Anda di halaman 1dari 5

ANALISA KEANDALAN STRUKTUR TOPSIDE MODULE FPSO PADA SAAT OPERASI

Ali Akbar Ahmad(1), Wisnu Wardhana(2), Joswan Jusuf Soedjono(3)


1
Mahasiswa Teknik Kelautan, 2,3Staf Pengajar Teknik Kelautan

ABSTRAK

FPSO (Floating Production Storage and Offloading) dalam operasinya mendapatkan pengaruh signifikan dari beban
lingkungan dan operasionalnya. Hal demikian juga akan mempengaruhi komponen-komponen struktur yang ada di atasnya,
termasuk struktur topside module yang berfungsi sebagai pemrosesan minyak dan gas. Konstruksi topside module FPSO
haruslah kuat menahan beban-beban yang terjadi pada saat kondisi operasi. Dalam penelitian ini kekuatan struktur topside
module telah dikaji dengan metode deterministik dan metode probabilistik atau keandalan Pada pengkajian dengan metode
deterministik digunakan perangkat lunak SACS, sedangkan pengkajian keandalan menggunakan simulasi Monte Carlo.
Pemodelan beban dinamis FPSO akibat gelombang diselesaikan dengan perangkat lunak MOSES. Pemodelan FPSO dan
struktur topside module dimodelkan dengan berbagai variasi draft atau sarat air. Untuk menentukan motion struktur, dilakukan
analisis RAO motion struktur. Gerakan yang dominan terjadi pada arah 450 dan 1350. Sedangkan untuk kondisi maksimal pada
tiap gerakan yaitu: RAO surge 0.957 m/m (heading 0), RAO sway 1.307 m/m (heading 90), RAO heave 0.953 m/m (heading
90), RAO roll 2.972 m/m (heading 90), RAO pitch 0.739 m/m (heading 135) dan RAO yaw 0.346 m/m (heading 45). Dari
hasil analisa kekuatan struktur didapat unity chek (UC) maksimum pada berbagai variasi draft atau sarat air yaitu, pada sarat
18.0m kekuatan struktur topside module FPSO tersebut aman dengan (UC) maksimum sebesar 0.923. kemudian pada sarat
16.2m kekuatan struktur topside module FPSO tersebut tidak aman dengan (UC) maksimum sebesar 1.251, kemudian pada
sarat 14.6m kekuatan struktur topside module FPSO tersebut tidak aman dengan (UC) maksimum sebesar 1.311, demikian pula
sampai sarat terendah 13.9m kekuatan struktur topside module FPSO tersebut tidak aman dengan (UC) maksimum sebesar
1.348. Keandalan struktur topside module FPSO berdasarakan perhitungan menggunakan simulasi Monte Carlo didapatkan
keandalan pada variasi sarat air seperti berikut, pada sarat 18.0m keandalannya adalah 0.903 , kemudian pada sarat 16.2m
keandalannya turun menjadi 0.687, kemudian pada sarat 14.6m keandalannya turun menjadi 0.617 demikian pula sampai sarat
terendah 13.9m keandalannya semakin menurun yaitu 0.560. Dari kekuatan struktur dan keandalan pada variasi sarat air
tersebut memperlihatkan bahwa struktur topside module FPSO mempuanyai kekuatan yang aman dan keandalan yang tinggi
pada sarat air 18.0m, sedangkan semakin kecil sarat air FPSO maka kekuatan struktur dan keandalan dari struktur topside
module FPSO akan semakin menurun.

Kata kunci : keandalan, struktur topside module, FPSO, draft, RAO, kekuatan struktur.

1. PENDAHULUAN
Teknologi eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas Topside module merupakan salah satu struktur yang
semakin meningkat dengan seiring meningkatnya ada pada FPSO yang harus diperhitungkan
kebutuhan minyak dan gas. Sehingga teknologi keandalannya terhadap pengaruh beban. Beban yang
pengeboran pada laut dangkal saat ini mulai bergeser mengenai topside module cukup signifikan, yang
pada pengeboran laut dalam, yakni dengan secara umum dapat diklarisifkasikan menjadi dua
menggunakan bangunan terapung (floating). FPSO jenis, yaitu beban statis dan beban dinamis. Beban
(Floating Production Storage and Offloading) pada statis adalah berat dari struktur topside module itu
dasarnya adalah sebuah fasilitas terapung yang sendiri, sedangkan beban dinamis yaitu beban
dioperasikan disuatu ladang minyak dan gas bumi operasional dan beban lingkungan.
lepas pantai yang fungsinya untuk menerima,
memproses, menyimpan dan selanjutnya menyalurkan
minyak dan gas bumi ke pasaran. Banyak fasilitas
produksi yang terdapat di atas geladak FPSO.
Fasilitas-fasilitas tersebut terdiri dari beberapa fasilitas
pemrosesan dan pendukung yang disusun dalam
beberapa topside module, di antaranya adalah gas
processing module, utility module, compression
module, living quarter module, dan power generator
module.

