Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Distensibilitas vena-vena di leher dapat memperlihatkan adanya perubahan
volume dan tekanan di dalam atrium kanan. Terdapat 2 buah vena jugularis
pada leher yaitu vena jugularis interna dan vena jugularis eksterna.
Pemeriksaan JVP menunjukkan keadaan ‘input’ jantung. Vena jugularis yang
biasa digunakan yakni vena jugluaris interna karena berhubungan langsung
dengan vena cava superior dan atrium kanan. (Waskito, 2008)
Tekanan normal pada atrium kanan ekuivalen dengan tekanan kolom
darah setinggi 10-12 cm. Jadi, apabila pasien berdiri atau duduk tegak, vena
jugularis interna akan kolaps dan bila pasien berbaring, vena terisi penuh. Bila
pasien berbaring sekitar 45°, maka pulsasi vena jugularis akan tampak tepat di
atas klavikula; maka posisi ini digunakan untuk pemeriksaan denyut vena
jugularis (JVP) (Gambar 1). Kepala pasien diletakkan pada bantal, dengan
leher fleksi dan pandangan lurus ke depan. Sebaiknya tidak menegangkan
muskulus sternomastoid, karena vena jugularis interna tepat berada di
bawahnya. (Waskito, 2008)

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana cara melakukan pemeriksaan JVP?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum
mahasiswa mampu melakukan demonstrasi pengukuran JVP
1.3.2 Tujuan khusus:
a. Mahasiswa mampu menyebutkan pengertian pengukuran JVP
b. Mampu menyebutkan tujuan pengukuran JVP
c. Mampu menyebutkan indikasi dan kontra indikasi pengukuran JVP

1
d. Mampu menyebutkan alat-alat yang diperlukan untuk prosedur
pengukuran JVP
e. Mampu melakukan demonstrasi pengukuran JVP

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Jugular vena pressure (JVP) atau tekanan system vena yang dapat diamati
secara tidak langsung. Pengukuran system sirkulasi vena sendiri dapat
dilakukan dengan metode invasive memasukkan kateter yang dihubungkan
dengan sphygmomanometer melalui vena subclavia dextra yang diteruskan
hingga ke vena centralis (vena cava superior).
Namun, karena pertimbangan harga dan risiko yang besar, maka dilakukan
metode non-invasif dengan menggunakan vena jugularis (externa dexter)
sebagai pengganti sphygmomanometer dengan titik nol (zero point) di tengah
atrium kanan. Titik ini kira-kira berada pada perpotongan antara garis tegak
lurus dari angulus Ludovici ke bidang yang dibentuk kedua linea midaxillaris.
Vena jugularis tidak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak. Ia baru
terlihat pada posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus
sternocleidomastoideus. JVP yang meningkat adalah tanda klasik hipertensi
vena (seperti gagal jantung kanan). Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai
distensi vena jugularis, yaitu JVP tampak hingga setinggi leher; jauh lebih
tinggi daripada normal.
Distensibilitas vena-vena di leher dapat memperlihatkan adanya perubahan
volume dan tekanan di dalam atrium kanan.Vena jugular merupakan salah
satu vena yang terdapat di area leher. Terdapat 2 buah vena jugular yaitu vena
jugular internal dan vena jugular eksternal Untuk mendeteksi tekanan vena
sentral (CVP) lebih reliabel melalui vena jugular interna dari pada vena
jugular eksterna. Namun vena jugular interna terletak lebih dalam—
dibelakang musculus sternokleidomastoideus —sehingga sering tidak tampak
dari permukaan kulit. Sedangkan vena jugular eksterna dapat lebih mudah
melebar/membesar walaupun hanya dengan sedikit provokasi seperti dengan
menahan napas, menengokan leher, dan dengan pemakaian pakaian yang
sempit didaerah leher atau diatas area thorak. JVP normal adalah < 4 cm H2O
di atas sendi manubriosternal (angulus sternalis), saat pasien berbaring

3
setengah tidur telentang (30°-40°), di mana ujung atas kolom vena sistemik
berada di bawah atau hannya kelihatan sedikit di atas angulus sternalis. Ujung
atas kolom vena akan terlihat lebih mudah jika pasien mengubah posisi lebih
horizontal dan ada yang menganjurkan menggunakan refluks hepato jugularis.

