ABSTRAK
FPSO (Floating Production Storage and Offloading) dalam operasinya mendapatkan pengaruh signifikan dari beban
lingkungan dan operasionalnya. Hal demikian juga akan mempengaruhi komponen-komponen struktur yang ada di atasnya,
termasuk struktur topside module yang berfungsi sebagai pemrosesan minyak dan gas. Konstruksi topside module FPSO
haruslah kuat menahan beban-beban yang terjadi pada saat kondisi operasi. Dalam penelitian ini kekuatan struktur topside
module telah dikaji dengan metode deterministik dan metode probabilistik atau keandalan Pada pengkajian dengan metode
deterministik digunakan perangkat lunak SACS, sedangkan pengkajian keandalan menggunakan simulasi Monte Carlo.
Pemodelan beban dinamis FPSO akibat gelombang diselesaikan dengan perangkat lunak MOSES. Pemodelan FPSO dan
struktur topside module dimodelkan dengan berbagai variasi draft atau sarat air. Untuk menentukan motion struktur, dilakukan
analisis RAO motion struktur. Gerakan yang dominan terjadi pada arah 450 dan 1350. Sedangkan untuk kondisi maksimal pada
tiap gerakan yaitu: RAO surge 0.957 m/m (heading 0), RAO sway 1.307 m/m (heading 90), RAO heave 0.953 m/m (heading
90), RAO roll 2.972 m/m (heading 90), RAO pitch 0.739 m/m (heading 135) dan RAO yaw 0.346 m/m (heading 45). Dari
hasil analisa kekuatan struktur didapat unity chek (UC) maksimum pada berbagai variasi draft atau sarat air yaitu, pada sarat
18.0m kekuatan struktur topside module FPSO tersebut aman dengan (UC) maksimum sebesar 0.923. kemudian pada sarat
16.2m kekuatan struktur topside module FPSO tersebut tidak aman dengan (UC) maksimum sebesar 1.251, kemudian pada
sarat 14.6m kekuatan struktur topside module FPSO tersebut tidak aman dengan (UC) maksimum sebesar 1.311, demikian pula
sampai sarat terendah 13.9m kekuatan struktur topside module FPSO tersebut tidak aman dengan (UC) maksimum sebesar
1.348. Keandalan struktur topside module FPSO berdasarakan perhitungan menggunakan simulasi Monte Carlo didapatkan
keandalan pada variasi sarat air seperti berikut, pada sarat 18.0m keandalannya adalah 0.903 , kemudian pada sarat 16.2m
keandalannya turun menjadi 0.687, kemudian pada sarat 14.6m keandalannya turun menjadi 0.617 demikian pula sampai sarat
terendah 13.9m keandalannya semakin menurun yaitu 0.560. Dari kekuatan struktur dan keandalan pada variasi sarat air
tersebut memperlihatkan bahwa struktur topside module FPSO mempuanyai kekuatan yang aman dan keandalan yang tinggi
pada sarat air 18.0m, sedangkan semakin kecil sarat air FPSO maka kekuatan struktur dan keandalan dari struktur topside
module FPSO akan semakin menurun.
Kata kunci : keandalan, struktur topside module, FPSO, draft, RAO, kekuatan struktur.
1. PENDAHULUAN
Teknologi eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas Topside module merupakan salah satu struktur yang
semakin meningkat dengan seiring meningkatnya ada pada FPSO yang harus diperhitungkan
kebutuhan minyak dan gas. Sehingga teknologi keandalannya terhadap pengaruh beban. Beban yang
pengeboran pada laut dangkal saat ini mulai bergeser mengenai topside module cukup signifikan, yang
pada pengeboran laut dalam, yakni dengan secara umum dapat diklarisifkasikan menjadi dua
menggunakan bangunan terapung (floating). FPSO jenis, yaitu beban statis dan beban dinamis. Beban
(Floating Production Storage and Offloading) pada statis adalah berat dari struktur topside module itu
dasarnya adalah sebuah fasilitas terapung yang sendiri, sedangkan beban dinamis yaitu beban
dioperasikan disuatu ladang minyak dan gas bumi operasional dan beban lingkungan.
lepas pantai yang fungsinya untuk menerima,
memproses, menyimpan dan selanjutnya menyalurkan
minyak dan gas bumi ke pasaran. Banyak fasilitas
produksi yang terdapat di atas geladak FPSO.
