SPERMONDE. Vol. 2(2):21-26.
Sabdono, A. & Radjasa, O. 2006. Karaterisasi Molekuler Bakteri yang Berasosiasi dengan
Penyakit BBD (Black Band Disease) pada karang Acropora sp. di Perairan
Karimunjawa. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 11(3):158-162.
Huda, F. Insafitri. Efendy, M. & Nugraha, W. 2018. Karateristik Penyakit White Band
Disease dan White Syndrome Secara Visual dan Histologi pada Karang Acropora
sp. dari Pulau Gili Labak Sumenep Madura. Jurna; Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis. Vol. 10(3):711-718.
Pamungkas, Y. Sabdono, A. & Wijayanti, D. 2014. Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri
Karang Terhadap Bakteri yang Diisolasi dari Karang Terserang Penyakit Ulverative
White Spot di Perairan Pulau Panjang, Jepara. Jurnal of marine Research. Vol.
3(3):254-264. Commented [A38]: Penulisan mengikuti format TA
LAMPIRAN