2.2 TUJUAN PENGUKURAN JVP


Tujuan pengukuran JVP adalah untuk melihat adanya distensi vena
jugularis dan memperkirakan tekanan vena sentral (CVP). Distensi vena-vena
dileher dapat memperlihatkan adanya perubahan volume dan tekanan di dalam
atrium kanan.Vena jugularis merupakan salah satu vena yang terdapat di area
leher. Di leher terdapat 2 buah vena jugular yaitu vena jugular internal dan
vena jugular eksternal.
Vena jugular interna terletak lebih dalam dibelakang otot
sternokleidomastoideus sehingga sering tidak tamapk dari permukaan kulit.
padahal tekanan vena sentral (CVP) lebih reliabel melalui vena jugular interna
dari pada vena jugular eksterna. Sedangkan vena jugular eksterna dapat lebih
mudah melebar/membesar saat menahan napas, menengokan leher, dan
dengan pemakaian pakaian yang sempit didaerah leher atau diatas area thorak.

2.3 INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN KOMPLIKASI PADA


PENGUKURAN JVP
1) Indikasi
a. Pasien yang menerima operasi jantung sehingga statussirkulasi
sangat penting diketahui
b. Pasien yang mendapat obat vasoaktif, nutrisi parenteral, atau
jika vena perifer tidak adekuat
c. Pasien dengan distensi unilateral
d. Pasien dengan trauma mayor
e. Pasien yang sering diambil darah venanya untuk sampel tes
laboratorium
f. Pasien yang diberi cairan IV secara cepat

4
Sumber lain menyebutkan bahwa indikasi pengukuran JVP
diklasifikasikan berdasarkan jenis masalahnya apakah faktor kardiak atau
non-kardiak, berikut adalah klasifikasinya:
Karena masalah cardiac :
a. Gagal jantung kanan sekunder, selanjutnya gagal jantung kiri.
b. Gagal jantung kanan
c. Cor pulmunal
d. Stenosis katup trikuspid atau pulmonal
e. Efusi perikardial atau tamponade
f. Restriktif cardiomiopati atau constriktif perikarditis
g. Lesi pada jantung kanan
Masalah non cardiac :
a. Obstruksi vena kava superior
b. Peningkatan volume darah
c. Peningkatan intrathorax sampai dengan tekanan positif ventilasi
mekanik, manuver valsava, peny. Obstruksi jalan nafas, tension
pneumothorax
d. Peningkatan tek.intra abdomen s.d kehamilan,obesitas,ascites

2) Kontraindikasi
Pengukuran JVP tidak dilakukan pada pasien dengan :
a. SVC sindrom.
b. Infeksi pada area insersi.
c. Koagulopati.
d. Insersi kawat pacemaker
e. Disfungsi kontralateral diafragma
f. Pembedahan leher

3) Komplikasi yang Mungkin Terjadi


a. Hematoma local
b. Sepsis
c. Disritmia

5
d. Tamponade perikard
e. Bakteriemia
f. Emboli udara
g. Pneumotoraks

2.4 KOMPETENSI DASAR YANG HARUS DIMILIKI OLEH PERAWAT


DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN JVP
a. Mengetahui anatomi dan fisiologi tubuh, khususnya tentang vena
jugularis. Vena yang paling mudah dijangkau adalah vena jugularis interna
dan eksterna di leher. Kedua vena mengalir secara bilateral dari kepala dan
leher ke dalam vena kava superior. Jugularis interna terletak lebih dalam,
sepanjang arteri carotid. Normalnya, pada saat pososo klien berbaring
terlentang, vena jugularis eksterna terdistensi sehingga mudah terlihat.
Sebaliknya saat posisi duduk, vena jugularis eksterna biasanya tenggelam.
Tetapi klien dengan penyakit jantung dapat mengalami distensi vena
jugularis saat duduk. Vena yang paling mudah dijangkau adalah
vena jugularis interna dan eksterna di leher. Kedua vena mengalir
secara bilateral dari kepala dan leher ke dalam vena kava superior.
Jugularisinterna terletak lebih dalam , sepanjang arteri carotid. Normalnya,
padasaat posisi klien berbaring telentang, vena jugularis eksterna
terdistensisehingga mudah terlihat. Sebaliknya saat posisi duduk, vena
jugularis eksterna biasanya tenggelam. Tetapi klien dengan penyakit
jantung dapatmengalami distensi vena jugularis saat duduk.
b. Mengetahui patofisiologi terkait vena jugularis, misal terkait masalah
jantung (CHF, infark, serosis hati, penyakit ginjal yng terkait dengan
overload cairan).
c. Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan keabnormalan
vena jugularis.
d. Point tertinggi pulsasi vena disebut “kepala”. Tinggi kepala ini
bervariasi pada respirasi: menurun pada inspirasi ketika tekanan negative
(tekanan intrathorax meningkatkan kembalinya aliran vena ke jantung) dan
meningkat pada inspirasi saat tekanan positif (intratoraks ‘impedes’ aliran