Gambar 2 Struktur Topside Module (McDeermott, 2004)

Dalam tugas akhir ini, obyek yang digunakan adalah


FPSO (Floating Production Storage and Offloading)
yang dioperasikan di Blok Natuna. Displasemen
maksimum dari FPSO tersebut yaitu 255.000 ton
Gambar 1 Struktur Topside Module pada FPSO (Wicaksono,2010) dengan panjang 285 m memiliki kapasitas
1
penyimpanan minyak sebesar 1,0 juta barrel. Badan lambung. Topside Module merupakan struktur yang
FPSO tersebut dibangun dengan bentuk double side, berada di atas FPSO
konfigurasi single bottom tanpa self propulsion.
FPSO tersebut didesain 30 tahun tanpa dry docking Terdapat beberapa module di atas deck FPSO, di
dan peralatan mekanik didesain berumur selama antaranya adalah export compressors module, gas
periode itu dengan hanya dilakukan perawatan rutin. processing module, gas cooling module, utility
Berikut spesifikasi FPSO ditampilkan pada Tabel 1 di module, oil separation module, dan lain-lain.
bawah ini :
2.1 Pembebanan
Tabel 1 Data Spesifikasi FPSO (Conoco, 2002) Dalam proses perancangan struktur lepas pantai
1 LOA 285m (offshore structure), penentuan kemampuan kerja
2 Depth 26m struktur dipengaruhi oleh beban yang bekerja pada
3 Beam 58m struktur tersebut. Perancang harus menentukan
4 Load Line Draft 18.0m akurasi beban yang akan dipakai dalam perancangan
5 Vessel Draft Full 16.2m offshore structure terlebih dahulu. Beban-beban
6 Vessel Draft Medium 14.6m yang harus dipertimbangkan oleh perancang dalam
7 Vessel Draft Light 13.9m perancangan offshore structure adalah sebagai
8 Displacement 255,00ton berikut:
9 Service Life 30years
a. Beban mati (dead load).
Sedangkan module yang akan dibahas adalah topside Beban mati adalah beban dari semua komponen
module yang memiliki berat 1781.8 Ton, berikut kering serta peralatan, perlengkapan dan
profil module tersebut : permesinan yang tidak berubah dari mode operasi
pada suatu struktur, meliputi: berat struktur, berat
Tabel 2 Profil topside modul
peralatan dan berat permesinan yang digunakan
1 TUB 813 : Ø 81.3 x 25.4 thk. dalam proses pengeboran ketika sedang tidak
2 TUB 610 : Ø 61.0 x 25.4 thk. dioperasikan. Pada gas processing module ini
3 PG 1200 : 1200 X 400 X 25.4 X 38.1 yang termasuk beban mati adalah beban struktur
4 PG 800 : 800 X 400 X 25.4 X 38.1 module itu sendiri dan beban peralatan yang
5 SH 200 : 200 x 125 x 9 x 6 terdapat pada module tersebut.
6 SH 400 : 400 x 200 x 13 x 8
7 SH 450 : 450 x 200 x 14 x 9
b. Beban hidup (live load).
8 Channel : 200 x 90 x 11 x 8
Beban hidup adalah beban yang terjadi pada
struktur selama dipakai dan berubah dari mode
operasi satu ke mode operasi yang lain. Contoh
2. DASAR TEORI beban yang termasuk kedalam beban hidup ini
FPSO (Floating Production Storage and Offloading) adalah beban yang diakibatkan oleh
pada dasarnya adalah wahana apung lambung tunggal pengoperasian mesin atau peralatan lainnya pada
berbentuk kapal atau tongkang yang difungsikan suatu struktur yang berhubungan dengan operasi
sebagai fasilitas untuk mengakomodasi aktivitas struktur tersebut. Beban hidup pada gas
produksi migas dan sekaligus menyimpannya di dalam processing module yaitu beban perpipaan yang
tanki-tanki di lambungnya sebelum produk tersebut berubah setiap mode operasi.
ditransfer ke kapal-kapal tanki pengangkut untuk
didistribusikan ke pasaran. Konsep FPSO pada c. Beban akibat kecelakaan (accidental load).
dasarnya diperkenalkan untuk menggantikan sistem Beban kecelakaan merupakan beban yang tidak
kombinasi anjungan produksi dengan fasilitas dapat diduga sebelumnya yang terjadi pada
penyimpanan terapung atau floating storage struktur, misalnya tabrakan dengan kapal
offloading (FSO). Jadi secara prinsip FPSO meng- pemandu operasi, putusnya tali tambat (mooring)
gantikan fungsi kombinasi anjungan produksi dengan dan kebakaran. Pada gas processing module
FSO, baik dalam kasus perairan dalam maupun beban kecelakaan yang mungkin terjadi adalah
perairan dangkal. Integrasi dua fungsi yang dapat akibat kebakaran pada module dan kecelakaan
diakomodasikan dalam satu wahana tentunya dari akibat tertimpa benda (misalnya crane atau
beberapa aspek akan memberikan efisiensi segi teknis struktur lain yang menimpa module). Akan tetapi
dan ekonomisnya, baik pada tahap pembangunan pada tugas akhir, analisis akibat beban kecelakaan
maupun operasinya. tidak diperhitungkan.
Fasilitas produksi biasanya terletak pada production d. Beban lingkungan (environmental load).
deck dan pada umumnya diposisikan 2,5m di atas Beban lingkungan adalah beban yang terjadi
main deck (UKOOA, 2002). Hal ini bertujuan untuk karena dipengaruhi oleh lingkungan dimana suatu
meminimalisir efek dari green water dan untuk struktur lepas pantai dioperasikan atau bekerja.
meminimalisir apabila terjadi ledakan atau api yang Beban lingkungan yang digunakan dalam
mengenai module agar tidak banyak memengaruhi

