Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Ria Arianti


Nim : C12113503
Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan : injeksi subkutan (Pemberian terapi
obat insulin yang dilakukan pada bawah kulit/lengan atas bagian luar/deltoid)
A. Nama klien: Tn. Muh Hasnu dg. Thaba
B. Diagnosa Medis: Subarahnoid hematom+intraventrikuler hematom+DM tipe
2
C. Tanggal Dilakukan: 18 April 2017
D. Diagnosa Keperawatan: risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (domain
2: Nutrisi, kelas 4: Metabolisme)
E. Tujuan tindakan:
1. Memasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan dibawah kulit untuk
diabsorbsi (penyerapan).
2. Mempertahankan glukosa darah tetap normal
F. Prinsip dan rasional tindakan:
Prinsip dari pemberian obat secara subkutan ini pada dasarnya mengikuti 6
prinsip benar dalam pemberian obat:
1. Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya, perawat harus memperhatikan
kebenaran obat.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis
harus diperhatikan.
3. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan
mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada
pasien.
4. Benar Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
5. Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek dari obat.
6. Benar Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil
tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada
catatan keperawatan.
Adapun rasional tindakan yang dilakukan sebagai berikut.
1) Kumpulkan peralatan dan periksa rekam medis pasien. Rasional:
Menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
2) Identifikasi pasien dengan seksama. Rasional: Memastikan prosedur
yang benar dilakukan pada pasien yang tepat.
3) Jelaskan prosedurnya kepada pasien, obat yang akan diberikan, lokasi
penyuntikan dan apa yang harus pasien lakukan. Rasional: Mendorong
kerjasama dan mengurangi kecemasan.
4) Cuci tangan. Rasional: Mengurangi resiko infeksi.
5) Tarik obat dari dalam ampul/vial sesuai yang di instruksikan. Rasional:
Untuk memastikan dosis sesuai dengan instruksi
6) Kumpulkan semua peralatan termasuk obat yang sudah dimasukkan
kedalam spuit di dekat tepi ranjang pasien. Rasional: Memudahkan
perawat ketika melakukan tindakan.
7) Tutup tirai. Rasional: Memberikan privasi.
8) Bantu pasien untuk berada dalam posisi sesuai lokasi penyuntikan yang
dipilih (bagian luar lengan atas: Tangan direlaksasikan dan berada
disamping badan. Rasional: Memastikan akses ke lokasi penyuntikan
secara bebas.
9) Periksa area penyuntikan. Periksa apakah ada benjolan, nodul, nyeri
tekan, kekerasan, pembengkakan, jaringan parut, gatal, sensasi terbakar,
dan inflamasi terlokalisir atau tidak. Rasional: Visualisasi yang baik
membantu mendapatkan lokasi yang tepat dan menghindari cedera pada
jaringan. Nodul dan benjolan menandakan penyerapan yang tidak
adekuat pada lokasi penyuntikan sebelumnya.
10) Pakai sarung tangan. Rasional: Mengurangi resiko infeksi
11) Bersihkan area disekitar lokasi penyuntikan dengan swab alkohol.
Gunakan gerakan melingkar sambil terus mengarah ke luar (diameter 5
cm). Biarkan lokasi tersebut mengering . Biarkan swab alkohol di
dalam nampan untuk digunakan kembali ketika menarik jarum.
Rasional: Gesekan membantu membersihkan kulit.
12) Buka penutup jarum dengan menariknya secara cepat dengan tangan
yang tidak dominan. Rasional: Mengurangi resiko tertusuk jarum
secara tidak sengaja
13) Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyutikan atau
renggangan kulit pada lokasi penyuntikan. Rasional: Memudahkan
penyuntikan dan meminimalisasi nyeri penyuntikan ke dalam jaringan
subkutan
14) Pegang spuit dengan tangan yang dominan di antara ibu jari dan jari
telunjuk. Suntikan jarum secara cepat pada sudut 40-90 derajat,
tergantung jumlah jaringan, turgor jaringan dan panjang jarum. Pada
orang yang kurus, lebih disukai sudut 45 derajat. Ketika menggunakan
spuit insulin dengan jarum 26 G, dapat digunakan sudut 90 derajat pada
orang normal dan obesitas. Rasional: Jaringan subkutan sangatlah
banyak pada orang dengan hidrasi dan gizi yang baik, dan jarang pada
orang yang langsing, dehidrasi, atau sangat kurus.
15) Setelah jarum disuntikkan, lepaskan jaringan dan segerakan pindahkan
tangan anda yang tidak dominan untuk menstabilkan ujung bawah
spuit, Geser tangan anda yang dominan ke bagian aatas tabung spuit.
Rasional: Menyuntikan cairan ke dalam jaringan yang terkompresi
akan menimbulkan tekanan pada serabut-serabut saraf dan
