Anda di halaman 1dari 9

Neuralgia Pasca Herpetika dan Penanganannya

Abidatul Millania Qiyami Amini

P27226018097

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta

2020
Abstrak

Neuralgia Pasca Herpetik (NPH) merupakan komplikasi yang paling sering muncul dari
Herpes Zoster. NPH dapat didiagnosa dimana nyeri yang persisten pada dermatom setelah
timbulnya erupsi vesikel pada kulit. NPH bermanifestasi dengan gejala nyeri yang berbeda-
beda, dapat berupa nyeri yang konstan, intermiten, atau nyeri yang terstimulasi. Insidennya
meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Penatalaksanaannya adalah dengan pemberian
analgesik kombinasi untuk pengobatan simptomatik nyeri. Dilaporkan satu kasus neuralgia
pasca herpetik pada seorang laki - laki berusia 51 tahun, yang mendapat terapi oral
amitriptilin, asam mefenamat dan vitamin B kompleks dan memberikan perbaikan terhadap
nyeri.

Kata kunci: Amitriptilin, herpes zoster, NPH

Abstract

Herpes Zoster (HZ) is a skin disease that caused by viral infection, which is due to
reactivation of the Varicella-zoster virus (VZV). Most virus infections are generally mild and
self-limiting disease, but HZ can cause persistent pain or postherpetic neuralgia (PHN),
which can lead to decreased quality of life. Major risk factor of PHN is increasing by age >50
years old and immunocompromised conditions. Quick diagnosis, precise and effective
management is needed to overcome the acute situation and prevent complications of HZ,
especially PHN.

Keyword: herpes zoster, post herpetic neuralgia, varicella-zoster virus


Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
1. Pendahuluan

Neuralgia pasca herpes (Postherpetic Neuralgia) didefinisikan sebagai nyeri neuropatik


yang dirasakan satu bulan atau lebih pada lokasi ruam akibat infeksi herpes zoster yang telah
mengalami penyembuhan, baik dengan atau tanpa interval bebas nyeri. Rasa nyeri seperti
panas, menikam, kesetrum, menyentak, gatal dan disertai alodinia dan hiperalgesia.

Infeksi herpes zoster merupakan hasil reaktivasi virus varicella zoster yang dorman pada
ganglion sensori saraf spinal, yang biasanya bermanifestasi sebagai ruam pada kulit sesuai
dermatom saraf spinal, disertai nyeri akut dan biasanya membaik dalam beberapa minggu.
Virus varicella zoster merupakan virus neurotropik yang biasanya menginfeksi pada anak-
anak yang bermanifestasi sebagai cacar (chicken pox).

Neuralgia paska herpes terjadi akibat kerusakan saraf perifer pada infeksi herpes zoster.
Faktor risiko terjadinya neuralgia paska herpes adalah usia tua, nyeri hebat saat fase akut
infeksi herpes zoster, penyakit kronis seperti diabetes dan kondisi penurunan sistem imun.
Penyakit ini cukup memberikan penderitaan dan dapat menurunkan fungsional fisik, kualitas
hidup dan fungsi psikologis.
2. Isi

A. Definisi dan Epitologi

Nyeri pada HZ dapat mendahului atau bersamaan dengan timbulnya ruam kulit. Neuralgia
herpetika akut didefinisikan sebagai nyeri yang timbul dalam 30 hari setelah timbulnya ruam
kulit.

Neuralgia paska herpetika didefinisikan secara bervariasi sebagai setiap nyeri yang timbul
setelah penyembuhan ruam kulit atau setiap nyeri yang timbul setelah 1, 3, 4 atau 6 bulan
setelah timbulnya ruam, namun sebagian besar definisi yang ada saat ini berfokus pada nyeri
yang timbul dalam jangka waktu 90-120 hari setelah timbulnya ruam pada kulit.

Dalam buku Penatalaksanaan infeksi herpes virus humanus di Indonesia (2011), definisi NPH
adalah nyeri yang menetap di dermatom yang terkena 3 bulan setelah erupsi HZ menghilang.
Pada penelitian klinis dan komunitas, insidensi NPH secara keseluruhan yaitu 8-15%
tergantung dari definisi operasionalnya.

Di Amerika Serikat, NPH merupakan penyebab nyeri neuropatik tersering ketiga setelah low
back pain dan neuropati diabetik. Baik frekuensi dan durasi NPH keduanya meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Diantara pasien dengan HZ akut, NPH berkembang pada 73%
pasien diatas 70 tahun, 47% pasien diatas 60 tahun sedangkan untuk usia diatas 55 tahun
hanya 27%. Hampir setengah dari pasien diatas 70 tahun tersebut (48%) menderita NPH
dengan durasi lebih dari 1 tahun Wiryadi dkk melaporkan angka kejadian NPH pada pasien
HZ yang berobat antara tahun 1995-1996 sebesar 11% dari 738 pasien HZ di 6 rumah sakit
pendidikan di Indonesia.