2
perancangan adalah beban angin, arus, dan datar diasumsikan sebagai gaya normal pada
gelombang. permukaan dan gaya pada tanki silinder vertikal,
pipa, dan silinder lain diasumsikan searah dengan
Pada tugas akhir ini, pembebanan difokuskan pada arah angin, sedangkan yang tidak vertikal dapat
beban yang mengenai module. Beban-beban yang dihitung menggunakan formula yang diambil dari
mengenai module di antaranya adalah beban inersia perhitungan arah angin berhubungan dengan gerak
yang disebabkan gelombang, beban angin dan beban objek. Hal tersebut berlaku untuk semua sudut dari
operasional. Beban-beban itulah yang nantinya pendekatan beban angin pada struktur.
digunakan dalam tugas akhir ini. 2.2.3 Beban Arus
Tidak hanya gelombang, beban arus juga merupakan
2.2 Beban Lingkungan salah satu beban lingkungan yang memberikan gaya
2.2.1 Beban Gelombang terhadap offshore structure. Arus akibat pasang surut
Gaya gelombang yang terjadi pada pada struktur memiliki kecepatan yang semakin berkurang seiring
bangunan lepas pantai dapat dihitung menggunakan dengan bertambahnya kedalaman sesuai fungsi non-
tiga cara: linier. Sedangkan arus yang disebabkan oleh angin
memiliki karakter yang sama, tetapi dalam fungsi
1. Persamaan Morison linier.
2. Teori Froude-Krylov
3. Teori Difraksi 2.3 GERAKAN BANGUNAN APUNG
Setiap struktur terapung yang bergerak diatas
Persamaan Morison mengasumsikan bahwa permukaan laut selalu mengalami grakan osilasi.
gelombang terdiri dari dua komponen gaya, yaitu Gerakan osilasi ini terdiri dari 6 macam gerakan ,
gaya inersia dan gaya drag, yang dijumlahkan secara yaitu 3 macam gerakan translasi dan 3 macam
linier. Perhitungan kedua gaya tersebut dilakukan gerakan rotasional dalam 3 arah sumbu gerakan
dengan mempertimbangkan koefisien inersia dan (Battacharyya, 1978).Macam gerakan itu meliputi :
juga koefisien dragnya. Persamaan ini lebih tepat surging, having, sway, yawing, pitching, dan rolling.
digunakan untuk kasus dimana gaya drag merupakan Berikut adalah keenam mode gerakan tersebut
gaya yang dominan terjadi, yang biasanya dijumpai beserta ilustrasi enam mode gerakan bebas pada
pada struktur yang ukuran diameter (D) relatif kecil Gambar 3:
jika dibandingkan dengan panjang gelombangnya
( ) yaitu D 1/5 (Indiyono, 2004). Persamaan
Morison digunakan pada struktur yang berukuran
kecil jika dibandingkan dengan panjang
gelombangnya, sedangkan untuk struktur yang lebih
besar lebih tepat jika perhitungannya mengunakan
teori difraksi. Tetapi untuk struktur yang ukurannya
berada di antara keduanya bisa dihitung
menggunakan Teori Froude-Krylov. Teori ini
menyatakan bahwa gaya gelombang yang terjadi
pada struktur dapat dihitung dengan metode tekanan
akibat gelombang yang terjadi pada permukaan Gambar 3 Six Degrees of Freedom Pada FPSO (Wahyudi, 2009)
struktur. Teori difraksi digunakan pada struktur
besar, karena pada kasus ini gelombang yang 1. Mode gerak translasional
mengenai struktur akan mengalami penyebaran atau - Surge, gerakan transversal arah sumbu x.
difraksi, atau dengan kata lain bahwa kinematik - Sway, gerakan transversal arah sumbu y.
aliran yang tidak terganggu di daerah dekat struktur - Heave, gerakan transversal arah sumbu z.
berubah karena adanya gelombang yang datang. 2. Mode gerak rotasional.
Perubahan kinematik aliran yang tidak terganggu ini - Roll, gerakan rotasional arah sumbu x.
memberikan gaya pada struktur, sehingga perlu - Pitch, gerakan rotasional arah sumbu y.
diperhitungkan. - Yaw, gerakan rotasional arah sumbu z.