Fasilitas-fasilitas tersebut terdiri dari beberapa fasilitas
pemrosesan dan pendukung yang disusun dalam
beberapa topside module, di antaranya adalah gas
processing module, utility module, compression
module, living quarter module, dan power generator
module.
2
perancangan adalah beban angin, arus, dan datar diasumsikan sebagai gaya normal pada
gelombang. permukaan dan gaya pada tanki silinder vertikal,
pipa, dan silinder lain diasumsikan searah dengan
Pada tugas akhir ini, pembebanan difokuskan pada arah angin, sedangkan yang tidak vertikal dapat
beban yang mengenai module. Beban-beban yang dihitung menggunakan formula yang diambil dari
mengenai module di antaranya adalah beban inersia perhitungan arah angin berhubungan dengan gerak
yang disebabkan gelombang, beban angin dan beban objek. Hal tersebut berlaku untuk semua sudut dari
operasional. Beban-beban itulah yang nantinya pendekatan beban angin pada struktur.
digunakan dalam tugas akhir ini. 2.2.3 Beban Arus
Tidak hanya gelombang, beban arus juga merupakan
2.2 Beban Lingkungan salah satu beban lingkungan yang memberikan gaya
2.2.1 Beban Gelombang terhadap offshore structure. Arus akibat pasang surut
Gaya gelombang yang terjadi pada pada struktur memiliki kecepatan yang semakin berkurang seiring
bangunan lepas pantai dapat dihitung menggunakan dengan bertambahnya kedalaman sesuai fungsi non-
tiga cara: linier. Sedangkan arus yang disebabkan oleh angin
memiliki karakter yang sama, tetapi dalam fungsi
1. Persamaan Morison linier.
2. Teori Froude-Krylov
3. Teori Difraksi 2.3 GERAKAN BANGUNAN APUNG
Setiap struktur terapung yang bergerak diatas
Persamaan Morison mengasumsikan bahwa permukaan laut selalu mengalami grakan osilasi.
gelombang terdiri dari dua komponen gaya, yaitu Gerakan osilasi ini terdiri dari 6 macam gerakan ,
gaya inersia dan gaya drag, yang dijumlahkan secara yaitu 3 macam gerakan translasi dan 3 macam
linier. Perhitungan kedua gaya tersebut dilakukan gerakan rotasional dalam 3 arah sumbu gerakan
dengan mempertimbangkan koefisien inersia dan (Battacharyya, 1978).Macam gerakan itu meliputi :
juga koefisien dragnya. Persamaan ini lebih tepat surging, having, sway, yawing, pitching, dan rolling.
digunakan untuk kasus dimana gaya drag merupakan Berikut adalah keenam mode gerakan tersebut
gaya yang dominan terjadi, yang biasanya dijumpai beserta ilustrasi enam mode gerakan bebas pada
pada struktur yang ukuran diameter (D) relatif kecil Gambar 3:
jika dibandingkan dengan panjang gelombangnya
( ) yaitu D 1/5 (Indiyono, 2004). Persamaan
Morison digunakan pada struktur yang berukuran
kecil jika dibandingkan dengan panjang
gelombangnya, sedangkan untuk struktur yang lebih
besar lebih tepat jika perhitungannya mengunakan
teori difraksi. Tetapi untuk struktur yang ukurannya
berada di antara keduanya bisa dihitung
menggunakan Teori Froude-Krylov. Teori ini
menyatakan bahwa gaya gelombang yang terjadi
pada struktur dapat dihitung dengan metode tekanan
akibat gelombang yang terjadi pada permukaan Gambar 3 Six Degrees of Freedom Pada FPSO (Wahyudi, 2009)
struktur. Teori difraksi digunakan pada struktur
besar, karena pada kasus ini gelombang yang 1. Mode gerak translasional
mengenai struktur akan mengalami penyebaran atau - Surge, gerakan transversal arah sumbu x.
difraksi, atau dengan kata lain bahwa kinematik - Sway, gerakan transversal arah sumbu y.
aliran yang tidak terganggu di daerah dekat struktur - Heave, gerakan transversal arah sumbu z.
berubah karena adanya gelombang yang datang. 2. Mode gerak rotasional.
Perubahan kinematik aliran yang tidak terganggu ini - Roll, gerakan rotasional arah sumbu x.
memberikan gaya pada struktur, sehingga perlu - Pitch, gerakan rotasional arah sumbu y.
diperhitungkan. - Yaw, gerakan rotasional arah sumbu z.