6
vena ke jantung). Rata-rata dari aliran ini (antara inspirasi dan ekspirasi)
mencerminkan tekanan hidrostatik di atrium kanan, nilai normalnya 6-11
cmH2O
e. Jugular venous pressure (JVP) biasanya diperlihatkan sebagai tinggi
vertical pembuluh vena (cm) dihubungkan dengan sudut sternum (angel of
Louis)
f. Dengan bantuan 2 buah penggaris, tinggi vertikal yang dihubungkan sudut
sternum dapat ditentukan dengan “method of triangulation”.
g. Sudut sternum terletak 5 cm diatas atrium kanan pada dewasa (tidak
berubah meskipun pada posisi supinasi, semifowler, fowler atau duduk).
h. Tekanan hidrostatik di atrium kanan (cm H2O) setara dengan tinggi
vertical (cm) “kepala” vena diatas sudut sterna ditambah 5cm.
i. Pada kondisi klien yang normal, “kepala” pulsasi vena jugular biasanya
terlihat setinggi klavikula saat posisi tubuh dinaikkan dengan sudut 45°
j. JVP dengan nilai lebih dari 5cm diatas sudut sterna disebut terjadi
peningkatan

2.5 ASPEK KEAMANAN DAN KESELAMATAN YANG HARUS


DIPERHATIKAN
1) Posisi pasien, nyaman atau belum
2) Memastikan leher dan thoraks telah terbuka
3) Menghindari hiperekstensi atau fleksi leher
4) Mengkaji tingkat kesadaran pasien
5) Memasang restrain

2.6 PROSEDUR PENGUKURAN JVP


1) Peralatan
 2 buah penggaris (skala centimeter) dan alat tulis
 Senter
 Bed pasien
 Bantal sesuai kebutuhan
2) Prosedur

7
a. Atur klien pada posisi supine dan rileks
b. Tempat tidur bagian kepala ditinggikan:
 15° - 30° (Luckman & Sorensen, 1993, p 1112; Lanros &
Barber, 1997, p. 141)
 30° - 45° (LeMone & Burke, 2000, p. 1188)
 45° - 90° pada klien yg mengalami peningkatan tekanan
atrium kanan yang cukup bermakna (Luckman & Sorensen,
1993, p 1112).
c. Gunakan bantal untuk menopang kepala klien dan hindari fleksi
leher yang tajam untuk memastikan bahwa vena tidak teregang
atau keriting, pastikan bahwa leher dan toraks atas sudah terbuka
d. Kepala menengok menjauhi arah pemeriksa
e. Lepaskan pekaian yang sempit/menekan leher atau thorak bagian
atas.
f. Gunakan lampu senter dari arah miring untuk melihat bayangan
(shadows) vena jugularis. Identifikasi pulsasi vena jugular interna,
jika tidak tampak gunakan vena jugular eksterna

g. Tentukan titik tertinggi di mana pulsasi vena jugular


interna/eksterna dapat dilihat (Meniscus).

8
h. Pakailah sudut sternum (sendi manubrium) sebagai tempat untuk
mengukur tinggi pulsasi vena. Titik ini ± 4 – 5 cm di atas pusat
dari atrium kanan.
i. Gunakan penggaris.
 Penggaris ke-1 diletakan secara tegak (vertikal), dimana
salah satu ujungnya menempel pada sudut sternum
 Penggaris ke-2 diletakan mendatar (horizontal), dimana
ujung yang satu tepat di titik tertinggi pulsasi vena
(meniscus), sementara ujung lainnya ditempelkan pada
penggaris ke-1. Angulus ludocivi (patokan jarak dari vena
cava superior + 5 cm /selanjutnya disebut R cm). Bila
permukaan titik kolaps vena jugularis berada 5 cm
di bawah bidang horizontal yang melalui angulus ludovici,
maka tekanan vena jugularis (CVP) sama dengan R-5 cm
H2O, sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm diatas berarti
CVP R + 2 cm H2O. Bila hasil CVP kiri dan kanan
berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah

j. Ukurlah jarak vertikal (tinggi) antara sudut sternum dan titik


tertinggi pulsasi vena (meniscus)
k. Nilai normal: kurang dari 3 atau 4 cm diatas sudut sternum, pada
posisi tempet tidur bagian kepala ditinggikan 30° - 45° (Luckman
& Sorensen,1993, p. 1113)
l. Catat hasilnya. Menulis dan membaca hasil. Misal = 5+25: adalah
jarak dari atrium ka ke sudut manubrium +2: hasilnya—meniscus