2.2.2 Beban Angin 2.4 SPEKTRA GELOMBANG


Beban lingkungan lain yang bersifat dinamis adalah 2.4.1 Spektrum Gelombang
beban angin, tetapi beberapa struktur akan Spektrum gelombang adalah karakteristik dari suatu
meresponnya pada model statis yang paling gelombang pada perairan tertentu. Yaitu konstribusi
mendekati. Dalam perancangan sebuah offshore intensitas gelombang-gelombang regular dalam
structure pada umumnya, perhitungan beban angin membentuk gelombang acak. Analisis spektrum
disyaratkan untuk didasarkan pada besarnya gelombang dapat menggunakan beberapa teori
kecepatan ekstrim dengan waktu pengulangan 50 spektrum gelombang yang telah ada, antara lain
atau 100 tahun. Semakin lama waktu yang model spektrum JONSWAP, model spektrum
digunakan untuk pengulangan, maka resiko Pierson-Moskowitz, dan lain-lain. Penggunaan
kegagalan semakin besar. Gaya pada permukaan masing-masing teori spektrum gelombang tersebut
berdasarkan beberapa pertimbangan. Salah satu
3
pertimbangan tersebut adalah lokasi spektrum
gelombang yang akan dianalisis. Persamaan spektra dengan :
JONSWAP dikemukakan oleh Hasselman, et al SR = response spectrum (m2-sec)
(1973) berdasarkan percobaan yang dilakukan di S(ω) = spectra gelombang (m2-sec)
daerah North Sea. Persamaan spektrum JONSWAP RAO = response amplitude operator
mewakili angin dengan batasan fetch. Formula atau ω = frekuensi angular (rad/sec)
persamaan untuk spektrum JONSWAP dapat ditulis Response spectra dapat digunakan untuk mengetahui
dengan modifikasi dari persamaan Pierson- besar respon maksimum yang mungkin terjadi dalam
Moskowitz (Chakrabarti, 1987) yaitu : suatu rentang waktu tertentu. Respon extreme
⎡ − (ω − ω o )2 ⎤
exp ⎢ ⎥