⎡ ⎛ ω ⎞ ⎤
−4 ⎢ 2
⎣ 2τ ω o
2 ⎥
⎦
maksimum yang terjadi dengan tingkat probabilitas
S (ω ) = α g ω
2 −5
exp ⎢ − 1, 25 ⎜ ⎟ ⎥γ
⎣⎢ ⎝ ω o ⎠ ⎦⎥ dari suatu kejadian sebesar 62,3% dapat dicari
dengan : dengan persamaan (Chakrabarti, 1987) sebagai
γ = parameter puncak berikut :
τ = parameter bentuk
τa untuk ω ≤ ω0 = 0,07 dan τb untuk ω ≥ ω0 = 0,09 Sedangkan respon extreme maksimum yang
α = 0,0076 (X0)-0,22 mungkin terjadi pada saat proses perancangan dapat
dicari berdasarkan persamaan di atas dengan
2.5 RESPON STRUKTUR mempertimbangkan faktor peluang terlampauinya
Respon pada struktur offshore (baik struktur fixed suatu kejadian α sebagai berikut :
maupun terapung) akibat gelombang reguler dalam
tiap-tiap frekuensi, dapat diketahui dengan
menggunakan metode spectra. Nilai amplitudo pada
dengan:
suatu response secara umum hampir sama dengan
T = lama kejadian badai (sec)
amplitudo gelombang. Bentuk normal suatu
α = kemungkinan kejadian tidak terjadi pada saat
response dari sistem linier tidak berbeda dengan
perancangan (1% - 5%)
bentuk amplitudo gelombang dalam fungsi
frekuensi.
m0 merupakan luasan di bawah kurva spektrum
amplitudo kepadatan energi gelombang dimana
2.5.1 Respon Aplitude Operator (RAO)
luasannya sama dengan varian dari time history
Metode spektra merupakan cara untuk mengetahui
gelombang sedangkan m2 merupakan momen spektra
suatu respon struktur akibat beban gelombang
kecepatan.
reguler dalam tiap-tiap frekuensi. Response
Amplitude Operator (RAO) atau sering disebut
2.6 KONSEP TEGANGAN
sebagai Transfer Function adalah fungsi respon yang
2.6.1 Tegangan Normal
terjadi akibat gelombang dalam rentang frekuensi
Gambar 4 merupakan gambar batang tubular yang
yang mengenai struktur offshore. RAO dapat juga
mengalami pembebanan aksial sebesar Sx. Batang
didefinisikan sebagai hubungan antara amplitudo
tersebut mempunyai luas penampang A. Maka
respon terhadap amplitude gelombang. Dapat
tegangan yang terjadi pada pada batang tersebut
dinyatakan dengan bentuk matematis yaitu (ζrespon /
sesuai dengan persamaan berikut ini:
ζgelombang). Amplitudo respon bisa berupa
gerakan, tegangan, maupun getaran. RAO juga Sx
F= , Dengan A = luas penampang lintang
disebut sebagai Transfer Function karena RAO A
merupakan alat untuk mentransfer beban luar
(gelombang) dalam bentuk respon pada suatu
struktur (Chakrabarty, 1987). Bentuk umum dari
persamaan RAO dalam fungsi frekuensi adalah
Gambar 4Pembebanan aksial pada batang tubular (Popov, 1993)
sebagai berikut :
2.6.2 Tegangan Geser
dengan: Batang penampang bulat juga dapat mengalami
η = amplitude gelombang (m) tegangan geser walau besarnya tidak begitu berarti.
ω = frekuensi angular (rad/s) Penyebab paling besar terjadinya tegangan geser
pada elemen penampang bulat seperti pada kaki
2.5.2 Respon Spektrum struktur jacket adalah momen puntiran aksial. Pada
Respon spektrum didefinisikan sebagai response Gambar 5 tampak batang mengalami pembebanan
energy density pada struktur akibat gelombang, puntiran T pada kedua ujungnya.
dalam hal ini berupa energy density spectrum. Pada
sistem linier, fungsi dari RAO merupakan fungsi
kuadrat. Respon spektrum merupakan perkalian
antara spektrum gelombang dengan RAO kuadrat.
Persamaan dari respon spektrum adalah
(Chakrabarti, 1987) sebagai berikut :
4
R = faktor ketahanan
L = faktor beban