9
Hal-hal penting yang harus diperhatikan perawat dalam melakukan
tindakan:
a. Kebersihan diri perawat saat melakukan pengukuran
b. Privacy klien
c. Kenyamanan, keselatamatan dan keamanan pasien
d. Ketelitian dalam melakukan inpeksi dan pengukuran
e. Keruntutan prosedur dan tindakan

Hal-hal penting yang harus didokumentasikan setelah melakukan


tindakan:
a. Tingkat kesadaran klien
b. Pernapasan klien
c. Suhu klien
d. Penampakan fisik klien : dilihat keabnormalan yang terjadi, misal
edema.
e. Bentuk, dan penampakan fisik vena jugularis
f. Hasil pengukuran :tekanan bilateral yang diperoleh

2.7 INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN JVP


Ada beberapa penyebab peningkatan JVP, yaitu:
1. Masalah kardiovaskuler :
 Gagal jantung kanan atau kiri
 Cor pulmunal
 Stenosis katup trikuspid atau pulmonal
 Efusi perikardial atau tamponade
 Restriktif cardiomiopati atau constriktif perikarditis
 Lesi pada jantung kanan.
 Regurgitasi tricuspid
 Perikardial tamponade

2. Masalah non-kardiovaskuler :
 Obstruksi vena cava superior

10
 Peningkatan volume darah
 Peningkatan tekanan intrathoraks
 Peningkatan tekanan intraabdomen. Sebaliknya JVP bisa tidak
terlihat (selain normal), bisa pada pasien yang mengalami deplesi
volume eksternal.

Perbedaan antara denyut vena jugularis dengan arteri carotis Venous

Vena Jugularis Arteri Karotis


Berdenyut ke dalam Berdenyut keluar
Dua puncak dalam satu siklus (pada Satu puncak dalam satu siklus
irama sinus)
Dipengaruhi oleh kompresi abdomen Tidak dipengaruhi oleh kompresi
abdomen
Dapat menggeser earlobes (bila Tidak menggeser earlobes
tekanan vena meningkat)

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Tujuan pengukuran JVP adalah untuk melihat adanya distensi vena
jugularis dan memperkirakan tekanan vena sentral (CVP). Distensi vena-vena
dileher dapat memperlihatkan adanya perubahan volume dan tekanan di dalam
atrium kanan.Vena jugularis merupakan salah satu vena yang terdapat di area
leher. Di leher terdapat 2 buah vena jugular yaitu vena jugular internal dan
vena jugular eksternal.
Ada beberapa penyebab peningkatan JVP, yaitu:
3. Masalah kardiovaskuler :
 Gagal jantung kanan atau kiri
 Cor pulmunal
 Stenosis katup trikuspid atau pulmonal
 Efusi perikardial atau tamponade
 Restriktif cardiomiopati atau constriktif perikarditis
 Lesi pada jantung kanan.
 Regurgitasi tricuspid
 Perikardial tamponade

4. Masalah non-kardiovaskuler :
 Obstruksi vena cava superior
 Peningkatan volume darah
 Peningkatan tekanan intrathoraks
 Peningkatan tekanan intraabdomen. Sebaliknya JVP bisa tidak
terlihat (selain normal), bisa pada pasien yang mengalami deplesi
volume eksternal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Luckmann & Sorensen. (1993).Medical surgical nursing a psychophysiology


capproach.(Ed ke 4.).Philadelphia:
W.B. Saunder Company.Potter&Perry.(2005).Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Vol.1.(Ed. ke-4).Jakarta:EGC.
Rokhaeni H. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta:
Bidang Diklat RS Jantung Harapan Kita Altman: Nursing Skills.
Hendria 1971.Apa yang Dimaksud dengan Jugularis Venous Pressure (JVP)?
.http://hendria71.wordpress.com/2010/06/28/apa-saja-penyebab-peningkatan-jvp/
(8 Oktober 2010)

13

Anda mungkin juga menyukai