⎡ ⎛ ω ⎞ ⎤
−4 ⎢ 2
⎣ 2τ ω o
2 ⎥

maksimum yang terjadi dengan tingkat probabilitas
S (ω ) = α g ω
2 −5
exp ⎢ − 1, 25 ⎜ ⎟ ⎥γ
⎣⎢ ⎝ ω o ⎠ ⎦⎥ dari suatu kejadian sebesar 62,3% dapat dicari
dengan : dengan persamaan (Chakrabarti, 1987) sebagai
γ = parameter puncak berikut :
τ = parameter bentuk
τa untuk ω ≤ ω0 = 0,07 dan τb untuk ω ≥ ω0 = 0,09 Sedangkan respon extreme maksimum yang
α = 0,0076 (X0)-0,22 mungkin terjadi pada saat proses perancangan dapat
dicari berdasarkan persamaan di atas dengan
2.5 RESPON STRUKTUR mempertimbangkan faktor peluang terlampauinya
Respon pada struktur offshore (baik struktur fixed suatu kejadian α sebagai berikut :
maupun terapung) akibat gelombang reguler dalam
tiap-tiap frekuensi, dapat diketahui dengan
menggunakan metode spectra. Nilai amplitudo pada
dengan:
suatu response secara umum hampir sama dengan
T = lama kejadian badai (sec)
amplitudo gelombang. Bentuk normal suatu
α = kemungkinan kejadian tidak terjadi pada saat
response dari sistem linier tidak berbeda dengan
perancangan (1% - 5%)
bentuk amplitudo gelombang dalam fungsi
frekuensi.
m0 merupakan luasan di bawah kurva spektrum
amplitudo kepadatan energi gelombang dimana
2.5.1 Respon Aplitude Operator (RAO)
luasannya sama dengan varian dari time history
Metode spektra merupakan cara untuk mengetahui
gelombang sedangkan m2 merupakan momen spektra
suatu respon struktur akibat beban gelombang
kecepatan.
reguler dalam tiap-tiap frekuensi. Response
Amplitude Operator (RAO) atau sering disebut
2.6 KONSEP TEGANGAN
sebagai Transfer Function adalah fungsi respon yang
2.6.1 Tegangan Normal
terjadi akibat gelombang dalam rentang frekuensi
Gambar 4 merupakan gambar batang tubular yang
yang mengenai struktur offshore. RAO dapat juga
mengalami pembebanan aksial sebesar Sx. Batang
didefinisikan sebagai hubungan antara amplitudo
tersebut mempunyai luas penampang A. Maka
respon terhadap amplitude gelombang. Dapat
tegangan yang terjadi pada pada batang tersebut
dinyatakan dengan bentuk matematis yaitu (ζrespon /
sesuai dengan persamaan berikut ini:
ζgelombang). Amplitudo respon bisa berupa
gerakan, tegangan, maupun getaran. RAO juga Sx
F= , Dengan A = luas penampang lintang
disebut sebagai Transfer Function karena RAO A
merupakan alat untuk mentransfer beban luar
(gelombang) dalam bentuk respon pada suatu
struktur (Chakrabarty, 1987). Bentuk umum dari
persamaan RAO dalam fungsi frekuensi adalah
Gambar 4Pembebanan aksial pada batang tubular (Popov, 1993)
sebagai berikut :
2.6.2 Tegangan Geser
dengan: Batang penampang bulat juga dapat mengalami
η = amplitude gelombang (m) tegangan geser walau besarnya tidak begitu berarti.
ω = frekuensi angular (rad/s) Penyebab paling besar terjadinya tegangan geser
pada elemen penampang bulat seperti pada kaki
2.5.2 Respon Spektrum struktur jacket adalah momen puntiran aksial. Pada
Respon spektrum didefinisikan sebagai response Gambar 5 tampak batang mengalami pembebanan
energy density pada struktur akibat gelombang, puntiran T pada kedua ujungnya.
dalam hal ini berupa energy density spectrum. Pada
sistem linier, fungsi dari RAO merupakan fungsi
kuadrat. Respon spektrum merupakan perkalian
antara spektrum gelombang dengan RAO kuadrat.
Persamaan dari respon spektrum adalah
(Chakrabarti, 1987) sebagai berikut :