menimbulkan rasa tidak nyaman. Tangan yang tidak dominan
menstabilkan jarum dan memungkinkan aspirasi yang lancar.
16) Aspirasi jika direkomendasikan, dengan menarik pendorong spuit
secara perlahan untuk menentukan apakah jarum berada dalam
pembuluh darah atau tidak. Jika muncul darah, tarik jarum dan buang.
Siapkan obat lagi. Jangan mengaspirasi heparin/insulin. Rasional: Rasa
tidak nyaman dan reaksi serius dapat terjadi bila obat yang seharusnya
di suntikkan subkutan memasuki aliran darah. Jarum insulin sangat
kecil sehingga aspirasi tidak akan memberikan informasi yang relevan
terkait posisi jarum.
17) Suntikkan obat secara perlahan bila tidak muncul darah. Rasional:
Penyuntikan obat secara cepat menimbulkan tekanan dalam jaringan
dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
18) Tarik jarum dengan cepat pada sudut yang sama seperti ketika
menyuntikkan pertama kali sambil memberikan tarikan penetral di
sekitar lokasi penyuntikan dengan tangan yang tidak dominan.
Rasional: Penarikkan jarum secara perlahan akan menarik jaringan dan
menilmbulkan rasa tidak nyaman. Memberikan tarikan penetral di
sekitar lokasi penyuntikan membantu mencegah penarikan jaringan
ketika jarum ditarik. Menarik jarum pada sudut yang sama
meminimalisasi trauma pada jaringan dan rasa tidak nyaman pada
pasien.
19) Pijat area tersebut dengan lembut dengan swab alkohol, jangan memijat
lokasi penyuntikan heparin/insulin. Rasional: Pemijatan membantu
mendistribusikan obat dan mempercepat penyerapannya. Memijat
lokasi penyuntikan heparin dapat menimbulkan lebam, memijat setelah
penyuntikan insulin akan menyebabkan penyerapan menjadi tidak dapat
diperkirakan.
20) Jangan menutup kembali jarum. Buang spuit dan jarum pada tempat
yang seharusnya. Rasional: Pembuangan yang benar akan mencegah
terjadinya cedera akibat tusukan jarum secara tidak sengaja.
21) Bantu pasien kembali ke posisi nyaman. Rasional: agar pasien merasa
lebih baik setelah penyuntikan dilakukan.
22) Cuci tangan setelah melepas sarung tangan. Rasional: mengurangi
resiko infeksi.
23) Catat pemberian obat beserta tanggal, waktu, dosis, rute, lokasi, dan
tanda tangan perawat. Rasional: sebagai pertanggungjawaban atas
tindakan yang dilakukan.
24) Evaluasi respon pasien terhadap pemberian obat. Rasional:
menghindari efek samping yang tidak diharapkan.
G. Analisa tindakan yang dilakukan: pemberian injeksi obat melalui
subkutan ini umumnya saat di rumah sakit selama praktik lapangan
dilakukan pada saat pemberian insulin dimana yang bertujuan untuk
mengontrol kadar glukosa darah pada pasien dengan riwayat penyakit
diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2. Lokasi penyuntikan untuk obat-obat
yang diberikan secara subkutan sebaiknya pada daerah lengan atas sebelah
luar/deltoid atau sepertiga bagian dari bahu, paha sebelah
luar/ventrogluteal atau dorsogluteal, daerah dada/skapula dan daerah
sekitar umbilikus (abdomen). Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
sebagai perawat adalah saat injeksi subkutan dilakukan, jarum menyudut
45 derajat dari permukaan kulit dan sebaiknya kulit sedikit dicubit untuk
menjauhkan jaringan subkutis dari jaringan otot. Selain itu, Sebelum
dilakukan penyuntikan di anjurkan untuk memeriksa area penyuntikan.
Periksa apakah ada benjolan, nodul, nyeri tekan, kekerasan,
pembengkakan, jaringan parut, gatal, sensasi terbakar, dan inflamasi
terlokalisir atau tidak, hal ini bertujuan untuk mendapatkan area yang
paling baik dan tepat untuk dilakukan penyuntikan.
H. Kesenjangan: berdasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
saat dilakukan tindakan injeksi subkutan ini maka sebaiknya memperhatikan
cara pembersihan area penyuntikan dengan cara berputar dengan arah dari
dalam ke luar, namun saat praktik dilapangan tindakan tersebut tidak dilakukan
sesuai dengan petunjuk SOP sehingga dapat menimbulkan risiko infeksi bagi
pasien jika cara pembersihan area injeksi tidak diperhatikan dengan baik.
Selain itu, terkadang aspirasi sebelum injeksi juga tidak dilakukan sehingga
dapat beresiko kesalahan dalam lokasi pemberian obat dimana obat akan
langsung masuk kedalam pembuluh darah.
Referensi:
Santosa, A., & Rosa, E. M. (2014). Efektifivitas lokasi dan waktu injeksi terhadap
pengendalian kadar gula darah 2 jam setelah makan pada penderita
diabetes melitus. Muhammadiyah Journal Of Nursing, 129-135.

Tim Keperawatan Dasar. (2017). Target kompetensi skill praktik profesi


keperawatan dasar. Makassar: PSIK FK UNHAS.

Anda mungkin juga menyukai