Nyeri neuropatik juga dapat timbul dari penyakit autoimun (mis. Sklerosis multipel),
penyakit metabolik (mis. Diabetes), infeksi (mis. Penyakit virus seperti herpes zoster),
penyakit pembuluh darah (mis. Stroke), trauma (mis. Cedera, pembedahan), dan kanker.
Misalnya, nyeri neuropatik dapat berupa nyeri yang menetap setelah penyembuhan cedera
atau setelah penghentian stimulus ujung saraf tepi atau nyeri yang timbul karena kerusakan
saraf. Contoh kondisi atau terkait dengan nyeri neuropatik termasuk neuropati diabetik yang
nyeri, neuralgia post herpetik (mis. Nyeri menetap atau berulang di tempat herpes zoster akut
3 atau lebih bulan setelah episode akut), trigeminal neuralgia, nyeri neuropatik terkait kanker,
kemoterapi neuroterapi terkait, kemoterapi nyeri neuropatik terkait, nyeri neuropatik terkait
HIV (misalnya, dari neuropati HIV), nyeri neuropatik sentral / pasca stroke, neuropati yang
terkait dengan nyeri punggung, mis. nyeri punggung bawah (misalnya, dari radikulopati
seperti kompresi akar tulang belakang, misalnya, kompresi lumbar root, yang kompresi dapat
timbul karena herniasi diskus), stenosis tulang belakang, nyeri cedera saraf perifer, nyeri
tungkai hantu, polineuropati, nyeri terkait cedera medula spinalis, mielopati, dan sklerosis
multipel. Dalam perwujudan-perwujudan tertentu dari penemuan ini, analog kompstatin
diberikan untuk mengobati nyeri neuropatik pada subjek dengan satu atau lebih kondisi yang
disebutkan sebelumnya.

B. Pengobatan

Tidak ada pengobatan tunggal yang mengurangi neuralgia postherpetik pada semua orang.
Dalam banyak kasus, mungkin diperlukan kombinasi pengobatan untuk mengurangi rasa
sakit.

1. Lidocaine skin patches


Lidocaine skin patches adalah perban kecil seperti patch yang berisi, obat penghilang rasa
sakit lidokain topikal. Patch ini dapat dipotong agar sesuai dengan luas daerah yang terkena.

2. Antidepresan trisiklik
Antidepresan seperti nortriptyline dan amitriptilin mempengaruhi kimia otak, yang
merupakan kunci yang memainkan peran dalam depresi dan bagaimana tubuh menafsirkan
rasa sakit. Dokter biasanya meresepkan antidepresan untuk neuralgia postherpetik dalam
dosis lebih kecil daripada yang diresepkan untuk depresi.

3. Antikonvulsan tertentu
Obat anti kejang juga dapat mengurangi rasa sakit yang terkait dengan neuralgia postherpetik.
Obat-obat tersebut dapat menstabilkan aktivitas listrik yang abnormal dalam sistem saraf
yang disebabkan oleh saraf yang terluka.

Dokter mungkin akan meresepkan gabapentin (Neurontin), pregabalin (Lyrica) atau


antikonvulsan lain untuk membantu mengontrol rasa terbakar dan nyeri.

4. Opioid penghilang rasa sakit


Beberapa orang mungkin membutuhkan resep obat penghilang rasa nyeri dengan kekuatan
ekstra yang mengandung tramadol (Ultram, Ryzolt), oxycodone (Percocet), atau morfin.

Namun, obat-obat tersebut dapat menimbulkan kecanduan. Meskipun risiko tersebut


umumnya rendah, tetapi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
3. Penutup

A. Kesimpulan

Neuralgia pasca herpetik merupakan nyeri yang menetap setelah ruam kulit menyembuh
sampai nyeri yang menetap selama 30 hari sampai 6 bulan setelah awitan infeksi herpes
zoster. Risiko untuk menjadi NPH ini meningkat seiring dengan meningkatnya usia. NPH
jarang terjadi pada usia dibawah 50 tahun, meningkat 20% pada usia 60-65 tahun, dan lebih
dari 30% pada usia 80 tahun keatas. Terapi NPH pada prinsipnya mengurangi rasa nyeri dan
menjaga kualitas hidup dengan tidur cukup, dapat beraktifitas fisik, dan asupan nutrisi.
Kombinasi dua atau lebih analgetik akan memblok beberapa mekanisme nyeri dan efek
samping yang lebih sedikit.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber
serta kritik yang membangun dari para pembaca.
Daftar Pustaka

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamedica/article/view/858

https://health.detik.com/penyakit/d-1766651/neuralgia-postherpetik-kerusakan-saraf-pasca-
herpes-zoster

https://patents.google.com/patent/US9421240B2/en

http://snars.web.id/ppkneurologi/ppkneurologi.pdf

http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/wp-content/uploads/2018/07/06_b_MAKALAH_dr-
Sugastiastri-Sumaryo-SpKKK.pdf

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/837/pdf

Anda mungkin juga menyukai