4
R = faktor ketahanan
L = faktor beban

Dari persamaan umum di atas, disesuaikan dengan


permasalahan yang digunakan dalam moda
kegagalan. Persamaan yang digunakan yaitu:
MK : UC-1 < 0 aman
Gambar 5 Gaya puntiran pada batang silinder (Popov, 1993) UC-1 > 0 gagal , Dengan :
MK = Moda kegagalan
Tegangan maksimum yang terjadi pada permukaan luar Unsur pokok yang diperlukan dalam simulasi Monte
batang dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Carlo adalah random number generator. Prinsip
T.R dasar metode ini adalah sampling numerik dengan
σ= Dengan: bantuan random number generator (RNG), dimana
J
simulasi dilakukan dengan mengambil beberapa
J = Momen inersia kutub
sampel dari perubah acak berdasarkan distribusi
T = Momen torsi terkonsentrasi
peluang perubah acak tersebut. Sampel yang diambil
R = Jari-jari penampang batang
tersebut dipakai sebagai input dalam persamaan
Tegangan geser yang bekerja pada penampang melintang fungsi kinerja FK(X), dan harga FK(X) kemudian
dihitung. Jika nilai FK(X) < 0 dan jumlah sampel
lingkaran selalu berarah tegak lurus jari-jari dan
mempunyai arah yang sama dengan momen puntir. tersebut adalah N maka sistem yang ditinjau
dianggap gagal sejumlah n kali. Sehingga peluang
kegagalan sistem adalah rasio antara jumlah kejadian
2.6.3 Kriteria Tegangan Ijin
gagal dengan jumlah sampel,
2.6.3.1 Tegangan Tarik Aksial
Tegangan tarik ijin Ft menurut API RP 2A (2002), Pf=n/N
dengan:
untuk member silinder ditentukan dari:
n = jumlah kejadian yang gagal
Ft = 0.6Fy. , N = jumlah sampel
Pf = peluang kegagalan
Dengan : Fy adalah kekuatan yield (Mpa)
Maka keandalan dapat dicari dengan cara sebagai
2.6.3.2 Kombinasi Tekan Aksial dan Bending Member
berikut:
Silinder
Pada API RP 2A WSD (2002) dapat dijelaskan
bahwa member silinder ditujukan pada kombinasi dengan:
antara kompresi dan regangan yang harus K = keandalan
diproporsionalkan pada kedua persyaratan berikut
: 3. METODELOGI
fa Cm f bx2 + f by2 Melakukan studi literature buku-buku dan jurnal-
+ ≤ 1 .0
Fa ⎛ fa ⎞ jurnal yang berkaitan dengan karakteristik gerakan
⎜1 − ' ⎟ Fb

⎝ fe ⎟

bangunan apung dan analisa tegangan pada struktur
topside module FPSO. Selain itu juga dilakukan
fa f bx2 + f by2 pencarian mengenai data-data FPSO dan Topside
+ ≤ 1. 0
0.6 Fy Fb Module sebagai obyek tugas akhir.
Dengan:
Fa = tegangan aksial yang diijinkan, N Pemodelan FPSO dengan AutoCAD berupa lines
fa = tegangan aksial, N plan untuk mempermudah dalam penentuan
Fb = tegangan bending yang diijinkan, N koordinat dan pengukuran dimensi. Selain itu
fb = Tegangan bending, N pemodelan dalam AutoCAD juga mempermudah
Cm = Faktor reduksi dalam memahami bentuk dari struktur secara visual.
Mengkonversi pemodelan yang dilakukan di
2.7 KEANDALAN AutoCAD ke dalam Maxsurf secara lebih detail dan
Pada analisis keandalan pada topside module, moda spesifik, karena dalam pemodelan Maxsurf bagian
kegagalan pada kombinasi Tekan Aksial dan section, buttock, dan waterline juga dimodelkan.
Bending Member yang direpresentasikan dalam Dimensi-dimensi utama yang didapat dari lines plan
unity check member (UC) yang berfungsi sebagai di-generate ke dalam Maxsurf. Koordinat-koordinat
variabel acak dan angka 1 sebagai faktor kekuatan dari Maxsurf kemudian dikonversi ke dalam MOSES
atau ketahanan, Jadi topside module dikatakan gagal (Multi Operasional Structural Engineering
apabila tegangan yang berlaku pada member Simulator). Untuk pemodelan dan perhitungan
melebihi kekuatan nominalnya. Persamaan umum hidrostatis dilakukan dengan MOSES 7.0, sedangkan
dari moda kegagalan seperti di bawah ini: untuk perhitungan hidrodinamis menggunakan
M=R–L MOSES 6.0.
dengan :
5

Anda mungkin juga menyukai